Home / Fantasi / Penakluk Sihir Iblis / Kakak Beradik Jian Di Kota Lanyin

Share

Kakak Beradik Jian Di Kota Lanyin

Author: Aspasya
last update Last Updated: 2025-01-27 15:00:39

Arc 2. PUSARAN KENANGAN

Tahun ke-8 Jing, Kekaisaran Bìxiāo, Dermaga Kota Lanyin

Serombongan anak muda berusia antara lima belas hingga delapan belas tahun melompat kegirangan dari perahu yang baru saja merapat ke dermaga. Tawa riang dan sorak gembira mengiringi langkah mereka, sementara beberapa di antaranya terhuyung, tampak mabuk akibat perjalanan panjang melintasi air yang bergelombang.

Di antara hiruk-pikuk itu, suara riang Jian Huànyǐng terdengar paling lantang. Bahkan sebelum kakinya menjejak daratan. Dia melompat turun dari perahu dengan lincah, tanpa peduli tatapan heran dari beberapa orang yang terganggu oleh tingkahnya.

"Huànyǐng, ingat! Kau harus selalu menjaga sikap selama di sini!" Seorang gadis yang juga baru turun dari perahu, memperingatkan pemuda itu.

Dia adalah Jian Xia, Nona Muda Pertama Jian dari Klan Jian Sekte Pemecah Langit. Dengan hanfu ungu muda yang melayang lembut di udara dan ikat pinggang ungu tua yang menjunt
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Penakluk Sihir Iblis    Restoran Baili

    Restoran Baili berdiri megah di tepi Sungai Ungu Gelap, sungai yang membelah Kota Lanyin sebelum berakhir di Danau Hitam. Airnya memantulkan warna ungu lembut, berasal dari kelopak-kelopak bunga wisteria yang terbawa arus dari Lembah Wisteria. Tempat ini terkenal tidak hanya karena keindahan pemandangannya, tetapi juga masakan yang lezat, menjadikannya tujuan utama para pelancong dan penduduk kota."Dà Jiě ke sini!" Jian Huànyǐng melambaikan tangan. Suaranya riang menembus hiruk-pikuk pengunjung. Ia telah duduk di meja dekat jendela besar yang terbuka, memperlihatkan pemandangan sungai yang mengalir tenang di bawah cahaya senja.Jian Xia tersenyum kecil, langkahnya ringan saat mendekati meja bersama Jian Lei dan rombongan. Aroma khas sungai bercampur wangi masakan yang menggoda mengisi udara, menciptakan suasana nyaman di dalam restoran.Seorang pelayan tua segera menyambut mereka dengan senyuman sopan. "Selamat datang, G

    Last Updated : 2025-01-28
  • Penakluk Sihir Iblis    Simfoni Malam di Kota Lanyin

    Jian Huànyǐng berdiri di atas atap. Matanya menyapu pemandangan luas Kota Lanyin yang tenggelam dalam keheningan malam. Udara dingin menyusup hingga ke tulang, membawa aroma samar bunga wisteria yang bermekaran di kejauhan. Namun, pikirannya tidak terfokus pada itu, melainkan pada suara seruling merdu yang terus mengalun. Memecah kesunyian malam seperti bisikan halus yang membawa kerinduan tak berwujud.Di bawah, kota yang biasanya riuh tampak seperti dunia yang berhenti bergerak. Lampu-lampu redup bersinar di antara jendela-jendela rumah, sedangkan jalanan tampak kosong, nyaris seperti lukisan yang terperangkap dalam waktu. Tapi di ujung pandangannya, di antara lembah yang diselimuti pepohonan wisteria berbunga lebat, terlihat air terjun yang memantulkan sinar rembulan. Kelap-kelip kunang-kunang menari di antara kelopak ungu, menambah keindahan yang hampir terasa magis.“Dari arah sana…” gumamnya perlahan. Suara seruling itu berasal dari dekat sungai yang mengalir

