“Ih, kok aku kesal banget, ya!? Sam, pinjem muka kamu dong …,”
“Eh, mau ngapain, Ngel?” “Aku sedang kesaaaaaal sekali. Izinkan aku menampar pipimu ya, sekaliiii saja,” “Heh! Dia itu pacarku, ya, Ngel! Enak saja kamu mau menamparnya! “Huuu, takuuut … hahaha ….”Selesai berbicara dengan William melalui ponselnya, Angel merasa sangat kesal. Tidak tahu apa yang membuatnya merasa sangat kesal pada saat itu.
“Oh iya, apa yang dikatakan Tuan William tadi, Ngel?” tanya Samuel sambil menoleh kearah belakang.
“Entah! Dia hanya mengatakan kalau dia ingin meminta maaf. Terus, setelah ku jawab iya, percakapannya langsung ku tutup. Ngga tahu lah, intinya seperti itu!” kesal Angel. “Hah!? Apaan sih, Ngel? Hanya itu saja?” sahut Cassey, berta“Nah, sekarang kamu ingin pergi kemana?”Setelah memutar balikan arah mobil, Michael bertanya pada Chelsea tentang tempat yang ingin dituju olehnya. Namun, Chelsea tetap masih bersikeras meminta Michael untuk menurunkannya di tepi jalan saja. “Hah!? Tidak-tidak, saya sudah mengatakan kalau saya yang akan mengantarkan kamu …,” kata Michael membantah perkataan Chelsea. “Tuan, saya tidak ingin merepotkan siapa pun termasuk anda. Saya tidak ingin menyusahkan orang lain untuk yang ke sekian kalinya, Tuan. Tolong lah, turunkan sa …,” Tiiiiin … tiiiiiin! “Hmm?”Belum sempat Chelsea menyelesaikan perkataannya, samar-samar terdengar suara klakson mobil dari arah belakang. Sontak, Chelsea langsung menoleh kearah belakang dan Michael langsung menatap kearah sepion dalam mobil sembari mengemudi. “Mobil itu ken
“Tuan, sepertinya mobil yang mengikuti kita tadi sudah tidak ada deh.” “Hmm?” Vroooom …Kecepatan mobil kembali normal. Namun, sesekali Michael masih melihat kearah sepion dalam mobil untuk memastikan kalau mobil SUV hitam tadi sudah tidak mengikuti mereka lagi. “Memangnya mobil SUV tadi itu siapa sih, Tuan? Kok, seperti sedang marah atau bagaiman begitu?” tanya Chelsea kebingungan sambil sesekali melihat kea rah belakang mobil. “Hmm, saya juga tidak tahu, Chel … kalau dari kecepatan mobil sambil membunyikan klakson seperti itu, biasanya sih si pengemudi yang di tuju mereka baru saja melakukan kesalahan. Seperti baru saja menabrak atau apa begitu … yah, seperti itu lah,” jawab Michael. “Lho? Akan tetapi, mobil yang ada di depan mobil SUV hitam tadi ‘kan, mobil anda, Tuan … itu artinya …,
Tiba – tiba, suasana menjadi hening setelah mendengar penjelasan singkat dari Fanny. Angel, Sam, dan yang lainnya dengan serentak menatap wajah Fanny. Lalu, Prok prok prok … “Gila! Sejak kapan kamu menjadi sepintar ini, Fann?” “Eh, bijak sekali kamu, Sayang, hahaha …,” “Ah, benar juga, hahaha …,” “Baru saja aku ingin mengatakan itu, hahaha … ternyata kamu sependapat denganku, Fann ….”Angel, Samuel, Davin dan Cassey dengan serentak bertepuk tangan sambil memuji Fanny. Tidak tahu apa yang terjadi, tetapi saat itu Fanny seolah-olah berubah menjadi seorang Wanita yang sangat cerdas. “Iya, kenapa tidak terpikirkan olehku, ya, hahaha …,” kata Angel sambil tertawa. “Hahaha, karena kamu pikirannya hanya berisi Tuan Michael saja, Ngel, hahah
