Beranda / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 74. Datangnya Raja Penyasar Sukma

Share

74. Datangnya Raja Penyasar Sukma

last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-13 01:02:05

Dan, Iblis Seribu Wajah pun benar-benar tertipu. Dia menyangka bila benda yang masuk ke perut Gamabunta adalah tubuh Ksatria Topeng Putih. Karena takut terjadi apa-apa, Iblis Seribu Wajah lalu memerintahkan Gamabunta untuk mengerahkan tenaga 'Mengolah Api Guncangkan Bumi'. Tentu saja ranting pohon jati terbakar hangus oleh gumpalan api yang tersimpan di dalam perut Gamabunta. Dan, Iblis Seribu Wajah pun menyangka Ksatria Topeng Putih benar-benar telah dijemput ajal. Iblis Seribu Wajah itu tidak tahu bila Ksatria Topeng Putih tengah bersembunyi di balik bongkahan batu besar dan sedang menunggu kesempatan untuk dapat melaksanakan rencana yang telah disusunnya.

"Melihat sikap durjana laknat itu, agaknya dia sedang menanti kehadiran seseorang yang amat diseganinya," kata hati Ksatria Topeng Putih, terus memperhatikan Iblis Seribu Wajah yang masih duduk di leher sang katak raksasa Gamabunta.

Sementara itu, Iblis Seribu Wajah tengah digeluti perasaan tegang. Berkali-kali dia

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   75. Kitab Tiga Dewa

    "Aku tahu Banyak Langkir adalah seorang tokoh yang amat licik dan kejam. Amat berbahaya apabila dia menguasai ilmu 'Raja Tiwikrama' dengan sempurna...," gumam Ksatria Topeng Putih. "Aku harus mencegahnya! Aku harus dapat merampas Katak Wasiat Dewa! Soal Pedang Naga Kresna biarlah nanti kuurus di lain waktu. Tentang cermin 'Terawang Tempat Lewati Masa' biar Ratu Perut Bumi sendiri yang mengurusnya....""Ayo, tunggu apa lagi!” seru Raja Penyasar Sukma, semakin tak sabaran."Hmmm.... Soal menyerahkan Katak Wasiat Dewa adalah suatu hal yang amat mudah...," sahut Iblis Seribu Wajah. "Tapi, dapatkah kau memegang kata-kata yang kau ucapkan dulu, Ba... eh, Raja Penyasar Sukma?""Kata-kataku yang mana, heh!” bentak Raja Penyasar Sukma. "Apa kau lupa bila Gamabunta yang kau tunggangi itu adalah milikku yang kini telah kuserahkan dan ku jinakkan untukmu?""Ya! Ya, aku tetap ingat bila katak raksasa yang maha hebat ini adalah pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Pendekar Kera Sakti   76. Ratu Perut Bumi

    "Ya, Dewata yang agung...," Pendekar Kera Sakti menyebut nama Sang Penguasa sekali lagi. Tubuhnya gemetaran dengan jantung berdegup kencang. Tanpa terasa, keringat dingin bercucuran. Di hadapan pemuda remaja berwajah lugu itu, nampak sesosok tubuh manusia yang sungguh-sungguh bisa membuat siapa saja yang melihatnya menjadi bergidik ngeri. Wujud manusia yang baru muncul dari dalam tanah itu merupakan perpaduan antara manusia dengan ular!Dari pinggang ke atas, sosok tubuh itu berupa seorang wanita berwajah cantik mengenakan baju merah gemerlap seperti layaknya seorang ratu. Di kepalanya bertengger sebuah mahkota emas bertahtakan intan berlian. Sementara, dari pinggang ke bawah, sosok tubuh itu berbentuk ekor ular yang panjang melingkar dan berwarna hijau berkilat!"Jangan takut!" seru sosok tubuh itu. "Aku adalah Ratu Perut Bumi. Aku bukan makhluk jahat! Kedatanganku justru untuk menolongmu.""Ratu... Ratu Perut Bumi...," desis Pendekar Kera Sakti, tergagap.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Pendekar Kera Sakti   77. Melarikan Katak Wasiat Dewa