    Last Updated : 2025-01-28
  • Penakluk Sihir Iblis    Melodi Surgawi Di Sungai Ungu Gelap

    Cukup lama Jian Huànyǐng terpesona oleh alunan guqin yang merdu itu. Suaranya mengalir lembut, bagaikan sungai yang mengalun tenang di malam yang sunyi, diterangi oleh sinar bulan purnama yang memantulkan cahaya keperakan di permukaan air. Pemuda yang memetik senar guqin itu seperti seorang dewa musik, memainkan melodi surgawi yang seolah datang dari alam lain, mengisi ruang dengan keindahan yang tak terlukiskan."Dia Yue Èr Gōngzǐ, Yue Tianyin Gōngzǐ." Suara lembut Baili Yunhua terdengar hampir seperti bisikan angin. Lirih, hampir tak terdengar, tetapi cukup jelas bagi Jian Huànyǐng."Ah, jadi dia salah satu dari Dewa Musik Lanyin," gumam Jian Huànyǐng, paham akan siapa yang dimaksud. Pandangannya kembali tertuju pada sosok yang duduk di bebatuan di tengah sungai berwarna keunguan itu. Namun, kini dia melihat pemuda itu berhenti memetik guqinnya, seolah menyadari bahwa keheningan malam sudah cukup untuk menenangkan jiwa.

    Last Updated : 2025-01-28
  • Penakluk Sihir Iblis    Surga Tersembunyi di Kota Lanyin

    Sebuah gerbang sederhana berdiri anggun di bawah sinar mentari pagi. Terdiri dari dua pilar batu putih dengan ukiran wisteria ungu yang tampak hidup. Aroma manis bunga-bunga wisteria yang bergelayut di pohon-pohon tua memenuhi udara, menyambut para tamu yang baru tiba di kaki Lembah Wisteria. Di balik gerbang, anak tangga batu yang berliku naik perlahan dengan dipagari pohon-pohon wisteria. Bak sebuah lorong ungu yang indah menuju sebuah surga tersembunyi di lembah yang berada di ketinggian Kota Lanyin.Jian Xia memandang gerbang itu dengan takjub sebelum menoleh pada kakak tertuanya. “Dà Gē, kenapa kita harus singgah di Kediaman Aroma Wisteria?” tanyanya. Suaranya sedikit gemetar, kagum sekaligus penasaran pada pemandangan di sekitarnya.Jian Wei, kakak pertama mereka, tersenyum tipis. Matanya memandang barisan wisteria dengan tenang. “Selain karena jadwal kalian masuk ke Akademi Bìxiāo masih dua bulan lagi, ini kesempatan baik untuk mengh

    Last Updated : 2025-01-29
  • Penakluk Sihir Iblis    Pertemuan Sederhana Yang Istimewa

    Jian Huànyǐng memperhatikan Baili Yunhua yang berjalan dengan langkah anggun di sampingnya. Cucu pemilik Restoran Baili itu, dengan senyum lembutnya, telah bersedia mengantarkannya menuju Kediaman Aroma Wisteria di Lembah Wisteria.Tempat itu tidak jauh dari pusat Kota Lanyin. Hanya perlu menelusuri Sungai Ungu Gelap yang membelah kota hingga mencapai lembah sunyi di ujungnya. Di lembah itu, tersembunyi keindahan Kediaman Aroma Wisteria. Tempat tinggal Klan Yue sekaligus pusat Sekte Musik Abadi yang terkenal.“Jiějie, aku mau membeli itu!” seru Jian Huànyǐng dengan mata berbinar. Pandangannya terpaku pada gula kapas putih bersih yang berputar seperti gumpalan awan di langit.“Belilah, Dìdi. Setelah sampai di Kediaman Aroma Wisteria, kau takkan menemui semua manisan dan camilan ini,” sahut Baili Yunhua sambil menepuk lengannya dengan lembut. Seolah membujuk anak kecil yang penuh semangat.Tanpa ragu, Jian Huànyǐng segera berlari ke kedai terdekat.

