Share

579. Part 19

last update Last Updated: 2024-10-26 09:53:34

Perawan Sesat maju dua tindak, tangannya siap untuk melancarkan pukulan jarak jauhnya. Tapi kain selendang putih telah lebih dulu berkelebat menghantam tubuh Dirgo Mukti.

Wuuugh...!

Selendang Maut melepaskan pukulan tenaga dalamnya menggunakan kibasan selendang putihnya. Pukulan itu membuat Dirgo Mukti tersentak ke samping dan oleng mencari keseimbangan.

"Hai...! Mengapa kalian menyerangku?!"

Wuuttt...!

Perawan Sesat sentakkan tangan kirinya dan sebuah pukulan tenaga dalam cukup tinggi tak dapat dihindari Dirgo Mukti. Pukulan itu tepat mengenai dada Dirgo Mukti.

Beeegh...!

"Heegh...?!"

Dirgo Mukti memekik tertahan. Tubuhnya tersentak ke belakang, tiga langkah jauhnya. Mulutnya mulai mengeluarkan darah. Tapi ia belum jatuh, ia masih berdiri dengan terbungkuk-bungkuk.

Ia menarik gagang kapaknya, sreekkk...!

Gagang itu mengulurkan rantai, sehingga mata kapak bisa diputar-putarkan di atas kepala.

"Jahanam kalian semua! Kalian ingkar janji! Kalian hanya pergunakan aku untuk membunuh Baraka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   580. Part 20

    "Hi hi hi hi...!" Terdengar suara tawa mirip kuntilanak yang berdiri di depan mereka bertiga. Suara itu berasal dari seorang nenek berjubah biru lusuh, pakaiannya serba abu-abu. Badannya agak bungkuk, rambutnya digulung naik, berwarna abu-abu juga. Di pinggangnya terselip tengkorak kambing bergagang tulang ikan berukuran antara dua jengkal.Peri Malam tak asing lagi dengan wajah bermata cekung angker itu. Karena dulu ia pernah menjadi murid nenek keriput bergigi ompong dan tak bisa menyebutkan huruf 'r'."Guru,..?!""Hei, jangan sebut aku gulumu lagi, Peli Malam!" Kata nenek angker yang dikenal dengan nama Mawar Hitam dari Pulau Hantu itu."Kamu sudah bukan lagi mulidku! Kamu sesat, dan perlu kuhajal juga lupanya!""Tunggu!" Sentak Perawan Sesat ketika Mawar Hitam ingin menghantamkan pukulan jarak jauhnya."Apa urusanmu ikut campur pertarungan kami ini, Nenek Peot!""Aku memang cali-cali anak muda ini! Dia punya kesaktian cukup lumayan buat kuselap, sama dengan kesaktian gulumu si Nyai

    Last Updated : 2024-10-26
  • Pendekar Kera Sakti   581. Siluman Selaksa Nyawa

    SEBELUM berangkat ke Puri Gerbang Kayangan, tempat kediaman Nyai Gusti Hyun Jelita yang menjadi kekasih idaman Baraka, Pendekar Kera Sakti murid Setan Bodong itu menyempatkan diri untuk singgah ke Bukit Kayangan. Kali ini ia terpaksa tidak bisa meninggalkan Dewa Racun, orang kepercayaan Nyai Gusti Hyun Jelita yang ditugaskan menjemput dan mengawal Baraka. Tetapi, Dewa Racun agaknya tahu diri dalam hal ini."Tem... tem... temuilah gurumu, akkk... akkk... aku akan menunggu di luar gua. Aaakk... aku tidak perlu ikut masuk!""Baiklah. Aku tak lama!"Baraka cepat tinggalkan orang kerdil berpakaian putih-putih dari jenis kulit binatang berbulu itu. Curahan air terjun yang deras ditembusnya masuk dengan satu kelebatan secepat kilat.Jraasss...!Mulut gua yang ada di balik curahan deras air terjun itu dipakai mendarat sepasang kaki Pendekar Kera Sakti yang kokoh. Jika bukan orang berilmu tinggi, tak mungkin bisa menerabas tembus curahan air sebegitu besarnya dari jarak lompat lebih delapan be

