Sementara itu, Dewi Racun yang selalu menjadi pikiran Kanaya ini sedang berhadapan dengan salah satu Pendekar Dewa yang terkenal yaitu Pendekar Dewa Abadi.“Aku penasaran ... apa kamu benar-benar abadi?” tanya Rinjani kepada Pendekar Dewa Abadi ini dengan suara yang saangat mengerikan didengarnya. Suara seperti berbisik tapi mengandung tenaga yang sangat luar biasa.Pendekar Dewa Abadi sampai harus mengerahkan chi tingkat tinggi untuk menetralisir tekanan yang sangat membahayakan dirinya ini. Tubuhnya bergidik membayangkan melawan Dewi Racun ini. Hanya lewat suara bisikan saja, dirinya sudah hampir binasa.“Mengerikan sekali wanita ini ... adik Mao juga tidak akan sanggup melawan racun dari Dewi Racun ini!” pikir Zhou Shin, si Pendekar Dewa Abadi.“Apa dirimu sudah mencapai tingkat Dewa dalam berkultivasi, Zhou Shin?’ tanya Dewi Racun yang makin membuat Pendekar Dewa Abadi ini ngeri terhadapnya.“Bagaimana kamu bisa tahu nama asliku?” tanyanya penasaran.“Aku bisa membaca pikiran ...
Candaka yang sedang dipikirkan Rinjani, sedang menghadapi salah satu pendekar dewa yang aneh yaitu Pendekar Dewa Mabuk.“Pendekar Naga Biru ... sudah lama aku ingin bertarung denganmu!’ ujar Pendekar Dewa Mabuk bernama Liu Yu ini.“Bukannya kalian Pendekar Dewa ingin membinasakan diriku?’ tanya Candaka terus terang dengan sinis.“Hahaha ... jangan salah sangka! Hanya Pendekar Dewa Racun yang bernafsu untuk membunuhmu! Kalau kami berempat lebih ingin merekrutmu bekerja sama dan bertarung denganmu!” ujar Liu Yu.“Aku tidak tertarik bergabung dengan kalian! Tujuanku bukan untuk menguasai dunia persilatan, tapi untuk membuat tenang dunia persilatan!” ujar Candaka.“Kami juga mengatur dunia persilatan agar lebih baik! Kalau punya ketua kan semua mudah diatur!” ujar Liu Yu.“Dunia persilatan jadi tidak bebas kalau diatur oleh pendekar asing seperti kalian! Aku sendiri juga tidak berniat menguasai dunia persilatan, lebih baik dibiarkan bebas saja!” ujar Candaka.“Terserah dirimu, Pendekar Na
Pendekar Dewa Mabuk berhasil selamat dari serangan Candaka yang menimbulkan ledakan yang cukup besar ini. Kapal sempat terlihat baik-baik saja pasca ledakan yang melukai Liu Yu tapi perlahan-lahan tampak air laut mulai masuk mengenangi kapal ini.Kapal besar ini tidak bisa menahan serangan Candaka walaupun Pendekar Naga Biru ini sudah mengurangi kekuatannya. Kehebatan jurus sembilan naga sakti ini memang hebat.Selagi Candaka berada di atas langit menurunkan hujan sinar merah, saat itu pula Kanaya menghancurkan kapal Tengkorak Merah beserta Pendekar Dewa Pedang di dalamnya.Pendekar Naga Biru ini hanya bisa melihat dari kejauhan kekejaman Kanaya yang tidak kalah dengan Dewi Racun.Saat ledakan di kapal besar ini terjadi, pertarungan Dewi Racun juga sudah usai dengan kekalahan Pendekar Dewa Abadi yang terkapar tidak berdaya.Sekarang kapal besar juga perlahan-lahan mulai tenggelam, karena air laut tidak terbendung lagi.Rinjani, Kanaya, dan Rahendra bergegas pindah ke satu-satunya kapa
Pertarungan Pendekar Naga Biru dengan Dewa Liu Yu yang ternyata merupakan kultivator tangguh ini terus berlangsung.Atas permintaan Candaka yang hendak membujuk Dewa Liu Yu bergabung, Rinjani tidak ikut campur dalam pertarungan.“Apa maksudmu tadi dengan mencari Nirvana Heaven Art Book bisa mengetahui nasib dirimu dan Benua Timur?” tanya Candaka.“Menurut ramalan yang diwariskan turun temurun, Benua Timur akan lenyap dalam waktu beberapa tahun mendatang! Hal ini diakibatkan hilangnya Kitab Sakti Dewa Nirvana Heaven Art Book yang dibawa pergi Dewi Xian Ling dari Benua Timur!” ujar Liu Yu yang berhenti sejenak karena Candaka juga tidak menyerangnya.“Apa fungsi Nirvana Heaven Art Book ini, sehingga kalian lima pendekar dewa mati-matian mencarinya?” tanya Candaka.“Nirvana Heaven Art Book bisa mengubah takdir dan ramalan yang telah turun temurun melanda negeri kami ini! Tadinya leluhur kami sangat berharap kepada Dewi Xian Ling untuk memimpin Benua Timur menuju kejayaan, namun Dewi Xian