    Last Updated : 2025-01-29
  • Penakluk Sihir Iblis    Sekte Atau Pemakaman ?

    Jian Huànyǐng melangkah perlahan di jalan setapak berlapis batu alam, setiap injakan kakinya disambut lembut oleh gemericik air dari parit kecil di sisi jalan. Tebing-tebing batu yang menjulang kokoh di kedua sisi tampak melindungi jalannya, seperti tembok alam yang sunyi.Di sela-sela tebing itu, tumbuh bunga liar dengan warna-warna cerah, sementara di tepi parit, daun-daun hijau bergoyang mengikuti irama angin. Di kejauhan, suara kicau burung liar dan gemuruh air terjun menciptakan harmoni alam yang menenangkan.“Sepi sekali,” gumam Jian Huànyǐng, membiarkan pikirannya mengembara dalam keheningan itu.Sambil berjalan, ia mengulum tanghulu yang manis menggigit lidahnya. Satu tangannya menggenggam batang bambu tempat sisa tanghulu itu tertusuk, sementara matanya sesekali melirik ke sekeliling. Memperhatikan tiap detail jalan dengan iseng sambil bersiul pelan.Setelah menempuh perjalanan cukup lama, ia t

    Last Updated : 2025-01-29
  • Penakluk Sihir Iblis    Keributan Di Aula Harmoni

    Sepasang mata yang dalam bak samudera biru membeku itu menatap Jian Huànyǐng dengan tajam. Pemuda berusia lima belas tahun itu bergidik ngeri. Tiba-tiba saja tengkuknya terasa sangat dingin, seolah berada di musim dingin yang menggigit.Tanghulu di tangannya kini tak lagi menggiurkan. Seperti turut membeku karena tatapan itu. Ingin dilemparkannya begitu saja, tetapi dia merasa sayang untuk membuang manisan favoritnya hanya karena sepasang mata biru cemerlang pemuda tampan yang menahan beban tubuhnya saat ini."Yue Èr Gōngzǐ?" Jian Huànyǐng bergumam dalam hati. Menyebut nama pria yang semalam dilihatnya di Sungai Ungu Gelap memainkan melodi surgawi dengan guqin-nya. Namun, tiba-tiba, sesuatu membuatnya terkejut. Seperti ada yang bergerak di belakang tubuhnya, dengan cengkeraman yang membuatnya terperangah."Aiya! Apa yang kau lakukan? Dasar mesum! Kau meremas bokongku!" Jian Huànyǐng berteriak histeris dengan nada tinggi.

    Last Updated : 2025-01-30
  • Penakluk Sihir Iblis    Mata Ungu Yang Cantik

    Yue Tiānyin berdiri di teras Shuǐyùn Tíng, Paviliun Harmoni Air, kediaman pribadinya. Tempat paling sunyi di Kediaman Aroma Wisteria. Pandangannya tertuju pada langit malam yang seolah dipenuhi samudra bintang. Bulan menggantung terang, meski masa purnama telah lewat. Sinarnya masih menerangi seluruh paviliun, memantul samar di permukaan kolam yang tenang.Dia adalah Tuan Muda Kedua Yue, murid kesayangan Hé Yùn Dàshī, guru besar dari Sekte Musik Abadi. Sejak kecil, Tiānyin selalu menjadi teladan. Sikapnya yang disiplin, bakatnya yang tiada tanding dalam seni musik, membuatnya dijuluki Dewa Musik Lanyin, bersama sang kakak, Yue Lingyin. Namun malam ini, sebuah insiden kecil meruntuhkan segala ketenangan yang selama ini ia jaga."Dasar mesum! Kau meremas bokongku!" teriakan histeris itu terus terngiang dalam benaknya.Wajahnya memanas setiap kali ia mengingatnya. Sebuah tuduhan tak masuk akal yang tak pernah terbayangkan akan ia alami.Seumur hidupn

    Last Updated : 2025-01-30

Latest chapter

  • Penakluk Sihir Iblis    Apakah Ini Sudah Berakhir?

