Prolog

Aku berada di tengah pilihan kebaikan atau kejahatan. Namun, aku terpaksa memilih menjadi orang jahat. Karena aku tahu, bila kebaikan itu akan menyiksa hidupku dan mengorbankan banyak orang yang kucintai.

Mungkin, menurut pandangan banyak orang aku ini gadis yang egois, mementingkan diri sendiri. Tapi, semua itu salah! mereka tidak tahu bagaimana beban hidupku. Aku menjadi penjahat, bukan demi kepentingan sendiri, melainkan demi keselamatan kedua adikku.

Memang menyedihkan nasib seorang gadis yang bertahun-tahun dilatih oleh seorang pembunuh. Dipersiapkan sebagai monster di masa depan.

Aku terlahir di dunia untuk menjadi pembunuh. Aku harus membunuh atau dibunuh. Itulah pilihan yang sangat sulit bagiku.

Ketika Ayahku gagal menghabisi satu targetnya, maka ia dibakar hingga hangus oleh keluarga kaya raya yang selama ini menopang kehidupan keluarga.

Padahal hanya sekali kegagalan dari puluhan target. Tapi, hal itu mampu membuat nyawanya melayang.

Kini, sebagai gantinya aku harus menjadi pembunuh bayaran dari keluarga kaya nomor dua di dunia, aku harus membunuh target yang sama seperti target terakhir ayahku.

Apakah aku mampu membunuh manusia? apakah aku mampu menghabisi target pertamaku? apa aku bisa memilih antara nyawa target itu dengan nyawa kedua adikku?

Seandainya aku bisa menjadi gadis biasa dengan kehidupan normal, apakah aku bisa merasakan cinta seperti saat ini?

Mengapa aku tidak bisa memilih antara keluarga dengan cinta?

Apa bila aku mati? apakah semua ini akan berakhir?

Tapi pria itu tidak akan membiarkan aku mati, sebelum aku menghabisi target terakhirnya itu.