Share

Bab 0007

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Kembali kau, Belle! Dasar anak tidak berguna! Berani sekali kau melangkah keluar, lihat saja apa yang akan kulakukan kepada sertifikat rumah Ibumu, dan aku juga akan membongkar kuburan Ibumu! Aku, akan melempar mayat Ibumu, dan membuangnya ke tempat anjing yang terkena rabies!" Ucap Tuan Bram dengan suara yang begitu lantang dan mimik wajahnya yang terlihat kesal seraya menatap Belle yang berjalan menjauh tanpa menoleh padanya.

Tentu lah Tuan Bram tidak bisa bergerak mendekati Belle untuk memukulnya, itu semua karena anak buah Jelios yang menahan tubuh Tuan Bram agar tidak bisa melakukan pergerakan apapun yang akan melukai Belle dan juga Jhon.

Belle menggigit bibir bawahnya, sejak tadi tangannya mengepal kuat. Matanya memerah menahan tangis yang tidak akan Sudi dia lakukan, air matanya terlalu berharga kalau hanya menangisi Ayahnya yang tidak berperasaan dan tidak berguna.

Jhon melihat bagaimana ekspresi Belle yang terlihat kacau, tapi dia masih terus bertahan untuk tidak menangis. Jhon tahu, kehidupan seperti itu pastilah sangat melelahkan. Namun, pilihan kakak majikannya itu benar-benar di luar akal sehat, bahkan tidak segan-segan memutuskan hubungan dan memaki Jelios dengan makian yang sangat menyakitkan hingga sampai detik ini Tuan Jelios masih tidak bisa menerima dan kesal kepada kakak angkatnya.

"Anda membutuhkan sesuatu, Nona? Misalnya, tisu?" Tanya Jhon.

Belle menggelengkan kepalanya, tentu saja dia memang ingin menangis! Tapi, dia sudah janji tidak akan menggunakan air matanya untuk menangisi Ayahnya.

"Aku tidak membutuhkan apapun," Jawabnya.

Di sisi lain.

"Sayang, kau marah ya?" Tanya Yuri sembari bergelayut manja kepada Jelios yang tengah mengendurkan dasinya karena lelah dengan pekerjaan yang begitu banyak. Di jam istirahat yang niatnya akan dia gunakan untuk makan, dan sebentar istirahat justru tak bisa dilakukan karena datangnya Yuri, sang tunangan.

Jelios menghela nafasnya, menatap wajah Yuri yang terus menatapnya dengan mimik wajah yang terlihat begitu manja.

"Yuri, berhentilah merengek disaat aku sedang merasa lelah."

Ucapan Jelios benar-benar membuat Yuri melepaskan lengan Jelios dan duduk dengan tegap meski wajahnya terlihat kesal.

"Kita sudah satu pekan tidak bertemu, memang kau tidak merindukanku?" Tanya Yuri.

Jelios mengusap tengkuknya, meraih pundak Yuri dan membawanya kedalam pelukannya.

"Aku merindukanmu, tentunya! Tetapi, kau juga tahu sendiri kalau pekerjaanku sangat banyak kan?" Ucap Jelios mencoba untuk membujuk Yuri.

Yuri menghela nafasnya, dia memeluk Jelios dan berkata,"Ayahku sudah bilang kalau kau pasti banyak pekerjaan. Tetapi, satu Minggu bukan waktu yang sebentar sampai aku benar-benar sangat merindukanmu!"

Jelios mengangguk paham, dia mengusap kepala Yuri dengan lembut dan tidak berniat untuk mengatakan apapun.

Yuri, dia adalah anak dari pejabat kota. Ibunya seorang pengusaha berlian jadi, Yuri adalah sesuatu yang Jelios butuhkan untuk menunjang karirnya dalam berbisnis. Sekarang, bisnis yang dia dirikan memang sudah cukup berpengaruh, tapi Jelios tidak puas begtu saja hingga menginginkan lebih dari pada itu. Dia memanfaatkan hati Yuri yang begitu mencintai dirinya. Bagi Jelios, jika menjadi menantu pejabat kota dan seorang pembinis berlian, dia akan memiliki koneksi lebih luas, dan membuktikan diri kepada seseorang yang pernah merendahkannya.

