"Shian Long! Menyerahlah!"Sebuah suara yang sangat dikenalnya menghentikan serangan Pendekar Kitab Iblis ini terhadap Tiga Ketua Perguruan Besar."Master Tang Fei?" sapa Shian Kui. Hanya Biksu Tang Fei yang masih ingat nama aslinya, sementara seluruh pendekar dunia persilatan sudah menyebutnya sebagai Shian Kui atau Pendekar Kitab iblis."Kamu sudah terjerumus terlalu dalam ke dalam kesesatan dunia persilatan, Shian Long! Menyerahlah, maka aku akan membantumu untuk pulih!" bujuk Biksu Tang Fei.Sejenak Shian Long senang dengan kehadiran Biksu Tang Fei, tapi begitu tahu kalau Biksu Shaolin ini juga menentangnya, maka wujud Shian Kui kembali lagi. "Shian Long sudah mati, Master Tang Fei! Hanya ada Shian Kui sekarang!" ucapnya.Sosok Biksu yang merupakan keluarganya satu-satunya sedang berdiri di hadapannya, tapi Shian Kui tidak ingin melukai biksu yang telah menolongnya ini walaupun Biksu Tang Fei juga ikut serta dalam rombongan pendekar yang membunuh orangtuanya."Tidak! Aku yakin ma
Pendekar Kitab Iblis masih tampak segar bugar tanpa adanya kelelahan sedikit pun, padahal dia telah menghadapi pertarungan yang sengit dengan lima ketua perguruan besar."Bagaimana, Master? Apa kau akan pergi? Aku sarankan Master pergi saja dari sini karena aku akan melenyapkan dua ketua perguruan yang bermulut besar ini!" ujar Shian Kui. Wajahya memandang Shi Yongxin dan Zhang Sanfeng bergantian, seakan hendak menelan mereka hidup-hidup.Glek!Kedua ketua perguruan yang tersohor ini langsung menelan saliva begitu tatapan tajam membunuh Shian Kui terasa mengerikan bagi mereka."Kurang ajar kau, Shian Kui! Baru memiliki ilmu iblis saja kau sudah sedemikian sombongnya! Kami masih sanggup melawanmu!" seru Biksu Shi Yongxin yang merasa terhina oleh rasa takutnya sendiri. Betapa memalukannya apabila dunia persilatan mengetahui kalau pemimpin dari lima ketua perguruan besar dibuat ketakutan oleh Hantu Dunia Persilatan yang masih muda."Kita harus bungkam mulutnya untuk selama-lamanya!" kata
Pendekar Kitab Iblis benr-benar memenuhi janjinya untuk menyerah kepada Biksu Tang Fei begitu persyaratannya dipenuhi oleh biksu ini."Aku tidak akan mengikatmu karena aku percaya padamu! Aku juga tidak ingin pihak-pihak yang ingin melenypkanmu melakukan perbuatan yang tidak terpuji yang bisa merusak integritas mereka!" ucap Biksu Tang Fei menyindir pendekar lainnya."Aku tetap tidak setuju dengan tindakanmu, sute! Seluruh pendekar dunia persilatan akan mengejar Shaolin karena menyembunyikan penjahat persilatan yang seharusnya dihukum mati!" ujar Biksu Shi Yongxin."Hanya kita berempat yang tahu masalah ini! Kalau sampai keberadaan Pendekar Kitab Iblis ini diketahui oleh kalangan dunia persilatan, maka kita berempat yang menjadi penyebabnya, dan harus bersiap dihabisi oleh Shian Kui tanpa aku bisa mencegahnya lagi. Saranku, simpan rapat-rapat rahasia ini demi kebaikan kita bersama! Aku juga mengandalkanmu menyegel kitab Iblis Neraka di Perguruan Gobi karena setahuku Gobi Pay juga memi
