Share

930. Part 4

last update Last Updated: 2025-01-15 01:04:32

Sekarang Sulaya datang dengan tiga orang berkuda lainnya. Satu di antara mereka adalah Ragajampi. Sasaran mereka jelas ke arah di mana Mahendra Soca berada. Baraka jadi ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh Sulaya dan orang-orang itu terhadap Mahendra Soca. Segera Baraka melesat melompat tinggi ke dahan pohon, dan ia mengintai apa yang terjadi di sekitar tempat penebangan pohon itu.

Mahendra Soca terkejut melihat Ragajampi datang dengan dua orang berwajah bengis itu, ditambah lagi dengan Sulaya yang wajahnya memuakkan Mahendra Soca itu. Kedatangan mereka sudah diawali dengan sikap bermusuhan yang dalam. Ragajampi tahu-tahu melepaskan pukulan jarak jauhnya ke dada Mahendra Soca.

Beggh..!

Mahendra Soca terpental mundur dan jatuh dengan wajah menyeringai.

"Hajar dia!" kata Ragajampi kepada dua orang bertampang keji itu. Maka keduanya segera menyeret Mahendra Soca dan mengikat pemuda yang sedang kesakitan akibat pukulan jarak jauh Ragajampi. Mahendra Soca d

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   931. Part 5

    Mahendra Soca sempat berteriak keras-keras, "Beritahukan hal ini kepada Yayi, biar dia melihat siapa yang kuat di antara kita berdua, Ragajampi..! Suruh dia nonton pertarungan kita!"Setelah berseru begitu, Mahendra Soca menjatuhkan diri ke rerumputan. Ia terengah-engah sambil pandangi luka cambuk di lengannya. Ia menggerutu tak jelas, namun segera tersentak kaget setelah mendengar suara orang meluncur turun dari atas pohon dan menapak di tanah yang ada di depannya.Jlegg...!"Baraka.. !" ia sedikit terpekik. Ia pun bangkit dan menghampiri Pendekar Kera Sakti, namun Pendekar Kera Sakti sudah lebih dulu mendekat."Ragajampi yang melakukan semua ini!" ujar Mahendra Soca setelah Baraka mengobatinya."Ya, aku melihatnya sejak tadi!""Edan! Kau melihatnya sejak tadi? Mengapa kau tidak mau segera menolongku?""Karena kau selalu menolak saranku untuk belajar ilmu silat! Dengan begini kau tentunya akan sadar, bahwa kau membutuhkan ilmu silat

    Last Updated : 2025-01-15
  • Pendekar Kera Sakti   932. Part 6

    Kecuali jika orang itu telah mati di tangan orang lain, maka dendam Yayi pun akan hilang dengan sendirinya. Saat itu, datang tiga ekor kuda yang berlari tak terlalu cepat ke arah tepian sungai. Mereka tak lain adalah Ragajampi, Sulaya, dan seorang berwajah bengis yang mencambuki Mahendra Soca beberapa waktu yang lalu. Melihat kehadiran mereka, Yayi mendengus kesal, wajahnya makin cemberut.Ki Argapura hanya meliriknya sekejap dan berlagak tidak tahu-menahu tentang sikap Yayi."Selamat pagi, Ki Arga," sapa Ragajampi dengan keramahan yang kaku. Senyumnya pun terlihat kurang enak dipandang mata. Namun Ki Argapura membalasnya dengan keramahan sejati."Yayi aman dalam pengawalanku, Ragajampi! Rasa-rasanya tak perlu kau mencemaskannya!" kata Ki Argapura tetap tersenyum."Aku percaya, Ki Arga. Aku hanya ingin melihat sejauh mana Yayi sudah kuasai ilmu pedangmu!""Tidak terlalu jauh. Masih pelajaran dasar saja," sahut Ki Argapura.Tapi Yayi segera m

