Share

75.Warisan

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-02-05 23:55:39

Setelah kekalahan Sengkapura, tak ada lagi satu Iblis pun yang berani melawan Pangeran Baka. Mereka berlutut dan menjura kepada Raja baru mereka.

Bima bertepuk tangan. Dia mendatangi Pangeran Baka yang masih berdiri tegap. Melihat kedatangan Bima, Pangeran Baka tersenyum senang.

"Akhirnya, aku bisa tunjukkan kepada mereka, siapa diriku pendekar..." ucap Pangeran Baka dengan mata berkaca-kaca.

"Simpan rasa terharumu, mulai sekarang jangan pernah tunjukkan sisi lemahmu, kau adalah Iblis terkuat di Klan ini," ucap Bima sambil menepuk bahu Pangeran.

"Ini berkat pengajaran darimu Pendekar, harusnya aku memanggilmu guru..." kata Pangeran Baka.

Bima tertawa. Dia merasa lucu dengan panggilan tersebut.

"Aku tak pantas kau panggil guru, panggil saja aku saudara, bukankah Iblis Neraka dan Iblis Es bersaudara?" tanya Bima sambil tertawa. Pangeran Baka tersentak, lalu sesaat kemudian dia tertawa.

Arimbi tersenyum melihat keakraban mereka berdua. Sedangkan para Iblis hanya terheran-heran mel
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    76.Dharmasraya

    Dharmasraya merasa Bima hanya bermain-main saja dengannya. Dia merasa jika pemuda itu belum mengeluarkan keliatan aslinya. "Manusia! Aku tahu kamu menahan kekuatanku! Kamu sangat mempermalukanku jika kamu tidak serius di pertarungan ini!" kata Dharmasraya marah. Bima tersenyum. Dia melompat mundur. "Aku ingin membuat perjanjian denganmu, jika kau mau, maka akan ku tunjukkan kekuatan ku padamu, bagaimana?" tanya Bima. "Apa yang ingin kau sepakati?" tanya Dharmasraya. Bima tersenyum dan menoleh ke arah Raja Baka. "Jika aku bisa mengalahkanmu, maka kamu harus berjanji untuk melayani Raja Baka sampai mati! Apakah itu cukup?"Dharmasraya tertegun. Begitu pun semua Iblis. Raja Baka tak kalah kagetnya. Dia tak menyangka Bima akan membuat perjanjian seperti itu. "Saudaraku ternyata sedang mengetes Dharmasraya..." batin Raja Baka terharu. Dharmasraya menatap ke arah Bima. "Baiklah, aku akan sepakat dengan perjanjian ini, jika kau kalah, aku akan memakan gadis itu," tunjuk Dharmasraya

    Last Updated : 2025-02-06
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    77.Rencana

    Raja Baka duduk di singgasana pemimpin. Tempat duduk ayahnya dulu. Kini dia secara resmi dan di akui oleh seluruh anggota Klan, bahwa dia adalah Raja yang syah dan wajib di ikuti. Raja Baka mengumumkan kepada para tetua tentang warisan leluhur yang selama ini terkunci. Hampir tak ada satu orang pun yang mampu membuka gerbang itu.Gerbang itu berada di balik gunung yang ada di belakang Klan Iblis Tanduk Api. "Tapi untuk ke sana bukankah tidak adak mudah Raja?" tanya Dharmasraya. Raja Baka menoleh ke arah Bima. "Benar, Saudaraku, sejauh ini belum ada orang yang mampu membuka gerbang itu. Perjalanan ke sana juga banyak sekali hambatan. Ada binatang mistis yang kami takuti," kata Raja Baka. Mata Bima memicing mendengar kalimat binatang mistis. Rasa penasarannya pun muncul. "Maksudmu para siluman binatang?" tanya Bima. "Benar! Banyak sekali siluman binatang yang sangat berbahaya. Banyak dari mereka yang berkelompok menyerang orang yang akan mendatangi gerbang tersebut!" jelas Dharma

