Share

Bab 126. Ego

Author: Kak Gojo
last update Last Updated: 2025-03-07 07:00:05

“Gak bisa, Ma. Mama lagi sakit begini, mana boleh jalan jauh. Apalagi mau ke tempat aku. Di sana gak nyaman, Ma.”

“Makanya kamu di sini saja, Nak.”

“Gak bisa, Ma. Aku gak mau pisah dari Nina.”

Rosalina sedikit kecewa, karena Bryan lebih mementingkan Nina daripada dirinya sendiri, orang yang telah melahirkan dan merawatnya sampai besar. Tapi Rosalina juga paham bahwa anaknya itu sudah besar dan berhak memilih jalan hidupnya sendiri.

“Ma, aku gak bisa di sini lama-lama. Aku harus cari kerja, Ma.”

“Kamu ambil saja kredit sama ATM Mama, Bryan. Lagian Mama tidak membutuhkannya.”

“Gak perlu, Ma. Aku mau belajar mandiri. Aku mau buktiin ke Papa bahwa aku bisa menghidupi diri sendiri.”

Lagi dan lagi, Rosalina harus merelakan anaknya pergi. Buliran air hangat kembali menetes saat mereka akan berpisah.

“Mama jangan nangis lagi ya. Aku janji kalau ada waktu luan

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 127. Aku Tidak Berguna

    “Di dekat sini, Mas. Aku tadi pagi lihat di sosmed, ada orang nyari pekerja. Kerjanya jagain jualan sosis panggang dan lain-lain aja sih. Tapi karena kita kepepet butuh duit, ya udah aku datangin aja tempat itu. Alhamdulillah aku diterima dan langsung kerja hari ini juga.”Nina lalu merogoh sakunya dan menyerahkan uang 25 ribu kepada Bryan. “Ini gaji aku, Mas. Kebetulan sistem gajiannya per hari.”Bryan melihat uang itu dan merasa miris. ‘Astaga, dia bahkan rela kerja dengan gaji 25 ribu per hari. Berarti cuma 750 ribu sebulan. Itu pun belum nutupi biaya kontrakan. Sedangkan aku tadi ditawarin kerja jaga toko 1,2 per bulan, tapi aku tolak karena gajinya kecil banget. Harusnya aku gak milih-milih pekerjaan seperti Nina.’“Kenapa dilihat aja, Mas? Ambil aja. Aku tau kamu udah laper. Kamu beliin aja nasi goreng di depan gang kita. Kalau kamu nungguin aku masak dulu, pasti lama. Aku gak tega lihat kamu kelaparan, Mas.”

    Last Updated : 2025-03-07
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 128. Membuang Gengsi

    Bryan kembali berkeliling mencari kerjaan. Kali ini, ia tidak lagi naik ojek ataupun kendaraan umum lainnya. Seperti kata Nina, mereka harus berhemat.Di perjalanan, tanpa sengaja Bryan bertemu dengan William, anak dari rekan bisnis ayahnya.Saat ini William terjebak macet dan ia melihat sosok Bryan yang tengah berjalan kaki di trotoar.“Hai, Bryan!” pekik William sembari melambaikan tangan dari jendela mobil.Bryan pun menghampiri.“Kamu Bryan, kan? Anaknya Pak Fredrinn?” tanya William memastikan. Soalnya dia agak ragu melihat penampilan Bryan yang jauh dari kata mewah, wajahnya pun tampak kusam. Maklumi saja sudah jarang skincare-an, apalagi ia harus keliling kota Jakarta yang penuh polusi, terpapar sinar matahari pula.“Iya, benar. Saya Bryan. Kamu siapa?”“Masa kamu lupa? Aku William, anaknya Pak Heru! Kamu waktu itu datang ke pesta orang tua ku kok.”“Oh iya, maaf. Saya

    Last Updated : 2025-03-07
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 129. Positif

    “Apa gak boleh, sayang? Kita udah lama gak begituan. Aku butuh itu biar staminaku makin joss.”Nina menggeleng pelan. “Aku gak mau, Mas. Tetangga kita kan taunya kita saudara. Kalau kita begituan, terus mereka denger gimana? Kontrakan kita ini dempetan loh, Mas!”“Kamu jangan desah. Biar gak kedengaran tetangga,” bisik Bryan lagi.“Ta-tapi, Mas—”Belum selesai Nina berbicara. Bryan langsung menyergap bibirnya sambil meremas-remas payudaranya.Tapi tiba-tiba Nina mendorong Bryan agak menjauh karena merasa mual“Hoek… hoek…”Bryan menjadi keheranan. “Kok kamu malah mual, sayang? Apa asam lambungmu naik lagi? Tapi kan makanmu selalu teratur?”Nina langsung bangkit dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi.“Kamu muntah, sayang?” tanya Bryan setelah Nina keluar dari kamar mandi.Nina menggeleng pelan. “Cuma

    Last Updated : 2025-03-07
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 130. Keguguran?

