Share

28. Kecemasan Luna

Mencengkram kuat seat belt dengan kedua tangan, jantung Luna ikut berpacu kencang lantaran Leon mengajaknya mengunjungi tempat wisata dimana Darma bekerja.

Apa yang sebenarnya ingin Leon tunjukan dengan mengajaknya ke sana?

Tidak cukup keberanian membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi, keringat dingin mulai membanjiri tubuh Luna.

Semakin diselimuti kecemasan saat memasuki halaman parkir, Luna merasa sulit mengendalikan diri, dan nyaris saja tidak bisa bernafas begitu mobil benar-benar berhenti.

"Ayo turun. Aku sudah lama tidak mengunjungi mereka."

Luna masih belum bisa menangkap apa yang Leon sampaikan. Pikirannya terlalu semrawut untuk memprediksi bagaimana reaksi Darma saat melihatnya bersama Leon nanti, begitu juga sebaliknya.

"Kau tidak mendengarku?"

"Hah! Ba-baik." Dengan gugup Luna berusaha melepas seat belt yang sialnya menjadi semakin sulit dibuka.

"Tekan tombol klipnya, Luna."

Namun, nyatanya kegugupan melumpuhkan daya tangkap Luna. Bukannya menekan sepe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status