    Last Updated : 2025-02-07
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    78.Jembatan Tengkorak

    Bima melepaskan ciumannya lalu menatap Arimbi. Keduanya saling bertatap mata dan tersenyum. "Apakah sekarang sudah tenang?" tanya Bima. Arimbi menggeleng dengan wajah yang membuat Bima sangat gemas. "Kenapa? Aku akan kembali dengan selamat, apakah kamu tidak bisa menunggu?" tanya Bima lagi. Arimbi menghela napas panjang. "Aku tak mau sendirian di tempat ini sama kakang, itu saja...Kakang tidak tahu perasaan ku, bagaimana rasanya di tinggal jauh saat kita baru saja menjalin kasih..." ungkap gadis itu. Bima tertawa kecil lalu mencubit hidung gadis itu. Di kecupnya kening Arimbi. "Jangan kuatir Arimbi, aku akan selalu mencintaimu meski kita berjauhan, aku akan segera selesaikan dan kembali lagi... Kamu bersabarlah dan tunggulah kakangmu ini," ucap Bima sambil membelai wajah mulus Arimbi. Gadis jelita itu tak bisa berkata apa-apa lagi. Dia sandarkan kepalanya di dada pemuda itu untuk menghilangkan rasa gelisah. Jari jemari Bima menyisir lembut rambut panjang Arimbi dengan lembut.

    Last Updated : 2025-02-07
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    79.Siluman Hutan Pinus

    Langkah mereka semua terhenti di depan hutan pinus yang menjulang tinggi. Mata mereka menatap pepohonan tinggi yang terlihat seram tersebut. Bima tersenyum lalu melangkah lebih dulu masuk ke dalam hutan pinus tersebut. Arimbi segera menyusulnya. "Aku heran, kenapa mereka yang manusia ini tak kenal rasa takut sama sekali?" bertanya-tanya Dharmasraya di dalam hatinya. Saat pertama memasuki hutan pinus itu, Bima langsung merasakan hawa yang berbeda. "Hutan Awan Hitam saja sudah terasa sekali tekanan mistisnya, tapi di tempat ini, malah semakin terasa kuat...Aku penasaran apa yang akan muncul nanti," batin Bima. Tak berapa lama muncul Arimbi dari belakang."Kakang...!" panggil Arimbi. Tiba-tiba hutan itu mulai berkabut. Bima yang awalnya melihat Arimbi menjadi terhalang oleh kabut tebal. "Arimbi...!" panggil Bima. Saat dia sibuk mencari Arimbi, dari arah sebelah kanan muncul sesosok wanita yang sangat mirip dengan Arimbi. Bima segera mendatanginya. Saat jaraknya cukup dekat, dia t

    Last Updated : 2025-02-09
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    80.Raksasa Iblis

    Setelah kejadian di Hutan Pinus itu, mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka membelah hutan lebat tersebut. Sepanjang jalan itu terlihat gelap dan berkabut padahal hari mulai sudah mulai siang. Mereka berhenti di sebuah pohon besar. Bima meminta semua Iblis yang ada di situ menggabungkan kekuatan. Tak banyak bertanya, semua menuruti apa kata Bima. "Aku merasakan siluman gelap yang sangat jahat sedang mengintai kita..." bisik Bima kepada Raja Baka. Mendengar Bima berkata seperti itu, mereka semua langsung bersikap waspada. "Dulu Hutan ini tak begitu banyak siluman, kami juga jarang bertemu siluman seperti mereka tadi, setelah hilangnya para pendekar Ranah Keabadian, kami tak pernah berkunjung ke sini lagi, mungkin karena itu mereka menjadi liar dan berusaha menguasi kawasan hutan ini," kata Dharmasraya. "Siluman tadi tidak begitu berbahaya, yang kali ini akan muncul, sebaiknya kita sangat berhati-hati..." kata Bima. Tak berapa lama setelah Bima merasakan aura siluman itu, d

