Share

69. Gamabunta

last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-11 01:03:10

"Mahisa Birawa keparat...!" dengus Ksatria Topeng Putih.

"Ha ha ha...!" tawa gelak pemuda berpakaian serba merah yang memang Mahisa Birawa atau Iblis Seribu Wajah. "Bentuk tubuhmu bagus, bahan pakaianmu pun cukup enak dipandang mata, tapi aku tak tahu kenapa wajahmu kau tutup dengan topeng. Siapa kau? Apa hubunganmu dengan pemuda bernama Pendekar Kera Sakti itu? Kenapa kau mengejarku?"

Mahisa Birawa mengeluarkan rentetan kalimat panjang. Telapak tangan kanannya tak henti mengelus katak raksasa yang tengah didudukinya. Sementara, satwa setinggi sepuluh tombak lebih itu senantiasa membuka mulut. Lidahnya yang berwarna merah berkilat tampak melelet-lelet.

"Aku mengejarmu karena ada banyak urusan yang harus kuselesaikan denganmu!" seru Ksatria Topeng Putih.

"Kau belum sepenuhnya menjawab pertanyaanku, Lelaki Bertopeng!" sahut Iblis Seribu Wajah. "Siapa kau? Apa hubunganmu dengan Pendekar Kera Sakti, sehingga kau bersusah payah mengejarku sampai ke Bukit Prata

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   70. Ksatria Topeng Putih vs Gamabunta

    "Aku belum kalah!" seru Ksatria Topeng Putih lagi bibirnya tetap tak bergerak."Hmmm.... Kau memang keras kepala, Ksatria Se....""Aku belum kalah!" Ksatria Topeng Putih berseru kembali, memotong kalimat Mahisa Birawa."Aku tak mau membuang tenaga percuma! Membunuh orang yang sudah luka parah sepertimu, aku tak memperoleh keuntungan apa-apa!" ujar Iblis Seribu Wajah, jumawa. "Untuk meladeni kekerasan kepalamu, kau hadapi saja Lidah Maut satwa tunggangan ku ini!" Usai berkata, Iblis Seribu Wajah menepuk leher Gamabunta."Khrokkk...! Khrokkk...!"Katak raksasa berkulit kasar seperti tonjolan batu itu membuka mulutnya lebar-lebar. Timbul tiupan angin kencang. Beberapa bongkah batu besar jatuh menggelinding ke kaki bukit. Sementara, gumpalan tanah bercampur kerikil dan patahan ranting pohon jati tampak beterbangan hendak menghajar tubuh Ksatria Topeng Putih!"Aku belum kalah!"Ksatria Topeng Putih mengulang lagi kalimatnya. Dia tak berbua

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Pendekar Kera Sakti   71. Iblis Pencabut Jiwa

    Sesaat, Baraka mendelikkan mata melihat serangan Dua Iblis dari Gunung Batur yang teramat ganas dan penuh nafsu membunuh. Pandangan Baraka jadi kabur akibat rasa pening di kepalanya. Bau anyir darah telah memenuhi tempatnya berdiri. Namun, percuma saja Baraka digembleng keras oleh Raja Kera Putih di Lembah Kera. Andai dia tak dapat meredam serangan Dua iblis dari Gunung Batur itu. Ketika tiga telapak tangan yang mengandung hawa kematian hampir mengenai sasaran, Baraka mengibaskan telapak tangan kirinya. Timbul serangkum angin pukulan yang cukup hebat walau Baraka cuma mengerahkan sepertiga bagian tenaga dalamnya. Kibasan telapak tangan kiri pemuda bernama Pendekar Kera Sakti itu bukan saja mampu mengusir bau anyir darah yang menebar dari telapak tangan Dua Iblis dari Gunung Batur, bahkan mampu menahan lesatan tubuh dua tokoh sesat itu.Dan pada saat tubuh Dua Iblis dari Gunung Batur masih tertahan di udara, Pendekar Kera Sakti membungkuk seraya melakukan gerakan 'Kera Memilah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Pendekar Kera Sakti   72. Raja Penyasar Sukma