“Hah? Bertanya sesuat? Apa itu, Sam?” tanya balik Michael, masih terlihat sangat terkejut dan kebingungan. “Hmm, apakah tadi anda sempat memutar balikan arah mobil anda di perempatan jalan yang tak jauh dari sini dan … ada Chelsea di dalam mobil anda?”Seketika, Michael terdiam. Dia langsung memahami arah pembicaraan pada saat itu. Namun, dia tak langsung mengiyakan perkataan Samuel, “Hah? Hmm ….”Michael mengelus-elus dagunya sembari menatap ke-sekeliling jalan. Terlihat, dia seperti sedang memikirkan sesuatu. “Ah … sejak dari tadi, saya berada di restoran yang ada di seberang jalan itu. Saya sedang duduk disana, sambil berbicara dengan seorang teman saya. Tak lama kemudian, Nona Angel menghubungi saya dan meminta saya untuk bertemu,” jelas Michael dengan sedikit berbohong dengan Samuel. “Hah!?”Angel, Fa
Wlliam mendorong pelan dada Sonia, sedikit menjauh darinya. Lalu, perlahan dia mencoba mengangkat tubuhnya dan mendudukkannya. “Gila kamu ya! Apa-apaan tadi, hah!” bentak William dengan mata yang melotot. “Pffftt … hahaha …,” “Ih, malah ketawa! Bukannya ngebantuin …,” “Yeee, biarin, wekk!”*** “Memang benar, tadi si Chelsea ada bersama saya dan … tadi, saya sempat bertemu dengannya di toko ponsel. Dia baru saja menjual ponsel miliknya. Dia sempat cerita kalau dia baru saja kabur dari rumah anda, Nona, tapi … dia tidak mengatakan, alasannya kabur dari rumah dan kemana dia akan pergi. Lalu, dia juga meminta saya untuk tidak memberitahu anda, apalagi Joe,” “Hah! Jadi benar, yang saya lihat tadi itu Chelsea!?” “Benar, Nona.”&n
“Eh, tu-tunggu dulu, Sonia, a-aku … eh …,” “Sssstttt ….”Alasan William memutuskan hubungannya dengan Sonia, karena Sonia terlalu manja dan selalu bergantung pada orangtuanya, terutama kepada Ayahnya. Saat William mengatakan itu dan membawa nama Cassey sebagai perbandingan, seketika Sonia pun tak mau kalah dari Cassey. Dia langsung menghubungi Ayahnya, “Halo, Ayah …,” “Iya, ada apa, Puteriku?” “Begini, Ayah, mulai sekarang … aku ingin belajar hidup mandiri,” “Lho, kok tiba-tiba kamu …,” “Iya, Ayah, William mengatakan kalau aku terlalu manja dan … selalu minta bantuan pada Ayah. Kalau tidak, mungkin aku ngga bisa apa-apa. Nah, aku ingin ngebuktiin kalau aku bisa, Ayah. Jadi, mulai sekarang seluruh sistem pembayaran milikku tolong diblokir dan u
“Tidak, aku serius untuk kali ini … kita kembali ke LA dulu. Setelah pekerjaanku selesai, aku akan menjemputmu lagi dan kita akan kembali ke sini. Sekalian, aku juga akan mempertemukanmu dengan Kak Angel. Kamu mau?”Awalnya, Sonia sangat keberatan kalau William ingin mengantarkannya pulang ke Lost Angles. Dia tidak percaya dengan perkataan William, setelah apa yang baru saja terjadi sebelumnya. Namun, karena dijanjikan akan dipertemukan dengan Angel, Sonia pun berubah pikiran dan dengan sedikit ragu, dia pun mengiyakannya. “Tenang saja, aku tidak akan membohongimu kali ini …,” kata William. “Yah, semoga saja lah ….”William kembali fokus mengemudi menuju bandara terdekat yang ada di Washington DC. Tidak ada percakapan apa pun lagi yang keluar dari mulut mereka berdua.Beberapa saat kemudian, waktu menunjukkan pukul dua siang. William dan Sonia, masih dalam perjalanan
