Jhon membuang nafasnya, dia sedikit merasakan kesal karena disebut kolot oleh Belle sehingga mulutnya tanpa bisa dikontrol mulai memprotes apa yang diucapkan oleh Belle itu, "Kenapa orang harus disebut kolot hanya karena dia tidak memiliki media sosial?"Belle membungkam bibirnya, lagi menahan tawa
Belle perlahan bangkit dari tempat tidurnya. Dia mengeryitkan dahinya, bibirnya meringis menahan rasa sakit dan juga perih pada bagian sensitifnya. Saat kedua kakinya menapak pada lantai kamar yang dingin, Belle semakin mengaduh nyeri seorang diri. Belle berpegangan pada sisi tempat tidur karena ha
Belle berjalan dengan cepat, menghampiri Jhon yang berdiri terdiam membeku mendengar Belle memanggilnya dengan sebutan sayang, ditambah wajah yang sangat ceria saat menuju ke arahnya. Jhon sudah akan bersiap untuk kembali melangkahkan kakinya karena tidak ingin terjadi kesalahpahaman lagi seperti s
"Aku tidak akan mengizinkan dia menikah," ucap Jelios reflek. Jelios benar-benar terkejut sendiri dengan apa yang dia katakan barusan. Dia menatap Yuri yang menatapnya dengan tatapan terkejut, dahinya sedikit mengeryit seolah bertanya apa maksudnya. Jelios mencoba untuk mencari alasan, "Dia adalah
"Aku benar-benar tidak tahu kenapa aku menangis seperti ini." Ucap Belle frustasi dan masih sembari menangis. ''tiba-tiba saja mataku berair, dan aku juga ingin menangis sejadi-jadinya saja. Padahal, dulu aku tidak cengeng begini."Belle mengusap air matanya yang masih saja terus terjatuh di hadapan
"Ugh!" pekik Belle terkejut. Saat Jelios masuk kedalam kamar Belle,yang di lakukan oleh Belle adalah, langsung mencium bibirnya dengan kasar, menggigit seolah-olah bibir Belle sebuah benda yang tak bisa merasakan sakit sama sekali. Belle tentu saja terkejut, reflek dia ingin mendorong tubuh Jelios
Jelios terdiam dalam kekesalan saat kedua bola matanya melihat Belle datang bersama dengan Jhon. Sejak hari dimana Jelios melakukan hubungan intim dengan Belle secara paksa, Belle benar-benar lebih banyak diam dan tidak bicara sama sekali kalau tidak dipaksa untuk bicara oleh Jelios. Selama itu jug
Belle keluar dari dalam toilet, lalu berjalan cepat mendekati dimana tempat untuk mencuci tangan, serta mengeringkan tangannya yang basah nanti. Di tempat itu, jelas ada cermin sehingga kedua bola mata Belle tertarik untuk melihat kedepan dan memastikan benar bahwa penampilannya masih cukup bagus.
Setelah beberapa saat, Belle sudah mulai tenang jadi, Jelios juga sudah bisa kembali berbicara. "Aku perlu melakukan itu, sayang. Wanita itu harus diberikan pelajaran yang menyakitkan agar tidak bisa macam-macam. Jadi, sekarang sudah saatnya istriku yang manja ini berhenti murung kan?" bujuk Jelios
Jelios mengusap kepala istrinya lalu berbisik, "karena anak-anak sudah tidur, ayo ikut aku sebentar. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu," ucap Jelios lalu tersenyum meski ucapannya itu tak mendapat respon apapun dari istrinya. Perlahan, Jelios memindahkan putri keduanya ke box bayi, lalu berge
Jenie tersenyum, dan rona malu yang timbul di wajahnya itu benar-benar bisa terlihat dengan jelas. Rasanya, debaran jantungnya seperti akan meledak karena perasaan gugup dan juga bahagia yang menjadi satu. Saat ini, Jenie tengah bersama dengan Jelios setelah beberapa saat yang lalu Jelios menghubun
Belle semakin menjadi saat dia kembali melihat unggahan Jenie pada akun media sosial miliknya. Jenie mengatakan bahwa, dia merindukan pria yang memberikan kenangan indah di dalam kamar hotel. Sungguh, Belle menjadi semakin menjadi-jadi dengan segala pemikiran negatifnya kepada Jelios. Apalagi, saat
"Sayang?" panggil Jelios begitu dia sampai di kamar. Yah, karena istrinya tidak menyambut kepulangannya, maka Jelios bergegas menjalankan kakinya menuju ke kamar. Biasanya, Belle akan menunggu Jelios pulang di depan pintu rumah mereka, tapi karena tidak ada Belle saat Jelios pulang, maka Jelios han
Sudah tiga hari berlalu, dan jenie masih belum mendapatkan kabar apapun dari Jelios membuat dia benar-benar gelisah sepanjang hari. Jenie benar-benar ingin dengan segera menjalin hubungan yang sebenar-benarnya bersama dengan, Jelios. Namun, karena tiga hari ini masihlah tidak ada kabar sama sekali,
Jenie terbangun dari tidurnya. Perlahan dia membuka matanya, dan ternyata Jelios sudah tak lagi ada di atas tempat tidur. Jenie bangkit dari posisinya, dia mencari keberadaan ponselnya. Mendapatkan ponselnya, akhirnya Jenie bisa melihat pukul berapa sekarang ini. "Ya ampun..... " ucap Jenie keheran
Jenie mengeratkan genggaman tangannya yang sejak tadi jemari di tangannya saling bertautan erat. Mendengar apa yang diucapkan oleh Jelios barusan, bohong saja kalau dia tidak merasa sangat gugup, dan juga takut. Bagaimanapun, sosok Jelios yang dewasa, dan juga terlihat sekali penuh dengan makna seti
"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Saya harap, kejayaan Horrison Food akan lebih maju kedepannya. Jadi, mohon kerja samanya," ucap Jelios kepada anggota dewan direksi. Jelios yang baru saja mengenalkan diri, dan memberikan sepatah dua patah kata untuk mengatakan beberapa hal yang perlu dia