Share

Adhinata dilema

Penulis: Mas_Hudi_6902
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-22 00:34:02

"Memang saat ini saya masih menjadi wakil Patih kerajaan Karsa ... tapi sepertinya kalau aku harus segera bersikap, pasti mau gak mau aku harus segera berhenti dari tugasku ini," terang Adhinata. Lalu merasa masih bingung dengan apa yang dimaksud oleh sang majikan akhirnya Karsa pun meminta supaya Adhinata untuk menjelaskan.

"Stop Gusti! Tolong jangan bicara membingungkan seperti itu, jadi tolong sekarang Gusti terangkan dulu dengan jelas. Apa yang sebenarnya Gusti Adhinata maksudkan? Jujur saya dari tadi tidak mudeng sama sekali dengan perkataan Gusti Adhinata," ujar Karsa dengan lugunya.

"Begini lho Karsa ... kamu sudah mendengar berita mengenai mayat sakti itu belum?" tanya Adhinata.

"Mayat sakti untuk sayembara itu to maksud Gusti Adhinata?" tanya Karsa memperjelas.

"Yah benar," sahut Adhinata sambil mengangguk.

"Terus kenapa dengan mayat sakti itu Gusti? Apa hubungannya dengan Gusti?" tanya Karsa berlanjut.

"Oh ... jadi kamu memang belu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Kegalauan sang Raja

    "Ampun Gusti, sepertinya kalau sekedar pendekar sakti, menurut hamba itu masih banyak yang mau beradu kekuatan untuk meminta agar Ranggawuni bersedia menyerahkan mayat sakti itu, dan menurut hamba akan lebih baik jika yang meminta salah satu pendekar itu adalah Gusti Prabu sendiri, karena menurut hamba keberadaan mayat sakti itu sampai saat ini pun masih terus diburu oleh para peminatnya, baik itu yang sekedar ingin mendapatkan hadiah dengan ikut sayembara, ataupun yang berstatus sama seperti Ranggawuni, yaitu sama-sama ingin memiliki mayat sakti itu," ujar Adhinata menyampaikan pendapatnya.Kemudian dari penuturan yang disampaikan oleh Adhinata tersebut, terkesan kalau dirinya itu sedang memberikan sebuah cara yang semestinya dilakukan Gusti Prabu untuk menentukan langkah selanjutnya, karena dengan begitu maka tidak akan terkesan kalau dia itu menolak titah sang prabu secara terang-terangan, meskipun toh pada dasarnya dia memang sedang berusaha cari cara untuk bisa menghinda

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • Pendekar Mayat Bertuah.   Mencari Cara

    Kembali berbicara tentang Dewi Sunti dan Jakawulung, meskipun toh diawal pertemuan mereka berdua pernah saling bertarung, tapi sebenarnya Jakawulung sendiri memang sudah menaruh hati pada Dewi Sunti yang kala itu masih memiliki suami yakni Calapati, dan setelah Calapati tewas di pelataran Goa tempat mayat sakti itu berada, ternyata Jakawulung yang juga seorang duda mengetahui kalau Dewi Sunti kini telah berstatus janda. Seolah tidak ingin didahului oleh orang lain, makanya Jakawulung pun terus berusaha mendekati Dewi Sunti. Karena semua orang juga pada tahu kalau Dewi Sunti itu adalah pendekar perempuan yang memiliki wajah yang sangat cantik, jadi sebenarnya apa yang dilakukan oleh Jakawulung itu tidaklah sesuatu yang berlebih apalagi kalau dianggap sebagai lelaki yang mata keranjang, itu tidak benar sekali. Dan meskipun diawal sempat menolak namun se

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • Pendekar Mayat Bertuah.   Mulai bertindak

    "Maaf sebelumnya Kakang? Apabila cara yang aku usulkan ini nanti akan membuat Kakang Jakawulung kaget," ujar Dewi Sunti balik menatap mata suaminya itu."Katakanlah istriku, apapun itu dan bagaimana pun caranya asal mayat sakti itu bisa jadi milik kita maka aku pun akan rela untuk melakukannya," balas Jakawulung dengan sangat yakin, seolah berusaha menepis keraguannya sang istri."Begini Kakang ... hufh ...!" ucap Dewi Sunti sambil menghela nafas, dan terlihat Jakawulung mengangguk pelan sebagai isyarat mempersilahkan."Aku berpendapat bagaimana kalau Ranggawuni itu kita rusak kehidupan rumah tangganya, kita buat dia menderita batinnya," ujar Dewi Sunti terdengar masih belum bisa dimengerti oleh Jakawulung."Maksud kamu dibuat menderita batinnya itu bagaima