    "Hmmm..... Jadi, karena itulah kau menuduh aku telah mencuri batu mustika 'Menembus Laut Bernapas Dalam Air'?"Iblis Pencabut Jiwa tak menjawab. Dia Cuma menatap wajah Baraka. Tapi, Baraka sudah dapat nenangkap arti dari tatapan kakek gemuk bulat itu."Ketahuilah, Kakek Gendut, aku tidak pernah mencuri benda yang kau sebutkan itu," ujar Pendekar Kera Sakti kemudian. "Aku mengucap 'Menembus Laut Bernapas Dalam Air' karena kata-kata itu adalah kata sandi pemberian Iblis Seribu Wajah. Tokoh jahat itu telah menyandera seorang sahabatku. Dan, aku harus dapat memecahkan kata sandi itu agar aku dapat memberi pertolongan...."Baraka berkata dengan sejujurnya. Nada ucapannya jelas menyiratkan bahwa dia sudah tak punya sakit hati lagi kepada Iblis Pencabut Jiwa. Sementara, Iblis Pencabut Jiwa yang mendengar Baraka menyebut nama Iblis Seribu Wajah cuma diam saja. Padahal, dia punya hubungan dengan kakek yang pandai merubah wajah dan bentuk tubuhnya itu."Sekarang, k

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Pendekar Kera Sakti   73. Sihir Ksatria Topeng Putih

    "Pergilah! Gendong tubuh saudara seperguruanmu itu!" seru Pendekar Kera Sakti. "Ingat kata-kataku ini! Jika ternyata apa yang kau katakan tadi hanya suatu kebohongan, tak segan-segan aku meremukkan seluruh tulang-belulang mu!"Baraka mengancam penuh kesungguhan. Iblis Pencabut Jiwa yang benar-benar sudah jera dan ngeri bergegas menghampiri tubuh Iblis Perenggut Roh yang masih tergeletak pingsan di tanah. Tanpa menoleh-noleh lagi. Iblis Pencabut Jiwa membopong tubuh adik seperguruannya seraya lari terbirit-birit.Sementara, Pendekar Kera Sakti menatap kepergian kakek gemuk bulat itu sambil senyum kalem."Aku harus segera mendapatkan batu mustika 'Menembus Laut Bernapas Dalam Air'...," tekad Baraka."Aku harus segera mendapatkannya! Tapi..., aku tak tahu batu mustika itu dibawa siapa?"Pendekar Kera Sakti menggaruk kepalanya yang tak gatal. Perutnya yang lapar memperdengarkan suara berkeruyukan. Tapi, Pendekar Kera Sakti tak mau ambil peduli. Dia ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Pendekar Kera Sakti   74. Datangnya Raja Penyasar Sukma

    Dan, Iblis Seribu Wajah pun benar-benar tertipu. Dia menyangka bila benda yang masuk ke perut Gamabunta adalah tubuh Ksatria Topeng Putih. Karena takut terjadi apa-apa, Iblis Seribu Wajah lalu memerintahkan Gamabunta untuk mengerahkan tenaga 'Mengolah Api Guncangkan Bumi'. Tentu saja ranting pohon jati terbakar hangus oleh gumpalan api yang tersimpan di dalam perut Gamabunta. Dan, Iblis Seribu Wajah pun menyangka Ksatria Topeng Putih benar-benar telah dijemput ajal. Iblis Seribu Wajah itu tidak tahu bila Ksatria Topeng Putih tengah bersembunyi di balik bongkahan batu besar dan sedang menunggu kesempatan untuk dapat melaksanakan rencana yang telah disusunnya."Melihat sikap durjana laknat itu, agaknya dia sedang menanti kehadiran seseorang yang amat diseganinya," kata hati Ksatria Topeng Putih, terus memperhatikan Iblis Seribu Wajah yang masih duduk di leher sang katak raksasa Gamabunta.Sementara itu, Iblis Seribu Wajah tengah digeluti perasaan tegang. Berkali-kali dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Pendekar Kera Sakti   75. Kitab Tiga Dewa

