Share

Meeting di Bogor

Author: Suzy Ru
last update Last Updated: 2024-06-04 13:15:25

"Aduh, aku harus jawab apa? Tak mungkin juga aku kepanasan karena gugup di depannya, mengingat kembali momen itu. Argh! Ya Tuhan, kenapa juga aku mengalami hal ini di depannya?" gumam batin Natasha menghela nafas panjang.

Sesaat, natasha menampik tangan Darren yang mencoba memegang keningnya.

"Aku baik-baik saja!" tegas natasha.

"Tapi, bagiku kamu sedang tidak baik-baik saja, Natasha! Kita ke rumah sakit sekarang," gegas Darren melajukan mobilnya.

"Bekerjalah dengan semaksimal mungkin, ya, Cha. Darren akan bertemu dengan beberapa klien yang bisa membuat perusahaan kita menjadi maju lagi. Jadi, aku harap kamu bisa mengontrol emosinya. Ok!" Perkataan Bara yang kembali melintas dalam benaknya.

Natasha mengatur nafasnya kembali. Mulai memberanikan diri untuk menatap Darren secara langsung.

"Aku baik-baik saja. Kita tak perlu ke rumah sakit," ucap natasha yang tak mendapat respon dari atasannya tersebut. "Mas Darren, apa kau mendengarkanku?"

Darren menoleh sebentar. Sudut bibirnya sedikit
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Cctv

    "Aku tak kenal mereka dan aku juga tak mau kenal dengan mereka. Aku hanya ingin tidur bersama istriku kelak. Jadi, hilangkan rasa cemburumu itu!""Siapa yang cemburu? Aku tidak ...."Drt ... Drt ..."Iya!" kata Darren memasang handset untuk menjawab telepon yang masuk.Natasha menghela nafas panjang. Bibirnya merapat seraya menatap ke arah Darren yang memang sangatlah sempurna. Tak heran kalo kaum hawa kepincut akan pesona yang di miliki atasannya itu. Setiap gerakan yang dilakukan mempunyai kelebihan tersendiri."Kenapa hatiku senang saat dia bilang tak mengenal mereka? Masa' iya aku sempat cemburu? Argh! Apa sih yang aku pikirkan? Tak mungkin tak mungkin," gumam batin natasha beralih menatap ke arah jendela mobil. ***Bara mengetuk sebuah bolpoin tepat di atas meja. Menunggu seseorang yang akan meringankan pekerjaan saat ini.CeklekBara mendongak. Senyumnya mengembang saat Pak Angga datang menghampiri."Selamat siang, Pak!" ucap Pak Angga yang merupakan pimpinan security mall yang

    Last Updated : 2024-06-05
  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Bertemu dengan duda kaya itu

    "Kita akan bermalam di sini!" kata Darren yang membuat natasha tercekat."Kenapa tak bilang kalo kita akan bermalam di Bogor? Aku kan bisa bawa ...," kata natasha terhenti. "Di koper itu, ada pakaian kita berdua. Jadi, kamu tak perlu bingung lagi," kata Darren.Natasha menunduk. Memperhatikan koper yang ia ambil dari rumah madam Ayu, sebelum berangkat ke Bogor."Kamu jangan berpikiran negatif dulu. Mama selalu menyiapkan baju ganti setiap aku berangkat ke luar kota. Siapapun orang yang pergi denganku," tutur Darren menjelaskan."Seharusnya, madam ayu tak perlu menyiapkan baju ganti untukku. Kalo semalam sih, aku tak bingung. Hanya saja pakaian dalamku yang harus ganti," gumam batin natasha tersenyum tipis."Nanti, setelah acara selesai, aku bisa beli pakaian dalam dulu. Dan, tak mungkin juga kan madam ayu menyiapkan pakaian dalamku juga!"Kedua alis Darren bertaut melihat natasha tersenyum seorang diri.TekJentikan tangan Darren seketika membuat lamunan natasha buyar."Sudah siap?" t

    Last Updated : 2024-06-08
  • Penakhluk Hati sang Miliarder   lupa saat bersamanya