    Dan karena dia pun, telah berhasil menguasai dengan sempurna ilmu 'Dewa Angkasa' yang merupakan salah satu bagian dari isi Kitab Tiga Dewa, kakek itu mampu menerbangkan tubuhnya sambil duduk bersila di atas lempengan batu. Kemampuan itu diperolehnya dengan mengerahkan kekuatan tenaga dalam yang bersifat mendorong, dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga dia dapat membuat tubuhnya seolah-olah memang terbang di angkasa.Sambil mengeluarkan kemampuannya itu, Banyak Langkir membungkus tubuhnya dengan ilmu 'Sinar Kuning Penyamar Raga', sehingga tubuhnya tersamar oleh gumpalan cahaya kuning yang terus memancar."Segera tampakkan batang hidungmu, Keparat!" seru Banyak Langkir atau Raja Penyasar Sukma, keras menggelegar. Wajah kakek itu tampak menegang dengan bola mata melotot besar. Bahunya terlihat naik turun terbawa dengus nafasnya yang memburu karena desakan hawa amarah. "Kembalikan Katak Wasiat Dewa kepadaku, Keparat!" Raja Penyasar Sukma berteriak lebih lantang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Pendekar Kera Sakti   78. Bersatu padu

    "Astaga...!" Mendadak, Iblis Seribu Wajah berseru kaget. Tanpa sadar, kedua telapak tangannya menekan kepala Gamabunta. Akibatnya sang katak raksasa menghentikan lompatannya. Bola mata Iblis Seribu Wajah tampak melotot besar. Demikian pula dengan Gamabunta. Kedua makhluk berlainan jenis itu sama-sama menatap permukaan tanah yang meletup-letup seperti ada kekuatan aneh yang mendorong dari dalam. Dari jarak sekitar dua puluh tombak, mereka terus mengarahkan pandangan tanpa berkedip. Hingga sampai akhirnya....Brummmm...! Swosss...!Permukaan tanah yang meletup-letup tadi jebol karena memang ada kekuatan dahsyat yang mendorong dari dalam. Lalu bersamaan dengan gumpalan tanah dan butiran pasir yang menyembur ke atas, melesat sesosok bayangan besar panjang berwarna hijau kehitaman."Khrokkk...!"Gamabunta mengeluarkan suara ngorok keras. Tubuhnya bergetar karena terhantam keterkejutan. Setelah Iblis Seribu Wajah yang duduk di leher katak raksasa itu pun tampak

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-14
  • Pendekar Kera Sakti   79. Melepas roh

    Dari balik topeng baja putihnya, lelaki yang sengaja menyembunyikan jatidirinya itu menatap mentari yang tengah memayung di atas kepala. Merasakan jalannya waktu yang berputar cepat, dia menarik napas panjang seraya melanjutkan gumamannya. "Aku harus segera menemui Pendekar Kera Sakti. Katak Wasiat Dewa harus kuserahkan kepadanya. Dia memang berhak."Ksatria Topeng Putih mengeluarkan sebuah kantong putih dari balik bajunya. Hati-hati sekali dibukanya tali pengikat kantong itu. Ternyata, di dalamnya terdapat gumpalan cahaya putih, dan di dalam gumpalan cahaya putih itu terdapat gumpalan cahaya lain yang menyerupai seekor katak berwarna emas. Gumpalan cahaya itulah yang disebut sebagai Katak Wasiat Dewa! Sebentar saja Ksatria Topeng Putih mengamati benda ajaib yang berasal dari dalam perut ikan Mas Dewa itu. Tali kantong segera diikatnya kembali. Lalu, kantong putih berisi Katak Wasiat Dewa disimpannya lagi di balik pakaiannya."Benda ajaib ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Pendekar Kera Sakti   80. Cambuk Api Neraka

    Namun, sekali lagi Dewi Pedang Halilintar berseru lantang. "Tunggu...! Sebenarnya, aku bukan tak mau meladeni sikap sombong dan congkak mu ini. Tapi karena aku mempunyai urusan yang amat penting, harap kau sudi membiarkan aku pergi.""Ha ha ha...!" Iblis Pemetik Bunga tertawa bergelak. "Di kotapraja, kau telah meneriaki ku dengan sebutan 'Penjahat Culas Penculik Dayang'. Tentu kau tahu dengan mata kepala sendiri. Sebelum aku berhasil melarikan wanita yang kuinginkan, puluhan prajurit telah datang mengepung ku. Hmmm.... Kini, aku telah menjadi seorang buronan. Semua itu gara-gara ulah mu, Nenek Gendeng!""Ngaco belo!" maki Dewi Pedang Halilintar, keras menggelegar. Mendengar tuduhan Iblis Pemetik Bunga, nenek yang punya sifat keras kepala ini agaknya mulai naik pitam. "Pandai sekali kau menjatuhkan kesalahan pada orang lain, Lelaki Busuk! Sejak dulu kau telah menjadi buronan kerajaan! Itu bukan salahku! Siapa pun tahu kalau kau adalah seorang penjahat edan yang suka men

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Pendekar Kera Sakti   81. Lembah Rongga Laut