    "Aku tahu Banyak Langkir adalah seorang tokoh yang amat licik dan kejam. Amat berbahaya apabila dia menguasai ilmu 'Raja Tiwikrama' dengan sempurna...," gumam Ksatria Topeng Putih. "Aku harus mencegahnya! Aku harus dapat merampas Katak Wasiat Dewa! Soal Pedang Naga Kresna biarlah nanti kuurus di lain waktu. Tentang cermin 'Terawang Tempat Lewati Masa' biar Ratu Perut Bumi sendiri yang mengurusnya....""Ayo, tunggu apa lagi!” seru Raja Penyasar Sukma, semakin tak sabaran."Hmmm.... Soal menyerahkan Katak Wasiat Dewa adalah suatu hal yang amat mudah...," sahut Iblis Seribu Wajah. "Tapi, dapatkah kau memegang kata-kata yang kau ucapkan dulu, Ba... eh, Raja Penyasar Sukma?""Kata-kataku yang mana, heh!” bentak Raja Penyasar Sukma. "Apa kau lupa bila Gamabunta yang kau tunggangi itu adalah milikku yang kini telah kuserahkan dan ku jinakkan untukmu?""Ya! Ya, aku tetap ingat bila katak raksasa yang maha hebat ini adalah pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Pendekar Kera Sakti   76. Ratu Perut Bumi

    "Ya, Dewata yang agung...," Pendekar Kera Sakti menyebut nama Sang Penguasa sekali lagi. Tubuhnya gemetaran dengan jantung berdegup kencang. Tanpa terasa, keringat dingin bercucuran. Di hadapan pemuda remaja berwajah lugu itu, nampak sesosok tubuh manusia yang sungguh-sungguh bisa membuat siapa saja yang melihatnya menjadi bergidik ngeri. Wujud manusia yang baru muncul dari dalam tanah itu merupakan perpaduan antara manusia dengan ular!Dari pinggang ke atas, sosok tubuh itu berupa seorang wanita berwajah cantik mengenakan baju merah gemerlap seperti layaknya seorang ratu. Di kepalanya bertengger sebuah mahkota emas bertahtakan intan berlian. Sementara, dari pinggang ke bawah, sosok tubuh itu berbentuk ekor ular yang panjang melingkar dan berwarna hijau berkilat!"Jangan takut!" seru sosok tubuh itu. "Aku adalah Ratu Perut Bumi. Aku bukan makhluk jahat! Kedatanganku justru untuk menolongmu.""Ratu... Ratu Perut Bumi...," desis Pendekar Kera Sakti, tergagap.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Pendekar Kera Sakti   77. Melarikan Katak Wasiat Dewa

    Dan karena dia pun, telah berhasil menguasai dengan sempurna ilmu 'Dewa Angkasa' yang merupakan salah satu bagian dari isi Kitab Tiga Dewa, kakek itu mampu menerbangkan tubuhnya sambil duduk bersila di atas lempengan batu. Kemampuan itu diperolehnya dengan mengerahkan kekuatan tenaga dalam yang bersifat mendorong, dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga dia dapat membuat tubuhnya seolah-olah memang terbang di angkasa.Sambil mengeluarkan kemampuannya itu, Banyak Langkir membungkus tubuhnya dengan ilmu 'Sinar Kuning Penyamar Raga', sehingga tubuhnya tersamar oleh gumpalan cahaya kuning yang terus memancar."Segera tampakkan batang hidungmu, Keparat!" seru Banyak Langkir atau Raja Penyasar Sukma, keras menggelegar. Wajah kakek itu tampak menegang dengan bola mata melotot besar. Bahunya terlihat naik turun terbawa dengus nafasnya yang memburu karena desakan hawa amarah. "Kembalikan Katak Wasiat Dewa kepadaku, Keparat!" Raja Penyasar Sukma berteriak lebih lantang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1144. Part 21