    Wanita yang sudah membuatku menangis tiga hari tiga malam, sudah berada di sini, Paman. Beri pelajaran padanya!"Devan menegak salivanya. Ia mendongak, kembali menatap ke arah Agatha yang duduk tepat di depan natasha."Baiklah!" balas Devan mengirim pesan untuk keponakannya.Agatha menyeringai. Sudut bibirnya mengembang sinis menatap natasha yang duduk tepat di depannya."Tamat sudah masa depanmu, wanita bodoh! Itulah balasan orang yang berani menantang Agatha Christie," gumam batin Agatha menghela nafas panjangnya. Menopangkan kedua tangan di dada, seakan lega dengan jawaban dari pamannya.Selesai meeting, Natasha menghela nafas panjang. Jari jemari tangannya dengan lincah mengikat rambut panjangnya yang membuat dirinya mulai kepanasan."Oh my God! Padahal ini sudah malam, tapi kenapa rasanya gerah sekali, ya?" tanya natasha seorang diri. Mulai bersandar di jok bahu mobil sembari menunggu Darren yang masih sibuk dengan salah satu kliennya.Sejenak, natasha menyeringai. Menatap keara

    Last Updated : 2024-06-11
  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Gadis kecil itu

    "Oh my God! Bagaimana bisa aku lupa kalo aku sedang berdua bersamanya?" gumam batin natasha.Darren menunduk. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa ketika melihat gembulan dua bukit kembar milik natasha yang terlihat begitu jelas. Alih-alih tak mau hasrat birahinya memuncak, Darren berpaling menatap wajah cantik yang di miliki kekasih enam bulannya itu."Tenang natasha tenang! Kamu tak boleh grogi. Semakin kamu grogi, dia akan menertawakanmu habis-habisan. Dan, takutnya dalam kontrak itu juga tertulis di larang menggoda! Ahhh, bisa-bisa aku akan ganti rugi lagi," gerutu batin natasha menerka-nerka. Bulu mata natasha tak berhenti mengerjap. Senyumnya mengembang dan mencoba menghilangkan rasa malu yang sempat tertahan."Apa kamu berusaha menggodaku?" Pertanyaan Darren seketika membuat senyum manisnya memudar. "Tidak. Siapa yang menggodamu. Hanya saja, aku lupa kalo kita tinggal bersama," kata natasha mengerucutkan bibir mungilnya. Dengan cepat, ia mencoba menegakkan tubuhnya. Beru

    Last Updated : 2024-06-12
  • Penakhluk Hati sang Miliarder   sepuluh kali lipat

    "Ada apa dengannya? Kenapa hari ini, dia memperlakukanku layaknya seorang ratu? Lantas, Kenapa tiba-tiba dia memanggilku 'Amora'?" batin natasha bertanya.Sejenak, bibirnya merapat. Jemari tangannya perlahan memegang kening yang mendapat kecupan hangat dari atasannya tersebut. Kecupan itu terasa masih membekas hingga membuat ritme degupan jantungnya kian tak beraturan. Berbalik meraih guling sembari tersenyum meluapkan rasa bahagia yang tak tertahankan.Seketika, senyum Natasha memudar. Bibirnya merapat saat merasakan perasaan aneh dalam dirinya. Perasaan yang seharusnya tak boleh terjadi dalam isi kontrak yang telah ia tandatangani bersama Darren."Fix, aku benar-benar jatuh cinta padanya. Bahkan, rasa ini begitu besar melebihi diriku sendiri. Akan tetapi, bagaimana konsekuensinya jika dia tau dengan apa yang aku rasakan? Bisa-bisa, aku akan hidup di kelilingi dengan hutang. Huft!" kata Natasha menghela nafas panjang."Andai saja kontrak itu tak ada, sudah pasti aku akan mengungkapk

    Last Updated : 2024-06-15
  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Jam tangan Amora

    Sepuluh kali lipat? Natasha seakan tak mampu menegak salivanya sendiri."Saya membeli jam tangan itu dengan harga awal dua juta. Jika sepuluh kali lipat berarti menjadi dua puluh juta. Itu kalo kakak mau, sih!" cakap lelaki itu tersenyum tipis."Dua puluh juta? Huft, uangku saja tinggal lima juta. Lalu, darimana aku mendapatkan sisanya lagi?" batin natasha bertanya. Bibirnya merapat. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap sembari berpikir sejenak."Haruskah aku meminjam uang padanya lagi?" Natasha yang teringat mempunyai boss yang sangat mungkin membantunya untuk mendapatkan jam tangan itu kembali."Bagaimana, Kak? Kalo iya kakak bisa transfer sekarang dan kalo kakak berubah pikiran juga tak mengapa."Natasha mendongak. Dengan santai, ia menyetujui harga yang mereka lontarkan kepadanya."Iya. Tapi, saya hubungi tunangan saya dulu, ya. Kebetulan, uang saya tak cukup!" acap natasha.Selesai mandi, Darren mengerling saat membuka benda layar pipih yang merupakan benda penting d