"Sayang?" Panggil Yuri seraya mengendurkan pelukannya dan mengambil posisi untuk duduk di pangkuan Jelios.

"Malam nanti aku harus ikut Ibu untuk pameran berlian, kau kan tidak bisa datang menemuiku. Jadi, ayo kita lakukan itu, aku benar-benar sangat merindukanmu!" ucap Yuri.

Yuri tak menunggu jawaban dari Jelios, dia langsung saja mencium bibir Jelios dengan penuh nafsu.

Jelios terdiam sebentar. Sungguh dia lelah sekali karena sejak kemarin dia terus melakukannya dengan Belle, sekarang dia lelah juga karena bekerja. Tetapi, kalau dia menolak akan membuat masalah baru bukan? Jelios mencoba saja sebisanya, dia membalas ciuman Yuri, hingga pada akhirnya Yuri lah yang begitu agresif.

Jelios membiarkan saja Yuri dengan segala tingkahnya, toh kalau Yuri sudah masuk tidak akan ada yang berani datang. Penjaga di depan pintu ruangan Jelios juga sudah paham dan hafal benar.

Jelios memejamkan matanya, dia benar-benar membiarkan Yuri bergerak di atasnya mencari kepuasan yang dia inginkan. Tentu saja rasanya nikmat, akan tetapi Jelios sudah tidak memiliki banyak tenaga sebanyak itu.

"Ahhh Emhhhh......" Yuri mendesah karena tak tahan dengan rasa nikmat yang begitu terasa pada bagian intinya.

Jelios membuka matanya, entah mengapa suara desahan Yuri membuat Jelios teringat dengan Belle. Cara Belle mendesah karena kelepasan, bergerak, mencium bibirnya, dan aroma inti Belle yang memabukkan.

Jelios tersentak sendiri, dia menatap kembali Yuri untuk memastikan. Ah, iya memang benar bukan Belle. Walaupun memang rasanya nikmat, tapi Jelios justru tidak bisa lupa bagaimana rasa Belle yang jauh lebih nikmat dibanding wanita lain yang pernah tidur dengannya.

Ah, sial! Maki Jelios di dalam hati.

Dia benar-benar tidak bisa konsentrasi saat Yuri terus bergerak naik turun, maju mundur dan kadang memutar dengan perlahan dan sedikit tekanan. Yuri terus mendesah, melenguh sembari meremas kedua dadanya sendiri.

"Ahhhhhh" Yuri memeluk tengkuk Jelios erat saat dia merasakan puncak kenikmatan.

Jelios memaksakan senyumnya, sepertinya dia tidak bisa mendapatkan apa yang di rasakan Yuri. Jadi, dia memang harus berusaha sendiri untuk itu.

"Yuri, Ayahmu menghubungi!" Ucap Jelios membuat Yuri segera bangkit dari atas jelios untuk meraih ponselnya.

"Iya, Ayah?"

Setelah menjawab panggilan telepon itu, Yuri menatap Jelios dengan tatapan sedih.

"Sayang, apa tidak apa-apa kau menyelesaikan sendiri?" Tanya Yuri yang jelas memperlihatkan perasaan sedih dan tidak enak.

Jelios mengangguk, lalu memaksakan senyumnya.

"Tidak apa-apa, kau bisa pergi sekarang." Jawab Jelios.

Yuri menghela nafas lega, bergegas dia membenahi pakaiannya, lalu membenahi riasan wajahnya dan bergegas meninggalkan Jelios setelah mengecup bibir Jelios sebentar.

Jelios menghela nafasnya setelah Yuri pergi. Dia bangkit dari duduknya menuju ke toilet untuk merampungkan apa yang belum selesai. Setelah beberapa saat, Jelios keluar dari toilet dan penampilannya sudah rapih kembali.