    Hari demi hari, Bryan semakin iba melihat Nina yang rela bekerja dalam keadaan hamil muda. Apalagi di saat pulang bekerja, Bryan memperhatikan wajah Nina yang terlihat pucat karena kelelahan. Nina juga sering merasa pusing dan mual-mual di pagi hari.Semenjak pulang pergi ke tempat kerja menggunakan jasa ojek, Nina lebih duluan tiba daripada Bryan. Biasanya sebelum jam enam sore, Nina sudah sampai di kontrakan, sedangkan Bryan sesudah maghrib baru pulang. Maklum, lokasi proyek tempat Bryan bekerja sangat jauh dari tempat mereka tinggal.Sore ini, Nina langsung rebah di tempat tidurnya setelah pulang dari berjualan. Bahkan gadis itu belum mandi dan memasak buat Bryan untuk makan malam, Nina sudah tidak sanggup lagi bergerak, kepalanya serasa mau pecah.Baru lima menit rebahan, Nina segera bangkit hendak memasak.“Aku harus kuat. Kasihan Mas Bryan kalau pulang kerja nanti, tapi makanan belum siap.”Baru saja ia menyalakan kompor, hendak m

    Last Updated : 2025-03-08
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 131. Perjuangan Bryan

    “Aku… a-ku nangis karena terharu, Mas. Selama ini kamu sangat perhatian. Kamu rela bangun subuh, kerjain semua pekerjaan yang seharusnya aku lakukan. Kamu bahkan belajar masak demi aku. Sudah berapa hari ini aku gak nyentuh dapur, semuanya kamu yang siapin. Padahal kamu juga bekerja, dari pagi sampai sore. Pulang ke rumah, sempat-sempatin masak makan malam buat aku, terus kerja lagi sampai larut malam. Aku di sini gak enak sama kamu, Mas. Aku membebani kamu. Aku gak kerja apa-apa, sedangkan kamu mati-matian kerja. Aku merasa gak berguna, Mas.”Bryan memeluk Nina untuk menenangkannya. “Jangan ngomong begitu, sayang. Kamu gak beban kok. Kamu kan sedang hamil muda. Aku gak mau kamu kecapean. Selama aku masih sanggup dan sehat wal-afiat, aku ikhlas kok mengerjakan semuanya. Aku sama sekali gak keberatan. Kamu cukup sambut aku pulang saja dengan senyuman manis kamu, energi aku kembali terisi penuh kok.”“Sudah ya, sayang. Jangan mikirin

    Last Updated : 2025-03-08
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 132. Semakin Manja

    Hari ini, Bryan memutuskan untuk tidak bekerja. Ia sudah menghubungi William melalui ponsel Nina, William pun memahami kondisi Bryan.Sekarang Nina dan Bryan sedang menunggu obat dari dokter setelah mereka mengontrol kehamilan Nina yang sudah berusia enam minggu.Setelah menerima obat tersebut, mereka memutuskan untuk pulang menaiki motor matic bekas yang baru pagi ini mereka beli.“Mas, singgah dulu ya. Aku kepengen makan rujak, Mas,” ucap Nina sembari menunjuk penjual rujak di pinggir jalan.Bryan langsung menghentikan motornya di depan si penjual dan memesan rujak tersebut.Setibanya di rumah, Nina justru tidak menyentuh rujak itu sama sekali. Hal ini membuat Bryan bertanya-tanya.“Kok gak di makan rujaknya, sayang?”“Entahlah, Mas. Selera makanku hilang. Kamu aja yang makan rujaknya, Mas.”Dua puluh menit berlalu, Nina benar-benar tidak menyentuh rujak itu. Bryan pun memutuskan untuk menghabisinya daripada mubazir.“

    Last Updated : 2025-03-08
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 133. Nyonya Kritis Lagi