    Last Updated : 2024-06-16
  • Penakhluk Hati sang Miliarder   aset berharga

    Darren menyeringai. Ia tak menyangka jika Natasha sangat memperjuangkan benda yang telah ia berikan."Setelah apa yang kamu lakukan dengan apa yang pernah aku berikan padamu, aku semakin yakin untuk membawamu ke tahap yang lebih serius!" kata batin Darren senang."Apa ada cerita di balik jam tangan itu?" tanya Darren mencoba ingin tau jawaban yang akan di berikan oleh natasha."Iya. Dulu, waktu kecil aku di beri jam tangan ini oleh pangeran kecilku," ucap natasha."Pangeran kecil?""Heem. Dia itu my first love. Dan semoga saja sebelum aku menikah nanti, kami sudah di pertemukan kembali," harap Natasha tersenyum tipis."Jika kamu bertemu dengannya, apa yang akan kamu lakukan?" "Yang pasti aku akan memeluknya dengan erat. Meskipun, dia sedang bersama kekasih atau istrinya, aku tak peduli," kata natasha yang seketika membuat tubuh Darren meremang menahan rasa bahagia yang tiada tara."Jangan seperti itu! Tak baik memeluk lelaki yang sudah mempunyai istri ataupun kekasih," ucap darren se

    Last Updated : 2024-06-19
  • Penakhluk Hati sang Miliarder   jawaban yang sesuai keinginannya

    Udara pagi terasa menyejukkan. Kabut tebal mulai memudar saat sang surya menampakkan cahayanya. Agatha menggeliat. Dua bola matanya terbelalak saat melihat dirinya terbaring bersama Devan. Lelaki yang pernah menolongnya dan di jadikannya sebagai paman pelindungnya.GlekTenggorokannya tercekat. Menatap tajam ke arah lelaki yang seharusnya menjadi partner dalam menjalankan misinya."Oh my God! Apa yang aku lakukan bersamanya?" tanya Agatha memukul keningnya. Pengaruh minuman alkohol yang berlebihan membuat kepalanya terasa sangat berat.FlashbackAgatha duduk di pangkuan Devan. Meluapkan masalah yang datang sembari meminum minuman keras yang tersaji di depan mereka."Paman, aku lihat-lihat paman itu ganteng juga. Malah lebih tampan dari kak Darren," ucap Agatha melingkarkan kedua tangannya tepat di leher Devan.Devan menyeringai. Jemari tangannya dengan lembut membelai rambut panjang terurai yang di miliki Agatha. Terlihat begitu cantik dan imut. "Bukankah aku sudah bilang padamu, kal

    Last Updated : 2024-06-21

Latest chapter

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Mendadak menikah

    Mama ayu mengernyit heran melihat Darren yang memberikan sesuatu pada lelaki itu dan pergi meninggalkannya."Lah!Mau ke mana dia?" tanya mama ayu bergegas turun dari mobil. Mencoba mengejar sang putra, meski tak berhasil.Kedua tangan menopang di pinggang seraya memicing ke arah mobil putih yang di kendarai Darren."Mau ke mana anak itu? Bisa-bisanya, dia meninggalkan mamanya seorang diri di jalan. Dan haruskah aku mengemudi seorang diri untuk pulang ke Jakarta? Menyebalkan! Dia pasti memilih ...." kata mama ayu terhenti saat Danu menghampiri."Maaf, Nyonya! Saya Danu, sopir pribadi opa Andara. Saya akan mengantar nyonya untuk pulang ke Jakarta," kata Danu begitu sopan.Mama ayu hanya mendesah sebal. Mau tak mau, ia harus pulang tanpa Darren."Apa kamu tau Darren mau ke mana?" tanya mama ayu mengernyit ketika Danu menggelengkan kepala."Maaf, Nyonya. Saya kurang ....""Sudah ku duga, kamu tak tau! Ya sudah! Buruan! Antar saya pulang sekarang!" ucap mama ayu melangkah memasuki mobil yan

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Amarah mama ayu

    "Ayu, kenapa dia datang ke sini?" tanya batin mama dewi seakan tak percaya melihat mantan sahabatnya datang bersama calon menantunya."Dewi Kumalasari?" tanya batin mama Ayu yang juga terkejut melihat orang yang di benci hampir dua puluh tahun itu berada di ruang rawat calon besannya."Jangan-jangan dia itu ... Tidak-tidak! Tidak mungkin aku berbesanan dengannya?Tidak! Dan itu tak mungkin terjadi! Siapa tau juga, dia itu hanyalah tamu atau kerabat jauh dari natasha. Yah, semoga saja begitu!'"Ayo, Ma!" ajak Darren membuyarkan lamunan mamanya.Mama ayu membuang nafasnya secara perlahan. Menegakkan tubuh dan berusaha bersikap seperti biasanya. Menganggap kehadiran orang yang pernah membuat luka di hatinya seolah-olah tidak ada.Natasha berdiri dan tersenyum menyambut kedatangan Darren dan mama ayu. "Ma, pa, kenalkan ini mama ayu. Mamanya mas Darren!" ucap Natasha seketika membuat mama Dewi dan mama ayu saling menatap satu sama lain. Seperti terkena tamparan keras pada keduanya saat per