    Angin berhembus ke utara. Awan pun bergerak ke arah yang sama. Ternyata di balik awan ada rembulan. Sekalipun tidak penuh dan tampak jauh, tapi cahayanya cukup membuat malam menjadi pucat. Batu dan tanaman rumput mulai bisa terlihat. Keadaan remang membuat Baraka merasa senang, karena dengan begitu matanya dapat memandang sekeliling dengan lebih jelas lagi."Hei, ada gerakan di sebelah barat sana? Hmmm... apa itu? Oh, seseorang melesat menuju sela-sela rumah penduduk. Nah, itu dia! Bayangan hitam itu akhirnya datang juga. Aku harus segera mengejarnya ke sana!"Zlaaap...!Baraka pergunakan gerakan peringan tubuh yang mampu melesat dengan cepat tanpa suara. Dalam waktu singkat ia tiba di belakang sebuah rumah, tempat bayangan tadi menghilang di sela-sela dua rumah. Baraka merunduk di balik tanaman singkong yang tingginya baru sebatas dada manusia dewasa. Matanya memandang dengan waspada ke berbagai arah.Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari seberang.

  • Pendekar Kera Sakti   1143. Part 20

    "Jika memang dia berilmu tinggi tentunya dia sangat mudah menangkis gerakan tanganku dalam menampar tadi. Jika ia berlimu tinggi, tak mungkin pipinya menjadi merah, karena tamparanku tak begitu keras untuk ukuran orang berilmu tinggi. Aku tak percaya kalau dia adalah bayangan hitam.""Kau kasar sekali, Baraka," ucapnya dengan suara bergetar karena menahan tangis.Baraka tarik napas panjang-panjang jauhi dipan."Untuk apa kau membohongiku, Sundari? Aku tahu bukan kau orang yang disebut-sebut sebagai bayangan hitam itu.""Memang aku orangnya!" Sundari cemberut. "Karena itu, kuharap kau jangan hadapi dia karena itu sama saja kau berhadapan denganku dan aku tak tega jika harus membunuhmu."Baraka sunggingkan senyum tak percaya. "Kalau memang kau bayangan hitam yang dikatakan sakti dan mampu bergerak secepat kilat hingga seperti bayangan lewat, maka kau pasti akan mampu menangkis gerakan tanganku tadi. Ternyata kau tidak mampu menangkisnya, itu berarti

  • Pendekar Kera Sakti   1142. Part 19

    Maka, pendekar tampan yang ternyata sejak tadi diintip oleh Sundari dari celah pintu dapur itu, mencoba mengutarakan maksudnya kepada Pak Tua pemilik kedai tersebut. "Apakah kau menyediakan kamar untuk penginapan, Ki?""Tidak. Maksudmu bagaimana, Baraka?""Kalau ada kamar, aku akan bermalam di sini. Aku ingin tahu siapa bayangan hitam itu. Karena..., terus terang saja, kedatanganku kemari adalah dalam perjalanan menemui Raja Hantu Malam.""Hahh...!" Ki Rosowelas terkejut. Baraka memang tidak jelaskan pokok masalah sebenarnya agar tak mengundang perhatian terlalu besar bagi si pemilik kedai itu.Baraka hanya berkata, "Aku punya sedikit urusan dengan Raja Hantu Malam dan harus segera kuselesaikan. Jika bayangan hitam itu memang Raja Hantu Malam, berarti aku tak perlu susah-susah mendaki Gunung Keong Langit. Jika memang bukan dia, maka kita semua akan tahu siapa sebenarnya bayangan hitam itu.""Tapi dia berbahaya, Baraka. Bayangan hitam itu, baik dia