    Bryan menatap lekat manik mata gadisnya itu. “Kita harus nikah secepat mungkin, sayang. Kandungan kamu sudah enam minggu. Sampai kapan kita bisa menyembunyikan kehamilan ini dari tetangga? Mungkin sekarang, kita masih bisa tenang dan santai. Karena perut kamu masih kecil. Tapi lama-lama, perut kamu ini bakalan membesar. Orang-orang pasti curiga sama kita. Kita bakalan diusir dari sini dan dilaporin ke RT! Bisa-bisa kita masuk berita dan viral! Belum lagi kalau sampai ibu dan bapak kamu tau kalau kamu ini sedang hamil. Apa tanggapan mereka? Makanya aku harus ke rumah, sekali lagi aku ingin berjuang mendapatkan restu dari Papa. Supaya Papa mau ketemu dengan orang tua kamu di kampung untuk membicarakan pernikahan kita. Biarlah kita menikah secara sederhana tanpa pesta segala macam. Yang penting sah dan ada buktinya.”“Tapi kalau Papa kamu masih gak setuju gimana, Mas? Bapak aku juga gak bakalan merestui hubungan kita kalau Papa kamu sendiri belum merestui kita,” ucap Nina sendu.

    Last Updated : 2025-03-08
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 134. Masuk ICU

    Bi Lastri hanya menghela napas setelah mendengar jawaban dari Bryan.“Terus sekarang gimana keadaan Mama? Mama baik-baik saja, kan?” tanya Bryan lagi.“Nyonya tidak baik-baik saja, Tuan.”Mendengar jawaban Bi Lastri sukses membuat Bryan semakin cemas. Ia pun segera melangkahkan kaki hendak masuk ke dalam sana. Tapi Bi Lastri mencegahnya dengan cepat.“Sebaiknya jangan masuk dulu, Tuan!”“Kenapa, Bi?”“Soalnya Papanya Tuan kayaknya marah besar kalau sampai melihat Tuan datang ke sini!”“Aku gak peduli, Bi! Aku cuman mau lihat Mama sekarang.”Bryan mengabaikan kalimat Bi Lastri. Ia segera membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan itu. Sedangkan Bi Lastri menghela napas pasrah.Rasanya ingin mengeluarkan air mata kala melihat sang ibunda kini terbaring tak berdaya di ranjang perawatan dengan selang oksigen yang membantunya bernapas. Fisik Rosalina semaki

    Last Updated : 2025-03-09

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 226. Kelahiran Bayi Kembar

    Dengan kekuatan saldo shopee 20 juta, Nina akhirnya berhasil mengeluarkan satu bayinya dengan selamat.Oek.. oek.. oek…Nina bernapas lega dan tersenyum kala mendengar suara tangisan bayinya yang membahana di mobil. Bryan menyerahkan bayi pertamanya untuk Nina gendong. Senyum Nina semakin mengembang melihat anaknya yang sedang menangis di dekapannya. Namun senyumnya menghilang ketika sadar bahwa masih ada satu bayi lagi yang berada di perutnya.Nina kembali mengejan kuat hingga bayi yang kedua ikut keluar dari rahimnya.“Alhamdulillah, kedua bayinya udah keluar dengan selamat,” ucap Bryan seraya membungkus bayinya dengan daun pisang, eh ralat, dengan kain sarung. “Nanti sampai di rumah sakit baru dokter yang bersihkan.”“Makasih ya, Dok.”Bryan tersenyum lebar. “Sama-sama, Bu. Jangan lupa bayar biaya persalinannya ya.”“Minta ke suami saya saja ya, Dok.”“

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 225. Mendadak Mules

    Dua bulan kemudian, kini usia kandungan Nina sudah menginjak sembilan bulan. Mereka baru saja pulang dari rumah sakit setelah mengontrol kehamilannya. Kata dokter, kira-kira dua minggu lagi Nina akan melahirkan kedua bayinya.Dan saat ini Nina sedang melihat-lihat kamar bayi untuk kedua calon buah hatinya itu. Nina berjalan mengelilingi kamar bayi yang didominasi warna pink. Nina semenjak tau kedua bayinya berjenis kelamin perempuan, langsung berbelanja perlengkapan bayi untuk bayi perempuan, mulai dari baju, kaos kaki, kupluk dan lainnya. Saat berbelanja, Nina ditemani oleh ibunya, karena saat itu Bryan sedang ada urusan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.“Kenapa kamu berbelanja sebanyak ini, Nak? Beli bajunya beberapa pasang saja. Jangan terlalu boros!” imbuh Aliyah memberi saran kala itu.“Bayinya kan ada dua, Bu. Kalau beli sedikit, mana cukup.”“Baju bayi Brianna dulu kamu simpan di mana? Itu kan bisa kamu gunakan kembali untuk bayimu nanti, Nak