    Last Updated : 2025-01-15
  • Pendekar Kera Sakti   933. Part 7

    "Tetapi orang akan tahu kalau Yayi mati karena jarum beracunku! Aku bisa dicurigai sang Adipati, Ragajampi!""Pakailah jarum beracun milikku, toh aku sudah mati! Maka orang akan menduga akulah pembunuh nona manis itu, sedangkan aku sendiri sudah mati di pertarungan! Kau akan bebas, Sulaya!""Begitukah maumu?""Ya. Karena itu siapkan jarum beracunku dan incar terus Yayi, jangan sampai terhadang oleh siapa pun! Pilih lima orang yang membantumu untuk melepaskan jarum beracun itu, untuk menjaga kalau-kalau kau gagal, maka satu dari kelima orang itu akan berhasil membunuh Yayi. Tapi ingat, kalau keadaanku menang terus sampai pertarunganku dengan si Wajah Hitam juga menang, jangan kau bunuh Yayi. Nanti kau sendiri yang bisa kubunuh! Mengerti?""Ya. Mengerti! Akan kusiapkan lima orang sesuai rencanamu itu!" kata Sulaya dengan tegas dan patuh.Pendekar Kera Sakti memegang kunci adanya sebuah persekongkolan untuk membunuh Yayi. Kunci ini sangat berharga. Ka

    Last Updated : 2025-01-15
  • Pendekar Kera Sakti   934. Part 8

    Gubuk dikelilingi pohon kelapa itu disambangi oleh Baraka dan ternyata Mahendra Soca ada di sana sedang telentang di atas balai-balai. Ia agaknya sedang melepas lelah dalam renungan panjangnya. Ketika Baraka datang, ia sedikit terkejut, lalu tersenyum kepada Baraka. Baraka pun segera berkata nyeplos. "Kau tadi mencuri jurus pedang Ki Argapura dan Yayi! Betulkah begitu, Mahendra?"Tertawa nyengir orang muda berikat kepala putih itu. Lalu ia berkata, "Memang. Habis aku malu jika ingin ikut belajar dengan Yayi. Padahal, setelah aku merenung beberapa saat, rasa-rasanya memang aku perlu mempelajari jurus pedang, untuk sewaktu-waktu jika kepergok Ragajampi, aku sudah siap menghadapinya dengan jurus pedang yang mematikan!""Mengapa tidak bilang padaku saja? Aku bersedia mengajarkan ilmu pedang padamu!""Aku malu. Karena aku sudah pernah menolak tawaranmu berulang kali. Takut kau menertawakan aku jika aku minta diajarkan jurus-jurus pedang padamu. Dan.. jujur saja kukat

    Last Updated : 2025-01-15
  • Pendekar Kera Sakti   935. Part 9

    Ki Argapura menyapa lebih dulu dan mengatakan kepada Baraka, "Sangat kebetulan sekali aku bisa bertemu denganmu di pagi ini!""Mengapa begitu, Ki Arga?""Tunjukkan padaku di mana tempat pertarungan itu. Kau mau menolongku, Baraka?""Itu hal yang mudah, Ki. Tapi mengapa Ki Arga ingin ke sana dan tampaknya menyimpan kegundahan hati?" tanya Pendekar Kera Sakti."Yayi nekat ke sana, dan ada kabar yang mengatakan, Yayi sudah mendaftarkan diri sebagai peserta!""Celaka!" gumam Baraka menjadi tegang juga."Padahal Ragajampi sendiri sudah mendaftarkan diri sebagai peserta sejak kemarin sore!""Gawat itu berarti Ragajampi akan bertemu Yayi juga! Sekarang di mana Yayi berada, Ki?""Hilang. Tak tahu di mana dan sedang dalam pencarian beberapa orang! Sejak kemarin sore dia sudah tinggalkan istana tanpa pengawalan. Pedang milik Abiyasa yang dibawanya, sedangkan pedangnya sendiri ditinggalkan."Pantas jika Ki Argapura cemas. Baraka se

