"Kamu belum memperlihatkan Senjata Suci itu padaku. Jangan bilang kamu memberikannya pada pemuda itu!"
Kata-kata itu diucapkan oleh seorang pria bernama Yao Yifeng. Ia tidak lain adalah kakak angkat dari Yao Xiaoli. Usia mereka terpaut cukup jauh, lebih dari sepuluh tahun.Saat ini, mereka berdua sedang menunggang kuda untuk menuju markas utama sekte Elang Langit yang berada di ibukota."Untuk apa aku memberikan pusaka itu padanya! Senjata Suci itu masih berada di tanganku!" Yao Xiaoli membalas perkataan sang kakak."Ayolah... tunjukkan padaku! Aku tidak akan merebutnya darimu!"Yao Xiaoli mengambil sesuatu dari dalam. pakaiannya. Sebuah tombak berukuran sebesar jari telunjuk. Benda itu adalah sebuah Senjata Suci.Pada dasarnya, Senjata Suci memang bisa diubah menjadi berukuran kecil agar mudah disimpan."Tombak Dewa Angin! Jadi, itu Senjata Suci yang berada di kuil itu!" ucap Yao Yifeng.Yao Xiaoli tersenyum menanggapi perkataan Yao Yifeng. TomZhao Lin kembali ke Paviliun Matahari dengan wajah yang cemberut. Ia kecewa karena tidak dapat berjumpa dengan Yao Xiaoli. "Pergi tanpa permisi, lalu kembali dengan wajah seperti itu! Apa yang terjadi padamu?" Zhao Meiling terheran melihat ekspresi Zhao Lin yang berbeda dari pada saat ia pergi. "Aku tidak bisa bertemu dengan Yao Xiaoli. Dia sudah kembali ke ibukota tanpa memberitahuku!"Zhao Meiling tertawa mendengar penjelasan Zhao Lin. "Dia pergi tanpa memberitahumu! Sepertinya dia tidak menyukaimu! Sepertinya cintamu bertepuk sebelah tangan!"Zhao Lin menatap tajam pada Zhao Meiling. Kakak sepupunya itu selalu berpikir tentah hal-hal seperti itu jika ia berbicara tentang Yao Xiaoli. Padahal, tujuan Zhao Lin menemui Yao Xiaoli tidaklah sama seperti yang dipikirkan Zhao Meiling. "Sudah, jangan bersedih lagi! Kamu bisa bertemu kembali dengan Nona Yao, kita akan menyusulnya!" ucap Yao Meiling. Kening Zhao Lin berkerut mendengar perkataan Zhao Meiling. "Apa maksud kakak!""Ketua Zha
Sudah dua hari Zhao Lin dan Zhao Meiling melakukan perjalanan. Persediaan makanan mereka sudah hampir habis. Mereka memutuskan untuk singgah di kota terdekat, Kota Baitong. "Kota Baitong! Aku belum pernah mendengarnya!" ucap Zhao Lin setelah Zhao Meiling menyebutkan kota yang akan mereka singgahi. Saat ini, mereka masih dalam perjalanan, belum mencapai Kota Baitong. "Kota ini memang kurang terkenal. Beberapa tahun lalu, kota ini hanyalah sebuah desa. Namun, lama-kelamaan mereka berkembang menjadi sebuah kota yang cukup maju. Hanya saja, kota ini sedikit bermasalah!" Zhao Meiling memberi penjelasan. "Bermasalah seperti apa?" tanya Zhao Lin penasaran. "Kota ini menjadi basis utama Serikat Pengemis!" jawab Zhao Meiling. Awalnya, Serikat Pengemis berbasis di Kota Lauhu. Namun, hubungan buruk mereka dengan lima sekte aliran besar membuat mereka harus meninggalkan kota tersebut. Itu dikarenakan Kota Lauhu dikuasai oleh bangsawan Huang dan bangsawan Huang memiliki
"Apa matamu tidak bisa dijaga untuk tidak melirik wanita cantik! Nona Yao kau dekati, Nona Wei juga kau dekati. Apa kamu ingin mendapatkan semua wanita cantik di dunia ini!" sindir Zhao Meiling pada Zhao Lin yang kedapatan sering kali melirik pada gadis di sebalah meja mereka. Zhao Lin merasa kesal dengan ledekan Zhao Meiling, ia pun membalasnya. "Kalau memang iya, kenapa? Kakak tidak perlu memikirkanku, pikirkan saja diri kakak yang masih belum punya pasangan!"Raut wajah Zhao Meiling langsung berubah saat mendengar balasan dari Zhao Lin. Usia Zhao Meiling sekitar delapan tahun lebih tua dari Zhao Lin, tapi hingga sekarang ia belum menikah. Balasan dari Zhao Lin membuat Zhao Meiling geram. Ingin sekali ia memukul adik sepupunya itu. Bahkan, ia sudah mengambil ancang-ancang memukul Zhao Lin. Hanya saja, kedatangan pelayan yang membawa pesanan menghentikan upaya Zhai Meiling. Aroma menggugah selera dari hidangan yang disajikan mampu merubah raut wajah Zhao Meiling.