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   pertemuan

    "Papa!" Teriak natasha yang terbangun dari tidurnya. Helaan nafas panjang keluar dari mulut dan hidung mancungnya."Syukurlah! Semua itu hanya mimpi," ujar natasha memegang dada seraya mengatur nafasnya secara perlahan. Bibirnya merapat. Dua bola matanya berputar mencari keberadaan Darren dan sang sopir yang meninggalkan dirinya dalam mobil seorang diri.Sejenak, alisnya bertaut melihat Darren dan pak sopir sedang berbicara dengan seseorang di pinggir jalan. Terlihat begitu jelas, Darren mengeluarkan beberapa uang dari dompet dan menyerahkannya pada lelaki tua renta itu."Tapi, ini kebanyakan, Nak!" ucap Kakek penjual jagung rebus itu."Tak apa, Kek. Sisanya buat kakek!" kata Darren mengembangkan senyum manisnya."Terimakasih ya, Nak. Terimakasih banyak. Semoga Allah membalas kebaikanmu ini," ujar kakek itu tak mampu menahan rasa haru yang datang menghampiri.Di mobil, natasha tersenyum senang saat membaca sebuah pesan dari mamanya."Alhamdulillah. Papa sudah melewati masa kritisnya,"

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Cinta pada pandangan pertama

    "Apa kamu mau?" tanya Bara membuyarkan lamunan ratu.Ratu tersenyum tipis. Dengan perlahan, ia meraih kartu kredit yang masih berada di tangan Bara. Satu barang yang akan menyelesaikan masalah dalam hidupnya saat ini."Tentu saja, aku mau!" ucap Ratu menorehkan senyumnya.Bara tersenyum tipis. Ia benar-benar tidak menyangka, ratu menerima tawaran yang di berikan oleh Darren. Padahal, ratu pernah bilang kepadanya kalo dia ingin menjadi seorang artis saja. Tak mau jadi pekerja kantoran seperti dirinya dan Darren."Seriously?" Bara memastikan."Heem!" jawab Ratu dengan yakin."Argh, aku benar-benar beruntung memiliki kalian berdua. Di saat kondisiku seperti ini, kalian selalu ada untukku," tutur Ratu."Lalu, saat di Amerika. Siapa yang menolongmu di saat kamu terjatuh?" Bara mulai kepo dengan kehidupan Ratu di negeri orang."Hah, untungnya. Selama dua tahun hidup di sana, aku dalam keadaan baik-baik saja," ujar ratu menorehkan senyum yang teramat manis."Syukurlah! Aku tak bisa bayangkan

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Kabar buruk

    "Mama sudah datang!" Darren membantu natasha merapikan kancing baju miliknya.Natasha menghela nafas panjang. Senyumnya mengembang saat apa yang ia pikirkan tidak terjadi padanya."Bagaimana bisa kamu memasukan kancing ini tidak pada tempatnya? Apa kamu berniat menggoda imanku lagi?" Natasha mengerucutkan bibirnya. Ia mendengus sebal saat Darren mencoba menggodanya."Ishhh, apaan sih!" gumam natasha melangkah pergi meninggalkan Darren yang tersenyum tipis.Di teras rumah, madam ayu berbalik dan tersenyum sumringah saat melihat putra dan calon menantunya keluar dari rumah."Mama tak mengira lho, kamu bisa ada waktu untuk fitting baju pengantin," ujar madam ayu yang tertuju ke arah sang putra tercintanya itu."Ehm, apa mungkin ini semua karena rayuannya natasha?"Alis natasha bertaut seketika. Tenggorokannya tercekat saat pertanyaan itu terdengar menyindir dirinya."Aduh, kenapa mama bilang seperti itu, sih? Apa mungkin, mama tau ya kalo aku dan dia melakukannya?" gumam batin natasha ta