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • Pendekar Mayat Bertuah.   Memulai Strategi

    Sementara itu apa yang telah direncanakan oleh Jakawulung dan Dewi Sunti sepertinya memang sudah benar dan tepat, di karenakan hari itu adalah hari dimana para murid padepokan silat milik Ranggawuni itu melakukan berburu hewan untuk dijadikan sebagai bahan lauk makanan keluarga Ranggawuni dan seluruh para anak muridnya."Guru, kami mohon pamit untuk berangkat berburu," ucap salah murid Ranggawuni berpamitan."Baiklah Santa, ada berapa anak yang bertugas berburu hari ini?" tanya Ranggawuni."Sepuluh Guru," jawab Santa sang murid."Ya sudah, cari buruan rusa dan sejenisnya pokok usahakan tidak membawa pulang babi hutan," pesan Ranggawuni."Baik Guru, karena kita sendiri juga tidak begitu suka sama daging babi hutan," sahut sang murid seraya beranjak pergi.Lalu begitu kesepuluh murid Ranggawuni itu telah berangkat ke hutan maka tanpa mereka sadari bahwa dari balik sebuah bukit kecil yang berada tidak jauh dari padepokan Ranggawuni itu nampak J

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • Pendekar Mayat Bertuah.   Menyergap Istri Rangga Wuni

    Tidak butuh waktu yang lama akhirnya murid Ranggawuni itupun langsung sampai di padepokan dan selanjutnya dia langsung menemui gurunya yang terlihat sedang melatih para murid-muridnya yang lain yang tidak ikut berburu."Guru, guru!" seru murid yang bernama Jajang itu dengan tergopoh-gopoh dan juga nafas yang tersengal-sengal."Ada apa Jajang? Ada apa? Kenapa kamu seperti ketakutan seperti itu? Dimana teman-temanmu?" tanya Ranggawuni nampak juga terlihat terkejut melihat kedatangan muridnya itu."Tenanglah Jajang, ceritakan apa yang telah terjadi?" lanjut tanya Ranggawuni sambil memegangi kedua pundak muridnya itu."Ada Pendekar bertopeng yang menantang Guru, dia tadi menyergap saya dan teman-teman semua," jawab Jajang dengan suara yang masih terputus-putus."Pendekar bertopeng menantang ku? Siapa dia? Aku merasa tidak punya musuh Pendekar bertopeng?" ujar Ranggawuni sambil mengerenyitkan dahi dan berusaha mengingat-ingat orang-orang yang pernah ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27
  • Pendekar Mayat Bertuah.   Tewasnya Gayatri

    Oh, kurang ajar! Murid Ranggawuni itu sepertinya terus saja mencari aku," ujar Dewi Sunti dalam hati."Kemana orang bertopeng itu tadi?" ujar murid Ranggawuni, dia tidak menyadari bahwa orang bertopeng yang sedang dia cari itu sebenarnya berada dibelakangnya bersembunyi di dalam rerimbunan pohon hias.Lalu Dewi Sunti sendiri nampaknya telah mempersiapkan diri untuk melakukan serangan diam-diamnya.'Mampus kau bocah ingusan! Rasakan ini! Hep, hiyyak!' sergap Dewi Sunti dengan men totok tiga urat di bagian leher dan jantung, dan secara spontan murid Ranggawuni itu pun langsung pingsan dan jatuh tersungkur ke lantai.'Rupanya kekebalan tubuh murid Ranggawuni ini tidaklah sehebat yang aku bayangkan, hey!' ujar batin Dewi Sunti sambil menginjak muka murid Ranggawuni yang sudah tergeletak itu, dan selanjutnya Pendekar wanita bertopeng itu segera bergerak masuk ke dalam rumah Ranggawuni lewat pintu belakang, dengan berjalan sambil jinjit Dewi Sunti terus memperh

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28
  • Pendekar Mayat Bertuah.   Pesona Dewi Sunti