    Last Updated : 2024-10-26
  • Pendekar Kera Sakti   582. Part 2

    "Karena gurumu sudah buka rahasia, terpaksa aku tak bisa berpura-pura lagi," jawab Betari Ayu.Pendekar Kera Sakti langkahkan kaki dua tindak ke depan Betari Ayu. Sengaja ia berdiri di depan wajah cantik itu supaya ia bisa menatap lekat-lekat wajah perempuan yang selama ini menyimpan cinta dan kasih sayang kepadanya itu."Nyai," ucap Baraka dengan lembut, "Katakanlah apa yang kamu tahu tentang kekasihku itu! Katakanlah apa adanya, Nyai."Terdongak sedikit wajah Betari Ayu. Dipaksakan diri memandang wajah Baraka sambil ucapkan kata, "Hyun Jelita adalah adikku!""Hah...!"Terperangah mulut Pendekar Kera Sakti seketika. Terbelalak mata pemuda tampan itu, dan mematunglah ia di depan Betari Ayu.Debar-debar jantung Baraka seakan ingin meledak menjebol dada demi mendengar jawaban dari mulut berbibir manis milik Nyai Betari Ayu itu."Saat kau sebutkan nama adikku, saat kau mengigau dalam sakitmu memanggil-manggil nama adikku, hatiku pedih se

    Last Updated : 2024-10-27
  • Pendekar Kera Sakti   583. Part 3

    "Baik, Guru!" jawab Pendekar Kera Sakti tegas dan bersikap patuh. "Saya pamit sekarang, Guru!""Ya.""Saya pamit, Nyai!""Tunggu," cegah Nyai Betari Ayu, membuat Baraka menghentikan langkahnya yang sudah sampai di mulut gua, juga membuat Setan Bodong kerutkan dahi dalam menatapkan pandangannya. "Bawalah cincin ini. Kau yang berhak memakainya, Baraka. Bukan aku!" Nyai Betari Ayu melepaskan Cincin Pusaka Manik Bidari yang mempunyai kekuatan sangat dahsyat itu. Tempo hari Pendekar Kera Sakti mengenakan di jari Betari Ayu sebagai sikap berjaga-jaga dari serangan mendadak, karena pada waktu itu Betari Ayu dalam keadaan terluka."Sebenarnya aku ingin menitipkan cincin ini padamu sebagai ganti diriku menjaga keselamatanmu, Nyai!""Tidak, Baraka. Aku tidak berhak memakai cincin pusaka ini! Kaulah yang berhak memakainya."Setan Bodong segera menyahut, "Masukkan saja di polongan Suling Naga Krishna-mu. Senjata mustikamu itu akan semakin mempunyai keku

    Last Updated : 2024-10-27
  • Pendekar Kera Sakti   584. Part 4

    Baraka tak asing lagi dengan wajah itu, yang tak lain adalah wajah Perawan Sesat. Karenanya, Pendekar Kera Sakti sangat terkejut melihat Perawan Sesat telah menjadi mayat di situ. Dewa Racun sendiri terperanjat, karena dia tahu Perawan Sesat adalah salah satu dari tiga kelompok perempuan patah hati. Temannya yang dua adalah Selendang Maut dan Peri Malam. Perawan Sesat inilah yang membujuk Baraka setengah mendesak untuk tetap hadir dalam pertarungan di Bukit Jagal melawan Dirgo Mukti."Ada apa sebenarnya? Apa yang telah terjadi di sini? Bukankah tempat ini sudah dekat dengan pondok kediaman Peramal Pikun?" pikir Baraka dalam renungan sejenaknya.Dewa Racun membalikkan tubuh mayat itu. Ia terkesiap sejenak melihat permukaan dada Perawan Sesat hangus bagai terbakar api yang amat dahsyat. Di sekitar lehernya ada bilur-bilur luka, dan di kedua lengannya juga ada luka terkoyak bagai sabetan senjata tajam beberapa kali.Dewa Racun memandang mata Pendekar Kera Sakti. Pe

