Share

759. Part 10

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 01:02:35

"Jadi kau tak bisa kalahkan Intan Selaksa!"

"Bukan tak bisa, Dewi! Aku terpaksa melarikan diri karena Gincu Mayat ikut campur dalam urusan ini!"

"Gincu Mayat...!" Dewi Kelambu Darah agak terkesiap matanya, lalu menyipit benci. "Berani-beraninya dia ikut campur urusanmu? Apakah dia tak tahu bahwa kau calon suamiku?"

"Dia tahu persis! Bahkan dia tahu bahwa aku datang ke Kuil Swanalingga untuk mencari Pedang Guntur Biru! Mulutnya itu yang membuat Intan Selaksa jadi tahu tujuanku sebenarnya!"

Menggeram mulut Dewi Kelambu Darah sambil geletakkan giginya, ia mengencangkan genggaman tangannya. Lalu ia bertanya, "Jadi, bagaimana dengan pedang pusaka itu? Kau belum berhasil mendapatkannya!"

"Untuk sekarang memang belum," jawab Barong Geni. "Tapi untuk waktu mendatang, Pedang Guntur Biru pasti akan kudapatkan dan kupersembahkan padamu, Kelambu Darah!"

"Ingat, kalau kau tak cepat memberikan pedang pusaka itu, berarti masa bulan madu kita tertunda lagi!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   760. Part 11

    Dewi Kelambu Darah tertawa terkikik setelah Barong Geni pergi. Dalam hatinya, Kelambu Darah ucapkan kata, "Manusia bodoh! Sekalipun dia dapatkan pedang pusaka itu, siapa yang mau menjadi suaminya! Puih...! Tak sudi aku bergelut di atas ranjang dengannya! Menjijikkan! Tapi, untuk sementara ini aku harus mendorong semangatnya dan menjaganya dari belakang! Kuperlukan tenaganya untuk mencuri pedang pusaka itu! Siapa pun akan tahu jika terjadi heboh nanti, bahwa pusaka Pedang Guntur Biru dicuri oleh murid murtadnya Begawan Sangga Mega! Dunia akan mengecam dia! Dia akan diburu oleh banyak orang, sementara aku bisa melarikan diri dan tenggelam untuk beberapa saat! Setelah itu aku akan muncul sebagai ratu yang punya banyak rakyat, karena mereka tak ada yang tahu bahwa akulah otak pencurian pusaka Pedang Guntur Biru itu! Hi hi hi...!"Dewi Kelambu Darah cepat mengikuti kepergian Barong Geni. Tak disadarinya, Panji Tampan yang belum mati hanya dalam keadaan parah itu, telah mendengar s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Pendekar Kera Sakti   761. Part 12

    Tetapi kali ini Intan Selaksa punya rasa atas pembelaan diri Gincu Mayat terhadap dirinya. Jika waktu tadi Gincu Mayat tak muncul, mungkin Intan Selaksa sudah tak bernyawa lagi dihantam habis oleh Barong Geni, orang yang sering menghalalkan cara demi mencapai kebutuhan pribadinya. Intan Selaksa merasa sangat beruntung dengan kedatangan Gincu Mayat itu.Bahkan setelah ia sembuhkan luka-lukanya dengan ramuan peninggalan mendiang gurunya, Intan Selaksa ucapkan kata kepada Gincu Mayat, "Pertolonganmu sangat berharga bagiku, karena tepat pada waktunya. Aku tak tahu harus membalas dengan cara bagaimana untuk menghargai pertolonganmu, Gincu Mayat!""Sudah kubilang tadi, aku hanya membalas hutangku kepadamu! Dengan begini, kita impas. Kita tak punya hutang nyawa lagi!""Kau begitu baik padaku, Gincu Mayat! Di tengah sepiku menunggu saat kepergianku tiba sebagai penjaga kuil ini, hanya kau teman yang sering mengisi kesunyian hati ini!""Mengapa tak cari teman pria

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Pendekar Kera Sakti   762. Part 13

    "Hi hi hi...! Kau memang murid yang patuh, Intan Selaksa, tapi kau juga murid yang bodoh! Kepatuhanmu itu memang berharga jika gurumu masih hidup. Tapi sekarang gurumu sudah wafat, kepatuhan itu tak perlu ada lagi! Justru gurumu itu sangat berharap kau bisa mengambil gagasan sendiri untuk bertindak tanpa diri beliau!""Gagasan...!" Intan Selaksa makin kerutkan dahi."Ya. Setiap orang berhak punya gagasan sendiri dalam bertindak!"Tiba-tiba Gincu Mayat sentakkan tangannya, mendorong tubuh Intan Selaksa dengan kuat. Intan Selaksa jatuh terjungkal ke tanah. Gincu Mayat berkelebat lompat ke kiri sambil tangannya menyambar sesuatu yang melayang cepat bagaikan anak panah.Wussst...! Tap...!"Hei, kenapa kau mendorongku sekasar itu, Gincu Mayat!" sentak Intan Selaksa. Gincu Mayat tidak menjawab. Matanya tajam memandang sekeliling halaman kuil, terutama di atas tembok pagar berbatu hitam itu.Kejap berikut, Gincu Mayat segera dekati Intan Selaksa da