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   masa lalu madam ayu

    "Siapa yang sakit?" tanya natasha melangkah menghampiri Darren. Mengernyitkan dahi saat melihat calon suaminya seolah-olah berpikir untuk menjawab pertanyaan darinya. "Dia pasti marah besar, jika tau ratulah yang sakit," gumam Darren merapatkan bibirnya. Menghela nafas panjang mengimbangi rasa gugup yang datang menghampiri."Siapa yang sakit, ya? Sampai-sampai dia berpikir keras untuk menjawab pertanyaan dariku?" tanya batin natasha memicing menatap Darren yang masih terdiam seribu bahasa."Amora, sebenarnya ...," kata Darren terhenti saat kedua lengan putih mulus tanpa goresan itu melingkar pada lehernya.Kecupan kecil juga meleset tepat di pipi kanannya. Membuat tubuh kekar nan atletis itu meremang seketika. "Aku tak akan marah jika kamu memberi perhatian pada orang lain. Asalkan, tidak berlebihan!" tutur natasha mencubit hidung mancung yang di miliki Darren."Meskipun, orang itu pernah membuatmu cemburu?" Pertanyaan Darren yang membuat natasha bisa menebak siapa yang di maksud c

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   kekhawatiran Darren

    Ratu menyeringai. Wajahnya yang tadinya sedih dengan keadaan yang ada, kini mulai memancarkan rona kebahagiaan yang dalam saat ada perhatian lebih yang tertuju padanya."Aku tau. Meskipun kamu memilih wanita lain untuk menjadi istrimu, tapi di hati kecilmu itu, masih terselip namaku. Hah, andai saja aku menemuimu di hari ulang tahunku itu, mungkin aku tak merasakan penyesalan yang teramat sangat seperti ini!" gumam batin Ratu menghela nafas panjang. Rasa sakit yang ada di tubuhnya seakan berkurang akan perhatian yang ia dapatkan dari orang yang pernah ingin menjadikannya sebagai seorang istri.CeklekRatu beralih menatap ke arah pintu masuk yang mulai terbuka. Senyumnya memudar saat melihat lelaki tampan yang datang menemuinya bukanlah Darren. Melainkan, Bara. Sepupu Darren yang selalu menjadi tempat curahan hatinya waktu dulu."Bara!" kata batin Ratu menegak ludahnya yang mengalir membasahi tenggorokannya. Sungguh, ia tak menyangka jika orang yang di anggap oleh perawat sebagai kek

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   Kecelakaan

    Dengan cepat, jemari tangan Darren mengetik sebuah pesan yang tertuju pada sekertaris pribadinya, Bara."Semoga saja Ratu tidak kenapa-kenapa?" harap Darren dalam hati. Berbalik dan melangkah menghampiri Natasha yang tersenyum padanya."Apa kamu tidak ganti baju dulu?" tanya natasha."Apa berpakaian seperti ini, aku terlihat jelek?" Pertanyaan Darren yang seketika membuat natasha terkekeh pelan."Bukan seperti itu! Hanya saja, rasanya tidak sopan saja jika CEO sepertimu mengenakan pakaian santai seperti ini!" ucap Natasha memegang bawah celana pendek yang di kenakan Darren."Nanti, kalo di jalan tiba-tiba bertemu dengan teman atau klien kamu bagaimana?""Ya sudah, aku akan ganti baju dulu! Ok!" ujar Darren menggabungkan telunjuk dan jari jempolnya hingga berbentuk huruf 'O'. "Ok!" lirih natasha tersenyum senang.Natasha menghela nafas panjang. Sungguh, ia tak habis pikir sejak kejadian semalam, Darren bersikap berbeda. Senyum yang selalu terkunci itu mendadak terbuka dengan sendirinya

  • Penakhluk Hati sang Miliarder   posesif

    Darren melepas pelukan itu secara perlahan. Menatap hangat sang sahabat yang tersirat dengan jelas menyimpan perasaan yang begitu mendalam kepadanya."Aku juga sangat merindukanmu, Ratu! Sudah berapa tahun kita tidak berjumpa!" Darren menyeringai."Benarkah? Kamu juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan?" tanya Ratu tersenyum senang saat Darren menganggukkan kepala. Hati yang kemarin terasa sakit mendadak terobati akan sikap perhatian orang yang begitu mencintai dirinya waktu itu."Aku tak salah mengira! Dia masih sangat menginginkanku untuk menjadi miliknya. Aku yakin dia tidak mencintai kekasihnya itu. Dan mungkin saja, karena ketidakhadiranku di waktu ulang tahunku, dia menjadikan wanita itu sebagai kekasihnya di depan keluarga besarnya. Kali ini, aku tak mau menyesal untuk kedua kalinya. Aku akan berpindah keyakinan untuk bisa hidup bersamanya!" gumam batin Ratu berbinar."Aku sangat merindukan saat kita bermain bersama, bercanda bersama dan hang out bersama. Aku sang

DMCA.com Protection Status