Share

Bab 0005

Penulis: Nadira Dewy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dilarang untuk menuntut apapun di luar kesepakatan, tidak boleh ikut campur dalam urusan pribadi, juga tidak boleh menuntut untuk sebuah hubungan atau status resmi.

Seperti itulah, perjanjian yang dibuat oleh Jelios untuk Belle.

Belle tak merasa keberatan. Baginya, yang paling penting adalah mengambil apa yang memang milik Ibunya dan membatalkan pernikahan dengan orang tua yang genit itu. Memang, kalau dipikir-pikir sama saja artinya. Dia hanya akan menjadi budak nafsu pamannya sendiri, dan hidup seolah tidak memiliki arti di bawah nama pamannya. Akan tetapi, bagi Belle itu jauh lebih baik karena setidaknya, dia tidak akan bisa di manfaatkan oleh Ayah dan Ibu tirinya.

Belle meraih sebuah pena untuk membubuhkan tanda tangan dalam surat perjanjian, lalu menyerahkannya kepada Jelios.

Jelios menatap surat perjanjian itu, dia tersenyum tipis sembari menatap Belle sebentar. Entahlah, dia merasa sedikit senang karena mulai dari hari ini, dia bisa terus merasakan betapa nikmatnya tubuh Belle yang benar-benar di luar dugaannya.

Jelios menghela nafas seraya menjauhkan surat perjanjian itu dari tangannya.

"Baiklah, kita bisa mulai semuanya besok." ujar Jelios.

Belle tersenyum terpaksa, tapi tidak akan membiarkan Jelios mengambil bagiannya.

"Tidak! Biarkan aku bergerak sendiri, tugas paman hanyalah melindungiku. Aku akan melakukan semuanya sendiri tentang keluargaku, tapi aku juga butuh dukungan dan perlindungan paman jadi, bantu aku sesuai dengan yang aku butuhkan, Paman!"

Jelios tersenyum tipis. Sungguh dia tidak menyangka kalau gadis 21 tahun itu memiliki sikap yang berani dan terlihat licik.

Baiklah, sepertinya ini akan menarik!

"Baik, kau bisa dapatkan bantuan seperti yang kau minta, selama itu berada di batas kewajaranku,'' Jawab Jelios seraya bangkit dari duduknya.

Belle mengangguk dengan semangat, dia akan melakukannya sendiri dan menghancurkan kelurga Ayahnya yang super jahat padanya. Belle kembali menatap Jelios lalu berkata, "Baik, aku juga akan berusaha semaksimal mungkin mengerahkan tenagaku. Aku benar-benar akan membuat diriku berguna bagi paman. Ah, mulai hari ini aku juga akan belajar memasak!"

Jelios tersenyum miring, dia tidak akan melarang apa yang akan di lakukan Belle tentunya. Tetapi, dia benar-benar tidak yakin kalau Belle bisa benar-benar menepati janjinya sendiri.

Entah dari mana gadis itu belajar untuk menyenangkan orang lain dengan cara bicaranya yang seolah dia begitu bersungguh-sungguh. Pastinya, Jelios sendiri tidak akan pernah membiarkan uang serta tenaganya terbuang dengan sia-sia.

Setelah pembicaraan hari itu, mereka menjalani hari-hari seperti biasanya. Hanya saja, yang paling tidak biasa adalah, Jelios meminta Belle untuk tidur satu ranjang dengannya.

Seperti malam ini, Jelios lagi-lagi memintanya untuk datang ke kamarnya. Ah, kemarin sudah beralasan datang bulan, makanya dia bisa selamat. Jelios sudah pasti tahu kan kalau datang bulan itu tidak mungkin hanya sehari saja?

Belle membuang nafasnya sebelum dia menggerakkan handle pintu dan masuk. Sebentar dia bergumam karena rasanya dia masih belum siap untuk masuk ke dalam, "Ya Tuhan, semoga saja Paman Jelios tidak banyak tingkah."

Setelah mengatakan itu, pada akhirnya Belle masuk kedalam kamar. Tentu saja detak jantungnya tidak bisa berdegup dengan sangat cepat, tapi kalau dia menolak permintaan si paman mesum yang kalau sudah menyetubuhinya tidak ingat waktu.

Setelah malam mereka melakukan hubungan seksual pertama kali, besoknya Belle benar-benar di hajar habis-habisan sampai sulit bangun dan berjalan dia harus merasakan kedua kakinya gemetaran.