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pendekar Kera Sakti   763. Part 14

    Jika benar Sambar Jantung yang bikin ulah seperti ini, lantas apa maksudnya? Apa pula maksud Sambar Jantung dua kali melepaskan pisau beracun untuk membunuh Intan? Atau, jangan-jangan yang jadi sasaran adalah Gincu Mayat? Bukan Intan Selaksa? Rasa-rasanya sangat aneh sekali dan tak mudah dipercaya bahwa Eyang Sambar Jantung bermaksud membunuh Intan Selaksa. Rasa-rasanya tak pernah ada kesalahan yang dibuat Intan terhadap Sambar Jantung.Hembusan angin badai masih terasa kuat dan semakin besar saja. Di luar pagar kuil, jauh di sebelah barat sana, terdengar sebuah pohon yang tumbang dengan menimbulkan dentuman yang mengguncangkan tanah.Daun-daun kering yang gugur dari pohon hangus seketika itu sudah beterbangan keluar dari pagar kuil yang tingginya mencapai tiga atau empat tombak, dengan ketebalannya mencapai tiga jengkal atau setengah ukuran tombak.Bahkan sekarang angin badai aneh itu menghadirkan bintik-bintik putih seperti tepung. Bintik-bintik putih itu mene

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pendekar Kera Sakti   764. Part 15

    Wuuttt...!Sinar itu terus memancar tiada putusnya, bergerak pelan menyusuri tepian pintu, sampai membentuk gerakan sesuai dengan keliling pintu tersebut.Zubb...!Pijar sinar hijau itu padam. Gincu Mayat menarik napas dalam-dalam, ia siap mendobrak pintu yang sudah dipotong memakai sinar hijau tadi. Tapi, Gincu Mayat merasa sangsi."Tak ada bekas meleleh pada bagian yang sudah kupotong!" ucapnya dalam hati, "Bau terbakar pun tak ada! Hangus pun tidak pintu itu. Apakah itu berarti pintu sudah terpotong atau tetap utuh?"Gincu Mayat segera mendekati dan mencoba mendorongnya pelan-pelan untuk mengetahui keadaan pintu. Ternyata masih kokoh, utuh dan tidak lecet sedikit pun. Gincu Mayat berpikir, seandainya didobrak memakai tendangan tenaga dalam juga percuma, sebab pintu itu lebih kokoh daripada bukit batu."Aduh, gatal juga telapak tanganku jadinya?" ucapnya lirih sambil telapak tangannya saling digosok-gosokkan untuk menghilangkan rasa gatal.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pendekar Kera Sakti   765. Part 16

    Si Sambar Jantung seperti menempeleng udara memakai punggung telapak tangannya.Plakkk...! Terasa ada tamparan keras sekali di wajah Gincu Mayat. Bahkan tubuhnya terpelanting beberapa tindak dari tempatnya berdiri. Tamparan itu bagai disertai sentakan tenaga dalam. Padahal tangan si Sambar Jantung tak sampai mengenai kulit wajah Gincu Mayat. Itu pun sudah membuat Gincu Mayat terpelanting jauh, apalagi jika sampai kena di kulit wajah, pasti akan hancur wajah itu."Setan tua kau!" sentak Gincu Mayat dengan marah. Lalu, ia cepat mencabut rencong di depan perutnya.Srett...!Tapi belum sempat digunakan, tangan kiri Sambar Jantung telah menebas dari bawah ke depan.Wuttt...!Ringan sekali gerakannya, bagai dilakukan tanpa menguras tenaga. Tetapi akibatnya sangat berbahaya. Tubuh Gincu Mayat terlempar terbang ke atas, wusss...! Langsung menuju ke arah pintu lengkung dan jatuh di pelataran kuil.Buhgg...!Ia terjatuh dalam keadaan mir

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Pendekar Kera Sakti   766. Part 17