Dia benar-benar harus bersabar. Saat ini, pekerjaannya sedang sangat banyak yang dia tidak bisa mengabaikan hal itu. Masalah hasratnya yang tidak menemukan kepuasan secara tuntas, dia akan selesaikan nanti dirumah bersama dengan Belle tentunya.

Setelah semua pekerjaannya hari itu selesai, Jelios bangkit dari duduknya menuju pintu. Ini sudah pukul 7 malam, jadi sudah tidak perlu membuang waktu lagi untuk pulang. Namanya juga tempat bekerja, tidak mungkin tidak ada kerjaan kan?

Sesampainya di rumah.

"Hai, Paman?" Sapa Belle dengan mimik wajahnya yang terlihat sangat ceria.

Jelios terdiam sebentar, bukankah ekspresi seperti itu terlalu manis? batinnya.

"Ngomong-ngomong, aku sudah buatkan paman makan malam, loh!" Ucap Belle yang terlihat bangga.

Padahal, Belle benar sangat berharap makanan yang ia buatkan itu bisa membuat perut Jelios kenyang dan langsung mengantuk dan tidak lagi melakukan hal mesum nantinya.

Jelios menghela nafasnya lalu berkata, "Bagus! Selain makan malam untuk perut, bagian yang lain juga butuh makan!"

Jelios tentu saja tidak tertarik dengan makanan buatan Belle, karena ada bagian tubuh Bellerien yang sangat dia inginkan.

Related chapters

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0008

    Belle meringis menahan rasa pegal yang terasa pada pinggangnya. Saat ini, dia tengah berada di dalam kamar mandi setelah gempuran yang dilakukan Jelios kepada tubuhnya. Entahlah, setiap kali Jelios melakukan itu padanya, tubuhnya akan benar-benar remuk seperti terlindas ban truk. Belle membuang na

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0009

    "Belle sudah tidak akan bisa kita jual lagi, kau tahu kalau kita harus segera megambil tindakan untuk menyelamatkan Jenie, kan?" Ucap Nyonya Kelly kepada Tuan Bram. Tuan Bram menghela nafasnya, sebenarnya kalau di pikirkan lagi, baik Belle maupun Jenie sudah tidak akan bisa digunakan lagi untuk din

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0010

    Jhon menyerahkan sertifikat rumah milik Ibunya Belle kepada Jelios. Dia sebentar menatap Jelios lalu berkata, "Sertifikat rumah, serta beberapa aset penting milik mendiang Ibunya Nona Belle sudah di amankan, Tuan."Jhon memundurkan langkah kakinya, berdiri dengan sopan berjarak beberapa langkah dari

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0011

    Jelios dan juga Yuri berciuman bibir sebentar sebelum Yuri turun dari mobil. Mereka sudah meninggalkan pesta itu beberapa saat lalu, dan Yuri yang kelelahan memutuskan untuk langsung pulang ke rumah dan istirahat di rumahnya. Besok pagi-pagi sekali, Yuri harus pergi ke bandara untuk keperluan bisnis

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0012

    Belle membuang nafas kasarnya. Kesal, sungguh dia kesal sekali!Dia pikir, kata naik yang di ucapkan oleh Jelios adalah sesuatu yang mesum. Ternyata, naik ke atas tempat tidur dan memijat tubuhnya. Entah sudah berapa lama dia memijat tubuh Jelios, ketua tangan Belle seperti mati rasa dibuatnya!"Ter

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0013

    Jhon membuang nafasnya, dia sedikit merasakan kesal karena disebut kolot oleh Belle sehingga mulutnya tanpa bisa dikontrol mulai memprotes apa yang diucapkan oleh Belle itu, "Kenapa orang harus disebut kolot hanya karena dia tidak memiliki media sosial?"Belle membungkam bibirnya, lagi menahan tawa