    "Kau terkejut melihat senjata yang kubawa ini?" cibir Iblis Pemetik Bunga. "Kau ingat pada kakek jompo bergelar Dewa Keadilan. Hmmm.... Ketahuilah, Nenek Gendeng, bekas kekasihmu itu telah menerima keadilannya sendiri. Tubuhnya telah kucincang untuk menjadi santapan tikus-tikus pemakan daging di Lembah Kebencian! Dan..., hemmm..., beruntung sekali diriku. Dewa Keadilan mati, senjata andalannya menjadi milikku! Ha ha ha...!"Iblis Pemetik Bunga tertawa sombong penuh kegembiraan. Dewi Pedang Halilintar yang tak pernah menyangka bila Dewa Keadilan telah menemui ajal di tangan lelaki bertopeng itu tampak menundukkan kepala. Batinnya terpukul. Telah lama dia berpisah dengan Dewa Keadilan yang pernah mengukir kenangan indah di dalam ingatannya. Tapi sekarang yang muncul justru berita kematiannya. Maka, siapa yang tak akan menjadi sedih dan berduka. Tanpa terasa, air bening bergulir dari sudut mata Dewi Pedang Halilintar. Beban batinnya bertambah lagi. Dewi Pedang Kuning muridnya ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Pendekar Kera Sakti   82. Kutukan Ratu Perut Bumi

    "Hmmm.... Pemuda lugu itu tahu kalau aku membawa batu mustika 'Menembus Laut Bernapas Dalam Air' karena diberi tahu oleh Ratu Perut Bumi. Sungguh aku tak menduga. Kiranya, Ratu Perut Bumi benar-benar memiliki mata siluman yang bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh manusia biasa...," pikir Iblis Seribu Wajah.Karena khawatir kata-kata Baraka tadi didengar oleh Raja Penyasar Sukma, Iblis Seribu Wajah mengedarkan pandangan ke segenap penjuru. Namun, kekhawatirannya tidak beralasan karena Raja Penyasar Sukma tak terlihat."He, kenapa kau malah tengok sana tengok ini, Mahisa Birawa!” tegur Baraka."Jangan buat dosa lebih banyak lagi. Segera serahkan cermin ajaib yang diminta oleh Ratu Perut Bumi! Serahkan pula batu mustika 'Menembus Laut Bernapas Dalam Air'! Kemuning yang tidak bersalah apa-apa harus segera kuselamatkan...."Ucapan Pendekar Kera Sakti ditimpali Iblis Seribu Wajah dengan tawa bergelak."Ha ha ha...! Kau meminta seperti seorang raja

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1144. Part 21

    Angin berhembus ke utara. Awan pun bergerak ke arah yang sama. Ternyata di balik awan ada rembulan. Sekalipun tidak penuh dan tampak jauh, tapi cahayanya cukup membuat malam menjadi pucat. Batu dan tanaman rumput mulai bisa terlihat. Keadaan remang membuat Baraka merasa senang, karena dengan begitu matanya dapat memandang sekeliling dengan lebih jelas lagi."Hei, ada gerakan di sebelah barat sana? Hmmm... apa itu? Oh, seseorang melesat menuju sela-sela rumah penduduk. Nah, itu dia! Bayangan hitam itu akhirnya datang juga. Aku harus segera mengejarnya ke sana!"Zlaaap...!Baraka pergunakan gerakan peringan tubuh yang mampu melesat dengan cepat tanpa suara. Dalam waktu singkat ia tiba di belakang sebuah rumah, tempat bayangan tadi menghilang di sela-sela dua rumah. Baraka merunduk di balik tanaman singkong yang tingginya baru sebatas dada manusia dewasa. Matanya memandang dengan waspada ke berbagai arah.Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari seberang.

  • Pendekar Kera Sakti   1143. Part 20

    "Jika memang dia berilmu tinggi tentunya dia sangat mudah menangkis gerakan tanganku dalam menampar tadi. Jika ia berlimu tinggi, tak mungkin pipinya menjadi merah, karena tamparanku tak begitu keras untuk ukuran orang berilmu tinggi. Aku tak percaya kalau dia adalah bayangan hitam.""Kau kasar sekali, Baraka," ucapnya dengan suara bergetar karena menahan tangis.Baraka tarik napas panjang-panjang jauhi dipan."Untuk apa kau membohongiku, Sundari? Aku tahu bukan kau orang yang disebut-sebut sebagai bayangan hitam itu.""Memang aku orangnya!" Sundari cemberut. "Karena itu, kuharap kau jangan hadapi dia karena itu sama saja kau berhadapan denganku dan aku tak tega jika harus membunuhmu."Baraka sunggingkan senyum tak percaya. "Kalau memang kau bayangan hitam yang dikatakan sakti dan mampu bergerak secepat kilat hingga seperti bayangan lewat, maka kau pasti akan mampu menangkis gerakan tanganku tadi. Ternyata kau tidak mampu menangkisnya, itu berarti

