Aura pekat itu muncul dan dapat dirasakan oleh mereka, seakan ini peringatan darinya. Sosok musuh yang mengenakan topeng itu memang tidak menunjukkan jati dirinya sama sekali, justru sering ditutup-tutupi. Mengenai itu, Zhu Jiancheng merasa bahwa roh jahat yang merasukinya itu memiliki aura yang mirip dengan pria itu. Teknik terlarang, teknik berkultivasi dengan iblis, itulah jawabannya. Karena kejadian semalam, yang membuat kamar penginapan itu dipenuhi dengan banyaknya mayat, maka mau tak mau mereka harus segera pergi dari sini. Tetapi, ketika fajar telah tiba lebih cepat dari dugaan, Wu Shi kehilangan benda berharganya. Setelah menemukan benda itu kembali, ia dicegat oleh seorang wanita yang awalnya wanita ini terus menggoda Wu Shi agar mau membawanya ikut berpergian. Namun wanita ini ternyata hanya pandai bersandiwara, sebab wanita tersebut berniat untuk membunuh Wu Shi. "Rayuanmu itu tidak mempan.""Wah, tak kusangka pendekar seperti dirimu tidak mempan dengan cara ini.""Apa
Kejadian itu tak terduga, di mana ada salah satu dari pengikut Zhu Jiancheng yang sepertinya karena terpengaruh minuman tersebut, ia jadi linglung dan mengatakan semua yang pernah dipendamnya. Alhasil, pertengkaran pun tak terhindarkan. "Tuan Zhu Jiancheng memang payah, bisa-bisanya dia tunduk pada Tuan yang lebih muda? Ahahaha! Mungkin tidak seharusnya aku mengikuti orang seperti itu." Wajahnya memerah, cangkir kecil yang masih berada dalam genggamannya itu hendak ia tenggak lagi setelah dituangkan kembali. Lalu ia berjalan menghampiri meja, tempat di mana Wu Shi berada. Sembari melingkarkan lengan ke pundak Wu Shi, pria itu berkata, "Tuan Wu Shi, mulai saat ini aku adalah pengikutmu."Sementara Zhu Jiancheng, ia geram. Dan karena tidak bisa mengendalikan emosi karena semua ucapan pria itu, hasilnya ia pun melampiaskan amarah."Kau minta dihajar ya?" Zhu Jiancheng menarik kerah pakaiannya sambil menatap sengit. "Silahkan saja jika Anda bisa." Bukannya merendah justru melunjak."R
Apa pun yang berada di dalam minuman itu, tampaknya membuat Wu Shi terus mengamuk. Padahal jika dilihat lainnya tidak mengamuk seperti Wu Shi, kebanyakan dari mereka yang meminum itu hanya tumbang saja. Sementara Wu Shi tidak. "Tuan Wu Shi," ucapnya memanggil."Kenapa kau?"Bukan An yang memanggil melainkan orang lain yang ada di dalam diri Wu Shi saat ini. Berulang kali seseorang itu memanggil nama lengkapnya, tapi seberapa keras usahanya untuk mencari, ia tetap tidak menemukan siapa sebenarnya yang memanggil dirinya itu."Siapa? Di mana?" Wu Shi berteriak, dan melirik ke segala arah demi menemukan orang itu."Kau tidak perlu mencariku, tetaplah mendengarkan setiap ucapanku maka kau akan selamat, Tuan Wu Shi. Aku jamin itu.""Dasar! Aku benar-benar jadi tidak waras! Sebenarnya apa yang aku dengar ini? Kenapa banyak sekali pemikiran negatif setelah aku meminum itu?"Wu Shi berdecak kesal, ia lantas berjalan beberapa langkah menjauhi para wanita dan An. Pikirannya semakin lama semakin
Pahatan kayu yang dibentuk semirip mungkin dengan seekor kelinci. Meski ukurannya begitu kecil, Wu Shi amat menyayangi benda itu. Lantaran benda itu adalah satu-satunya harapan bagi Wu Shi untuk mengingatkan ia pada seseorang terkasih. "Apa yang kamu pakai itu?" "Oh ini, jepit rambut. Bentuknya hewan kelinci dan aku menyukainya meski bentuk ini kekanak-kanakan." Suara lembut kan menenangkan, senyum khas dengan bibir tipis dan gigi berseri. Lihat betapa ia sangat senangnya ketika mengenakan jepit itu.Sesosok perempuan berambut panjang, yang menyukai jepitan itu adalah sosok istri Wu Shi. Karena mengingat hal tersebut, Wu Shi pun membuatkan bentuk yang sama dari kayu yang dipahat. "Aku tidak mungkin melupakanmu. Karena dirimu lah aku bisa berjuang seperti ini."Kesadaran Wu Shi kembali, entah ini kebetulan atau mungkin sebuah keajaiban. Wu Shi tersenyum senang saat mengingat kenangan baiknya terhadap wanita yang dicintai.Drap! Drap! Wu Shi melangkah cepat, ia berlari meninggalkan