Guo Xiang meninggalkan Shian Kui dengan membawa Kitab Iblis Neraka. Agar kitab iblis ini tidak memberontak dan berusaha melarikan diri maka Guo Xiang membungkus kitab ini dengan kain khusus yang telah diberi mantera."Guo Lyhiap! Tunggu!"Terdengar olehnya suara ketua Wu Tang Pay memanggil namanya."Ada apa, Zhang Tayhiap?" Walaupun sudah mengetahui tujuan dari Zhang Sanfeng, Guo Xiang tetap bersopan santun untuk menanyakan kepentingannya."Bagaimana dengan Kitab Iblis Neraka? Apa kitab ini berusaha bicara padamu?" tanya Ketua Wu Tang Pay ini."Apa maksud Zhang Tayhiap? Tidak mungkin kitab bisa berbicara!" sahut Guo Xiang sambil tersenyum.Zhang Sanfeng terlihat kesal dengan sikap Guo Xiang yang tidak mempercayai ucapannya. "Apa Guo Lyhiap tidak pernah mendengar tentang kehebatan Kitab Iblis Neraka ribuan tahun silam?" tanyanya."Aku tidak pernah mendengarnya! Menurutku semua cerita itu hanyalah dongeng belaka! Tidak ada kitab yang bisa berbicara, Zhang Tayhiap! Seharusnya Zhang Tayhi
Zhang Sanfeng langsung menyerang Guo Xiang dengan ilmu tangan kosong Wu tang yaitu Tinju Wu Tang. Kepalan tangan Zhang Sanfeng yang berisi energi murni diarahkan ke tubuh Guo Xiang untuk melumpuhkan ketua Gobi Pay ini.Guo Xiang hanya memiringkan sedikit tubuhnya untuk menghindari tinju Wu Tang, tanpa merasakan kalau serangan ini sangat berbahaya. Bagi Guo Xiang, serangan Zhang Sanfeng ini hanya serangan biasa saja baginya.Tidak disangka oleh Zhang Sanfeng kalau Guo Xiang bisa menghindari serangan tinju mautnya dengan mudah, bahkan gadis ini bisa membalas dengan pukulan tapak yang terkenal yaitu Pukulan Seribu Tapak.. Kecepatan pukulan dari Guo Xiang terlihat bagaikan banyak tapak tangan yang bergerak ke arah Zhang Sanfeng yang tidak siap untuk bertahan ataupun menghindar dari serangan ketua Gobi Pay ini.PLAAAK!BUGH!Pukulan telapak mengenai dadanya disusul kepalan tangan Guo Xiang mementalkan ketua Wu Tang Pay ini jauh-jauh.Uhuk!Zhang Sanfeng terpental mundur sambil batuk darah
"Kamu sudah keterlaluan, Zhang Sanfeng! Ilmu Wu Tang dipakai untuk membela kebenaran, bukan untuk kepentingan pribadi seperti yang kamu lakukan sekarang!" seru Guo Xiang. Zhang Sanfeng memandang Guo Xiang dengan penuh kemenangan. "Aku tidak peduli! Aku sudah lama menginginkan Kitab Iblis Neraka ... bahkan aku terus mengikuti perkembangan kitab sakti ini. Beruntungnya aku kali ini karena Kitab Iblis Neraka muncul di saat aku membutuhkannya!" "Aku tidak bisa membiarkanmu memilikinya, Zhang Sanfeng! Menyingkirlah!" Guo Xiang mengeluarkan semacam selendang yang tadinya membelit pinggangnya kemudian dikibaskannya ke arah ketua Wu Tang Pay ini. Wuuusssh! Bunyi desiran angin yang kencang bagaikan mata pedang yang sedikit menyobek pakaian Zhang Sanfeng sebelum selendang biru ini mengenai tubuhnya. "Jurus Selendang Sakti! Apa hubunganmu dengan Datuk Sesat dari Timur?" tanya Zhang Sanfeng yang terkejut dengan serangan tiba-tiba dari Guo Xiang ini. Walaupun bisa menghindari selendang sakti
Perguruan Gobi adalah salah satu perguruan bela diri khusus wanita yang didirikan oleh Guo Xiang yang kebetulan memiliki nama yang sama dengan Guo Xiang yang sekarang menjabat sebagai Ketua Perguruan Gobi.Guo Xiang yang sekarang memang sudah diramalkan dari Kitab Ramalan Surgawi yang dimiliki oleh pendiri Perguruan Gobi. Setelah ratusan tahun, akan lahir pemimpin baru yang akan membawa Gobi Pay menuju kejayaan. Pemimpin yang memiliki nama yang sama dengan pendiri Gobi Pay karena merupakan titisan darinya, dan harus diangkat menjadi Ketua Perguruan agar bisa memimpin Gobi Pay.Guo Xiang sebenarnya adalah bayi perempuan yang ditaruh di depan Perguruan Gobi. Bahkan sampai sekarang, Guo Xiang masih tidak mengetahui siapa ayah dan ibunya. Tertulis namanya Guo Xiang dan catatan yang menyertai bayi ini meminta Perguruan Gobi untuk merawat bayi perempuan ini sampai dewasa, kemudian diangkat menjadi Ketua Perguruan di usianya yang menginjak 17 tahun.Semula Ketua Gobi Pay saat itu tidak perca
