"Kau pikir kau saja yang punya jurus?"
Han membuang pandangannya pada Xue Zhan, wajah pemuda itu pucat pasi. Namun dia menyimpan semua beban berat di pundaknya dengan selalu tersenyum. Senyuman Xue Zhan makin membuat Han kesal.
Xiao Long mengerutkan dahinya, "Aku tidak pernah melihatmu berlatih sungguhan. Memangnya jurus apa yang kau pakai sampai bisa menghadapi semua bandit sendirian?"
Han melongok pergi. "Jurus Melarikan Diri."
Sayangnya perasaan Han sedang buruk untuk menertawai Xiao Long. Keadaan di kediaman ini benar-benar sedang kacau. Lagi dan lagi Han merasa mereka terlibat urusan orang yang sangat merepotkan. Tak lebih dari lima belas anggota klan Xue tertinggal dan hanya dipimpin oleh Tuan Muda berusia 16 tahun. Semua orang-orang penting sudah disingkirkan. Dan sekarang, Xue Zhan harus berdiri sendirian untuk melindungi keluarganya dari kelompok pembunuh.
Xiao Long berujar sebelum perg
Dua hari belakangan, Xue Zhan mengirimkan beberapa surat pada orang-orang yang dipercaya untuk membantu keluarga Xue. Termasuk membawa para pendekar ternama yang dikatakan memiliki kemampuan hebat. Klan Xue memiliki cukup banyak uang untuk menyewa mereka. Karena bagi Xue Zhan, masalah ini bukan lagi tentang pembalasan dendam melainkan tentang harga diri klan mereka."Jadi, hari ini mereka akan datang?"Xue Zhan masih terus memperhatikan langit sore di mana matahari bersinar redup, awan-awan mendung menutupi sinarnya yang hangat. Sebentar lagi badai akan datang. Masih Dengan pandangan terpaku ke atas Xue Zhan berucap."Benar."Salah seorang pelayan datang memberitahu bahwa aula pertemuan sudah disiapkan. Menurut perhitungannya, orang-orang itu akaan datang tak lama lagi. Xue Zhan sedikit gugup sebab yang dihadapinya adalah lima pendekar pedang yang memiliki nama di pertempuran."Aku tidak tahu apakah aku bisa menghadapi mereka atau tidak."
Berbeda dengan lainnya yang pesimis, Chong Su mengatakan bahwa mereka masih memiliki kesempatan menang. Semua itu tergantung bagaimana taktik dan rencana. Ada beberapa hal yang pada akhirnya membuat Qiu Ying berpikir bahwa perkataan laki-laki itu ada benarnya."Apa yang kau katakan benar sekali, Saudara Chong. Aku pernah bertarung melawan dua belas orang bandit. Dan kemenangan itu adalah berkat rencana hebat dari salah seorang rekanku."Chong Su tertarik mendengarnya. "Benarkah? Orang itu pasti sangat pintar. Tapi ada beberapa orang yang hanya pintar dalam strategi, tapi lemah dalam pertarungan. Aku sering melihatnya," ujar Chong Su. Qiu Ying menyela."Aku katakan padamu, orang itu membunuh hampir setengah dari musuh kami."Xi Wang menopang telapak tangannya pada paha dengan wajah dimajukan. "Lain kali kenalkan aku padanya, aku benar-benar ingin bertarung dengannya."Pembicaraan keduanya jelas menarik perhatian Xue Zhan."Apakah Tuan bis
Xue Zhan tak menaruh curiga pada Luo Lu karena sebelumnya ayahnya telah mengenal laki-laki itu. Luo Lu pergi menaiki kuda yang ditawarkan salah satu laki-laki dari klan Xue.Sekarang hanya tersisa mereka. Xiao Long tak mengeluarkan suara sedari tadi, Han tidak heran lagi dengan sikapnya itu. Yang jelas, Xiao Long pasti sedang memikirkan cara untuk memenangkan pertarungan ini."Apa kau membutuhkan sesuatu?" Xue Zhan bertanya pada Xiao Long kebingungan. Baru kali ini, Xue Zhan diacuhkan. Dia melihat Han yang berdiri di ujung pintu seperti sedang menertawakannya. Piao, Qiu Ying dan juga Chong Su sibuk bercengkrama selayaknya orang tua yang telah dipisahkan puluhan tahun. Sehingga kini hanya Xue Zhan dan Xiao Long yang diam. Xiao Long tiba-tiba saja berdiri dan pergi dari sana.Tiga hari setelahnya berlalu sangat cepat, Luo Lu kembali dengan dua orang. Sekembalinya dari sana, Xue Zhan langsung membawanya masuk. Beberapa yang lain sedang sibuk dengan urusan
"Tuan, sudah aku katakan aku tak bisa!""Kami akan membayar mahal untukmu."Rayuan Xiao Long sama sekali tidak mempengaruhi Tong Fu, gelagat cemas terlihat di wajah laki-laki itu, jelas dia tak berani berkhianat pada orang-orang di Iblis Menara."Aku sudah bekerja bertahun-tahun dengan mereka. Mereka tahu siapa aku, bahkan seluk beluk keluargaku. Jika mereka tahu akan hal ini, dua putriku yang akan menanggung akibatnya," gumam Tong Fu kembali dengan pekerjaannya. Dia membereskan beberapa barang. Lalu memberikan peringatan terakhir pada Xiao Long dan juga Han."Mohon pergi dari rumahku sebelum mereka menemukan kalian. Ini semua bukan hanya tentang misimu tapi juga demi keselamatan keluargaku."Xiao Long dan Han terpaksa keluar dari sana, dengan muka tanpa harapan. Sudah berapa kali mereka mengunjungi rumah Tong Fu dan selalu mendapatkan jawaban sama; tidak. Lelah dengan upaya yang sia-sia ini, Han bergumam kesal."Apa tidak ada cara lai