    Last Updated : 2024-10-27
  • Pendekar Kera Sakti   585. Part 5

    Dewa Racun segera sentakkan kaki dan melesat pergi dari tempatnya menuju pondok itu. Wajah tegangnya memperhatikan Baraka yang mencoba masuk ke dalam pondok dengan susah, karena terhalang reruntuhan sebagian atap."Pikun...!" desis Baraka dengan mata tak berkedip, jantungnya berdetak dengan kuat. Di belakangnya segera menyusul masuk Dewa Racun yang juga berdesis tegang."Renggono...?"Tubuh Renggono atau Peramal Pikun yang kurus kering itu terkapar di atas balai-balai bambu bertikar anyaman pandan. Tubuhnya dalam keadaan berdarah di bagian mulut dan telinga serta hidungnya. Melihat letak kaki sebelah masih terkulai di luar balai-balai, berarti Peramal Pikun baru saja berniat baringkan badan di situ dengan keadaan susah payah. Hal yang membuat mata Dewa Racun terkesiap adalah bintik-bintik merah yang memenuhi tubuh Peramal Pikun. Bintik-bintik itu seperti cacar berdarah, menggelembung kecil dan akhirnya pecah memercikkan darah segar. Sedangkan wajah Peramal Pikun

    Last Updated : 2024-10-28
  • Pendekar Kera Sakti   586. Part 6

    "Heeb... hebb... hebat sekali ilmumu.""Ah, sekadar ilmu pengobatan biasa, untuk menolong sesama," Pendekar Kera Sakti merendahkan diri, tak lupa tangannya mengaruk kepalanya yang tak gatal.Dewa Racun geleng-geleng kepala, ia segera duduk di batu depan Baraka dan bertanya, "App... apakah... ilmu 'Tenaga Matahari Merah' bisa untuk... untuk mengobati segala macam luka raac... raac... racun?"Pendekar Kera Sakti sunggingkan senyum rikuh, namun ia anggukkan kepala, "Ya. Bisa.""Wah, ilmuku biiis... biisa... bisa kalah. Seemmua... semua racunku biiis... bisa kau tawarkan dengan ilmu 'Tenaga Matahari Merah'"Sebelum Dewa Racun bicara lagi, tiba-tiba dari pondok reot itu muncul Peramal Pikun, seperti baru saja bangun tidur, ia menguap di depan pintu, dan segera berseri setelah memandang Dewa Racun."Dewa Racun, oh... rupanya kau datang membawa teman baru? Hmm... siapa namanya? Kulihat anak muda itu cukup gagah dan ganteng."

    Last Updated : 2024-10-28
  • Pendekar Kera Sakti   587. Part 7

    "Maksudmu?""Per... peeer... perkelahian itu timbul karena Dadung Amuk tersinggung, atau merasa jengkel dengan jaaa... jaaa....""Janda?""Bukan. Jengkel dengan jaaa... jawaban Perawan Sesat. Seb... seeeb... seeb....""Sebul?""Sebab! Sebab, Dadung Amuk orang yang mudah tersinggung dan cepat marah. Kaaal... kaaal... kalau sedang marah, tak segan-segan membunuh orang walaupun perkaranya kee... keee....""Kecil!""Bukan! Eh, iya... kecil! Perkara kecil bisa bikin Dadung Amuk bunuh ooor... orrr... orrr...""Orok?""Orang!" sentak Dewa Racun."Kau tahu banyak tentang dia rupanya?""Kka... kare... karena dia peer... pernah mengamuk di Puri Gerbang Kayangan. Ak... aku... aku pernah terdesak melawannya."Semakin sangsi hati Baraka. Jika benar Singo Bodong itu adalah Dadung Amuk, tak mungkin Dewa Racun terdesak melawan Singo Bodong. Tapi pengakuan Dewa Racun itu agaknya bukan pengakuan yang dibuat-buat.

    Last Updated : 2024-10-28

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status