    Last Updated : 2025-02-09
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    81.Khasiat Buah Iblis

    Tangan kanan raksasa Iblis Tanduk Api itu putus setelah terkena satu tebasan pedang milik Bima. Teriakan keras terdengar membuat telinga siapa pun yang mendengarnya merasa sakit. Tangan besar itu jatuh di atas tanah hingga terdengar suara keras menggetarkan tanah. Darah berwarna biru pucat mengucur deras bagaikan air terjun. Iblis raksasa itu berteriak kesakitan. Urat besar di keningnya menyembul karena menahan rasa sakit bercampur dingin yang luar biasa. Tubuhnya terlihat bergetar. Racun Es dari serangan Bima mulai menjalar ke seluruh tubuh raksasa Iblis tersebut. Bima tersenyum kecil. "Aku sudah menduga, kenapa Iblis Tanduk Api terlihat lemah di banding tiga Iblis Legendaris lainnya," kata Bima dalam hati. "Apa yang kau duga anak muda?" tanya Iblis Es. "Aku yakin karena warisan itu," jawab Bima. "Hahaha! Sepertinya dugaanmu sangat tepat, tapi saat kamu mendapatkan warisan, kamulah yang berhak atas semuanya, bukan mereka. Mereka adalah iblis-iblis yang gagal mewarisi kekuata

    Last Updated : 2025-02-10
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    82.Kutukan Dibalik Jembatan

    "Hei! Apa kau tak mau lanjut terung denganku?" tanya Bima sambil melempar krikil ke arah Iblis raksasa yang duduk termenung. Iblis raksasa itu menoleh. Dia ambil batu besar lalu balas melempar ke arah Bima. Pemuda itu sontak saja melompat untuk menghindar. "Sialan! Aku melemparmu menggunakan krikil! Kenapa kau balas dengan batu sebesar itu!?" teriak Bima. Iblis itu terdiam sambil menatap Bima. Sejurus kemudian dia tertawa terbahak-bahak. Bima tak mengerti kenapa Iblis sebesar itu bisa tertawa. "Manusia setengah Iblis bodoh! Bagiku batu besar itu adalah krikil!" ucap raksasa Iblis itu. Bima merasa ada yang aneh dengan makhluk besar itu. Dia segera melompat mendekat. "Apakah kau sekarang tidak mengajak bertarung lagi?" tanya Bima. "Kenapa aku harus menyerangmu? Kau juga bangsa Iblis meski hanya separuh tubuhmu, oh iya, aku berterimakasih padamu, kau telah menyelamatkan diriku dari kutukan sialan ini!" kata Iblis itu. "Kutukan? Apa maksudmu?" tanya Bima. "Aku adalah pendekar dar

    Last Updated : 2025-02-10
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    83.Gadis Tengkorak

    Semua mata mengarah pada pepohonan yang tersibak. Suara langkah kaki berat masih terdengar. Duk! Duk! Duk! Hingga akhirnya muncul Iblis raksasa itu dari rimbunnya pepohonan pinus. Semua yang ada di situ bersikap waspada dan siap-siap jika terjadi serangan. Kepala Dharmawangsa mendekat ke arah mereka dan menatap sosok Dharmasraya. "Hai, Dharmasraya... Masih ingat pada kakakmu ini?" tanya Dharmawangsa. Terkejut semua yang mendengar Iblis itu menyebut nama Dharmasraya. Terlebih lagi Dharmasraya yang sangat kaget. Mereka berdua saling bertatap mata. "Kau... apakah kau kakakku? Dharmawangsa?" tanya Dharmasraya dengan bibir bergetar dan mata berkaca-kaca. Raksasa Iblis itu mengangguk. Bima melompat dari atas bahu raksasa tersebut dan mendarat di sebelah Arimbi. Gadis itu langsung memeluknya tak peduli lagi dengan makhluk lain yang melihatnya. "Ini... bagaiamana bisa terjadi!? Dharmawangsa yang sudah hilang puluhan tahun silam ternyata masih hidup!" ucap Raja Baka terheran-heran. Ad