  • Pendekar Kera Sakti   1141. Part 18

    Karena tutur katanya sopan dan wajah Baraka tidak kelihatan bengis, maka Ki Rosowelas pun mempersilakan Baraka untuk masuk ke kedainya. Kedai itu tidak ditutup semua, melainkan disisakan satu pintu untuk keluarnya Baraka nanti. Selain mengisi perutnya, Baraka juga memesan secangkir arak. Dua potong ketan bakar dinikmati pula sebagai pengisi perutnya. Ki Rosowelas menemani Baraka dengan ikut menikmati secangkir arak pula.Seorang gadis manis berkulit hitam segera bergegas ke belakang setelah membantu beberes tempat itu. Gadis manis berusia sekitar dua puluh tahun itu adalah anak tunggal Ki Rosowelas yang terlambat lahir. Gadis itu bernama Sunari, yang lahir pada saat Ki Rosowelas sudah berusia empat puluh tahun.Mulanya Ki Rosowelas dan mendiang istrinya merasa tidak akan punya keturunan, karena sudah bertahun-tahun hidup berumah tangga tapi tidak pernah mempunyai anak. Ketika mereka sudah berusia separo baya, sang istri justru hamil. Tapi sayang sang istri harus mening

  • Pendekar Kera Sakti   1140. Part 17

    "Kuhancurkan tubuh Sumbaruni jika kau tak mau tunduk padaku, Baraka!" kata Nila Cendani mengancam dengan suara dingin."Aku tak akan pernah tunduk pada orang sesat sepertimu, Nila Cendani!""Bagus. Kalau begitu kau ingin lihat tubuh Sumbaruni hancur sekarang juga!"Wuuut...! Claaap...!Dari mata Nila Cendani melesat selarik sinar biru bening ke arah tubuh Sumbaruni yang terkapar tak berdaya itu. Baraka yang memang mengetahui kalau serangannya bisa menyentuh Ratu Tanpa Tapak, cepat patahkan sinar biru itu dengan lepaskan jurus 'Tapak Dewa Kayangan', yaitu Sinar putih perak yang keluar dari telapak tangan yang disatukan di dada dan disentakkan ke depan.Baraka memang sudah mengetahui keistimewaan akan dirinya yang akan selalu perjaka, walaupun keperjakaannya itu sudah di obral kesana kemari.Claap...!Blegaaarrr...! Ledakan lebih dahsyat dari yang tadi telah membuat tanah bagaikan diguncang gempa hebat. Tiga pohon di seberang sana tumba

  • Pendekar Kera Sakti   1139. Part 16

    Dalam perjalanannya menuju Gunung Keong Langit, yang menurut keterangan Tabib Awan Putih, bentuk gunung itu seperti rumah keong raksasa itu, Baraka sempat berpikir tentang semua kata-kata dan penjelasan tabib bungkuk itu."Mungkin memang karena tak beristri lagi, maka Raja Hantu Malam kembali ke jalan yang sesat karena tak ada orang yang mengingatkannya. Tapi mengapa diawali dari dasar laut? Mengapa sasaran pertamanya Ratu Asmaradani? Apakah dengan begitu tingkah lakunya tidak mudah tercemar di permukaan bumi? Atau karena Raja Hantu Malam tak bisa menahan hasratnya untuk beristri lagi dan sudah lama mengincar Ratu Asmaradani yang masih tampak muda itu?"Renungan itu patah. Langkah pun terhenti. Pandangan Baraka segera tertuju ke arah kirinya. Di sana ada tanah lega berpohon jarang. Di atas tanah itu tampak dua orang mengadu kesakitan dengan letupan-letupan yang kadang menjadi ledakan mengguncang tanah. Baraka segera bergegas ke pertarungan dua perempuan yang jaraknya l