Jelios tersenyum dengan mimik wajahnya yang dingin dan sinis. Tentu saja dia mengerti benar apa yang dipikirkan oleh Belle.

"Kau takut apa? Semua wanita yang biasa aku tiduri selalu menjaga kesehatan dan kebersihan mereka, aku juga sama. Walaupun aku tidak meniduri mereka, aku masih tetap memberikan mereka uang untuk merawat bagian inti mereka. Juga, memberikan laporan kesehatan padaku agar tidak memberikan penyakit padaku." Ucap Jelios yang terlihat serius.

Benar-benar menggelikan sekali! memang siapa yang sedang menginginkan itu semua? Batin Belle kesal.

Ah, tapi kalau dipikirkan lagi memang ada bagusnya Jelios memberitahu hal itu padanya.

Belle memaksakan senyumnya, tentu saja dia tetap menyayangi tubuhnya. Bagaimanapun, menyerahkan diri seperti wanita tidak memiliki harga diri kepada Jelios bukanlah hal yang dia inginkan apalagi kalau sampai terkena penyakit.

"Paman, Seingatku aku sudah mengatakan kalau aku sedang datang bulan kan?Ngomong-ngomong, apa aku harus pindah ke kamar lain, paman?" Tanya Belle saat matanya tak sengaja melihat kearah jam dinding yang sudah menunjukan pukul 22:10.

Jelios menghela nafasnya sebelum menjawab pertanyaan dari Belle lalu berkata, "Kalau begitu, biarkan aku melihat dengan mataku sendiri benar atau tidaknya kau sedang datang bulan."

Belle menelan salivanya sendiri. Sungguh, dia benar-benar tidak tahu kalau Jelios adalah orang yang sangat mesum dan memalukan seperti itu!

"Aku tidak mau! Itu jelas memalukan!" Ucap Belle yang kini terlihat takut.

Jelios menyeringai. Dia bangkit dari duduknya, dengan cepat dia melangkahkan kaki meraih pergelangan tangan Belle, lalu membawanya masuk ke dalam kamar mandi.

"Paman!" Teriak Belle kesal juga takut.

Jelios benar-benar mengacuhkan Belle, dia mengunci tubuh Belle dengan caranya lalu menyentuh milik Belle dengan begitu mudah karena saat itu Belle tengah menggunakan dress tidur.

Jelios kembali menyeringai sembari menatap Belle lalu berkata, "belum apa-apa kau Sudah berani membohongiku? sepertinya aku harus memberikan pelajaran yang sedikit membekas untukmu."

Malam itu, Jelios benar-benar melakukan apa yang dengan ingin lakukan kepada Bellerien. Entah kapan mereka berhenti, hingga pada akhirnya mereka tertidur karena kelelahan.

Besok paginya.

Belle tersenyum senang karena, pakaian yang di belikan oleh pelayan Jelios benar-benar sangat pas dengan ukuran tubuhnya. Belle sangat bisa dengan bebas mengagumi indahnya dress yang dia gunakan saat ini, apalagi Jelios sudah berangkat pagi-pagi sekali jadi hanya ada dia saja di dalam kamar itu.

Setelah puas mengagumi indahnya dress, Belle memilih untuk segera meraih tasnya, dan beranjak pergi. Begitu sampai di luar kamar, Belle menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan. Kali ini, dia benar-benar tidak akan melepaskan satupun orang-orang yang telah membuat Ibunya menderita dan meninggal dalam keadaan yang begitu pilu dan meningal dalam keadaan yang menyedihkan.

Beberapa saat kemudian.

Belle sudah sampai di rumah Ayahnya, dia sebentar berhenti untuk memantapkan niatnya dan membulatkan tekadnya. Belle mengepalkan tangannya, menatap dengan sungguh-sungguh lalu berkata, "Majulah, Belle! Jangan menyerah karena harga dirimu tidak boleh di injak orang sialan itu!"

Belle menjalankan kakinya, dia menuju pintu utama dan membuka pintu dengan cepat.

"Kau masih ingat pulang? Kau masih tahu untuk kembali?!" Tanya Tuan Bram seraya menatap Belle dengan tatapan kesal.

Sejak kemarin, dia mencoba untuk menghubungi Belle tetapi, jangankan mendapatkan jawaban, bahkan Belle sama sekali tidak bisa dihubungi. Tentu saja mereka menganggap Belle sengaja mematikan ponselnya!