    Last Updated : 2025-02-10

Latest chapter

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    104.Telaga Misterius

    Bima melanjutkan perjalanannya sendiri. Dia menyusuri jalan kecil yang berbuat dari batu. Bima merasa aneh dengan jalan batu itu. Siapa yang mau membangun nya di tengah hutan yang di penuhi Iblis. Tak berapa lama dia berjalan, dia mendengar suara gemericik air tak jauh darinya. Dengan cepat Bima bergerak menuju asal suara air tersebut. Dan benar saja, dia melihat sungai kecil dengan air dangkal. Bima mendekat, dia keluarkan kekuatan api miliknya sehingga menerangi sungai yang gelap tersebut. "Airnya jernih... apakah ini bisa di minum? Aku sudah hampir mati kehausan," batin Bima. "Kamu tak perlu ragu, air itu adalah sumber yang baik. Para Iblis pun meminumnya, kau yang bukan lagi manusia murni tidak masalah meminum air tersebut," sahut Iblis Es yang merasakan keraguan dalam hati Bima. Setelah mendengar ucapan Iblis Es, tanpa ragu lagi Bima meminum air tersebut. Saat menimum nya, dia merasa ada yang aneh dengan rasa air tersebut. "Kenapa aroma air ini wangi...?" batin Bima lagi.

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    103.Elemen Api

    Dengan sekuat tenaga Bima menangkis terjangan mulut Ular Lumut Geni tersebut. Tubuhnya terdorong keras hingga membuat tanah yang di pijaknya terbongkar."Kuat sekali...!" batin Bima. Dengan cepat kaki Bima bergerak menghantam tubuh bawah ular tersebut. Tapi percuma saja, karena tubuh ular itu keras bagaikan besi. Tendangan Bima hanya membuatnya tersentak saja. Karena tak mempan dengan tendangan, Bima sekuat tenaga melempar ular itu ke udara. Lalu pedang Darah di tangannya berkiblat cepat ke arah mata. Craaasss! Ternyata bagian mata tidak sekeras sisiknya. Ular itu menjerit kesakitan. Darah hijau menyembur dari luka di matanya. Bima mendapat petunjuk dengan melukai mata ular tersebut. "Hehe aku tau kelemahanmu sekarang," ucapnya senang. "Manusia sialan! Kau lukai mataku! Tak ada ada ampunan bagimu lagi!" teriak Ular Lumut Geni itu marah. Mulutnya menyembur kan api yang sangat banyak ke arah Bima. Wooossshhhh! Pepohonan terbakar hebat. Hutan yang gelap itu menjadi terang oleh

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    102.Siluman Lumut Ular Geni(2)

    "Seribu Hukuman Langit!" teriak Arimbi mengerahkan serangan terkuat miliknya. Ribuan bulu perak melesat dari sepasang sayap Arimbi. Sangat cepat ke arah Siluman Ular Lumut Geni. Siluman itu tahu jika dia di serang dari belakang. Dia pun mengibaskan ekornya dengan keras. Dari kibasan ekor itu melesat gelombang angin kuning dengan dahsyat. Gelombang angin berwarna kuning itu pun menghantam semua bulu perak milik Arimbi hingga mental ke berbagai arah. Bahkan sebagian ada yang kembali ke arah Arimbi! Dengan cepat gadis itu mengelak. Namun sayang sekali kaki dan tubuhnya tersambar bulu perak miliknya sendiri.Gadis itu terpekik kesakitan saat bulu-bulu keras itu menembus dagingnya. Bima pun terlihat panik melihat kekasihnya yang terluka. Hal itu membuat nya lengah sehingga ekor ular besar itu berhasil menghantam tubuhnya dengan keras hingga dia menabrak pohon besar di belakangnya. Brak! Bima berteriak keras menahan sakit saat tubuhnya menghantam pohon besar. Tiba-tiba dari atas lan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    101.Siluman Lumut Ular Geni