Han menempelkan badannya di dinding saat melihat segerombolan orang lewat, cahaya obor mereka menyorot keduanya. Beruntung tak satupun dari mereka menyadari.Xiao Long menunjuk satu tempat, "Di samping rumah itu. Kau tunggu aba-aba dariku sebelum membidik. Pastikan kau mengenai ranjau tepat waktu.""Tidak perlu memerintahku," kata Han jengkel. Keduanya berpisah, masuk ke dalam rumah yang saling bersebelahan. Xiao Long meletakkan lima benda itu di depan halaman rumah. Lalu dia masuk ke dalam rumah dan membakar tumpukan jerami hingga mengeluarkan asap tebal.Pertanda dari asap di rumah itu menjadi sinyal bahwa Xiao Long berhasil membakarnya. Piao, Xi Wang, Chong Su, Luo Lu dan juga Xue Zhan mulai bersiap-siap. Mereka mendengarkan sebuah ledakan kecil di dekat pintu gerbang dibarengi teriakan serta bau amis darah. Pintu gerbang terbuka. Xiao Long terlihat di sana, wajahnya terciprat oleh darah. Dan kini dia telah membawa busur dan anak panah.
Saat berhasil bangkit, Xiao Long berduel langsung dengan yang paling lincah di antara mereka bertiga. Baru kali ini, Xiao Long merasakan pertarungan antara hidup dan mati, di mana nyawanya benar-benar berada di ujung pedang. Setiap gerakan cepat lawannya sangat sulit ditebak, orang itu sangatlah liar. Dibandingkan berlatih dasar-dasar pedang, tampaknya dia lebih sering bertarung langsung dengan musuhnya."Utusan dari mana kau? Sayang sekali kau mengantarkan nyawamu kemari, sudah begitu banyak orang datang ke tempat ini dan berakhir terbunuh. Tidak akan ada yang mau memakamkan mayatmu, hahaha. Oh, pastikan juga kau membawa barang berharga yang bisa kami jual selepas kematianmu nanti."Xiao Long ingin mengakhiri duel itu dengan satu tarikan pedang melintang, pedangnya ditangkis. Dengan tangan terangkat, bagian perut Xiao Long terbuka membuka celah lebar.Begitu cepat terjadi, darah di perut Xiao Long mengucur deras. Dia memegangnya kesakitan, lalu jatuh telu
"Chong Su!"Piao mengejar laki-laki itu, bersama Luo Lu dan Xiao Long yang segera berdiri di belakangnya menangkal anak panah yang datang. Xiao Long segera menarik Chong Su ke tempat yang aman. Mencabut anak panah di sana, dia mengeluarkan serbuk-serbuk obat yang telah dibuatnya beberapa hari lalu. Sambil menempelkan ke bekas tusukan panah, Xiao Long menyembuhkannya dengan kekuatan.Nyawa Chong Su berhasil diselamatkan, tapi musuh telanjur tahu letak keberadaan mereka. Xue Zhan memeriksa keadaan Chong Su, wajahnya sangat prihatin."Saudara Chong mungkin tak akan sanggup untuk bertarung lagi. Biar aku menjaganya.""Tidak bisa. Ini akan membahayakan nyawamu," tolak Luo Lu mentah-mentah. Xiao Long mengiyakannya. Dia mengangkat wajah, mendengar suara teriakan disertai bunyi berdebam keras. Han pasti sudah melacak keberadaan para pemanah itu. Xiao Long mengecek beberapa orang yang terkena.Dari tempat mereka, Xiao Long dapat melihat Han memunc
Xiao Long mengambil alih pertarungan Qiu Ying, jika membiarkan ini lebih lama Xiao Long yakin sesuatu yang buruk akan terjadi.Qiu Ying jatuh terkapar di atas tanah. Han segera datang, menyeret Qiu Ying ke dalam tempat persembunyian mereka.Iblis Menara mendecih. "Mimpi apa aku semalam dihadapkan bocah tengik sepertimu?" Dia tidak habis pikir, matanya di balik topeng terus memindai Xiao Long. Tatapannya berhenti pada pedang hitam di tangan Xiao Long."Pedang itu-?! Kenapa kau memilikinya?!" kaget Iblis Menara tak main-main. Dia segera menelan ludah ketakutan. Merasa lawannya sangat berbahaya. Tak bisa dipungkiri, senjata itu memiliki masa lalu kelam, ribuan nyawa berjatuhan, hal itu lah yang membuat Pedang Hitam semakin tajam. Saat senjata lain berkarat atau patah seiring berjalannya waktu, Pedang Hitam justru akan semakin kuat dan tajam.Xiao Long tak tahu mengapa Iblis Menara begitu ketakutan. Dia mengangkat pedang itu. "Kau takut?""Hanya