Home / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / Bab 69. Melissa Kepanasan

Share

Bab 69. Melissa Kepanasan

Author: Kak Gojo
last update Last Updated: 2025-02-17 20:00:23

Bryan yang tadinya fokus membaca lembaran demi lembaran isi proposal itu, seketika sadar ketika Nina sudah tak lagi duduk tepat di sampingnya. Atensi Bryan buyar. Ia melihat wajah Nina yang semakin murung. Kepala gadis itu pun kini tertunduk.

“Melissa, kamu pindah sana! Duduk di sofa depan saja!” titah Bryan. Suaranya semakin meninggi. Bryan tidak mau lagi menerima penolakan. Perintahnya itu harus segera dituruti.

“Kamu pindah sekarang juga, atau mau saya pecat?” ancam Bryan serius. Menatap tajam pada sang sekretaris.

Melissa mendengus kesal. Suka tidak suka, Melissa pun menurut. Ia mengalah dan pindah ke sofa yang ada di hadapannya itu. Kini giliran Melissa yang menatap tajam ke arah Nina. Tak kalah tajamnya dari tatapan mata Bryan barusan. ‘Dasar gadis kampung! Bisa-bisanya Bryan membentakku hanya karena gadis sepertimu! Huh! Ini gak bisa dibiarin begitu saja! Awas saja kau gadis kampung! Akan aku buat Bryan tergila-gila denganku.

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 70. Cinta itu Buta

    “Ya sudah keluar saja!” ketus Bryan.Akhirnya Melissa memutuskan untuk keluar dari ruangan itu karena tidak tahan melihat kemesraan Bryan dan Nina. Melissa keluar dari ruangan Bryan penuh amarah, menutup pintu dengan kuat.Bryan pun kembali duduk seperti biasa dan menghela napas lega. “Akhirnya jerah juga si cewek ganjen itu.”“Perempuan itu tadi namanya Melissa ya, Tuan?” tanya Nina.“Kok kamu tau?”“Waktu itu saya gak sengaja dengar dari staff di sini, bahwa Tuan Bryan pacaran sama orang yang namanya Melissa. Jadinya saya penasaran dengan sosok Melissa, pasti dia cantik dan berprestasi. Ternyata memang benar, terjawab sudah rasa penasaran saya. Melissa selevel sama Tuan. Dia lebih pantas untuk Tuan Bryan.”Bryan menatap lekat manik mata Nina. Tidak paham dengan arah pembicaraan Nina.“Maksud kamu ngomong ini ke aku tujuannya apa, Nina?”Nina menundukkan w

    Last Updated : 2025-02-17
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 71. Waktunya Bersinar

    Sepulang dari kantor, Bryan menemani Nina berbelanja di mall. Tidak peduli seberapa banyak uang yang nantinya harus ia keluarkan, yang penting Nina bahagia. Bryan membelikan Nina berbagai barang-barang branded, mulai dari baju, celana, rok, topi, kacamata, bahkan jam tangan sekaligus.“Tuan, jangan beli banyak-banyak. Saya gak enak,” kata Nina saat hendak menuju kasir.“Sudahlah, Nina. Kamu nurut aja. Semuanya juga demi kebaikan kamu. Biar kamu bisa tampil fashionable kalau ke kantorku besok-besok. Jadi kamu gak merasa insecure lagi sama staff-staff di kantorku.”Dengan hati yang berat, Nina pun mengangguk.Setelah dari mall. Bryan mengajak Nina ke salon. Mereka melangkah ke dalam. Salon itu sangat luas dan ramai pelanggan. Fasilitasnya juga lengkap. Bryan memang sengaja memilih salon yang berkualitas dengan para pekerja yang sudah ahli dan berpengalaman.“Selamat datang, Tuan dan Nona. Ada yang bisa saya bantu?”