“Taksi!” Ciiittt! Brakk! “Pak, kita ke bandara ya …,” “Baik, Nona.”Pukul dua lewat sepuluh siang, Chelsea baru saja selesai melakukan pengiriman uang melalui Teller Bank. Setelah itu, dia pun langsung berangkat pergi menuju bandara menggunakan taksi. “Pak, kira-kira berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk kita sampai di bandara?” tanya Chelsea sambil memeriksa ulang isi koper miliknya. “Ah, kita masih sangat jauh, Nona … butuh sekitar empat sampai lima jam lagi untuk sampai di bandara,” jawab si pengemudi taksi itu sambil mengemudi. “Hmm, oke deh. Kalau bisa, sedikit dipercepat lagi ya, Pak, saya sedang terburu-buru nih,” kata Chelsea. “Baik, Nona ….” Kreeekk …Selesai memeriksa ulang semua barang-barangnya yang ada di dalam koper, dia pun meletakkan kopernya tepat di sampingnya, lalu dia pun menyandarkan tubuhnya sembari menatap kearah luar taksi. Terdiam sembari termenung menikmati pemandangan beberapa kendaraan yang tengah melintas, dan beberapa pe
Angel, Fanny, Chelsea, kedua Pekerja Toko menatap kearah salah seorang rekan Chelsea yang tengah sibuk membungkam mulut Emma yang sejak dari tadi selalu memotong perkataan Angel. “Hadehhh ….” Angel menggelengkan kepala sambil menghela napas. “Oke, jadi ….”Angel melanjutkan perkataannya dengan menceritakan apa yang sudah terjadi saat Angel pergi bersama dengan Joe ke sebuah Cafe. Dia juga menceritakan kalau sebelum itu, dia dan Joe menemui Alan di Cafe itu. “Apa?! Pria yang menggoda Emma saat kita tiba di depan Club malam kemarin, Ngel?!” tanya Fanny, terkejut. “Iya, Fann! Parahnya lagi, mereka berdua membawa satu orang temannya dengan tubuh yang … wah, tinggi dan kekar! Kalian tahu Joe setinggi apa, ‘kan? Nah, Pria bertubuh kekar itu bahkan jauh lebih tinggi,” jelas Angel. “Terus – terus?!” sahut Chelsea penasaran. “Hup! Hup!” Plak! “Ouchh! Sakit, Emma!” “Hufffttt … huh! Makanya jangan menutup mulutku! Apa tadi, Ngel? Pria yang kemarin kamu dan … h
Tok … tok … tok …Setelah kejadian yang tak terduga di Cafe, Angel langsung pergi menggunakan mobil milik Joe. Sebenarnya Angel tidak melarikan diri karena sudah memukul dua orang Pria yang tiba-tiba mengganggu-nya dan teman-temannya, akan tetapi alasan dia langsung pergi meninggalkan Cafe karena seluruh mata para pengunjung sudah tertuju padanya saat itu. Dia tidak ingin karena kejadian itu, namanya beserta keluarganya menjadi rusak. Begitulah yang sedang dipikirkan Angel saat itu. “Hmm … ah, hmm … apa ya? Hmm ….”Sembari mengemudikan mobil dan berpikir, Angel mengetuk jari telunjuknya beberapa kali ke stir mobil. “Jadi …, kenapa aku langsung pergi ya?”Terlihat, dia berbicara kepada dirinya sendiri di dalam mobil. Dia tampak masih memikirkan kejadian yang sudah terjadi di Cafe. “Nggak! Bentar-bentar. Kalau aku pergi, bukannya terlihat seperti melarikan diri, ya? Yang harusnya bersalah ‘kan mereka dan bukan aku? Kenapa harus aku yang pergi? Takut reputasiku jelek dimata p