    Gunung Tanduk Api terlihat hitam gelap meski sebenarnya saat itu hari masih siang. Awan hitam yang tak pernah pergi dari atas hutan tersebut membuat kawasan luas itu bagaikan malam tanpa ada hentinya. Dua sosok terlihat berjalan dengan tergesa membelah rimbunnya hutan. Mereka tak lain dan tak bukan adalah Bimasena dan Arimbi. Mereka tergesa karena hujan yang mulai turun. Bima mencari tempat untuk berteduh sejenak dari dinginnya air hujan. "Kita berteduh di bawah pohon itu, sepertinya bisa melindungi kita dari hujan," kata Bima sambil berlari ke arah pohon besar dengan dahan yang besar. Arimbi mengikutinya dari belakang. Tubuhnya sudah basah oleh air. Sehingga dia merasa sedikit kedinginan. Air hujan dari awan hitam berbeda dengan hujan di dunia manusia pada umumnya. Di dunia para Iblis dan Siluman itu, air yang turun dari langit hitam itu sama dinginnya dengan air es. Meski Arimbi telah mengeluarkan tenaga dalam untuk menahan rasa dingin, tetap saja dia masih menggigil kedingina

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    100.Melepas Kesucian

    (Di bab ini banyak adegan dewasa, jika pembaca tak berkenan, pembaca bisa skip saja ke bab selanjutnya, terimakasih.) Setelah pertempuran melawan Gadis Tengkorak, Bima dan Arimbi memutuskan untuk menginap sehari lagi di penginapan Iblis. Sehingga sesuai aturan, bahwa mereka harus menginap tiga hari di penginapan tersebut. Malam itu, mereka berdua bercumbu layaknya sepasang kekasih. Kali ini Bima yang sudah mendapat sedikit pengalaman dari Dara, memulai permainan dengan mahir. Arimbi cukup terkejut malam itu merasakan sentuhan dan kecupan Bima yang lebih hangat dari biasanya. Dia pun hanya mengikuti apa yang Bima lakukan dengan desahan dan napasnya yang memburu. Perlahan Bima lepas pakaian atas Arimbi. Terlihat lah bahu mulus bersih gadis itu berkilau terkena cahaya obos yang temaram. Dengan lembut Bima kecup bahu Arimbi membuat gadis itu mendongak menahan perasaan yang belum pernah di rasakan. Melihat bibir Arimbi yang merekah merah membuat Bima tak tahan untuk menciumnya. Mere

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    99.Rantai Tulang Iblis

    Brakk! Tubuh Bimasena menghantam pohon dengan keras hingga pohon itu hancur. Bima mengerang kesakitan. Siluman serigala itu semakin liar dengan serangannya. Dengan sedikit kesulitan Bima bangkit berdiri. "Jiwamu belum menyatu dengan Rantai Tulang Iblis ini, jadi kekuatan terkuat nya belum bisa kita gunakan," ucap Iblis Bayangan. "Sial... apa yang harus kita lakukan? Mereka sangat liar dan kuat..." kata Bima sambil menatap ke arah Arimbi yang bertarung mati-matian. "Terus berusaha, Rantai Tulang itu akan terbiasa dengan kekuatan milikmu!" sahut Iblis Bayangan. Bima mengulurkan tangan kanannya yang hitam legam. Rantai Tulang Iblis itu perlahan keluar dan melata di atas tanah bagaikan ular. "Sekarang kita akan mencobanya," kata Bima lalu menggerakkan tangan kanannya seperti melecut cambuk. Seeettt! Rantai Tulang Iblis itu melesat ke arah siluman serigala yang tengah mengeroyok Arimbi. Jleeb! Satu serigala tertancap ujung Rantai yang berbentuk ujung pedang yang lancip. Setelah