    Sambar Jantung tak mengelak. Tetap ada di tempatnya. Tapi tangan kanannya berkelebat naik bagai menjungkirkan sesuatu. Dan ternyata, tubuh Gincu Mayat itulah yang dijungkirbalikkan. Tubuh itu terlempar ke belakang dan satu kali salto mundur. Sebelum kakinya mendarat di bumi, si Sambar Jantung cepat mengibaskan kedua tangannya bagai merobek udara dengan kuku-kuku hitamnya.Wrettt...!Kedua tangan itu merobek ke kiri dan ke kanan."Aaahg...!" Gincu Mayat sempat terpekik ketika melihat dadanya robek dari ulu hati sampai ke bawah perut. Robek bersama pakaiannya, sehingga isi perutnya berhamburan keluar dengan mengerikan. Sementara itu, tangan Sambar Jantung cepat disentakkan ke depan dan kembali ditarik ke belakang seperti merogoh sesuatu. Dan ternyata, dalam kejap berikutnya tangan berkuku hitam itu telah menggenggam benda merah berlumur darah. Itulah jantung milik Gincu Mayat."He he he he...!" tawanya terkekeh-kekeh melihat jantung lawan ada di tangannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Pendekar Kera Sakti   767. Part 18

    "Jangan pandangi wajahku terlalu lama, Raja Nujum! Kecantikanku ini bukan untuk dinikmati lelaki setua kamu!""He he he...! Kalau toh aku memandangmu terlalu lama, bukan karena aku menikmati kecantikanmu, Ratu Teluh Bumi! Tapi aku sedang mencari di mana letak kecantikanmu yang konon memikat hati tiap lelaki itu! Sampai sekarang pun tak kulihat kecantikan itu!""Dasar mata rabun!" geram Ratu Teluh Bumi yang merasa terhina oleh pengakuan Raja Nujum itu. "Mana bisa kau melihat kecantikan karena tiap harinya yang kau lihat hanya ratusan ekor cacing sebagai santapan mu itu!""Memang! Dan karena itulah tak kutemukan kecantikan di wajahmu, kecuali seraut wajah cacing!"Makin terbelalak mata perempuan cantik judes itu. Tangannya tiba-tiba meraih sesuatu di depan matanya, lalu sesuatu yang telah digenggam itu dilemparkannya ke arah Raja Nujum bagai menyebarkan sesuatu ke sana.Werrr...!Ternyata yang melesat dari genggaman itu adalah seekor ular kobr

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1265. Part 7

    Trangg, Trangg..! Wuutt! Wuutt! Trangg...! Breett...!Selama perpaduan pedang di udara, percikan bunga api terlihat jelas bagi siapapun yang menyaksikan pertarungan itu. Tapi kecepatan gerak pedang keduanya tak bisa dilihat jelas oleh setiap orang. Hanya mereka yang terbiasa melihat kecepatan gerak pedang seperti itu saja yang bisa menyaksikannya, seperti Kusuma Sumi dan Pita Biru.Dalam sekejap mereka sudah berpindah tempat saat kaki mendarat. Tapi keduanya masih tegak berdiri dengan kaki merenggang kokoh. Rlndu Malam menggenggam pedangnya dengan satu tangan, tubuhnya tetap tanpa luka dan cidera apapun. Tapi Dewa Rayu yang juga tanpa luka sedikit pun itu sempat merasa malu karena sabuk kain pengikat celana dan tali celananya putus oleh sabetan pedang Rindu Malam. Celana itu sempat melorot sedikit ketika ia menapakkan kaki ditanah, lalu buru-buru dicekal dengan tangan kirinya."Ih...!" Dewa Rayu celingukan, malu sekali. Suara yang mengikik datang dari arah Pita

  • Pendekar Kera Sakti   1264. Part 6

    “Siapa kau sebenarnya?" tanya Rindu Malam dengan menahan hati berdebar-debar."Aku yang berjuluk Dewa Rayu!""Dewa Rayu?!" gumam lirih Kusuma Sumi yang tak berbarengan dengan gumam Pita Biru. Akibatnya Rindu Malam melirik ke arah mereka. Keduanya sama-sama malu ditahan karena gumaman tadi bernada kagum.“Namaku sebenarnya adalah Aryawinuda, Putra Raja Pengging yang dibuang oleh Ibu tiriku sejak usia delapan tahun."“Kasihan!" desah Pita Biru. Karena jaraknya amat dekat dengan Kusuma Sumi, maka tulang kakinya terkena tendangan kecil Kusuma Sumi yang menyuruhnya diam dengan isyarat kaki. Pita Biru menggerutu sambil mendesis sakit.Dewa Rayu kembali berkata dengan Suaranya yang berkharisma, “Aku dirawat oleh Paman Patih Janursulung, dan kemudian minggat dari Istana bersamaku dan akhirnya menjadi seorang resi di Bukit Karangapus"Tiga wajah cantik bungkam, bagaikan terkesima oleh cerita si tampan bermata bening itu. Rindu

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status