    Last Updated : 2025-01-15
  • Pendekar Kera Sakti   936. Part 10

    "Ya," jawab Baraka tersenyum tipis. "Aku mencarimu, Yayi!""Aku menghilang dari kemarin. Kalau tidak begitu,! Ki Argapura pasti menghalangiku. Hmmm... eh, kau ke sini untuk apa? Ikut sebagai peserta juga atau.. Hei, kau membawa pedangku!""Ki Argapura yang meminjamkannya!""Ja... ja... jadi kau sebagai seorang peserta juga? Kau.. kau nanti tampil di arena itu?"Baraka menganggukkan kepala dengan kalem. "Aku terpaksa menggantikan Mahendra."Terperangah Yayi memandangi Baraka. Kejap berikutnya, Ragajampi ikut bicara dengan ketusnya, "Kebetulan kau sebagai peserta. Aku berharap kita bisa saling jumpa di arena, supaya Yayi bisa tahu bahwa tak sepantasnya dia bersikap ramah dan akrab denganmu seperti itu!"Baraka hanya tersenyum mendengar nada cemburu itu. Lalu, terdengar Yayi bicara sambil menggenggam tangan Baraka, "Kau.. akan bertarung denganku nantinya, Baraka...!""Sudah kuperhitungkan segalanya, Yayi. Percayalah, ini pertarungan tera

    Last Updated : 2025-01-15
  • Pendekar Kera Sakti   937. Part 11

    Trangngng..!Suaranya nyaring sekali. Kejap berikutnya, Yayi menggunakan jurus 'Mata Malaikat'. Seharusnya dada Baraka bolong dalam satu tusukan pedang dengan kecepatan tinggi. Tapi nyatanya ujung pedang itu justru dijepit dengan dua jari Pendekar Kera Sakti tepat di depan dada.Tabb.. !Pedang itu bagaikan terkunci, lalu dengan satu kekuatan tenaga dalamnya, Baraka sentakkan jepitan pedang itu ke samping, dan pedang itu pun terpental lepas dari tangan Yayi.Trangng..!Jatuh di lantai, jauh dari jangkauan Yayi."Hiaaat..!" Yayi nekat menyerang dengan pukulan tangannya. Tapi Baraka segera jongkok dengan kaki lebar dan kedua tangannya mematuk pinggang Yayi dari kanan-kiri, bagaikan dua ular kobra menyerang satu lawan.Dess, dess...!Brukkk..! Yayi langsung jatuh bagai kain sutera dilepas dari pegangannya. Ternyata totokan itu membuat lumpuh kedua kaki Yayi untuk beberapa saat. Sementara kedua tangan Yayi masih bisa digunakan untu

    Last Updated : 2025-01-16
  • Pendekar Kera Sakti   938. Part 12

    Wusss... wusss...!Zrattt.. ! Mereka saling memunggungi. Sama-sama diam tak bergerak. Posisi mereka tetap dalam kuda-kuda kokoh. Semua mata memandang tak berkedip. Tak bersuara. Dan tiba-tiba terdengar suara tetes air menggema di ruangan yang sunyi itu.Tes... tes... tes...!Mata mereka pertama-tama memandang ke arah pedang yang tahu-tahu sudah dicabut Baraka dan tak ada yang melihat kapan Baraka mencabut pedang tersebut. Pedang itu berlumur darah. Tapi tidak menetes ke lantai darahnya.Mata mereka segera memandang ke arah bagian kaki Mahendra Soca. Ternyata di sanalah darah menetes dari kain celana bagian tengah. Dan mereka semakin terbelalak setelah menyadari, ternyata tubuh Mahendra Soca terbelah dari pusar sampai dada, terus ke leher dan mencapai pertengahan wajah Mahendra Soca. Tepat di kening, belahan pedang itu berhenti dan sekarang merembeskan darah.Blakkk..!Mahendra Soca jatuh terkapar dengan mata mendelik, mulut ternganga, dan tu

    Last Updated : 2025-01-16

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

  • Pendekar Kera Sakti   1250. Part 17

    Tubuh Pangkas Caling tak kelihatan setelah terjadi kilatan cahaya terang warna ungu akibat benturan tadi. Tubuh kedua pendeta itu terjungkal lima langkah dari jarak tempat berdiri mereka tadi. Hidung mereka sama-sama keluarkan darah, dan wajah mereka sama-sama menjadi pucat. Mereka sendiri tak sangka kalau akan terjadi ledakan sedahsyat itu."Jantung Dewa, apakah kita masih hidup atau sudah di nirwana?""Kukira kita masih ada di bumi, Mata Lima," jawab Pendeta Jantung Dewa dengan suara berat dan napas sesak. Getaran bumi terhenti, angin membadai hilang. Gemuruh bebatuan yang longsor bersama tanahnya pun tinggal sisanya. Kedua pendeta itu sudah tegak berdiri walau sesak napasnya belum teratasi. Tapi pandangan mata para orang tua itu sudah cukup terang untuk memandang alam sekitarnya.Pada waktu itu, keadaan Rajang Lebong yang sudah mati ternyata bisa bernapas dan bangkit lagi. Sebab sebelum Pangkas Caling menyerang, terlebih dulu meludahi wajah Rajang Lebong. Tet