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0014

    Belle perlahan bangkit dari tempat tidurnya. Dia mengeryitkan dahinya, bibirnya meringis menahan rasa sakit dan juga perih pada bagian sensitifnya. Saat kedua kakinya menapak pada lantai kamar yang dingin, Belle semakin mengaduh nyeri seorang diri. Belle berpegangan pada sisi tempat tidur karena ha

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0015

    Belle berjalan dengan cepat, menghampiri Jhon yang berdiri terdiam membeku mendengar Belle memanggilnya dengan sebutan sayang, ditambah wajah yang sangat ceria saat menuju ke arahnya. Jhon sudah akan bersiap untuk kembali melangkahkan kakinya karena tidak ingin terjadi kesalahpahaman lagi seperti s

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0165

    Setelah beberapa saat, Belle sudah mulai tenang jadi, Jelios juga sudah bisa kembali berbicara. "Aku perlu melakukan itu, sayang. Wanita itu harus diberikan pelajaran yang menyakitkan agar tidak bisa macam-macam. Jadi, sekarang sudah saatnya istriku yang manja ini berhenti murung kan?" bujuk Jelios

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0164

    Jelios mengusap kepala istrinya lalu berbisik, "karena anak-anak sudah tidur, ayo ikut aku sebentar. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu," ucap Jelios lalu tersenyum meski ucapannya itu tak mendapat respon apapun dari istrinya. Perlahan, Jelios memindahkan putri keduanya ke box bayi, lalu berge

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0163

    Jenie tersenyum, dan rona malu yang timbul di wajahnya itu benar-benar bisa terlihat dengan jelas. Rasanya, debaran jantungnya seperti akan meledak karena perasaan gugup dan juga bahagia yang menjadi satu. Saat ini, Jenie tengah bersama dengan Jelios setelah beberapa saat yang lalu Jelios menghubun

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0162

    Belle semakin menjadi saat dia kembali melihat unggahan Jenie pada akun media sosial miliknya. Jenie mengatakan bahwa, dia merindukan pria yang memberikan kenangan indah di dalam kamar hotel. Sungguh, Belle menjadi semakin menjadi-jadi dengan segala pemikiran negatifnya kepada Jelios. Apalagi, saat

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0161

    "Sayang?" panggil Jelios begitu dia sampai di kamar. Yah, karena istrinya tidak menyambut kepulangannya, maka Jelios bergegas menjalankan kakinya menuju ke kamar. Biasanya, Belle akan menunggu Jelios pulang di depan pintu rumah mereka, tapi karena tidak ada Belle saat Jelios pulang, maka Jelios han

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0160

    Sudah tiga hari berlalu, dan jenie masih belum mendapatkan kabar apapun dari Jelios membuat dia benar-benar gelisah sepanjang hari. Jenie benar-benar ingin dengan segera menjalin hubungan yang sebenar-benarnya bersama dengan, Jelios. Namun, karena tiga hari ini masihlah tidak ada kabar sama sekali,

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0159

    Jenie terbangun dari tidurnya. Perlahan dia membuka matanya, dan ternyata Jelios sudah tak lagi ada di atas tempat tidur. Jenie bangkit dari posisinya, dia mencari keberadaan ponselnya. Mendapatkan ponselnya, akhirnya Jenie bisa melihat pukul berapa sekarang ini. "Ya ampun..... " ucap Jenie keheran

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0158

    Jenie mengeratkan genggaman tangannya yang sejak tadi jemari di tangannya saling bertautan erat. Mendengar apa yang diucapkan oleh Jelios barusan, bohong saja kalau dia tidak merasa sangat gugup, dan juga takut. Bagaimanapun, sosok Jelios yang dewasa, dan juga terlihat sekali penuh dengan makna seti

  • Pemuas Hasrat Sang Paman    Bab 0157

    "Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Saya harap, kejayaan Horrison Food akan lebih maju kedepannya. Jadi, mohon kerja samanya," ucap Jelios kepada anggota dewan direksi. Jelios yang baru saja mengenalkan diri, dan memberikan sepatah dua patah kata untuk mengatakan beberapa hal yang perlu dia

DMCA.com Protection Status