    "Chén Gēge! Apa kita hanya menunggu salah satu di antara mereka kalah?" tanya Lei, suaranya hampir tenggelam dalam deru angin dingin yang memeluk medan pertempuran.Di hadapan mereka, pertarungan antara Wù Yǒng Lóng, si naga kabut abadi, dan Hán Shuāng Jù Rén, Titan Es kolosal, berlangsung sengit. Setiap gerakan keduanya meninggalkan jejak kehancuran—kabut beracun yang menciptakan ilusi berbahaya, serta gelombang es yang seakan membekukan waktu. Beberapa kali mereka harus berpindah tempat, menghindari ancaman yang begitu dekat."Kau mau menunggu?" Mo Chén berbalik bertanya, dengan senyum tipis yang terlukis di wajahnya. Tatapan jenakanya meluncur ke arah Lei, penuh keingintahuan."Tunggu saja sampai besok pagi!" jawab Jian Wei sambil memukul kepala Lei dengan gemas.Jian Xia tertawa melihat kejenakaan kakak dan adiknya. "Bisa-bisanya kalian bercanda di situasi seperti ini?" keluhnya. Namun, sorot matanya tetap hangat, penuh kasih sayang kepada ked

  • Penakluk Sihir Iblis    Munculnya Roh Titan Es Kolosal Dan Naga Kabut Abadi

    Angin dingin menderu lewat celah-celah tebing, membawa serta butiran salju yang berputar liar seperti pasir perak di tengah badai. Medan Perburuan Roh kembali diselimuti ketegangan. Mo Chén berdiri tegak di atas batu tinggi, jubah hitamnya berkibar tertiup angin tajam, sementara matanya yang tajam mengawasi perubahan cuaca yang tak lazim.Apa yang dikhawatirkan akhirnya terjadi. Suara pekikan yang memekakkan telinga terdengar dari kejauhan—sebuah raungan yang membelah langit kelabu."Aiyo! Wù Yǒng Lóng!" teriak para kultivator yang masih terjebak di jalur utama medan berburu. Kabut putih pekat mulai menyelimuti tanah, menyusup ke setiap celah batu dan ranting yang tertutup es.Tanpa menunda waktu, Mo Chén mengangkat tangannya dan melepaskan sinyal cahaya ke langit. Asap keperakan membentuk pusaran kecil sebelum pecah menjadi semburat cahaya yang terlihat dari segala penjuru. Itu adalah isyarat—bukan hanya kepada para pemimpin sekte dan klan untuk mulai men

  • Penakluk Sihir Iblis    Situasi Semakin Genting

    Kabut turun begitu tebal hingga nyaris menutupi seluruh lembah Shén Wu Gu. Awan kelabu menggantung berat di langit, dan udara mendadak terasa jauh lebih dingin. Hembusan angin membawa aroma tajam tanah basah bercampur dengan hawa es yang menggigit tulang."Apa ini?" Jìng Zhenjun Wángyé bergumam pelan, suaranya nyaris terseret oleh desir angin. Ia memandang sekeliling dengan dahi berkerut, matanya menyapu pemandangan yang tertelan kabut.Di sisi lain, Mo Chén, Jian Wei, dan Líng Zhì berdiri kaku, memandangi kabut pekat yang kini mulai menipis, perlahan mengurai seperti tirai sutra yang ditarik angin. Udara berubah drastis—lebih dingin dari biasanya."Salju?" Líng Zhì menatap ke langit yang mulai dihiasi bintik-bintik putih. Butiran salju turun perlahan, mendarat di bahu dan rambutnya, seolah waktu sendiri melambat menyambut datangnya sesuatu."Sialan!" Jian Wei mengumpat, mendadak waspada. Ia langsung me

