Share

186: Eh, siapa?

Penulis: A_W
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Tuan William? Ada apa dia menelfonku, ya?”

Seketika langkah kaki Davin terhenti tepat di tengah-tengah pintu masuk Hotel. Dia menatap ke layar ponselnya dan melihat kalau William sedang menghubunginya saat itu.

   “Halo, Tuan, ada apa, ya?”

   “Kamu kemana saja? Kok lama sekali menjawab telfonnya?”

   “Ah, maaf, Tuan … tadi saya sedang mengemas barang-barang saya. Hari ini, saya akan pergi ke rumahnya Nona Angel, Tuan,”

   “Oh, hmm … kapan kamu ingin pergi ke rumahnya?”

   “Rencana, saya akan pergi ke rumah Nona Angel sekarang. Akan tetapi, kalau anda masih memerlukan saya, saya akan membatalkannya, Tuan,”

   “Oh, bagus lah, saya ingin kamu menemani Sonia pergi ke pantai. Saya tidak bisa menemaninya karena kepala saya sakit untuk sekarang ini. Hmm … mungkin karena terlalu banyak min
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tho Maz
jalan ceritanya kok dibiarkan menggantung begitu aja, masih mau dilanjutin gak ? kalau enggak ya di end aja,,,
goodnovel comment avatar
Tho Maz
updatenya sangad lamban
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pemulung Konglomerat 2   187: Aku mohon …

    “Hmm, sepertinya tidak perlu deh. Saya …,” Ding … ding … ding … “Maaf, saya menjawab telfon dulu sebentar,” “Silahkan, Nona.”Petugas Keamanan menyarankan untuk memeriksa kamera pengawas, untuk melihat orang yang dimaksud oleh Sonia. Karena si petugas keamanan itu tak tahu siapa orang yang dimaksud oleh nya, begitu pun dengan dirinya. Petugas keamanan itu juga belum pernah bertemu dengan Sonia. “Halo, Sayang …,” “Sonia, kamu dimana? Temanku sudah dari tadi menunggumu di lobby Hotel,” “Hah? Lho, ini aku sudah berada di lobby Hotel, kok! Aku juga sudah lima menit tiba di lobby Hotel, tapi aku ngga melihatnya,” “Lho, bagaimana sih!? Temanku mengatakan, kalau kamu belum juga tiba di lobby. Sedangkan kamu mengatakan, kalau temanku tidak

  • Pemulung Konglomerat 2   188: W-woi, Chel, tunggu!

    Tap … tap … tap … “Hadeh … jadi, sudah berapa lama kalian saling menunggu?” tanya William, berjalan menghampiri Sonia dan seorang pria yang ternyata adalah Davin. “Eh, sejak kapan anda berada disini, Tuan? Anda kenal dengan Nona ini, Tuan, dan … Tuan Dav … ah, ternyata Davin yang anda maksud adalah beliau, Nona?” tanya si Petugas Keamanan, ikut bergabung dengan William, Sonia dan Davin. “Hmm?”Mendengar itu, William pun menggelengkan kepalanya dan menghela nafas. Dia tidak tahu harus berkata apa, karena pusing melihat kelakuan calon istrinya dan bawahan kakaknya itu. “Lho, ‘kan saya sudah bilang dari awal, tapi anda mengatakan kalau anda tidak pernah melihat orang dengan ciri-ciri yang saya sebutkan tadi. Saya juga sudah menyebutkan namanya, lho …,” sahut Sonia. “Hahaha &he

  • Pemulung Konglomerat 2   189: Masih sama, Cass …

    “Sebelumnya, saya minta maaf dan … tolong, anda jangan memberitahukan tentang pertanyaan saya ini kepada Tuan William ya, Nona,” pinta Davin pada Sonia. “Iya, memangnya kamu ingin bertanya tentang apa?” tanya Sonia. “Hmm, sebenarnya … anda siapa, Nona?”*** “Chel … Chelsea! Chelsea, tunggu hei! Tunggu ….” Tap … tap … tap …Chelsea berlari bersama dengan koper miliknya keluar dari rumah Angel menuju gerbang rumah. Melihat itu, Angel seketika panik dan langsung mengejarnya bersama dengan ketiga temannya yang lain, mengikuti dari belakang. Grabb …Sekitar lima meter lagi menuju gerbang, Angel pun berhasil mengejar Chelsea dan langsung menarik lengan kirinya. Sontak, Chelsea pun menghentikan langkahnya. “Hei, mengapa kamu berlari, hah!?&rdquo

  • Pemulung Konglomerat 2   190: Maksudnya bagaimana, Nona?

