Share

Bab 472. Sold Out

Kebahagiaan orang tua terletak pada pencapaian anak-anak. Bukan harus menjadi yang terbaik, tetapi cukup melakukan yang terbaik. Hasil? Itu hak yang di-Atas yang menentukan.

Wisnu sudah berangkat ke ibu kota. Dia bersama team kecil untuk mengawali usahanya.

“Setelah semua goal, kamu masih akan berkantor di Denpasar?”

Sempat aku menangkap keraguan di matanya. Sebelumnya dia memang bersikukuh berkantor di sana, sekaligus melanjutkan usaha kontraktor Bram. Namun, aku merasa mempunyai celah untuk merayunya berada di dekatku.

“Wisnu akan bicarakan dengan teman-teman dulu, Pi. Kami berkantor di Jawa atau di Bali,” ucapnya memberikan harapan kepadaku.

Memang dia bukan anak kandungku. Akan tetapi kedekatan kami beberapa saat ini menunjukkan dia teman yang aku butuhkan selama ini. Banyak yang tidak bisa aku bicarakan dengan Amelia dan Maharani, tetapi nyaman saat bertukar pikiran dengan anak itu.

POV Maharani

“Rumah sepi lagi,” ucapku sambil menghela napas.

Aku duduk menemani Mas Suma di tera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status