    "Siapakah orang yang telah melakukan ini semua Ayah ...? Memang Bundaku salah apa ...? hiks, hiks, hiks ..." lanjut ujar Pradipta bertanya dengan polosnya.Meskipun hatinya terasa remuk dan pilu tapi Ranggawuni berusaha untuk tegar dan menjawab pertanyaan dari Putra semata wayangnya itu."Orang yang melakukan ini yang bukanlah orang selayaknya kita ini Dipta, yang jelas dia itu manusia jahat yang berhati iblis," ujar Ranggawuni sambil memeluk Putranya itu."Ajari aku ilmu kesaktian Ayah, aku akan menuntut balas perbuatan manusia iblis itu, mau kan Ayah mengajariku?" ujar Pradipta sambil menatap wajah Ayahnya."Iya Dipta, pasti! Ayah pasti akan mengajari kamu ilmu kesaktian, sampai engkau benar-benar menjadi Pendekar yang sakti mandraguna, tapi ingat! Kelak kamu harus benar-benar menggunakan ilmu kesaktian itu untuk membela kebenaran dan melenyapkan kemungkaran, untuk membantu orang-orang yang lemah dan menghancurkan orang-orang berjiwa iblis seperti orang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29
  • Pendekar Mayat Bertuah.   Memulai Pendekatan

    "Oh, sebaiknya aku akan memanggilnya lewat kontak batin saja, biar bisa segera ketemu," ujar Dewi Sunti terlihat sudah memiliki cara untuk memanggil suaminya itu.Lalu kemudian Pendekar wanita itu nampak mengambil duduk dengan posisi bersila layaknya orang yang hendak melakukan semedi, dan setelah itu nampak Dewi Sunti memejamkan kedua matanya dengan diikuti mulutnya yang mulai komat-kamit sibuk membaca sebuah mantra.'Kakang ... kamu kemana ...?' panggil Dewi Sunti lewat kontak batinnya, dan berkali-kali Dewi Sunti memanggil tapi Jakawulung nampak tidak menjawabnya, Sukma Dewi Sunti terus berkelana mencari kemana perginya sang suami, dan memang sungguh diluar dugaan, Jakawulung yang sedang dicari-cari itu ternyata sedang melakukan jongkok untuk buang air di sebuah sungai kecil yang berada tidak jauh dari rumahnya itu.Memang kepekaan Sukma Jakawulung akan menjadi turun kalau dia sedang melakukan buang air, seolah sudah tidak bisa mendengar panggilan dari Dewi S

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-30

Bab terbaru

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Demi Ibu

    Hingga pada akhirnya sang ratu pun bisa kembali nurut meskipun itu masih dirasa berat untuk dijalaninya, dan adapun menangisnya kali ini itu disebabkan dengan tampilan Santana yang terlihat mirip dengan mantan suaminya yang hadir dalam mimpinya semalam. Tau kalau sang bunda sedang merasakan kesedihan akhirnya Pangeran Santana pun terpaksa harus turun tangan untuk mengatasinya, yakni dengan menggunakan kesaktiannya membuat sang ibu disaat melihat Adhinata seperti melihat wajah mendiang Ayahandanya yaitu Biswara.Pangeran Santana nampak memeluk sang bunda, lalu tanpa ada yang mengerti bahwa sebenarnya pemuda sakti itu tengah memasukkan ilmu pengaburan mata pada sang bunda, namun begitu dia selesai memasukkan ilmu pengaburan mata itu tiba-tiba dia langsung ditegur oleh roh sang ayah yang meminta supaya mencabut kembali ajiannya itu tadi.'Santana! Apa-apaan kamu ini? Kenapa kau tega mengaburkan penglihatan ibumu?! Bukankah itu tindakan penyesatan karena telah menipu?!' tanya protes dari

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Perjodohan

    Sesaat kemudian nampak Pangeran Santana dan Adhinata saling beradu pandang, kedua orang yang berperan penting dalam penggulingan Raja Arya Dipasena itu sepertinya masih belum mengetahui hal apa yang mesti di lakukan untuk menghadapi putra mendiang Prabu Jayantaka yang tidak lain juga merupakan kakek dari Pangeran Santana sendiri itu."Eh ... begini prajurit, perketat saja dulu penjagaan di tempat Pangeran Cayapata dikurung, saya dan Paman Adhinata juga keluarga yang lain akan berembug guna mencari kesepakatan bagaimana dan cara yang seperti untuk memperlakukan Pangeran Cayapata, kami perlu waktu untuk melakukan itu semua," jawab Pangeran Santana. "Baiklah kalau begitu Pangeran, tapi saya sendiri sekarang jadi takut berjaga di tempat Pangeran Cayapata dikurung," kembali prajurit itu mengungkapkan hal yang sama, dan nampaknya memang dia sudah tidak berani lagi untuk melakukan tugasnya tersebut. Kemudian Pangeran Santana nampak sudah memahami dengan perasaan prajuritnya itu.'Kasian pra