  • Pendekar Kera Sakti   1142. Part 19

    Maka, pendekar tampan yang ternyata sejak tadi diintip oleh Sundari dari celah pintu dapur itu, mencoba mengutarakan maksudnya kepada Pak Tua pemilik kedai tersebut. "Apakah kau menyediakan kamar untuk penginapan, Ki?""Tidak. Maksudmu bagaimana, Baraka?""Kalau ada kamar, aku akan bermalam di sini. Aku ingin tahu siapa bayangan hitam itu. Karena..., terus terang saja, kedatanganku kemari adalah dalam perjalanan menemui Raja Hantu Malam.""Hahh...!" Ki Rosowelas terkejut. Baraka memang tidak jelaskan pokok masalah sebenarnya agar tak mengundang perhatian terlalu besar bagi si pemilik kedai itu.Baraka hanya berkata, "Aku punya sedikit urusan dengan Raja Hantu Malam dan harus segera kuselesaikan. Jika bayangan hitam itu memang Raja Hantu Malam, berarti aku tak perlu susah-susah mendaki Gunung Keong Langit. Jika memang bukan dia, maka kita semua akan tahu siapa sebenarnya bayangan hitam itu.""Tapi dia berbahaya, Baraka. Bayangan hitam itu, baik dia

  • Pendekar Kera Sakti   1141. Part 18

    Karena tutur katanya sopan dan wajah Baraka tidak kelihatan bengis, maka Ki Rosowelas pun mempersilakan Baraka untuk masuk ke kedainya. Kedai itu tidak ditutup semua, melainkan disisakan satu pintu untuk keluarnya Baraka nanti. Selain mengisi perutnya, Baraka juga memesan secangkir arak. Dua potong ketan bakar dinikmati pula sebagai pengisi perutnya. Ki Rosowelas menemani Baraka dengan ikut menikmati secangkir arak pula.Seorang gadis manis berkulit hitam segera bergegas ke belakang setelah membantu beberes tempat itu. Gadis manis berusia sekitar dua puluh tahun itu adalah anak tunggal Ki Rosowelas yang terlambat lahir. Gadis itu bernama Sunari, yang lahir pada saat Ki Rosowelas sudah berusia empat puluh tahun.Mulanya Ki Rosowelas dan mendiang istrinya merasa tidak akan punya keturunan, karena sudah bertahun-tahun hidup berumah tangga tapi tidak pernah mempunyai anak. Ketika mereka sudah berusia separo baya, sang istri justru hamil. Tapi sayang sang istri harus mening

  • Pendekar Kera Sakti   1140. Part 17

    "Kuhancurkan tubuh Sumbaruni jika kau tak mau tunduk padaku, Baraka!" kata Nila Cendani mengancam dengan suara dingin."Aku tak akan pernah tunduk pada orang sesat sepertimu, Nila Cendani!""Bagus. Kalau begitu kau ingin lihat tubuh Sumbaruni hancur sekarang juga!"Wuuut...! Claaap...!Dari mata Nila Cendani melesat selarik sinar biru bening ke arah tubuh Sumbaruni yang terkapar tak berdaya itu. Baraka yang memang mengetahui kalau serangannya bisa menyentuh Ratu Tanpa Tapak, cepat patahkan sinar biru itu dengan lepaskan jurus 'Tapak Dewa Kayangan', yaitu Sinar putih perak yang keluar dari telapak tangan yang disatukan di dada dan disentakkan ke depan.Baraka memang sudah mengetahui keistimewaan akan dirinya yang akan selalu perjaka, walaupun keperjakaannya itu sudah di obral kesana kemari.Claap...!Blegaaarrr...! Ledakan lebih dahsyat dari yang tadi telah membuat tanah bagaikan diguncang gempa hebat. Tiga pohon di seberang sana tumba