    “Saya? Lho, saya ‘kan sudah mengatakan padamu saat pertama kali kita bertemu di lobby Hotel malam itu. Saya adalah calon istrinya William, memangnya kenapa?”Langkah Sonia tiba-tiba terhenti setelah mendengar pertanyaan Davin, sembari mengerutkan keningnya. Dia merasa terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Davin, seolah-seolah seperti tengah mengintrogasinya. “Ah, maaf, Nona, saya lupa … wah, pasti anda beruntung sekali bisa mendapatkan seorang Pria yang sangat kaya seperti Tuan William … padahal, beliau sama sekali belum pernah memiliki pacar sebelumnya,” kata Davin, langsung merubah topic pembicaraan setelah melihat raut wajah Sonia. “Ya, dia juga sempat berbicara seperti itu pada saya. Dia sama sekali belum pernah memiliki pacar, atau bahkan calon istri,” kata Sonia, memalingkan wajah kearah pantai. “Hahaha … hmm, apakah saya boleh tahu,

  • Pemulung Konglomerat 2   191: Hei, dimana mobil saya?

    “Ah, baik, saya mengerti … jadi, intinya Tuan William sama sekali belum pernah bercerita tentang siapa Nona Angel ini pada anda, Nona?”Sonia langsung menggelengkan kepalanya. Melihat itu, Davin pun terdiam sembari mengangguk pelan. Sontak, terlintas dipikirannya tentang William. Dia berpikir, mungkin William tak ingin Sonia mengetahui tentang Angel. Secara, Angel adalah mantan seorang pemulung. ‘Eh, tapi ‘kan … sekarang Nona Angel jauh lebih baik daripada saat dia masih menjadi seorang pemulung? Mengapa Tuan William tetap tidak ingin memberitahukan kepada Nona Sonia tentang Kakaknya sendiri?’ gumamnya dalam hati. “Nah, kamu ini ‘kan temannya William, pastinya kamu tahu siapa si Angel ini sebenarnya, iya ‘kan?” tanya Sonia.Davin langsung menoleh kearah Sonia. Terlihat, Davin tidak langsung menjawab pertanyaan dari Sonia, melainkan masih memikirkan tentang apa ya

  • Pemulung Konglomerat 2   192: Ah, tentu ada, Nona …

    Setelah selesai dengan si Parkir Valet itu, Davin pun langsung masuk ke dalam mobil dan langsung pergi meninggalkan Hotel. Beberapa saat kemudian, sampailah dia di perjalanan, berniat ingin pergi ke rumah Angel. “Hmm, hari ini adalah hari minggu. Nona Angel berada di rumah atau tidak, ya?”Hari itu adalah hari minggu pagi. Davin berpikir, kalau dia langsung menuju ke rumah Angel, takutnya tidak ada orang disana. Secara, Angel biasanya pergi tidak tahu kemana di hari libur dan teman-teman Angel pergi bekerja. Dia pun langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya dan langsung menghubungi Joe, “Halo, Joe,” “Halo, Vin, ada apa?” “Kamu sedang apa?” “Ah, saya sedang dalam perjalanan menuju W Mall. Tuan Michael meminta saya untuk menemuinya disana. Ada hal penting yang ingin dibahas. Kenapa?” &ldquo

  • Pemulung Konglomerat 2   193: Dia itu … Angel Mendez

    “Gila, Airbus A380 Custom ada berapa tadi? Sepuluh unit, ya? Wah …,” kata Cassey sambil menggelengkan kepalanya. “Kenapa, Cass?” sahut Fanny, bertanya pada Cassey. “Ayahnya Angel benar-benar gila …,” jawab Cassey, dengan raut mata dan mulut terbuka lebar. “Gila? Eh, enak saja kamu mengatakan ayahku gila, ya!” bentak Angel. “Eh, bukan gila yang seperti itu, Ngel … aku pernah baca di sebuat artikel yang membahas tentang pesawat jet termahal dan termewah. Nah, pesawat Airbus A380 ini berada di peringkat teratas dengan harganya yang mencapai empat ratus juta dollar untuk satu unit, dan jika merenovasi isi dalamnya sesuai dengan keinginan atau Custom, bisa mencapai milyaran dollar, tergantung apa saja yang diubah …,” jelas Cassey. “Hah!? Serius, Cass?” tanya Fanny terkejut. &ldq

  • Pemulung Konglomerat 2   194: Lho, kok ngga ada!?