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    98.Amukan Gadis Bersayap

    "Lelaki semuanya sama, silau dengan kemolekan tubuh wanita. Bagai kerbau di cocok hidungnya, mereka akan menurut kalau sudah terpesona," kata Suari sambil melempar senyuman manis ke arah Bima. Dari cara dia berjalan sudah membuat mata pria mana pun akan terpaku, di tambah dengan pakaian tipis yang hanya satu helai membuatnya nyaris seperti tidak menggunakan pakaian. Siapa yang tidak kelojotoan dengan pemandangan tersebut. Tiba-tiba terdengar ledakan dari dalam rumah penginapan. Lalu melesat satu sosok berpakaian putih ke arah Suari. Gerakannya sangat ringan. Dengan satu serangan cepat dia telah berada di depan wanita Iblis tersebut. "Berani menggoda kekasih orang! Apakah kau sudah tidak ingin hidup!?" teriak sosok berpakaian putih yang tak lain adalah Arimbi. Suari terkejut dengan serangan mendadak tersebut. Namun dia telat, karena telapak tangan kanan Arimbi telah menghantam dadanya dengan telak hingga tubuhnya terpental jauh. Siluman Gadis Tengkorak terkejut melihat Arimbi yan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    97.Iblis Penggoda

    Bima mendobrak dua pintu lainnya. Namun tak berhasil. Dua pintu itu adalah pintu kamar Iblis Neraka dan Iblis Tanduk Api. Jelas Bima tak mungkin bisa membukanya karena dia tak mempunyai kekuatan dua Iblis tersebut. "Sial... Kemana aku harus mencarinya...?" batin Bima. "Aku merasakan ada hawa siluman, waspada!" kata Iblis Bayangan mengingatkan. Bima menghunus pedangnya. Dia pun mempertajam penglihatan dan pendengarannya. Siluman Gadis Tengkorak itu bergerak nyaris tanpa suara. Namun ada satu yang tidak hilang dari siluman itu, yaitu aura siluman nya. Meski sangat tipis, namun Bima bisa merasakannya. "Benar... dia mengintai kita," batin Bima. "Tak masalah, siluman adalah makanan pedang Darah milikmu, senjata Rantai Tulang Iblis juga bisa berguna saat pertarungan, jadi manfaatkan dua senjata itu untuk menjadi pembunuh yang hebat!" kata Iblis Bayangan. "Hei, Iblis Bayangan..." panggil Bima. "Apa?" tanya Iblis Bayangan. "Kau lebih cerewet dari Iblis Es, hahahaha!" ujar Jaka lalu t

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    96.Harta Di Dalam Kamar

    Pedang Darah di tangan Bima menusuk leher Gadis Tengkorak. Namun saat pedang itu menembus lehernya, wujud makhluk menyeramkan itu berubah menjadi asap hitam. Asap hitam itu melayang keluar dari rumah penginapan. Dengan cepat Bima segera mengikutinya. Namun sesampainya di luar, Bima kehilangan jejak. Dia segera kembali masuk ke dalam dan mencari Arimbi. Setiap kamar dia dobrak. Namun tak ada satu pintu pun yang jebol. Padahal itu hanyalah pintu kayu. "Kenapa pintu ini sangat kuat!?" batin Bima. "Pintu ini mengandung aura milikku, sepertinya aku pernah masuk ke dalam sini, coba kau pakai kekuatan milikku anak muda," usul Iblis Bayangan. Bima segera mengerahkan kekuatan Iblis Bayangan. Ternyata hanya dengan mendorong perlahan saja pintu itu telah terbuka. Benar saja apa yang di katakan Iblis Bayangan. Namun di dalam kamar itu kosong tak ada apa pun. Ketika Bima akan memutar tubuhnya, Iblis Bayangan menahannya. "Tunggu sebentar Bima! Coba kau masuk ke dalam dan cari tahu, aku meras

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status