  • Penakluk Sihir Iblis    Wàn Líng Zhèn Míng Masih Bergema

    Roh-roh yang berada dalam zona penahanan kini benar-benar terperangkap. Mereka menggeliat gelisah, terbungkus pusaran energi yang membatasi gerak. Suasana mulai terkendali, meski udara masih berat oleh sisa kekacauan yang sebelumnya meledak liar. Suhu di sekitar merosot drastis, membuat napas para kultivator tampak seperti uap tipis di udara yang mengkristal."Biarkan klan dan sekte kecil menangani roh-roh itu," kata Líng Zhì dengan tenang, suaranya nyaris tenggelam dalam desir angin bersalju.Ia berdiri di sisi tebing es bersama Jian Wei dan Mo Chén, menatap ke bawah tanpa ekspresi. Kabut tebal yang menyelimuti lembah seakan menjadi tirai pembatas antara mereka dan dunia yang sedang berkecamuk.Mereka bertiga tampak seperti bayangan di atas sana—menyaksikan kekacauan yang baru saja reda, namun tak terlibat langsung. Sikap mereka tenang, bahkan nyaris santai. Sebuah pengingat bahwa bagi mereka, ini bukan soal menang atau kalah, tapi kes

  • Penakluk Sihir Iblis    Penahanan Roh Sementara

    Para penjaga Perburuan Roh yang berasal dari Klan Wu datang bersama para kultivator dari Klan Jìng dan Sekte Gerbang Sembilan Kuali."Bagaimana situasinya?" tanya pemimpin penjaga Perburuan Roh pada Jian Wei dan yang lainnya."Seperti yang kau lihat. Kacau!" sahut Jian Wei seraya menunjuk ke bawah dengan dagunya. Di bawah mereka, para kultivator dari berbagai sekte dan klan berusaha menangkap roh-roh yang terpanggil oleh teknik Wàn Líng Zhèn Míng."Tiānyù Jiànzhàn, apakah ada sesuatu yang bisa kita lakukan?" Kini Jìng Zhenjun Wángyé yang bertanya. Ia datang bersama Qing Yǔjiā dan Qing Héng Zhì. Wajahnya terlihat serius dan penuh tanda tanya.Jian Wei tidak segera menjawab pertanyaan itu. Ia justru menoleh menatap Mo Chén, yang berdiri sedikit lebih jauh. Pria berjubah hitam itu tampaknya tidak terlalu terpengaruh dengan situasi yang sedang berlangsung. Mo Chén masih tampak santai, meskipun keadaan sudah sangat genting. Dengan senyum leba

  • Penakluk Sihir Iblis    Menyusun Strategi

    Di tengah kekacauan yang mengguncang Perburuan Roh, Jian Wei, Mo Chén, Héxié Zhìzūn, dan Ling Zhì berkumpul dalam keheningan yang tegang, merencanakan langkah selanjutnya. Angin kencang menyapu kabut tebal di Shen Wu Gu. Namun, tidak mengurangi hiruk-pikuk yang terjadi di medan tersebut. Suara gemerisik roh-roh yang mulai menguasai medan itu memecah kesunyian, menggema di setiap sudut.“Kita harus menghentikan kekacauan ini tanpa mengacaukan medan dan peraturan Perburuan Roh,” ucap Líng Zhì dengan nada serius. Wajahnya yang tenang tidak menggambarkan betapa dalamnya situasi yang tengah mereka hadapi.“Líng Ménzhǔ, ini cukup sulit,” sahut salah seorang dari klan kecil yang turut bersama mereka. Suaranya terdengar ragu, hampir seperti seorang anak yang berusaha memecahkan teka-teki rumit.“Memang benar, ini sulit!” sahut Mo Chén. Suara baritonnya yang dalam seolah berusaha memberi penekanan pada kata-katanya. Pria tampan berjubah hitam dan berambut putih itu