    Last Updated : 2025-02-17
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 72. Rencana Licik Melissa

    “Aku senang sekali kamu tidak keberatan membawakan makanan untukku tiap hari.”Nina merespon ucapan Bryan dengan penuh senyum. Tanpa basa basi lagi, Nina langsung membuka kotak bekal itu dan menyuapinya ke mulut Bryan seperti biasa.“Kamu makin cantik saja,” puji Bryan.Nina tertawa kecil. “Ini juga karena Tuan Bryan yang ngasih saya modal buat perawatan.”Sepanjang menikmati bekal dari Nina, Bryan fokus memandangi wajah Nina yang semakin hari semakin cantik.Nina juga sadar jika Bryan memperhatikannya dari tadi. Mendadak kedua pipinya merah bersemu karena menahan malu. Nina tidak bisa ditatap lama-lama seperti ini. Apalagi orang yang menatapnya adalah orang yang dia cintai.“Jangan tatap saya seperti ini, Tuan. Saya malu.”“Bagaimana bisa aku berhenti menatapmu yang cantiknya bagai bidadari. Bidadari langit yang rela turun ke bumi untuk mencari seorang pangeran.”Waja

    Last Updated : 2025-02-18
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 73. Kena Jebakan

    Sepanjang perjalanan, Bryan terus fokus menyetir. Matanya tidak pernah melihat ke arah yang lain, bahkan untuk melirik gadis yang sedang duduk di sebelahnya pun tidak, meskipun hanya sedetik. Di pikirannya, hanya ada Nina seorang. Bryan merasa bersalah karena harus membuat Nina menunggunya di hotel. Bryan pun berharap pertemuannya dengan sang investor itu tidak akan berlangsung lama, jadi Bryan akan bisa ke hotel dengan cepat dan membawa Nina dinner.Sesampainya di restoran tujuan, Bryan dan Melissa bergegas menuju meja yang sudah di reservasi. Melissa sengaja mereservasi meja tersebut menggunakan nama Mr. Saddam agar dirinya tidak dicurigai.Sudah sepuluh menit lamanya mereka menunggu, orang yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang.“Aduh. Ini sudah sepuluh menit loh, Mel! Apa kamu serius kalau Mr. Saddam mau bertemu dengan saya sekarang?” tanya Bryan memastikan.“Serius kok, Pak.”“Lalu mana beliau? Kok sampe sekarang

    Last Updated : 2025-02-18
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 74. Masih Bertahan

    "Pak Bryan?" Melissa panik sendiri kala tubuh Bryan tumbang ke lantai.Sontak beberapa orang di sekitar menghampiri Bryan dan membantu Bryan untuk berdiri. Melissa hanya menyimak karena orang-orang itu menghalanginya.“Mas, gak apa-apa?” tanya seorang pemuda membantu Bryan bangkit. Pemuda itu memegangi lengan Bryan dengan kuat.“Saya baik-baik saja. Terima kasih ya,” sahut Bryan berusaha kuat.“Ya sudah, Mas. Kalau gitu hati-hati.” Pemuda itu pun melepaskan Bryan. Sementara Bryan kini berjalan dengan langkah yang berat. Tubuhnya masih oleng. Bryan melangkah sedikit demi sedikit seraya berpegangan pada apa saja yang bisa ia pegang.Melissa berlari kecil mengikuti Bryan yang hampir sampai di mobilnya.“Pak Bryan, apa Bapak baik-baik saja?” tanya Melissa. Kini mereka sejajar. Melissa hendak memapah tubuh Bryan, berniat membantunya. Namun langsung ditepis oleh pria itu.“Jangan sok bai

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 75. Kecewa

    Kini mereka telah sampai di hotel tujuan, Pak Jaka memapah tubuh Bryan dan membawanya ke kamar yang dimaksud.“Permisi,” ucap Pak Jaka sembari mengetuk pintu kamar tersebut.Tidak lama setelahnya, pintu itu pun terbuka. Nina terperanjat kaget saat melihat Pak Jaka sedang memapah Bryan yang tertidur. Namun lebih kaget lagi Pak Jaka yang mendapati sosok pemilik kamar itu adalah Nina.“Loh, kamu Neng?”“Pak Jaka?” Nina sedikit menunduk karena malu. Ia malu karena ketahuan oleh sopir pribadi Bryan. Nina takut apabila Pak Jaka berpikiran yang macam-macam kepadanya. Tapi Nina juga khawatir dengan kondisi Bryan saat ini. Nina mempersilakan Pak Jaka untuk masuk.Pak Jaka merebahkan Bryan ke atas ranjang. Pak Jaka lalu bertanya sebenarnya apa yang terjadi.“Kenapa kamu bisa di sini, Neng? Kamu open bo ya?” ucap sopir itu dengan entengnya.Nina menggeleng dengan cepat. “Bu-bukan seperti itu,