Salah seorang Pelayan naik ke lantai dua dan menghampiri Pria itu, dengan tangan yang masih menempel di wajah salah seorang temannya. “Ah, ma – maaf, Tuan, sepertinya pengunjung yang lain merasa sedikit terganggu, hehe. M – mohon maaf, kalau ingin berkelahi … silahkan di lu …,” Gedebam! Brak! Praaang!!! “Hiyaaa!!!” “Hiyaaa!!!” “Hiyaaa!!!”Pelayan itu langsung terlempar dan menghantam salah satu meja makan yang sedang digunakan oleh dua orang pengunjung, dan piring serta gelas yang ada di atasnya langsung terhempas ke lantai. Setelah melakukan itu, perlahan wajah Pria itu kembali menoleh kearah Angel. “Jadi, bagaimana?” tanya Pria itu, masih dengan tatapan yang sama kearah Angel. Tap … tap … tap … “Atau … mau lebih di perjelas, kah …,” Tap! Gedebam! Gubrak!!! Gedebam! Gedebam! “T – Tuan! A – ah, sialan! Berani sekali ka …,” Tap! Gedebam!Saat Pria kekar itu baru saja melangkahkan satu langkah berniat berjalan kearah A
“Oke, sekarang serius! Kamu tahu cerita itu dari mana?”Piring – piring yang ada di atas meja sudah tampak kosong. Hanya tersisa sebagian kecil dari sisa makanan yang dipesan, tertinggal di atas piring. “Hmm? Maaf, sebentar ….” Joe membersihkan mulutnya terlebih dahulu menggunakan serbet yang telah di sediakan. Setelahnya, dia menikmati minumannya. “Apa tadi?” lanjutnya, bertanya. “Itu tadi, kamu bercerita tentang masa lalu saya. Seolah-olah, anda tahu banyak tentang saya, ya,” kata Alan. “Hmm …, bagaimana cara menjelaskannya, ya …,” “Kenapa, Joe? Kok kamu terlihat bingung begitu? Kamu memang mengenal Alan, ‘kan? Nyam – nyam … ya … asdjahkdjah …,” “Nona Angel … habiskan dulu makanan anda yang ada di dalam mulut. Jangan bicara sambil mengunyah makan loh,” Glek! “Ahh! Maaf, Joe. Nah, betul ‘kan? Memangnya apa yang membuat kamu begitu sulit untuk menjelaskannya kepada Alan?” tanya Angel, selesai mengunyah dan menelan makanannya.Alan dan Joe sudah menyelesa
Pukul Delapan pagi, “Kesini … dari bangunan ini ditarik kesini … hmm, apa cocok? Coba kalau begini? Hmm … kayaknya bagus!? Oke, begini saja!” “Alan … uhuk – uhuk! Alan …,” “Hmm?” Tap … tap … tap … “Iya, Nek, ada apa?” “Kamu lagi apa, Nak?” “Aku lagi menggambar bangunan, Nek! Sebentar lagi selesai, Nenek mau lihat?” “Uhuk – uhuk! Ck! Wah, bagus sekali gambar kamu. Sepertinya kamu memiliki bakat menggambar, ya …,” “Bakat? Apa itu, Nek?” “Hehe … bakat itu, hmm …, bagaimana Nenek menjelaskannya ya? Intinya kamu bisa dan suka menggambar, iya ‘kan?” “Iya, Nek! Tapi entah kenapa akhir-akhir ini aku suka menggambar bangunan, Nek. Padahal dulu, aku suka menggambar hewan, buah-buahan … ah, mobil-mobilan juga aku suka, Nek!” “Ha – ha – ha … uhuk! Ck! Ah … Nenek mau memperkenalkan kamu dengan seseorang. Kamu ‘kan suka menggambar bangunan, nah kebetulan orang ini juga suka. Dia adalah kenalannya Nenek,” “Siapa, Nek?” “Nanti, sebent