BOOOM!Ledakan besar terjadi saat energi dari Pedang Sembilan Langit beradu dengan energi dari Pedang Sembilan Semesta. Namun, ledakan besar ini tidak sampai menghancurkan semesta karena berhasil diredam oleh kekuaatan energi Pedang Sembilan Langit."Kamu benar-benar sinting, Zhang Sanfeng! Apa kamu sudah bosan hidup?" ucap Guo Xiang yang tidak menyangka kalau Pangcu Wu Tang Pay ini benar-benar mengeluarkan Ilmu Penghancur Semesta. Ledakan sebesar ini saja mementalkan mereka berdua yang berada di dekatnya dengan luka yang cukup serius. Kalau Ilmu Penghancur Semesta tidak diredam energinya, Zhang Sanfeng juga akan tewas oleh ledakan energi besar ini."Ha-ha-ha ...! Aku tahu kalau kamu bisa meredam energi penghancur ini, Guo Lyhiap! Tidak kusangka ada anak muda yang sehebat ini! Kamu benar-benar Jenius Bela Diri!' puji Zhang Sanfeng. Tubuhnya juga lecet-lecet dan menderita luka dalam akibat terhantam energi besar ledakan tadi."Dasar gila! Apa kamu memang sudah gila sebelum menjadi Pang
Kaisar Han yang berhasil diselamatkan bersama Ketua Lima Perguruan Besar, seakan melupakan perbuatannya dahulu yang memerintahkan pembunuhan terhadap Shian Kui. Kini, Kaisar Han sangat berterima kasih kepada Shian Long dan semua pendekar yang telah membebaskan Negeri Han dari cengkraman Ang Cit Mo Kui.Ketua dari Lima Perguruan Besar juga memutuskan untuk melupakan masa lalu Shian Long setelah adanya penjelasan dari Wang pao mengenai keterlibatan Ang Cit Mo Kui untuk semua perbuatan yang dilakukan oleh Pendekar Kitab Iblis.Setelah mengikuti perayaan di istana Kekaisaran Han yang hancur sebelumnya ini, Shian Long dan Guo Xiang memutuskan untuk hidup di Desa Fujian, tempat tinggal Shian Long saat kecil.Wang Pao tetap tinggal di Hutan Racun sambil sesekali mengunjungi Shian Long di Desa Fujian untuk memastikan kalau Pendekar Kitab Iblis ini telah lepas dari pengaruh Kitab Iblis Neraka.Kitab Dewa Surgawi memutuskan ikut bersama Shian Long setelah mengetahui asal usul Shian Long di kehid
Di Hutan Selaksa Racun, persiapan untuk pertarungan terakhir berlangsung dengan intens. Para pendekar dari seluruh pelosok negeri berkumpul, menyusun strategi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Ang Cit Mo Kui. Suasana di hutan dipenuhi dengan aura ketegangan dan semangat, di mana setiap pendukung tahu bahwa pertempuran ini adalah yang terpenting.Di tengah hutan yang dikelilingi oleh pepohonan yang berkilauan di bawah sinar bulan, Shian Long berdiri di depan sebuah lingkaran besar yang terdiri dari pendekar-pendekar dan murid-murid perguruan besar. Api unggun yang menyala di tengah memberikan cahaya hangat, namun suasana tetap serius."Kita akan melancarkan serangan malam ini. Tujuan kita adalah menembus pertahanan istana kekaisaran dari beberapa arah sekaligus. Kita harus memecah konsentrasi musuh agar dapat menyusup ke dalam istana."Shian long memulai persiapan terakhir sebelum penyerangan ke istana kekaisaran Han."Apa strategi kita untuk mengatasi penjaga di sekitar istana? M