"Maaf mengganggu kenyamanan Nona dan Tuan Muda! Perkenalkan, nama saya Yin Xuehua, putri dari Walikota Kota Baitong. Kalau boleh tau, siapa nama Nona dan Tuan Muda!" Wanita itu memperkenalkan diri. "Saya Zhao Meiling dan ini adik sepupuku, Zhao Lin!" Zhao Meiling juga memperkenalkan dirinya dan Zhao Lin. "Melihat identitas Nona dan Tuan Muda, sepertinya kalian berdua berasal dari Paviliun Matahari!"Zhao Lin dan Zhao Meiling saling memandang. Keluarga Zhao memang salah satu dari lima keluarga yang menguasai Matahari Timur dan Paviliun Matahari. Sangat wajar jika Yin Xuehua mengetahui asal-usul mereka hanya dari nama keduanya. Bisa dikatakan alasan Yin Xuehua mengundang mereka adalah karena status mereka sebagai bagian dari Paviliun Matahari. Namun, yang menjadi ganjalan adalah gadis itu sudah mengetahui asal-usul mereka sebelum keduanya menyebutkan nama. "Nona... sepertinya anda sudah tau kami dari Paviliun Matahari sebelum kami memberitahu nama kami. Dari ma
Saat malam tiba, Zhao Lin memutuskan berjalan-jalan melihat suasana kota. Ia melakulannya sedirian, tanpa ditemani oleh Zhao Meiling. Suasana malam di Kota Baitong begitu hidup. Lampu-lampu kota mewarnai setiap sudut menghasilkan sebuah keindahan. Lalu-lalang orang ramai menambah semarak di bawah langit yang gelap. Zhao Lin mampir di sebuah kedai arak di pinggir jalan. Tempat ini tidak memiliki ruangan khusus, hanya kursi dan meja yang diletakkan di pinggir jalan. Tidak banyak pengunjung di kedai itu. Selain Zhao Lin, hanya ada satu pengunjung lain yang datang. "Tuan Muda... bisa tunjukkan kartu identitas anda!" ucap pelayan kedai saat Zhao Lin memesan arak. Memang, Kekaisaran Zhou memiliki aturan khusus dalam konsumsi arak. Seseorang baru bisa meminum arak jika ia sudah berumur 15 tahun.Zhao Lin memperlihatkan kartu identitasnya. Sesaat kemudian, si pelayan memberikannya kembali pada Zhao Lin. Si pelayan menerima pesanan Zhao Lin setelah mengetahui usia Zha
"Kau mengenalku? Apa kita pernah bertemu?" Sebuah pertanyaan keluar dari mulut si Pendekar misterius. "Paman Chen tidak mengenaliku! Aku Zhao Lin, murid paman di sekte Lampion Merah." balas Zhao Lin. Perubahan wajah Zhao Lin memang cukup jauh jika dibandingkan lima tahun lalu. Sebuah kewajaran jika Chen Yang tidak mengenalinya. "Zhao Lin!" Kamu benar Zhao Lin! Kamu baik-baik saja!"Lima tahun lalu, hal yang diketahui oleh Chen Yang adalah Zhao Lin diculik oleh seorang gadis muda yang tidak lain adalah Yin Yiyue. Pria berumur sekitar 35 tahun itu tidak mengetahui apa saja yang terjadi pada Zhao Lin. Satu hal yang membuat Chen Yang terkejut adalah Zhao Lin telah mencapai tingkat Pendekar Ahli. Padahal, ia mengenali Zhao Lin sebagai anak yang mengalami kerusakan Lingkaran Pusat dan tidak dapat mengumpulkan Tenaga Dalam. "Apa yang terjadi padamu! Lingkaran Pusat-mu kembali normal?"Zhao Lin menceritakan apa yang terjadi. Wanita itu sebenarnya tidak mencu
Hari berganti, Zhao Lin dan Zhao Meiling akan melanjutkan perjalanan menuju sekte Matahari Timur. Namun, langkah mereka terhambat dengan situasi yang dihadapi kota saat ini. Para prajurit kota terlihat turun ke jalan. Bersama mereka, Serikat Pengemis juga melakukan hal yang sama. Mereka seperti tengah bersiaga. Pengawasan ketat mereka lakukan, terutama di sekitar gerbang kota. Saat ini, gerbang kota ditutup. Tidak boleh ada yang masuk dan keluar dari kota. Hal itu jelas mengganggu Zhao Lin dan Zhai Meiling yang hendak pergi meninggalkan Kota Baitong. Raut wajah para warga terlihat gelisah. Meski mereka tidak mengetahui dengan pasti apa yang terjadi, tapi tidakan para prajurit menjelaskan bahwa kota berada dalam bahaya. Zhao Lin dan Zhao Meiling menemui salah seorang prajurit. "Kami ingin melanjutkan perjalanan. Bisakah kalian membiarkan kami melewati gerbang kota?""Nona... Tuan Muda...! Demi keselamatan kalian, sebaiknya kalian tetap di dalam kota. Di luar s
Zhao Lin bergerak menuju gerbang kota. Langkah pemuda itu untuk melewati gerbang dihentikan oleh para prajurit. "Biarkan aku ke luar!" ucap Zhao Lin. "Tuan Muda... sudah kukatakan, di luar berbahaya?" Si prajurit kembali menolak keinginan Zhao Lin. "Aku akan berbicara dengan mereka! Siapa tau aku bisa membantu menyelesaikan masalah!""Atas dasar apa Tuan Muda ingin berbicara dengan mereka. Tuan Muda hanya pendatang di kota ini! Perkataan Ketua kami saja tidak mereka dengarkan, apa lagi Tuan Muda yang tidak berhubungan dengan kota ini!"Saat Itu, Zhao Lin menunjukkan lencana Paviliun Matahari kepada para prajurit. "Kupikir lencana ini akan membuat mereka sedikit memperhitungkan diriku!"Para prajurit terlihat saling berbisik. Paviliun Matahari memiliki posisi yang kuat dalam dunia persilatan. Mungkin saja Zhao Lin bisa membantu dengan status yang ia miliki. Para prajurit akhirnya sepakat untuk mengizinkan Zhao Lin melewati gerbang untuk berbicara dengan sekte Pulau Bunga Persik. Pi