Wu Shi terbangun, saat ini pun pandangannya dirasa masih berkabut. Namun secara perlahan ia mulai beradaptasi dengan cahaya di sekitar serta merasakan betapa hangatnya sinar mentari yang menembus kaca jendela di dekatnya."Tuan sudah terbangun?" Melihat adanya seorang wanita yang tersenyum kemudian mengulurkan tangan, seperti akan menyentuh dahi Wu Shi. Sontak saja Wu Shi terkejut. Plak!Sembari menepis tangannya, Wu Shi mengubah posisinya yang dari berbaring menjadi duduk. Ekspresi Wu Shi terlihat sangat kesal. "Menyingkirlah dariku," ketus Wu Shi mengusir dengan tatapan tajam.Wu Shi berada di sebuah ruangan yang cukup besar. Bahkan ranjang tidur yang ia tempati pun sangat luas nan empuk. Wu Shi terlalu nyaman tidur di sini, sampai tak sadar hari telah berganti. "Tuan, lebih baik berbaring saja. Meskipun sudah kembali pagi, Tuan Penjaga sudah meloloskan ujian ini.""Aku bilang menyingkir dariku. Aku tidak mau ditemani oleh wanita yang bukan siapa-siapaku. Jadi aku memohon padamu
Di antara penjaga wilayah luar kultus yang paling terlemah adalah pria berjanggut si pemilik Paviliun Mata Air. Dirinya ahli menggali segala informasi, namun dikarenakan ia kerap kali diincar musuh, pria itu akhirnya sering berpindah tempat. Lalu sekarang sebagai pemilik Paviliun, ia tidak bisa sembarangan pergi dan berpindah tempat lagi. Ia menjalankan ujian untuk calon pewaris pun di tempat itu, tapi setiap jenis ujian tetap akan dibedakan antara calon dengan calon lainnya. Kemudian, setelah Wu Shi lolos ujian tahap kedua, beberapa informasi yang selama ini Wu Shi cari akhirnya ia dapatkan di tempat ini. Seperti mimpi saja.Tulang Naga, nama sekelompok berjubah dengan simbol di punggung mereka. Sekumpulan orang yang merupakan mantan pendekar kultus, diketahui kekuatan mereka setara dengan pendekar tingkat menara saat ini. Terlebih mereka bahkan termasuk pemimpin bertopeng yang merupakan pengkhianat dalam kultus menggunakan teknik terlarang guna menambah kekuatan. Teknik terlarang
Cuaca cerah yang begitu tenang, ternyata tidak bertahan lama. Sesaat setelah Wu Shi keluar untuk melihat pemandangan dan langit ini, terdengar jeritan para wanita yang datang dari dalam paviliun. "Apa yang—"Wu Shi berbalik badan dan tidak begitu mengerti apa yang sedang terjadi saat ini, tetapi tidak lama setelah itu ia baru sadar akan adanya sebuah api yang muncul disalah satu tempat di paviliun itu."Api!" Para wanita serta rombongan Zhu Jiancheng berbondong-bondong keluar demi menyelamatkan diri. Khususnya para wanita, mereka terlihat sangat ketakutan. "Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Wu Shi. "Kami juga tidak tahu pastinya. Api itu muncul dan bergegas kami keluar.""Api itu muncul dari dalam dapur. Lalu salah satu dari kami terjebak di sana." Salah satu wanita menjawab pertanyaan. "Yang benar saja?" Zhu Jiancheng melihat keadaan sekitar, lalu ia bergegas membisikkan sesuatu pada Wu Shi."Aku akan berjaga di luar. Sementara kau harus menyelamatkan seseorang yang terjebak
Kebakaran itu, membuat Pemilik Paviliun Mata Air tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Terlebih ada banyak benda berharga yang mungkin saja tersisa di sana, dan lagi ia tidak bisa meninggalkan para wanitanya. Dengan begitu, ia tidak bisa mengikuti perjalanan para calon pewaris. "Jika suatu hari nanti semua sudah aku selesaikan, dan para wanitaku telah menetap ke tempat yang aman, maka saya akan segera menyusul Tuan Wu Shi dan Tuan Zhu Jiancheng," ucapnya sembari memberi hormat. ***Mereka kembali melanjutkan perjalanan lagi. Setiap ujung distrik yang memiliki banyak tempat. Kadangkala mereka menemukan pedesaan kecil disertai dengan para penduduk yang hidup tentram. "Melihat mereka membuatku merasa segala keburukan takkan pernah terjadi," ucap Wu Shi. Zhu Jiancheng tersenyum sambil menepuk kepala Wu Shi dengan lembut. Lantas berkata, "Hal seperti itu mungkin sulit diharapkan. Kau tahu itu." "Aku tahu."Dalam perjalanan, para pengikut Zhu Jiancheng berniat berdiam diri sementara