  • Pendekar Kera Sakti   1139. Part 16

    Dalam perjalanannya menuju Gunung Keong Langit, yang menurut keterangan Tabib Awan Putih, bentuk gunung itu seperti rumah keong raksasa itu, Baraka sempat berpikir tentang semua kata-kata dan penjelasan tabib bungkuk itu."Mungkin memang karena tak beristri lagi, maka Raja Hantu Malam kembali ke jalan yang sesat karena tak ada orang yang mengingatkannya. Tapi mengapa diawali dari dasar laut? Mengapa sasaran pertamanya Ratu Asmaradani? Apakah dengan begitu tingkah lakunya tidak mudah tercemar di permukaan bumi? Atau karena Raja Hantu Malam tak bisa menahan hasratnya untuk beristri lagi dan sudah lama mengincar Ratu Asmaradani yang masih tampak muda itu?"Renungan itu patah. Langkah pun terhenti. Pandangan Baraka segera tertuju ke arah kirinya. Di sana ada tanah lega berpohon jarang. Di atas tanah itu tampak dua orang mengadu kesakitan dengan letupan-letupan yang kadang menjadi ledakan mengguncang tanah. Baraka segera bergegas ke pertarungan dua perempuan yang jaraknya l

  • Pendekar Kera Sakti   1138. Part 15

    Pada saat Pendekar Kera Sakti tercengang, wajah Ratu Asmaradani tertunduk malu dan sedih. Tapi suaranya terdengar jelas, "Paksa dia untuk sembuhkan diriku, Baraka. Jika memang sangat terpaksa, kalahkan dia dengan caramu. Aku mohon bantuanmu. Pendekar Kera Sakti...!"Baraka masih tertegun merinding melihat keganasan ilmu 'Racun Siluman', ia dapat bayangkan alangkah menderitanya hidup tanpa bagian perut ke bawah.-o0o-RINDU MALAM hanya diizinkan oleh Ratu Asmaradani mengantar Baraka sampai di permukaan laut saja. Ia harus segera kembali, karena sang Ratu punya firasat adanya rasa cinta di hati Rindu Malam. Bahkan sebelum ia ditugaskan mengantarkan Baraka ke permukaan laut, sang Ratu sudah berpesan kepada semua rakyat dan orang-orang bawahannya, "Tak satu pun boleh mencintai Baraka dan merayunya. Dia orang terhormat, murid dari kakak sepupuku. Apalagi kalau dia berhasil kalahkan Raja Hantu Malam, kalian semua, termasuk aku, berhutang budi kepadanya.

  • Pendekar Kera Sakti   1137. Part 14

    "Ibuku adalah adik dari ibunya Dewi Pedang. Jadi cukup dekat hubunganku dengan bibi gurumu itu, Baraka."Pendekar tampan angguk-anggukkan kepala. Senyumnya kian mekar berseri menggoda hati para prajurit di pinggiran ruang pertemuan itu. Pendekar Kera Sakti merasa lega dan bangga bisa bertemu dengan Ratu Asmaradani, yang dalam urutan silsilah termasuk orang yang patut dihormati dan dilindungi, sebab adik dari gurunya sendiri. Tetapi Baraka diam-diam menyimpan keheranan kecil."Tentunya dia punya ilmu tinggi. Tapi mengapa dia tak bisa selesaikan persoalannya sendiri? Mengapa harus meminta bantuan padaku?"Kemudian Baraka pun bertanya, "Jadi, bagaimana aku harus memanggilmu, Nyai Ratu? Bibi atau....""Terserah kau. Bukan panggilan hormatmu yang kubutuhkan, tapi kesaktianmu yang kuharapkan bisa menolongku.""Boleh aku tahu apa kesulitanmu, Nyai Ratu?""Beberapa waktu yang lalu, seorang lelaki berilmu tinggi dapat masuk ke negeri ini. Ia mengaku

  • Pendekar Kera Sakti   1136. Part 13

    "Gusti Ratu kami mempunyai ilmu 'Latar Bayangan' yang membuat semua pemandangan di sini seperti pemandangan di permukaan pulau," kata Kelana Cinta."Apakah di sini juga ada siang dan malam?""Ya. Kami juga mengenal siang dan malam, tapi kami tak punya matahari dan rembulan," jawab Rindu Malam."Hanya orang berilmu tinggi dan mempunyai kepekaan indera keenam saja yang bisa sampai di tempat kami ini. Tetapi jika kau tinggal di sini, kau akan dibekali ilmu tersendiri yang bisa membuatmu keluar masuk ke negeri kami, seperti contohnya ilmu yang kugunakan membawamu kemari tadi," kata Kelana Cinta."Seandainya ada...." Kelana Cinta tak jadi teruskan kata, ia melihat seorang wanita berjubah perak muncul di serambi istana. Wanita berambut pendek itu membungkukkan badannya, memberi hormat kepada Baraka.Maka Kelana Cinta berkata, "Sebaiknya kita segera masuk ke istana. Pendeta Agung Dewi Rembulan sudah mempersilakan kita untuk menghadap sang Ratu.""O

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status