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 76. Berdua Bersamamu

    “Aku lupa kalau mobilku dibawa Pak Jaka.” Bryan lalu mengambil hp nya di saku celana. “Bentar ya. Aku telpon Pak Jaka dulu, bawain mobil ke sini.”“Jangan, Tuan. Kita jalan kaki aja yok?” ajak Nina menggebu-gebu. Sudah lama dirinya tidak berjalan kaki selama tinggal di kota Jakarta.“Jalan kaki?”Nina mengangguk pelan. “Iya. Lagian sekarang masih gelap. Matahari belum muncul. Suasana sejuk dan tenang kayak gini enaknya berjalan kaki saja sambil menikmati udara segar.”Bryan tampak berpikir.Nina langsung menggandeng tangan pria itu, berusaha meyakinkannya. “Anggap saja kita lagi olahraga pagi. Lagian kapan lagi kita bisa menghirup udara segar di Jakarta, kecuali jam segini. Kalau udah masuk pagi sampai sore, debu-debu polusi udah saling beterbangan di udara.”“Hm. Ya udah deh. Kita jalan saja.”*Pukul 04.30 subuh…Kota Jakarta tam

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 77. Menyatakan Cinta

    Nina langsung berhenti mencubit pipi Bryan. Ia mendadak malu karena ternyata diperhatikan oleh penjual tersebut. Mereka pun melanjutkan melahap makanannya hingga habis tak bersisa.“Kita balik ke hotel naik ojol aja ya. Aku gak sanggup lagi buat jalan,” pinta Bryan.“Iya, Tuan. Tuan naik ojol aja sana. Biar saya yang jalan.”“Loh, kok gitu? Ya udah deh. Kita jalan aja. Aku mau gak mau ninggalin kamu sendirian.”Perlahan-lahan mentari mulai terbit dari ufuk timur, menyinari bumi yang tadinya gelap gulita. Suasana dingin pagi yang mendamaikan. Berbagai suara dan bunyi juga mulai terdengar, memecah kesunyian menandakan aktivitas yang semalaman berhenti kini bergerak kembali.Langit yang gelap kini bertukar ke warna jingga kekuningan dan semakin lama semakin pudar di telan terikan mentari.Nina berjalan dengan langkah yang kecil seraya menikmati sunrise di pagi hari. Walaupun sudah ada beberapa kendaraan yang

    Last Updated : 2025-02-19

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 141. Kritis

    Tubuh Nina seketika lemas tak bertenaga kala mendapat telepon itu. Dia tidak percaya hal ini terjadi. Kenapa Bryan tiba-tiba kritis?Tanpa berpikir panjang, Nina langsung menuju rumah sakit tersebut.Sepanjang perjalanan, Nina hanya bisa menangis dan berharap bahwa Bryan baik-baik saja.“Kamu kenapa tiba-tiba masuk rumah sakit sih, Mas?” gumam Nina seraya terisak.*Setibanya di rumah sakit, Nina segera berlari menuju bagian administrasi. Ternyata di sana sudah ada William yang menanggung biaya operasi.William menjelaskan bahwa Bryan terjatuh dari lantai tiga saat bekerja.“T-terjatuh?”“Iya. Kata mandor kami begitu. Para pekerja juga heran kenapa Bryan tiba-tiba terjatuh. Sepertinya dia kepeleset, soalnya sempat hujan, mungkin karena licin makanya Bryan terjatuh.”“Terus sekarang Bryan di mana?” tanya Nina cemas.“Di ruang operasi. Kepalanya bocor. Kata dokter juga, tulang kaki Bryan ada yang remuk. Kamu doakan

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 140. Berita Buruk

    Nina langsung menghentikan nyanyiannya saat menyadari bahwa Bryan mulai menangis.Sambil mengusap kedua matanya, Bryan menatap wajah Nina yang saat ini begitu dekat dengan wajahnya.“Lagi… nyanyiin lagi!” Bryan berseru lugu kepada Nina. Bryan berseru lugu dengan mata yang sembab dan memerah.Nina pun mulai menyanyikan lagu itu kembali.Bryan terdiam polos hingga Nina menyelesaikan nyanyiannya. Bryan kembali menangis ketika nyanyian itu berakhir.“Kamu teringat mama kamu ya, Mas?” tanya Nina yang ikut sedih karena Bryan semakin terisak.Bryan menggeleng pelan sambil tersedu-sedu.“Terus kenapa kamu menangis begini, Mas?” tanya Nina lagi.“Soalnya kamu nyanyinya medok banget, sayang. Padahal kan itu lagu Inggris,” jawab Bryan dengan suara gemetar.Nina langsung mencubit pipi Bryan hingga pria itu menjerit kesakitan.“Aw! Sakit tau, sayang!”&l