Shian Long berdiri tertegun di depan altar yang dikelilingi oleh cahaya lembut, matanya tertuju pada Kitab Dewa Surgawi yang melayang di udara. Kitab itu bersinar dengan cahaya keemasan yang memancar, menyebarkan aura yang memadukan keindahan dan bahaya. Cahaya yang memancar dari kitab ini memiliki kilau yang tajam, seolah-olah setiap sinar adalah pisau yang bisa memotong realitas.Saat Shian Long melangkah lebih dekat, suara yang dalam dan bergema terdengar di seluruh ruangan. Suara itu tampaknya berasal dari Kitab Dewa Surgawi itu sendiri. "Hanya mereka yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar yang dapat memiliki kekuatan ini. Salah satu jawaban akan mengakibatkan kehilangan nyawa."Shian Long merasakan tekanan yang berat, seolah-olah setiap helai rambut di tubuhnya bergetar dengan ketegangan. Ia tahu bahwa setiap pertanyaan dari Kitab Dewa Surgawi akan menentukan nasibnya. Namun, ia juga tahu bahwa kegagalan bukanlah pilihan jika ia ingin menyelamatkan dunia persilatan dari tira
Setelah berhari-hari mengikuti Rajawali Sakti, Shian Long akhirnya tiba di sebuah negeri yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Negeri ini adalah sebuah alam yang memukau, terletak di antara awan yang lembut dan pemandangan yang menakjubkan. Pulau-pulau terapung yang berlapis pepohonan hijau membentang di langit biru, seolah-olah diukir dari kristal dan dedaunan. Air terjun yang gemericik turun dari tebing-tebing tinggi, dan sungai yang jernih berkelok-kelok di antara pulau-pulau, memberikan kehidupan dan keindahan pada negeri awan yang anggun ini.Shian Long terpesona oleh keindahan yang menantinya. Ia merasakan udara yang segar dan menenangkan, seakan-akan setiap napas membawa kedamaian dan energi baru. Namun, ia juga menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar keindahan di negeri ini—sesuatu yang misterius dan belum ia ketahui.Rajawali Sakti terbang di depan, menunjukkan arah dengan sayapnya yang megah. Ia mengarahkan Shian Long menuju sebuah pulau yang lebih besar dan t
Rajawali Sakti, makhluk yang hidup di Pegunungan Huashan, adalah sosok legendaris yang dikenal dalam dunia persilatan. Setelah kematian tragis Qian Ling, Rajawali Sakti memilih untuk mengasingkan diri, menghindari keramaian dunia persilatan yang penuh intrik dan konflik. Namun, sedikit yang tahu bahwa Rajawali Sakti bukan sekadar burung legendaris; ia adalah titisan seorang Immortal, makhluk abadi yang memilih untuk tetap berada di dalam tubuh rajawali tersebut daripada terlahir kembali sebagai manusia.Di puncak Pegunungan Huashan, di mana angin dingin berhembus dan langit sering tertutup awan tebal, Rajawali Sakti menghabiskan hari-harinya dalam keheningan. Matanya yang tajam menyaksikan dunia dari ketinggian, menyadari betapa rapuhnya kehidupan manusia. Immortal yang berada dalam tubuhnya, yang telah lama mengamati kehidupan duniawi, merasakan kesedihan mendalam atas tragedi yang menimpa Qian Ling, seorang pendekar yang pernah berhubungan dekat dengannya.Pilihan untuk tetap dalam
Di sebuah pondok kecil yang tersembunyi di Hutan Racun, Shu Zhen terbaring di tempat tidur, perlahan pulih dari luka-lukanya. Wang Pao, dengan keahliannya dalam ilmu pengobatan dan ramuan, telah merawatnya dengan telaten, memberikan ramuan obat peningkat tenaga yang kuat. Setelah tiga hari, Shu Zhen akhirnya membuka matanya, merasakan kekuatan yang kembali mengalir dalam tubuhnya."Bagaimana perasaanmu?" tanya Wang Pao dengan nada lembut, duduk di samping tempat tidur.Shu Zhen menatapnya, masih lemah tapi dengan kilatan tekad di matanya. "Lebih baik. Terima kasih, Master Wang Pao. Tanpa bantuanmu, aku mungkin tidak akan selamat."Wang Pao tersenyum tipis. "Kau adalah harapan terakhir dunia persilatan. Aku tidak bisa membiarkanmu lenyap dari dunia ini."Shu Zhen terdiam sejenak, merenungkan pertarungan yang baru saja ia lalui. "Ang Cit Mo Kui terlalu kuat. Jurus Bangau Putih tidak cukup untuk melawannya, terutama dengan kekuatan dari Kitab Iblis Neraka."Wang Pao mengangguk, matanya p