  • Pendekar Kera Sakti   1249. Part 16

    Bersalto di udara dua kali masih merupakan kelincahan yang dimiliki orang setua dia. Kini keduanya sudah kembali mendarat di tanah dan langsung menghadang lawannya, tak pedulikan sinar kuning tadi kenai pohon itu langsung kering dari pucuk sampai akarnya."Rajang Lebong dan Pangkas Caling, mau apa kalian menyerang kami!" tegur Pendeta Jantung Dewa dengan kalem. Senyum Pangkas Caling diperlihatkan kesinisannya, tapi bagi Pendeta Jantung Dewa, yang dipamerkan adalah dua gigi taring yang sedikit lebih panjang dari barisan gigi lainnya. Pangkas Caling menyeringai mirip hantu tersipu malu.Sekalipun yang menyeringai Pangkas Caling, tapi yang bicara adalah Rajang Lebong yang punya badan agak gemuk, bersenjata golok lengkung terselip di depan perutnya. Beda dengan Pangkas Caling yang bersenjata parang panjang di pinggang kirinya."Kulihat kalian berdua tadi ada di Bukit Lajang!""Memang benar!" jawab Pendeta Jantung Dewa. Tegas dan jujur."Tentunya kalian

  • Pendekar Kera Sakti   1248. Part 15

    RESI Wulung Gading mengatakan, bahwa Seruling Malaikat tidak mempunyai kelemahan. Satu-satunya cara menghadapi Seruling Malaikat adalah, "Jangan beri kesempatan Raja Tumbal meniup Seruling itu!"Pendekar Kera Sakti punya kesimpulan, "Harus menyerang lebih dulu sebelum diserang. Karena jika Raja Tumbal diserang lebih dulu, maka ia tidak punya persiapan untuk meniup serulingnya. Syukur bisa membuat dia tidak punya kesempatan untuk mengambil pusaka itu!Itu berarti Baraka harus lakukan penyerangan mendadak ke Lumpur Maut. Padahal ia tidak mengetahui di mana wilayah Lumpur Maut. Maka, hatinya pun membatin, "Aku harus minta bantuan Angin Betina! Di mana perempuan itu sekarang?"Pendekar Kera Sakti dihadapkan pada beberapa persoalan yang memusingkan kepala. Pertama, ia harus mencari di mana Angon Luwak, agar Pedang Kayu Petir yang ada di tangan anak itu tidak jatuh ke tangan orang sesat. Kedua, ia harus temukan Delima Gusti dan memberi tahu tentang siasat Raja Tumbal

  • Pendekar Kera Sakti   1247. Part 14

    Diamnya Baraka dimanfaatkan oleh Angin Betina untuk berkata lagi, "Aku suka padamu, dan berjanji akan melindungimu!""Berani sekali kau berkata begitu padaku. Apakah kau tak merasa malu, sebagai perempuan menyatakan isi hatimu di depanku?""Aku lebih malu jika kau yang menyatakan rasa suka padaku lebih dulu!""Aneh!" Baraka tertawa, tapi tiba-tiba Angin Betina menyentak lirih, "Jangan tertawa!""Kenapa" Aku tertawa pakai mulutku sendiri!""Tawamu makin memancing gairahku," jawabnya dalam desah yang menggiring khayalan kepada sebentuk kehangatan. Baraka hanya tersenyum, matanya sempat melirik nakal ke dada Angin Betina. Perempuan itu pun berkata lirih lagi, "Jangan hanya melirik kalau kau berani! Lakukanlah! Tunjukkan keberanianmu sebagai seorang lelaki yang mestinya mampu tundukkan wanita sepertiku!"Baraka kian lebarkan senyum dan menggeleng. "Tidak. Anggap saja aku pengecut untuk urusan ini! Selamat tinggal!"Zlaaap...! Weesss...!

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status