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 139. Tiba-Tiba Dimanjain

    Bryan akhirnya keluar dari ruang ICU. Sedangkan Nina dan Fredrinn kembali berdiam-diaman, seperti tidak terjadi sesuatu. Bryan lalu berpamitan kepada ayahnya, Fredrinn hanya mengangguk pelan.Di perjalanan pulang, Nina meminta Bryan untuk singgah di konter.“Kamu mau beli pulsa, sayang? Biar aku yang beliin ya.”“Jangan, Mas. Kamu tunggu di motor aja ya.”Bryan hanya menurut dan menunggu Nina membeli sesuatu di konter itu.Sesampainya di rumah, Bryan kembali bertanya. Ia heran kenapa Nina tiba-tiba membeli hp baru.“Aku sengaja beli hp baru, Mas. Biar kita tetap bisa berhubungan walaupun kamu lagi di luar. Lagian cuman hp senter kok, harganya 150 ribu aja,” jawab Nina santai.“Padahal aku gak butuh hp, sayang. Mendingan uangnya kamu tabung aja daripada dibeliin hp,” ucap Bryan yang ingin berhemat. Tentu saja karena dia belum tau bahwa Nina telah mendapatkan uang dari ayahnya saat di rumah sakit tadi.Nina lalu mengambil ponseln

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 138. Luluh

    Bryan akhirnya masuk ke ruangan itu didampingi oleh perawat. Di dalam sana, ia diwajibkan mengenakan baju khusus penjenguk pasien ruangan ICU. Ia lalu melihat ibunya hanya dari balik kaca tembus pandang yang membatasi mereka. Banyak sekali alat-alat canggih yang terpasang di tubuh Rosalina dan sampai sekarang ibunya itu belum juga sadarkan diri.“Apa saya gak bisa masuk ke dalam, Sus?” lirih Bryan dengan sorot mata mulai berkabut.“Saya sarankan tidak. Keadaan pasien sedang kritis, daya tahan tubuhnya pun sangat lemah. Yang diperkenankan masuk ke dalam hanya dokter dan perawat saja, itu pun harus benar-benar dalam keadaan steril.”Bryan mengangguk paham dan kembali memandangi ibunya dari kaca tembus pandang di depannya.Di depan pintu ICU, tersisa Fredrinn dan Nina duduk berduaan sembari menunggu Bryan keluar. Sebab tadi Fredriin menyuruh Bi Lastri agar pulang saja untuk menemani Sarah menjaga rumah.Entah sudah berapa lama

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 137. Menjenguk Mama

    William mengelus dagunya sendiri dan menaruh curiga. “Atau jangan-jangan gadis itu memang orang susah? Dan Bryan adalah orang yang ngasih modal ke gadis itu untuk berpenampilan semewah mungkin di pesta Daddy?”William lalu bergeleng kepala. “Ckck. Bryan, Bryan! Pantasan saja Papamu marah dan membiarkanmu hidup susah begini. Rupanya karena kamu jatuh cinta sama gadis miskin! Bodoh sekali kamu Bryan! Rela menderita demi hidup bersama dengan gadis itu! Terkadang cinta memang bikin orang jadi goblok!”William pun pergi dan membiarkan Bryan berduaan dengan Nina di gedung tua itu.Ya, awalnya memang William sempat naksir kepada Nina. Karena kala itu, penampilan Nina sangat mewah dan berkelas. Wajah Nina yang anggun pun mampu menyihir mata William. Tapi setelah William melihat sosok asli Nina dengan penampilan sederhananya, William jadi ilfeel. Walaupun saat ini wajah Nina masih terlihat cantik mempesona, tapi tetap saja itu tidak berpengaruh be