Di bawah langit yang mendung, Shu Zhen berdiri penuh percaya diri di depan gerbang Kota Luoyang, tempat istana Kaisar Han berada. Kota itu kini menjadi pusat kekuasaan Ang Cit Mo Kui, yang telah mengambil alih kendali tidak hanya atas dunia persilatan tetapi juga kerajaan Han. Dengan tekad yang bulat, Shu Zhen menantang Ang Cit Mo Kui untuk sebuah pertarungan yang akan menentukan nasib mereka semua baik Negeri han maupun untuk Dunia Persilatan.Sementara itu, Guo Xiang berkelana ke pelosok-pelosok negeri, mencari bantuan dari para pendekar yang tersisa. Namun, banyak dari mereka telah ditaklukkan atau dipaksa tunduk oleh Ang Cit Mo Kui dan pengikutnya, termasuk pendekar-pendekar kuat yang dulunya dianggap sebagai pelindung dunia persilatan. Usahanya menemukan sekutu semakin sulit, namun Guo Xiang tetap tidak menyerah, bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan harapan mengumpulkan kekuatan untuk melawan.Di dalam istana, di hadapan banyak mata yang penuh waspada, Shu Zhen dan Ang
Setelah pertarungan hebat yang mengguncang medan pertempuran, Guo Xiang mendekati Shian Kui, yang kini terbaring lemah di tanah. Napasnya terengah-engah, dan wajahnya terlihat penuh penyesalan. Dengan penuh keletihan, Guo Xiang memulai penjelasan yang akan mengubah segalanya.Kitab Iblis Neraka langsung menghilang begitu kekalahan menerpa Shian Kui."Shian Kui," kata Guo Xiang, suaranya penuh dengan ketulusan, "Aku tahu kau mungkin merasa tertekan dan marah. Tapi ada sesuatu yang harus kau ketahui. Musuh utama kita, Ang Cit Mo Kui, sudah merencanakan semuanya sejak lama. Dia memanfaatkan Shu Zhen, menjadikanmu sebagai alatnya untuk mencapai tujuannya."Shian Kui, atau lebih tepatnya Shu Zhen yang kini menguasai tubuh Shian Kui, mendongak dengan tatapan bingung. "Ang Cit Mo Kui? Apa maksudmu?"Guo Xiang mengangguk, menjelaskan lebih lanjut. "Ang Cit Mo Kui adalah sosok yang mengendalikan Hantu Dunia Persilatan, dan rencananya adalah untuk menguasai Lima Perguruan Besar. Dengan memanfaa
PHOENIX IBLIS PENGHANCURPertarungan antara Guo Xiang dan Shian Kui semakin memanas. Pedang mereka bersinar terang, mencerminkan intensitas emosi dan kekuatan mereka. Namun, di tengah denting pedang dan percikan api, ada keraguan di mata Guo Xiang, sebuah konflik batin yang mulai mengemuka."Shian Kui," Guo Xiang berkata, suaranya sedikit bergetar meski tetap kuat, "apakah tidak ada jalan lain selain kekerasan ini? Aku tahu di dalam dirimu ada kebaikan... Shu Zhen pernah menunjukkan itu padaku."Shian Kui tersentak, matanya sejenak mengungkapkan perasaan yang tertahan. "Shu Zhen tidak ada lagi," jawabnya dengan dingin, mencoba menutupi getaran yang muncul dari dalam dirinya. "Yang ada hanya aku, Shian Kui, dan dunia ini harus tunduk pada kekuatanku."Guo Xiang menggeleng, matanya memancarkan kesedihan. "Aku ingat kebaikanmu, Shian Kui... atau saat kamu menjadi Shu Zhen. Kau pernah membantu orang-orang, kau punya hati yang baik. Mengapa kau memilih jalan ini?"Shian Kui tertawa sinis,