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Tantangan

    "Mmm ... lupa sih enggak Anakku ... tapi apakah kamu sudah membicarakannya dengan Paman Adhinata?" tanya sang bunda langsung membuat hati Santana girang bukan main. "Iyyah!!! Uhuuy ...!!!" teriak Santana tidak bisa lagi menutupi rasa girangnya itu, kemudian secara spontan tiba-tiba Santana mengangkat tubuh bundanya sambil berteriak "Terimakasih Sang Hyang Widhi Wasa ... engkau benar-benar mengabulkan keinginanku dan juga keinginan seluruh rakyat Karmajaya ...!!" diperlakukan seperti itu Putri Nirmalasari pun terkejut. "Santana ... Santana ...!! Kamu ini apa-apaan to?!" ujar Putri Nirmalasari sambil memukul pundak putranya itu."Maaf Bu .. habisnya Santana seneng banget Ibu setuju dengan rencana perjodohan ini," jawab Pangeran Santana sambil menurunkan ibunya itu dari gendongan."Iya ... tapi tadi kamu belum jawab ..!" sanggah sang bunda. "Eh .. tenang saja Ibu ... mengenai Paman Adhinata itu sudah apa kata saya pokoknya, dijamin beres pokoknya Bu," balas Santana terlihat sangat beg

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Suci

    "Dengarlah Eyang Reksa .. seperti yang sudah aku lakukan pada tubuhmu saat engkau masih menjadi mayat, aku selalu menggunakan mayatmu untuk menjadi sumber kekuatan di Kerajaan Karmajaya ini, bahkan tidak cuma engkau saja, karena selain engkau aku juga menggunakan jasa para dedemit-dedemit itu untuk melakukan hal yang sama sepertimu yaitu membantuku untuk membentengi kekuasaanku agar tetap bisa langgeng selama-lamanya ..." tutur Raja Dipasena seolah sedang menceramahi dua makhluk beda alam itu."Dengarlah Eyang Reksa Jagat .. meskipun engkau tidak menjelaskan kepada ku dengan maksud kebangkitanmu ini namun aku sudah mengerti, dan aku kira semua sudah jelas .. bahwa memang kalian berdua ini masing-masing memang memiliki keinginan yang sama yaitu ingin menjadi pengawal tunggal Kerajaan Karmajaya .. dan aku pun tidak keberatan dengan keinginan kalian berdua," lanjut ceramah sang raja, sungguh rasa percaya diri Raja Dipasena terlalu tinggi sehingga dia tidak menyadari bahwa apa yang ada di

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Pendekar

    "Hoh .. rupanya orang itu adalah Pak Tua, yah tidak salah lagi, dan ternyata dia sedang menangkap ikan hanya dengan menggunakan tangan kosong, luar biasa sekali orang tua itu, sebaiknya aku akan menyapanya saja," ujar Adhinata sembari berdiri di pinggiran sungai."Hei Pak Tua ... bolehkah aku membantumu ...?!" seru Adhinata."Silahkan saja ...!" balas Kakek Santana. Lalu Adhinata pun segera turun ke sungai yang airnya sangat jernih dan sejuk itu, dan meskipun tidak terlalu dalam hanya seukuran paha namun aliran air sungai itu terbilang cukup deras dikarenakan memang kondisi tempatnya yang sangat miring dan juga curam. Setelah berada di dalam air Adhinata memperhatikan cara Kakek jelmaan Santana itu menangkap ikan."Bagaimana bisa Pak Tua ini menangkap ikan dengan begitu mudah? Hanya dengan menggunakan tangan kosong dia bisa memunguti ikan-ikan itu, dan rupanya dia juga bisa berjalan di atas air, tak sedikitpun ada air yang membasahi kedua kakinya, bahkan terompahnya sekalipun," tak he