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 224. Bercinta Tanpa Henti

    Waktu terus berjalan hingga tak terasa kehamilan Nina telah memasuki usia 7 bulan. Hari ini rumah Bryan dan Nina terlihat ramai dipenuhi oleh para tamu undangan. Kedua pasangan itu mengadakan syukuran atas kehamilan Nina yang sudah berusia 7 bulan.Acara itu Nina serahkan sepenuhnya kepada Even Organizer sehingga dia tidak perlu repot mengurus segala pernak-pernik acara itu.Nina tampil cantik dengan balutan kaftan berwarna baby pink. Dia sengaja memilih warna baby pink karena menurut hasil USG, kedua bayinya berjenis kelamin perempuan. Sedangkan untuk riasan rambutnya, disanggul yang menampilkan leher jenjangnya yang putih dan mulus. Riasan wajahnya tipis tapi elegan yang membuat Nina semakin mempesona. Sedangkan Bryan mengenakan kemeja batik dengan motif dan warna yang senada, begitu pula dengan Brianna yang juga memakai kaftan yang persis dengan ibunya.Bryan menatap istrinya yang tampil cantik hari ini. Hari di mana dia menjadi sorotan di acara tujuh bulanan

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 223. Cemburu Buta

    Setelah obat sudah ada di tangan Bryan, pria itu menghampiri istrinya yang sedang duduk manis di kursi tunggu.“Yuk kita pulang sekarang!” ajak Bryan.Bryan lalu menggandeng tangan istrinya menuju lobi rumah sakit. Sesekali dia mengecup kepala Nina dengan lembut. Hal itu tentu saja menjadi perhatian orang yang melintas dan berpapasan dengan mereka. Nina berusaha melepaskan diri dari suaminya. Nina merasa malu karena Bryan berlaku mesra di depan umum. Namun usahanya sia-sia karena lengan kiri Bryan segera memeluk pinggang Nina. Hal itu justru membuat mereka tampak semakin mesra, sehingga banyak pasang mata mengulum senyum ketika bertemu pandang dengan mereka. Sebagiannya lagi ada yang tampak iri hati melihat kemesraan pasangan suami istri itu.“Mas, kamu bikin malu saja ihh.”“Kenapa malu? Aku memeluk istriku sendiri, bukan istri orang lain,” elak Bryan. Dia menatap istrinya kemudian mengerlingkan sebelah mata pada Nina.

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 222. Janin Kembar?

    Hari demi hari terlewati. Tak terasa kini kandungan Nina sudah masuk pada usia 10 minggu. Bryan kembali membawa istrinya ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.“Ibu Nina Anatasya, silakan masuk,” panggil suster di depan pintu ruang prakter dokter kandungan.Nina bangkit dari kursi dan melangkah ke arah pintu ruang praktek tersebut, diikuti oleh Bryan. Nina melakukan pemeriksaan tensi darah terlebih dahulu oleh suster tersebut sebelum bertemu dengan dokter kandungan itu.“Tensinya normal ya, Bu. Silakan bertemu dengan dokter.”“Baik, Sus.” Nina lalu melangkah menghampiri sang dokter.Dokter kandungan itu tersenyum ramah kala Nina sudah duduk di kursi, di depan meja kerjanya.“Ada yang bisa dibantu?” tanya dokter.“Saya ingin kontrol kehamilan, Dok. Sekalian ingin melakukan pemeriksaan USG. Saya dan suami saya ingin tau, apakah janin saya baik-baik saja.”