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 136. Maaf, Aku Egois

    Selanjutnya Nina hanya diam tak bersuara.Bryan langsung beranjak pergi bekerja, tanpa menghabiskan makanannya lebih dulu.Nina menatap Bryan yang sudah jauh dari pandangannya sembari menangis lirih. “Maafkan aku, Mas. Aku egois. Aku hanya gak mau kalau kamu lebih memilih ibumu dari pada aku.”*Siang hari, di lokasi proyek…Waktu makan siang telah tiba. Para pekerja pun diistirahatkan selama 30 menit.Salah satu dari mereka menghampiri Bryan dan berkata, “Ada yang nyariin kamu tuh!”“Siapa, Kang?”“Kurang tau. Perempuan. Sekarang lagi nungguin kamu di bangunan kosong di depan sana,” jawab si tukang bangunan sembari menunjuk gedung tua tidak terpakai di ujung sana.“Oh oke. Makasih ya.”Setelah itu, Bryan kemudian berjalan menuju bangunan tua yang ditunjuk oleh rekan kerjanya tadi. Bryan terkejut melihat Nina sedang berdiri menunggunya.&ldq

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 135. Bungkam

    ‘Aduh, apa ya? Sekali lagi kalau salah, hp ini bakalan terblokir.’ Bryan mulai menyerah, padahal ia sudah memasukkan tanggal mereka jadian, tanggal lahir Nina sampai tanggal lahirnya sendiri. Namun tetap salah.‘Aduh, sandinya apa sih? Masa tanggal lahir Sehun EXO? Gak mungkin deh.’ Bryan iseng-iseng mencobanya, dan benar saja ponsel itu langsung terbuka.Bryan menggerutu dalam hati. ‘Bisa-bisanya tanggal lahir Sehun dijadikan password hp! Ada-ada saja!’Bryan mulai mengecek pesan dan log panggilan di ponsel tersebut. Memang benar, sekiranya ada sepuluh panggilan tidak terjawab dari minggu lalu dan banyak pesan masuk yang sudah dibaca.Semua pesan dan panggilan itu dari nomor Bi Lastri. Bryan yang penasaran mulai membaca satu per satu pesan dari Bi Lastri.[Nduk, ini Bi Lastri. Kamu masih menyimpan nomor Bibi, kan? Kenapa telpon Bibi gak kamu angkat, Nduk?][Kamu sibuk ya, Nduk?][Apa kabar kalian d

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 134. Masuk ICU

    Bi Lastri hanya menghela napas setelah mendengar jawaban dari Bryan.“Terus sekarang gimana keadaan Mama? Mama baik-baik saja, kan?” tanya Bryan lagi.“Nyonya tidak baik-baik saja, Tuan.”Mendengar jawaban Bi Lastri sukses membuat Bryan semakin cemas. Ia pun segera melangkahkan kaki hendak masuk ke dalam sana. Tapi Bi Lastri mencegahnya dengan cepat.“Sebaiknya jangan masuk dulu, Tuan!”“Kenapa, Bi?”“Soalnya Papanya Tuan kayaknya marah besar kalau sampai melihat Tuan datang ke sini!”“Aku gak peduli, Bi! Aku cuman mau lihat Mama sekarang.”Bryan mengabaikan kalimat Bi Lastri. Ia segera membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan itu. Sedangkan Bi Lastri menghela napas pasrah.Rasanya ingin mengeluarkan air mata kala melihat sang ibunda kini terbaring tak berdaya di ranjang perawatan dengan selang oksigen yang membantunya bernapas. Fisik Rosalina semaki

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 133. Nyonya Kritis Lagi

    Bryan menatap lekat manik mata gadisnya itu. “Kita harus nikah secepat mungkin, sayang. Kandungan kamu sudah enam minggu. Sampai kapan kita bisa menyembunyikan kehamilan ini dari tetangga? Mungkin sekarang, kita masih bisa tenang dan santai. Karena perut kamu masih kecil. Tapi lama-lama, perut kamu ini bakalan membesar. Orang-orang pasti curiga sama kita. Kita bakalan diusir dari sini dan dilaporin ke RT! Bisa-bisa kita masuk berita dan viral! Belum lagi kalau sampai ibu dan bapak kamu tau kalau kamu ini sedang hamil. Apa tanggapan mereka? Makanya aku harus ke rumah, sekali lagi aku ingin berjuang mendapatkan restu dari Papa. Supaya Papa mau ketemu dengan orang tua kamu di kampung untuk membicarakan pernikahan kita. Biarlah kita menikah secara sederhana tanpa pesta segala macam. Yang penting sah dan ada buktinya.”“Tapi kalau Papa kamu masih gak setuju gimana, Mas? Bapak aku juga gak bakalan merestui hubungan kita kalau Papa kamu sendiri belum merestui kita,” ucap Nina sendu.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status