Karena cara duduk pengunjung Cafe disana sangatlah tidak cocok di pandangan matanya. Sebenarnya dia sangat kesal dan ingin sekali meminta para pengunjung untuk melakukan apa yang dilakukan oleh Angel dan Joe tadi. Akan tetapi, sepertinya itu tidak mungkin. “Memangnya kenapa, Alan? Kenapa kami harus mengubah posisi kursi?” tanya Angel. “Ah, tidak apa-apa kok, Nona. Supaya enak dipandang dan tidak terlalu banyak makan tempat. Takutnya pengunjung yang lain, yang ingin menggunakan meja makan yang ada di belakang anda, sedikit kesulitan,” jelas Alan, sedikit berbohong.Angel langsung menoleh kearah meja yang ada di belakangnya dan ternyata jarak dari kursi yang tengah digunakan olehnya dengan meja makan itu terbilang cukup jauh. Jika ada pengunjung yang ingin menggunakan meja makan itu, jika salah satu kursi yang ada disana ditarik ke belakang juga tidak bersentuhan dengan kursi Angel. Angel sempat kebingungan mendengar alasan dari Alan itu. Akan tetapi, dia tidak terlalu menangga
“Udah ya, duh … kayaknya kita telat nih. Yaudah deh, kami jalan dulu, ya?” “Iya, hati – hati di jalan, Ngel ….”Angel mengangguk sekaligus melontarkan senyum kepada teman-temannya. Setelah itu, Angel dan Joe pun keluar dan langsung pergi menuju mobil SUV putih milik Joe, dan setelah itu mereka pun berangkat pergi. “Eh, si Angel dan si Joe mau kemana?”Setelah Angel dan Joe pergi meninggalkan rumah, Cassey pun masuk ke dalam rumah. Dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, setelah itu mengambil handuk dan mengeringkan wajah serta keringatnya sembari berjalan ke ruang tamu. Lalu, dia pun bergabung dengan teman-teman yang lain. “Lah, kamu nggak tanya tadi, Cass? Tadi ‘kan pastinya kamu berselisih sama mereka?” tanya Fanny. “Nggak. Tadi aku masih lari, &lsquo
Tap … tap … tap … “Udah, Ngel?” “Hmm? Udah? Udah apanya, Chel?” “Itu tadi kamu mau lihat si Cassey, ‘kan? Udah belum?” “Oh, udah kok, tapi dia masih olahraga di luar. Ah, Joe … kita keluar, ya?”Di dalam rumah, terlihat teman-teman Angel masih berkumpul di ruang tamu. Setelah bertemu dengan Alan, Angel berniat untuk langsung bersiap-siap terlebih dahulu sebelum berangkat pergi ke Cafe yang telah dijanjikannya dengan Alan. Tak lupa, dia akan mengajak Joe untuk berjaga-jaga, kalau nanti pembahasan Alan mengarah ke bisnis atau semacamnya. “Kemana, Ngel?” tanya Samuel penasaran. “Iya! Joe aja nih yang di ajak? Kita nggak?” sahut Chelsea, bertanya pada Angel. “Hahaha … nggak kemana-mana kok.
“Tuh, di luar. Lagi olahraga,” sahut Fanny. “Tumben-tumbenan tuh anak olahraga? Biasanya juga masih tidur jam segini,” kata Angel. “Entah tuh … mungkin karena habis minum tadi malam. Padahal cuma sedikit saja, tapi dia langsung olahraga. Takut sakit mungkin, hahaha …,” sahut Chelsea sambil tertawa. “Huahhh … ck! Kalian nggak ikut?” tanya Angel, beranjak dari sofa. “Kemana, Nona?” sahut Joe, bertanya pada Angel. “Lihat si Cassey di depan. Yuk?!” ajak Angel. “Ah, kirain mau kemana tadi. Nggak jadi deh,” sahut Chelsea.Angel tak menjawab sepatah katapaun dan berjalan keluar rumah. Sesampainya di luar rumah, Angel langsung meregangkan tubuhnya sembari menghirup udara yang masih terasa segar. Terlihat sudah ada Cassey yang tengah berlari di sekitar halaman rumah. “Udah lama, Cass!?” teriak Angel, bertanya pada Cassey.Cassey yang tadinya sibuk berlari santai di sekitar halaman rumah, seketika berhenti dan langsung menoleh kearah Angel yang sedang berdiri