    “Halo, Joe, sepertinya saya agak sedikit terlambat nih … iya, ponsel saya tadi ngga sengaja terjatuh dan layarnya retak. Jadi, saya ingin menggantinya terlebih dahulu … iya, kalau kamu sudah tiba di W Mall, pesan minum atau makan saja, nanti saya yang akan membayarnya.”Pukul sepuluh lewat lima menit, Michael tiba di sebuah toko ponsel yang di temuinya di tepi jalan. Ponsel miliknya tidak sengaja terjatuh saat dia sedang berada di rumah, sebelum berangkat pergi menemui Joe. “Selamat datang di toko kami, Tuan, ada yang bisa saya bantu?”Setelah selesai menelfon Joe dan baru saja tiba di pintu masuk toko, Michael disambut oleh seorang wanita berparas cantik dengan mengenakan seragam khas toko ponsel itu. “Hmm, layar ponsel saya retak seperti ini … apakah disini menjual layar ponsel yang seperti ini?” tanya Michael pada wanita itu, sambil menunjukkan ponselnya. &nb

Bab terbaru

  • Pemulung Konglomerat 2   296: Apa kamu nggak takut?

    Angel, Fanny, Chelsea, kedua Pekerja Toko menatap kearah salah seorang rekan Chelsea yang tengah sibuk membungkam mulut Emma yang sejak dari tadi selalu memotong perkataan Angel. “Hadehhh ….” Angel menggelengkan kepala sambil menghela napas. “Oke, jadi ….”Angel melanjutkan perkataannya dengan menceritakan apa yang sudah terjadi saat Angel pergi bersama dengan Joe ke sebuah Cafe. Dia juga menceritakan kalau sebelum itu, dia dan Joe menemui Alan di Cafe itu. “Apa?! Pria yang menggoda Emma saat kita tiba di depan Club malam kemarin, Ngel?!” tanya Fanny, terkejut. “Iya, Fann! Parahnya lagi, mereka berdua membawa satu orang temannya dengan tubuh yang … wah, tinggi dan kekar! Kalian tahu Joe setinggi apa, ‘kan? Nah, Pria bertubuh kekar itu bahkan jauh lebih tinggi,” jelas Angel. “Terus – terus?!” sahut Chelsea penasaran. “Hup! Hup!” Plak! “Ouchh! Sakit, Emma!” “Hufffttt … huh! Makanya jangan menutup mulutku! Apa tadi, Ngel? Pria yang kemarin kamu dan … h

  • Pemulung Konglomerat 2   295: Diem! Lanjut, Ngel …

    Tok … tok … tok …Setelah kejadian yang tak terduga di Cafe, Angel langsung pergi menggunakan mobil milik Joe. Sebenarnya Angel tidak melarikan diri karena sudah memukul dua orang Pria yang tiba-tiba mengganggu-nya dan teman-temannya, akan tetapi alasan dia langsung pergi meninggalkan Cafe karena seluruh mata para pengunjung sudah tertuju padanya saat itu. Dia tidak ingin karena kejadian itu, namanya beserta keluarganya menjadi rusak. Begitulah yang sedang dipikirkan Angel saat itu. “Hmm … ah, hmm … apa ya? Hmm ….”Sembari mengemudikan mobil dan berpikir, Angel mengetuk jari telunjuknya beberapa kali ke stir mobil. “Jadi …, kenapa aku langsung pergi ya?”Terlihat, dia berbicara kepada dirinya sendiri di dalam mobil. Dia tampak masih memikirkan kejadian yang sudah terjadi di Cafe. “Nggak! Bentar-bentar. Kalau aku pergi, bukannya terlihat seperti melarikan diri, ya? Yang harusnya bersalah ‘kan mereka dan bukan aku? Kenapa harus aku yang pergi? Takut reputasiku jelek dimata p