  • Penakluk Sihir Iblis    Melodi Guqin dan Siulan di Tengah Kekacauan

    "Yuè Èr Gōngzǐ," bisik Jian Wei, suaranya tenggelam dalam gemuruh angin lembah, saat denting guqin yang melengking jernih semakin memenuhi pendengaran.Di tengah kabut, seorang pemuda berjubah putih, Yuè Tiānyin, melayang anggun di udara. Sinar matahari yang terang memantul pada guqin-nya, membuatnya berkilauan indah. Dengan gerakan halus, jemari Tiānyin menari di atas senar guqin, mengendalikan alunan melodi yang memancar dari alat musik itu. Setiap denting senar memancarkan aura magis, seakan mantra yang menyegel roh-roh liar yang mengamuk tak terkendali. "Chénxī!" seru Huànyǐng, matanya yang ungu berbinar-binar penuh kekaguman. "Lihatlah, Huànyǐng Xiōng! Yuè Èr Gōngzǐ memang tampan dan berbakat! Tidak ada seorang pun yang bisa menandinginya!"Líng Qingyu, yang entah sejak kapan telah berada di sisi Huànyǐng, mengangguk setuju dengan tatapan kagum yang tak disembunyikan. Mereka berdua terpaku menatap Tiānyin yang dengan khidmat memainkan guqin-nya. Seme

  • Penakluk Sihir Iblis    Teknik Pemanggil Seribu Roh

    Dentingan lonceng menggema samar di telinga Jian Wei. Suara itu bergema di antara riuh rendah pekikan panik, gemuruh langkah kaki, dan desir angin yang membawa hawa asing. Ia menajamkan pendengarannya, memastikan sumber suara tersebut. "Da Gē! Lihat itu!" Tiba-tiba Jian Xuě berseru, mengalihkan perhatiannya. Jian Wei sontak mengangkat kepala. Langit yang tadinya terbuka kini dipenuhi pusaran energi berbentuk lingkaran. Partikel bercahaya keperakan berputar di udara, memancarkan kilauan ganjil. "Sial!" Jian Wei menggeram, kedua tangannya mengepal erat. Matanya berkilat, menatap adik-adiknya dan anggota sekte lainnya. "A Xuě, lindungi Huànyǐng! Jangan biarkan dia terpengaruh oleh roh-roh di sekitarnya!" "Baik, Da Gē!" Jian Xuě tak ragu sedikit pun. Ia segera berdiri di depan Huànyǐng dengan Xuě terhunus, siap menghadapi apa pun yang datang. "Lei, siapkan Líng Qì Wǎng! Jian Xia, terus pantau situa

  • Penakluk Sihir Iblis    Menangkap Bīng Wù Niǎo

    "Target utama kita adalah roh yang sudah kita kunci tadi. Setelah itu kita bisa berburu roh lain di zona yang sudah terbuka," jelas Jian Wei sembari melompat ke depan gua yang tersembunyi di celah tebing es yang menjulang tinggi. Sinar matahari siang memantul di permukaan es, menciptakan kilauan tajam seperti pecahan kaca."A Xue, ayo kita gunakan Xiáng Líng Zhèn untuk menangkap Xuě Láng Wang!" serunya pada Jian Xuě."Baik, Da Gē!" Jian Xuě menyusul, melompat ringan ke depan gua."Gunakan energi es, kau bisa menggabungkannya dengan energi es milik Huànyǐng," saran Jian Wei.Jian Xuě mengangguk mantap, lalu mulai menggambar pola formasi lingkaran dengan elemen energi es di udara. Garis-garis bersinar biru keperakan muncul di udara, membentuk corak rumit yang berpendar lembut. Begitu formasi selesai, ia menyegelnya dan mengarahkannya ke dalam gua. Dari dalam terdengar geraman marah, berat dan bergema, mengguncang lapisan es di sekitar mereka.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status