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 221. Ada yang Panas

    Hari ini, Nina sudah siap dengan pakaian casual dilengkapi jaket kulit warna hitam. Rambutnya diikat seperti ekor kuda. Membuat penampilannya semakin cantik dan segar. Dia berjalan menuju halaman rumah untuk menemui Bryan yang sudah menunggunya di sana. Sesampainya di halaman rumah, Nina tertegun melihat penampilan Bryan yang tampak seperti aktor hollywood yang tampan dan gagah.Sama seperti istrinya, Bryan juga mengenakan pakaian casual dan jaket warna hitam. Suaminya itu tengah duduk di atas motor gede yang baru saja dia beli.Senyum mengembang terbit dari bibir Bryan kala melihat istrinya sudah sampai di teras rumah.“Bagaimana dengan Brianna? Aman gak kalau kita tinggal? Kita akan lama nanti, karena aku akan mengajak kamu keliling kota Jakarta.”“Brianna sedang tidur, Mas. Aku menitipkan dia sama Mbak Siti. Jadi kamu tenang saja. Semuanya pasti aman terkendali.”“Oke. Sekarang kamu pakai ini. Setelah itu kita berangkat.” Bryan menyerahkan helm full face yang sudah dia siapkan untu

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 220. Jatuh Cinta Lagi

    “Ya aku membelinya di restoran.”“Terus kenapa harganya bisa semahal mobil sport?” tanya Nina bingung.“K-karena tadi uangku kurang dan aku meminjamnya pada Jonas. Lalu aku memberikan mobilku kepada Jonas sebagai bentuk pelunasan utang.”“Astaga, Mas. Apa itu tidak terlalu berlebihan? Kenapa semudah itu kamu memberikan mobil kepada karyawanmu?”“Mobilku kan masih banyak, sayang.”“Itu di Indonesia, Mas. Tapi di sini, hanya itu mobil kamu. Masa harus dikirim lagi sih dari Jakarta? Atau kamu mau membeli baru? Boros dong.”“Udahlah, sayang. Jangan dipikirin. Kamu habiskan saja gulai kambingnya biar aku gak kecewa karena telah mengorbankan mobilku untuk beliin kamu gulai kambing ini.”Akhirnya mereka menghabiskan gulai kambing itu berdua dan saling menyuapi secara bergantian. Suatu hal yang sering mereka lakukan dari awal kenal dan hal sekecil itu mampu membuat suasana menjadi lebih berkesan dan romantis.“Terima kasih ya, Mas. Hamil kali ini terasa beda. Karena ada kamu yang bakalan menem

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 219. Ngidam

    “Selamat! Istri Anda hamil, Pak,” ucap dokter kandungan yang kini memeriksa Nina.Melalui USG yang dilakukan, walau janin Nina masih kecil, tapi hasil gambar yang ditangkap di layar cukup membuktikan bahwa saat ini Nina tengah hamil lagi.“Apa istri saya mengandung bayi kembar, Dok?”“Saya belum bisa memastikan, Pak. Karena kehamilan istri Bapak masih berusia 4 minggu. Sulit untuk dideteksi. Bapak dan ibu bisa kembali lagi untuk melakukan pemeriksaan USG di usia kehamilan 10 minggu untuk memastikan apakah benar ada janin kembar atau tidak,” jawab dokter.Bryan menganggukkan kepalanya, tanda paham. “Oh begitu ya. Baiklah.”“Dok, kami di Sydney ini hanya sementara. Mungkin dalam minggu ini kami akan kembali ke Jakarta. Apa kondisi istri saya yang hamil ini, aman untuk bepergian naik pesawat dalam waktu yang lama?” tanya Bryan lagi. “Oh ya, kami menggunakan pesawat pribadi,” timpa

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 218. Hamil Lagi?

    Melihat raut wajah Nina yang kebingungan, Jonas pun kembali berbicara sembari memasang senyum tipisnya. “Silakan berbicara bahasa Indonesia saja, Nyonya. Kebetulan saya menguasai bahasa Indonesia juga.”Nina menghela napas lega. “Baguslah. Saya hari ini ingin jalan-jalan, bisakah kamu rekomendasikan tempat menarik yang bisa kami kunjungi hari ini?”“Tentu. Saya akan mengantar dan memandu Nyonya ke tempat wisata yang menarik di kota ini. Mari kita berangkat sekarang. Pertama saya akan mengantar Anda untuk mengunjungi Museum dan Galeri Australia. Lalu Anda bisa ke Taronga Zoo Sydney. Kemudian Anda juga bisa mengunjungi pasar budaya Sydney, di sana Anda bisa berbelanja produk buatan suku Aborigin.” Jonas menjelaskan sambil berjalan menuju area parkir tempat mobilnya berada.“Oh, baiklah. Saya mau mengunjungi tempat yang kamu maksud. Lalu kalau saya mau berbelanja bahan makanan sehari-hari, apa bisa di pasar yang kamu sebutk

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status