Perjalanan menembus Samudra Naga tidak menemui rintangan lagi. Bahkan Naga Samudra yang disebut-sebut akan muncul menghalangi perjalanan Aliansi Pendekar Naga ini tidak menjadi kenyataan.Rinjani masih tetap mengawasi Dewa Liu Yu alias Pendekar Dewa Mabuk ini, karena dia tidak percaya seratus persen terhadap kesetiaannya. Sama halnya dengan Arjani dan kanaya yang tersu mengawasi Dewi Racun ini. Semua mereka lakukan hanya demi seorang saja, yaitu Pendekar Naga Biru.Setelah mealalui perjalanan yang cukup berat, akhirnya samar-samar terlihat pulau karang yang menyerupai naga yang tertutup kabut. Pulau ini memiliki banyak karang terjal di sekelilingnya sehingga sulit untuk dilewati kapal besar.“Kita harus menggunakan perahu kecil!” seru Candaka di tengah hujan deras yang mengguyur mereka.“Apa tidak berbahaya Kanda, pergi ke pulau Naga Biru di saat cuaca buruk seperti ini?” tanya Rinjani.“Kita sudah terlalu lama melenceng dari jadwal! Aku khawatir Naga Kematian akan makin berkuasa di K
Aliansi Pendekar Naga akhirnya tiba juga di Pulau Naga Biru yang merupakan tempat tinggal Naga Super Sakti alias Naga Biru. Candaka dan rekan-rekan pendekarnya di Aliansi Pendekar Naga belum mengetahui kalau Naga Super Sakti sebenarnya adalan Naga Biru yang nantinya akan memberikan Kitab Naga Biru kepada Pendekar Naga setelah merampungkan delapan kitab naga sebelumnya. Benarkah rumor tentang adanya Naga Super Sakti? Pertanyaan itu berkecamuk di benak Candaka begitu dia menjumpai pulau yang sunyi tidak berpenghuni. Perjalanan mereka terasa sia-sia karena hanya pulau indah yang mereka temui. "Apa aku salah memilih pulau ya? Tapi arahku sudah benar dan pulau ini menyerupai naga, terletak di tengah Samudra Naga. Seharusnya tidak salah," gumam Candaka dalam hati.Hutan di pulau ini cukup indah dan tidak menyeramkan seperti Hutan Terlarang yang sering Candaka masuki saat berada di Desa Kabut Hitam.“Kanda yakin di sini tempatnya?’ tanya Rinjani saat mereka memasuki hutan di pulau ini.“
“Hahaha ... Pendekar Naga Biru memang sangat layak disebut pendekar nomor satu sekarang!” seru sosok yang mengikuti mereka ini. Bayangan hitam melesat dengan kencang menuju ke arah Candaka, membuat Candaka harus menghindar secepat mungkin. Bayangan ini setajam pedang yang membuat pakaian Candaka sedikit robek terkena tebasan dari bayangan hitam ini. Betapa terkejutnya Candaka saat sosok ini berdiri di hadapannya memperlihatkan wajah yang sudah sangat dikenal olehnya. “Tuan Bagaskara ...!” sapa Candaka. “Hahaha ... kamu masih ingat saja padaku, Candaka!” ujar sosok bayangan hitam yang ternyata Bagaskara Mukti ini. Bagaskara Mukti, sosok Pendekar Naga yang sangat terkenal sebelum munculnya Candaka ini menghilang cukup lama. Kemunculan pendekar ini karena mendengar adanya Ruh Naga yang bisa meningkatkan kekuatan Naga ataupun Pendekar Naga jika bersatu dengan entitas ini. Pendekar Naga ini lebih dikenal sekarang sebagai Pendekar Iblis Racun karena kehebatan jurus iblis racun yang d
Dewi Racun membiarkan begitu saja kepergian Bagaskara Mukti disertai informasi keberadaan Ruh Naga dan Jayanti. Gadis ini mempunyai rencana sendiri yang entah untuk kebaikan dirinya sendiri atau untuk kepentingan Aliansi Pendekar Naga, hanya waktu yang bisa membuktikannya. Rinjani langsung turun tangan membantu Aliansi Pendekar Naga menghadapi pepohonan hitam yang hidup yang menyerang mereka dari tadi. “Kemana Bagaskara?” tanya Candaka. “Sudah pergi Kanda,” jawab Rinjani. “Kok kamu biarkan pergi?” tanya Candaka keheranan. “Katanya bukan dia yang menyebabkan hutan ini jadi hidup dan suram, Kanda!” ujar Rinjani. “Kalau bukan Bagaskara, lalu siapa yang mnghalangi kita untuk menemui Naga Super Sakti?” tanya Candaka lagi sambil menebas beberapa suluran akar hitam yang berusaha membelit dirinya. “Aku yang yang melakukannya! Ada tujuan apa, kalian semua ke Pulau Naga Biru ini?” Sebuah suara yang menggetarkan sukma berkumandang di seluruh hutan, membuat serangan pepohonan hitam ini ju
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s