Belle menatap Ayahnya yang sudah rapih dengan setelah kantor, penampilan yang necis itu bisa dia lakukan setelah menguras semua harta Ibunya Belle kan? Belle mengepalkan tangannya erat-erat karena kekesalan yang mulai timbul di hatinya.

"Kenapa memangnya? Pulang atau tidak, itu adalah urusanku kan?" Belle tersenyum miring dengan tatapan matanya yang terlihat berani.

Tuan Bram menatap Belle dengan tatapan kesal, dia ingin memukul Belle sekuat tenaga agar kekesalan yang dia rasakan berkurang akan tetapi, dia juga tidak boleh melukai wajah Belle karena Tuan Feto bisa urung menikahi Belle.

"Dasar anak tidak tahu di untung! Sudah tahu salah, tapi cara bicaranya seolah kau pemilik dunia yang maha benar," Sindir Nyonya Kelly yang adalah Ibu tirinya Belle.

Belle menghela nafasnya, melihat wajah Nyonya Kelly, rasanya dia benar-benar sangat kesal dan bisa dengan jelas mengingat bagaimana Ibu kandungnya menangis sedih memikirkan hubungannya dengan Tuan Bram.

"Dari pada terus menilai bagiamana sikap tidak baikku, bagaimana kalau kau nilai anakmu yang kedapatan tidur dengan mantan pacarku. Padahal, saat itu dia jelas tahu kalau kami sedang menjalin hubungan. Wah, aku jadi penasaran sekali deh! Jenie sangat pintar mengerakkan badannya di atas tubuh Mike, dia pasti mewarisi sifat jalang dari Ibunya," Ucap Belle dengan tatapan menghina yang dengan jelas dia tunjukan.

Nyonya Kelly tak tahan mendengarnya, dia segera berjalan mendekati Belle dan menamparnya dengan kuat.

Plak!

Belle menoleh karena tamparan itu, lalu memegangi pipinya yang terasa sakit panas dan perih.

"Dasar anak dari wanita tidak berguna, Ibumu pasti tidak tahu mendidik anak sehingga anaknya jadi begini!"

Bab terkait

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0006

    Belle tersenyum sinis. Tamparan itu tidak akan dia balas dengan tamparan juga. Dia akan berusaha sebaik mungkin menahan diri, berusaha untuk tenang dan akan membalas dengan cara yang menyakitkan nanti. Akan dia habisi, tanpa ada yang tersisa selama dia memiliki kekuatan yang di pinjamkan Jelios pada

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0007

    "Kembali kau, Belle! Dasar anak tidak berguna! Berani sekali kau melangkah keluar, lihat saja apa yang akan kulakukan kepada sertifikat rumah Ibumu, dan aku juga akan membongkar kuburan Ibumu! Aku, akan melempar mayat Ibumu, dan membuangnya ke tempat anjing yang terkena rabies!" Ucap Tuan Bram denga

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0008

    Belle meringis menahan rasa pegal yang terasa pada pinggangnya. Saat ini, dia tengah berada di dalam kamar mandi setelah gempuran yang dilakukan Jelios kepada tubuhnya. Entahlah, setiap kali Jelios melakukan itu padanya, tubuhnya akan benar-benar remuk seperti terlindas ban truk. Belle membuang na

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0009

    "Belle sudah tidak akan bisa kita jual lagi, kau tahu kalau kita harus segera megambil tindakan untuk menyelamatkan Jenie, kan?" Ucap Nyonya Kelly kepada Tuan Bram. Tuan Bram menghela nafasnya, sebenarnya kalau di pikirkan lagi, baik Belle maupun Jenie sudah tidak akan bisa digunakan lagi untuk din

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0010

    Jhon menyerahkan sertifikat rumah milik Ibunya Belle kepada Jelios. Dia sebentar menatap Jelios lalu berkata, "Sertifikat rumah, serta beberapa aset penting milik mendiang Ibunya Nona Belle sudah di amankan, Tuan."Jhon memundurkan langkah kakinya, berdiri dengan sopan berjarak beberapa langkah dari