  • Pemulung Konglomerat 2   294: Malah tiduran di lantai …

    Salah seorang Pelayan naik ke lantai dua dan menghampiri Pria itu, dengan tangan yang masih menempel di wajah salah seorang temannya. “Ah, ma – maaf, Tuan, sepertinya pengunjung yang lain merasa sedikit terganggu, hehe. M – mohon maaf, kalau ingin berkelahi … silahkan di lu …,” Gedebam! Brak! Praaang!!! “Hiyaaa!!!” “Hiyaaa!!!” “Hiyaaa!!!”Pelayan itu langsung terlempar dan menghantam salah satu meja makan yang sedang digunakan oleh dua orang pengunjung, dan piring serta gelas yang ada di atasnya langsung terhempas ke lantai. Setelah melakukan itu, perlahan wajah Pria itu kembali menoleh kearah Angel. “Jadi, bagaimana?” tanya Pria itu, masih dengan tatapan yang sama kearah Angel. Tap … tap … tap … “Atau … mau lebih di perjelas, kah …,” Tap! Gedebam! Gubrak!!! Gedebam! Gedebam! “T – Tuan! A – ah, sialan! Berani sekali ka …,” Tap! Gedebam!Saat Pria kekar itu baru saja melangkahkan satu langkah berniat berjalan kearah A

  • Pemulung Konglomerat 2   293: Apakah kamu tidak ingat?

    “Oke, sekarang serius! Kamu tahu cerita itu dari mana?”Piring – piring yang ada di atas meja sudah tampak kosong. Hanya tersisa sebagian kecil dari sisa makanan yang dipesan, tertinggal di atas piring. “Hmm? Maaf, sebentar ….” Joe membersihkan mulutnya terlebih dahulu menggunakan serbet yang telah di sediakan. Setelahnya, dia menikmati minumannya. “Apa tadi?” lanjutnya, bertanya. “Itu tadi, kamu bercerita tentang masa lalu saya. Seolah-olah, anda tahu banyak tentang saya, ya,” kata Alan. “Hmm …, bagaimana cara menjelaskannya, ya …,” “Kenapa, Joe? Kok kamu terlihat bingung begitu? Kamu memang mengenal Alan, ‘kan? Nyam – nyam … ya … asdjahkdjah …,” “Nona Angel … habiskan dulu makanan anda yang ada di dalam mulut. Jangan bicara sambil mengunyah makan loh,” Glek! “Ahh! Maaf, Joe. Nah, betul ‘kan? Memangnya apa yang membuat kamu begitu sulit untuk menjelaskannya kepada Alan?” tanya Angel, selesai mengunyah dan menelan makanannya.Alan dan Joe sudah menyelesa

  • Pemulung Konglomerat 2   292: Serius!? Dia tahu semuanya?

    Pukul Delapan pagi, “Kesini … dari bangunan ini ditarik kesini … hmm, apa cocok? Coba kalau begini? Hmm … kayaknya bagus!? Oke, begini saja!” “Alan … uhuk – uhuk! Alan …,” “Hmm?” Tap … tap … tap … “Iya, Nek, ada apa?” “Kamu lagi apa, Nak?” “Aku lagi menggambar bangunan, Nek! Sebentar lagi selesai, Nenek mau lihat?” “Uhuk – uhuk! Ck! Wah, bagus sekali gambar kamu. Sepertinya kamu memiliki bakat menggambar, ya …,” “Bakat? Apa itu, Nek?” “Hehe … bakat itu, hmm …, bagaimana Nenek menjelaskannya ya? Intinya kamu bisa dan suka menggambar, iya ‘kan?” “Iya, Nek! Tapi entah kenapa akhir-akhir ini aku suka menggambar bangunan, Nek. Padahal dulu, aku suka menggambar hewan, buah-buahan … ah, mobil-mobilan juga aku suka, Nek!” “Ha – ha – ha … uhuk! Ck! Ah … Nenek mau memperkenalkan kamu dengan seseorang. Kamu ‘kan suka menggambar bangunan, nah kebetulan orang ini juga suka. Dia adalah kenalannya Nenek,” “Siapa, Nek?” “Nanti, sebent