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Mencari Pak Tua

    "Hoh apa ini?!" teriak Adhinata nampak begitu terkejut merasakan hal itu, lalu dikarenakan suasana yang sudah mulai suram sebab matahari yang memang hampir tenggelam maka Adhinata pun tidak bisa melihat dengan jelas dengan apa yang sedang berada di dalam air itu atau lebih tepatnya sesuatu yang sedang menjilati kakinya, meskipun dengan kondisi air danau yang begitu jernih.Sementara itu seolah tidak puas dengan cuma menjilati kaki lalu kemudian ular anaconda jadi-jadian itu pun tiba-tiba muncul di depan Adhinata."Hoh!! Astaga! Ular ..!!!" Adhinata terkejut dan langsung melompat ke pinggir danau."Hayo ular brengsek! Maju! Jangan kau kira aku akan takut padamu! Akan aku hadapi kau ..!!" dan seolah mengerti dengan tantangan Adhinata ular anaconda jadi-jadian itu juga langsung meluncur ke arah Adhinata yang telah siap untuk menghadapinya.Dengan gerakannya yang begitu cepat ular jadi-jadian itu langsung menggunakan ciri khasnya dalam menyerang yaitu melilit tubuh lawannya dengan menyabe

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Sangat Terkejut

    Sebuah kondisi berbeda dengan yang dirasakan oleh Pangeran Santana, Putra mendiang Biswara yang tengah merasakan bahagia itu terlihat segera ingin memberikan berita bahagia yang baru saja ia dapatkan, maka Pangeran Santana pun segera bergegas mencari Adhinata dengan mendatanginya ke kamar, namun begitu dia melihat kamarnya terbuka dan setelah dilihat-lihat ternyata kosong maka Pangeran Santana pun langsung menuju ke padepokan tempat tinggalnya para murid perguruan, dan betapa kagetnya Santana setelah dari mereka ternyata tidak ada satupun yang mengetahui dengan keberadaan sang gurunya itu."Terus bagaimana ini Gusti Pangeran? Bagaimana dengan nasib kita?" tanya salah satu murid yang bernama Kuda Jeger."Tenanglah dulu Jeger, aku akan segera mencari Guru kalian, aku kira Paman Adhinata belum terlalu jauh meninggalkan tempat ini, kamu dan kalian semua para murid dan para pendekar yang ada tolong kalian tetap menunggu di sini sampai aku berhasil membawa Paman Adhinata kembali," ujar Pang

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Mendapatkan Jawaban.

    "Membangkitkan Reksa Jagat?!!" sahut tanya para Dewa sembari memandang Dewa angin dengan melotot, seolah mereka tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya barusan."Yah benar," balas Dewa angin singkat."Tapi apakah itu mungkin? Dan bukankah itu tidak menyalahi kodrat yang Yang Widi Wasa sendiri tentukan? Yaitu adalah tidak mungkin dengan dihidupkannya kembali seseorang yang telah mati untuk kembali ke dunia berjuang untuk menegakkan sebuah keadilan dan menciptakan kedamaian untuk kehidupan umat manusia? Bukankah itu adalah tugas manusia yang masih hidup?" tanya Dewa Api nampak memprotes jawaban dari Dewa Angin."Dengar dulu Dewa Api, tidak mungkin Yang Widi Wasa akan melanggar kodrat yang dia tentukan sendiri, dalam hal ini ... membangkitkan Reksa Jagat bukanlah menjadikannya sebagai layaknya manusia akan tetapi yang di bangunkannya itu adalah jasad dan kekuatannya saja, adapun akal, pikiran, perasaan dan nafsunya tidak lagi," terang Dewa Angin. Namun nampaknya beberapa Dewa bel

  • Pendekar Mayat Bertuah.   Keampuhan Demit Begog.

    Mendengar ucapan Pangeran Santana seperti itu nampak Adhinata tidak bisa menjawab, tatapan matanya menerawang jauh ke arah depan, dan memang dalam pandangannya itu sukma Adhinata tengah melihat seorang wanita yang sangat cantik dan nampak melambai kepadanya, Pangeran Santana yang melihat itu nampak mengangguk-angguk seolah-olah ia sudah tahu dengan apa yang mesti dia lakukan setelah ini.'Paman Adhinata, apa yang kamu lihat Paman? Perempuan?' tanya Santana dan nampak Adhinata mengangguk dengan tidak menoleh pada Santana.'Kalau Paman suka dengan wanita itu .. silahkan Paman hampiri, silahkan Paman ..' lalu benar Adhinata pun segera beranjak menuju ke tempat dimana sesosok wanita cantik itu berdiri, namun setelah berjalan beberapa jengkal tiba-tiba saja Adhinata menghentikan langkahnya karena tanpa dia ketahui bahwa ternyata tepat dihadapannya terdapat sebuah jurang yang cukup dalam, Adhinata nampak kebingungan melihat keadaan itu, dia menoleh ke kanan dan kiri, juga sesekali melihat k

DMCA.com Protection Status