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0011

    Jelios dan juga Yuri berciuman bibir sebentar sebelum Yuri turun dari mobil. Mereka sudah meninggalkan pesta itu beberapa saat lalu, dan Yuri yang kelelahan memutuskan untuk langsung pulang ke rumah dan istirahat di rumahnya. Besok pagi-pagi sekali, Yuri harus pergi ke bandara untuk keperluan bisnis

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0012

    Belle membuang nafas kasarnya. Kesal, sungguh dia kesal sekali!Dia pikir, kata naik yang di ucapkan oleh Jelios adalah sesuatu yang mesum. Ternyata, naik ke atas tempat tidur dan memijat tubuhnya. Entah sudah berapa lama dia memijat tubuh Jelios, ketua tangan Belle seperti mati rasa dibuatnya!"Ter

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0013

    Jhon membuang nafasnya, dia sedikit merasakan kesal karena disebut kolot oleh Belle sehingga mulutnya tanpa bisa dikontrol mulai memprotes apa yang diucapkan oleh Belle itu, "Kenapa orang harus disebut kolot hanya karena dia tidak memiliki media sosial?"Belle membungkam bibirnya, lagi menahan tawa

Bab terbaru

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0165

    Setelah beberapa saat, Belle sudah mulai tenang jadi, Jelios juga sudah bisa kembali berbicara. "Aku perlu melakukan itu, sayang. Wanita itu harus diberikan pelajaran yang menyakitkan agar tidak bisa macam-macam. Jadi, sekarang sudah saatnya istriku yang manja ini berhenti murung kan?" bujuk Jelios

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0164

    Jelios mengusap kepala istrinya lalu berbisik, "karena anak-anak sudah tidur, ayo ikut aku sebentar. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu," ucap Jelios lalu tersenyum meski ucapannya itu tak mendapat respon apapun dari istrinya. Perlahan, Jelios memindahkan putri keduanya ke box bayi, lalu berge

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0163

    Jenie tersenyum, dan rona malu yang timbul di wajahnya itu benar-benar bisa terlihat dengan jelas. Rasanya, debaran jantungnya seperti akan meledak karena perasaan gugup dan juga bahagia yang menjadi satu. Saat ini, Jenie tengah bersama dengan Jelios setelah beberapa saat yang lalu Jelios menghubun

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0162

    Belle semakin menjadi saat dia kembali melihat unggahan Jenie pada akun media sosial miliknya. Jenie mengatakan bahwa, dia merindukan pria yang memberikan kenangan indah di dalam kamar hotel. Sungguh, Belle menjadi semakin menjadi-jadi dengan segala pemikiran negatifnya kepada Jelios. Apalagi, saat

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0161

    "Sayang?" panggil Jelios begitu dia sampai di kamar. Yah, karena istrinya tidak menyambut kepulangannya, maka Jelios bergegas menjalankan kakinya menuju ke kamar. Biasanya, Belle akan menunggu Jelios pulang di depan pintu rumah mereka, tapi karena tidak ada Belle saat Jelios pulang, maka Jelios han

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0160

    Sudah tiga hari berlalu, dan jenie masih belum mendapatkan kabar apapun dari Jelios membuat dia benar-benar gelisah sepanjang hari. Jenie benar-benar ingin dengan segera menjalin hubungan yang sebenar-benarnya bersama dengan, Jelios. Namun, karena tiga hari ini masihlah tidak ada kabar sama sekali,

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0159

    Jenie terbangun dari tidurnya. Perlahan dia membuka matanya, dan ternyata Jelios sudah tak lagi ada di atas tempat tidur. Jenie bangkit dari posisinya, dia mencari keberadaan ponselnya. Mendapatkan ponselnya, akhirnya Jenie bisa melihat pukul berapa sekarang ini. "Ya ampun..... " ucap Jenie keheran

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0158

    Jenie mengeratkan genggaman tangannya yang sejak tadi jemari di tangannya saling bertautan erat. Mendengar apa yang diucapkan oleh Jelios barusan, bohong saja kalau dia tidak merasa sangat gugup, dan juga takut. Bagaimanapun, sosok Jelios yang dewasa, dan juga terlihat sekali penuh dengan makna seti

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0157

    "Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Saya harap, kejayaan Horrison Food akan lebih maju kedepannya. Jadi, mohon kerja samanya," ucap Jelios kepada anggota dewan direksi. Jelios yang baru saja mengenalkan diri, dan memberikan sepatah dua patah kata untuk mengatakan beberapa hal yang perlu dia

DMCA.com Protection Status