  • Pemulung Konglomerat 2   291: Kenalan Nenek kamu, atau …

    Karena cara duduk pengunjung Cafe disana sangatlah tidak cocok di pandangan matanya. Sebenarnya dia sangat kesal dan ingin sekali meminta para pengunjung untuk melakukan apa yang dilakukan oleh Angel dan Joe tadi. Akan tetapi, sepertinya itu tidak mungkin. “Memangnya kenapa, Alan? Kenapa kami harus mengubah posisi kursi?” tanya Angel. “Ah, tidak apa-apa kok, Nona. Supaya enak dipandang dan tidak terlalu banyak makan tempat. Takutnya pengunjung yang lain, yang ingin menggunakan meja makan yang ada di belakang anda, sedikit kesulitan,” jelas Alan, sedikit berbohong.Angel langsung menoleh kearah meja yang ada di belakangnya dan ternyata jarak dari kursi yang tengah digunakan olehnya dengan meja makan itu terbilang cukup jauh. Jika ada pengunjung yang ingin menggunakan meja makan itu, jika salah satu kursi yang ada disana ditarik ke belakang juga tidak bersentuhan dengan kursi Angel. Angel sempat kebingungan mendengar alasan dari Alan itu. Akan tetapi, dia tidak terlalu menangga

  • Pemulung Konglomerat 2   290: Supaya posisinya tepat …

    “Udah ya, duh … kayaknya kita telat nih. Yaudah deh, kami jalan dulu, ya?” “Iya, hati – hati di jalan, Ngel ….”Angel mengangguk sekaligus melontarkan senyum kepada teman-temannya. Setelah itu, Angel dan Joe pun keluar dan langsung pergi menuju mobil SUV putih milik Joe, dan setelah itu mereka pun berangkat pergi. “Eh, si Angel dan si Joe mau kemana?”Setelah Angel dan Joe pergi meninggalkan rumah, Cassey pun masuk ke dalam rumah. Dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, setelah itu mengambil handuk dan mengeringkan wajah serta keringatnya sembari berjalan ke ruang tamu. Lalu, dia pun bergabung dengan teman-teman yang lain. “Lah, kamu nggak tanya tadi, Cass? Tadi ‘kan pastinya kamu berselisih sama mereka?” tanya Fanny. “Nggak. Tadi aku masih lari, &lsquo

  • Pemulung Konglomerat 2   289: Iya janji, hehe …

    Tap … tap … tap … “Udah, Ngel?” “Hmm? Udah? Udah apanya, Chel?” “Itu tadi kamu mau lihat si Cassey, ‘kan? Udah belum?” “Oh, udah kok, tapi dia masih olahraga di luar. Ah, Joe … kita keluar, ya?”Di dalam rumah, terlihat teman-teman Angel masih berkumpul di ruang tamu. Setelah bertemu dengan Alan, Angel berniat untuk langsung bersiap-siap terlebih dahulu sebelum berangkat pergi ke Cafe yang telah dijanjikannya dengan Alan. Tak lupa, dia akan mengajak Joe untuk berjaga-jaga, kalau nanti pembahasan Alan mengarah ke bisnis atau semacamnya. “Kemana, Ngel?” tanya Samuel penasaran. “Iya! Joe aja nih yang di ajak? Kita nggak?” sahut Chelsea, bertanya pada Angel. “Hahaha … nggak kemana-mana kok.

  • Pemulung Konglomerat 2   288: Alan? Siapa Alan?

    “Tuh, di luar. Lagi olahraga,” sahut Fanny. “Tumben-tumbenan tuh anak olahraga? Biasanya juga masih tidur jam segini,” kata Angel. “Entah tuh … mungkin karena habis minum tadi malam. Padahal cuma sedikit saja, tapi dia langsung olahraga. Takut sakit mungkin, hahaha …,” sahut Chelsea sambil tertawa. “Huahhh … ck! Kalian nggak ikut?” tanya Angel, beranjak dari sofa. “Kemana, Nona?” sahut Joe, bertanya pada Angel. “Lihat si Cassey di depan. Yuk?!” ajak Angel. “Ah, kirain mau kemana tadi. Nggak jadi deh,” sahut Chelsea.Angel tak menjawab sepatah katapaun dan berjalan keluar rumah. Sesampainya di luar rumah, Angel langsung meregangkan tubuhnya sembari menghirup udara yang masih terasa segar. Terlihat sudah ada Cassey yang tengah berlari di sekitar halaman rumah. “Udah lama, Cass!?” teriak Angel, bertanya pada Cassey.Cassey yang tadinya sibuk berlari santai di sekitar halaman rumah, seketika berhenti dan langsung menoleh kearah Angel yang sedang berdiri

DMCA.com Protection Status