  • Pendekar Kera Sakti   1138. Part 15

    Pada saat Pendekar Kera Sakti tercengang, wajah Ratu Asmaradani tertunduk malu dan sedih. Tapi suaranya terdengar jelas, "Paksa dia untuk sembuhkan diriku, Baraka. Jika memang sangat terpaksa, kalahkan dia dengan caramu. Aku mohon bantuanmu. Pendekar Kera Sakti...!"Baraka masih tertegun merinding melihat keganasan ilmu 'Racun Siluman', ia dapat bayangkan alangkah menderitanya hidup tanpa bagian perut ke bawah.-o0o-RINDU MALAM hanya diizinkan oleh Ratu Asmaradani mengantar Baraka sampai di permukaan laut saja. Ia harus segera kembali, karena sang Ratu punya firasat adanya rasa cinta di hati Rindu Malam. Bahkan sebelum ia ditugaskan mengantarkan Baraka ke permukaan laut, sang Ratu sudah berpesan kepada semua rakyat dan orang-orang bawahannya, "Tak satu pun boleh mencintai Baraka dan merayunya. Dia orang terhormat, murid dari kakak sepupuku. Apalagi kalau dia berhasil kalahkan Raja Hantu Malam, kalian semua, termasuk aku, berhutang budi kepadanya.

  • Pendekar Kera Sakti   1137. Part 14

    "Ibuku adalah adik dari ibunya Dewi Pedang. Jadi cukup dekat hubunganku dengan bibi gurumu itu, Baraka."Pendekar tampan angguk-anggukkan kepala. Senyumnya kian mekar berseri menggoda hati para prajurit di pinggiran ruang pertemuan itu. Pendekar Kera Sakti merasa lega dan bangga bisa bertemu dengan Ratu Asmaradani, yang dalam urutan silsilah termasuk orang yang patut dihormati dan dilindungi, sebab adik dari gurunya sendiri. Tetapi Baraka diam-diam menyimpan keheranan kecil."Tentunya dia punya ilmu tinggi. Tapi mengapa dia tak bisa selesaikan persoalannya sendiri? Mengapa harus meminta bantuan padaku?"Kemudian Baraka pun bertanya, "Jadi, bagaimana aku harus memanggilmu, Nyai Ratu? Bibi atau....""Terserah kau. Bukan panggilan hormatmu yang kubutuhkan, tapi kesaktianmu yang kuharapkan bisa menolongku.""Boleh aku tahu apa kesulitanmu, Nyai Ratu?""Beberapa waktu yang lalu, seorang lelaki berilmu tinggi dapat masuk ke negeri ini. Ia mengaku

  • Pendekar Kera Sakti   1136. Part 13

    "Gusti Ratu kami mempunyai ilmu 'Latar Bayangan' yang membuat semua pemandangan di sini seperti pemandangan di permukaan pulau," kata Kelana Cinta."Apakah di sini juga ada siang dan malam?""Ya. Kami juga mengenal siang dan malam, tapi kami tak punya matahari dan rembulan," jawab Rindu Malam."Hanya orang berilmu tinggi dan mempunyai kepekaan indera keenam saja yang bisa sampai di tempat kami ini. Tetapi jika kau tinggal di sini, kau akan dibekali ilmu tersendiri yang bisa membuatmu keluar masuk ke negeri kami, seperti contohnya ilmu yang kugunakan membawamu kemari tadi," kata Kelana Cinta."Seandainya ada...." Kelana Cinta tak jadi teruskan kata, ia melihat seorang wanita berjubah perak muncul di serambi istana. Wanita berambut pendek itu membungkukkan badannya, memberi hormat kepada Baraka.Maka Kelana Cinta berkata, "Sebaiknya kita segera masuk ke istana. Pendeta Agung Dewi Rembulan sudah mempersilakan kita untuk menghadap sang Ratu.""O

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status