Share

Rindu Cucu

Penulis: Vonny Elyana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah pulang dari rumah sakit, Aryo terpaksa membawa ibunya pulang ke rumahnya untuk sementara waktu. Aryo tidak sampai hati membiarkan ibunya tinggal sendirian di rumah selama kondisi tubuhnya belum pulih.

Awalnya Tania tentu menolak keputusan Aryo itu. Tapi kali ini Aryo tidak peduli dengan kemarahan istrinya itu.

"Bu, diminum dulu obatnya!" kata Aryo setelah selesai menyuapi ibunya.

Aryo mengambil plastik hitam berisi beberapa obat yang diresepkan oleh dokter sebelum ibu pulang dari rumah sakit. Aryo tertegun, besok obat itu sudah habis, itu artinya ibunya harus kembali memeriksakan diri ke dokter.

Ibu Aryo menerima beberapa pil dari tangan Aryo dan menelannya. Setelah itu ia minum seteguk air dan kembali berbaring.

"Besok kita kontrol lagi ke dokter, Bu. Kata dokter Ibu harus terus minum obatnya. Ini obat Ibu sudah habis." Aryo menyelimuti ibunya.

"Uang dari mana, Nak? Ibu sudah lebih sehat sekarang. Kita gak perlu ke dokter lagi."

"Ibu tenang saja, uangnya ada koq. Yang penting
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Demi Ibu

    Aryo dan ibunya tiba di rumah. Aryo mengangkat tubuh ringkih itu ke kasur."Aryo, tolong bawa Arinna dan Charles kemari!" pinta ibunya lagi.Permintaan ibunya yang sedang sakit itu membuat Aryo merasa gundah."Mana mungkin Indah mau datang kemari?" Aryo berbicara sendiri sambil mendaratkan pantatnya di sofa."Ada apa, Mas? Kalau aku gak salah dengar, kamu menyebut nama mantan istrimu?" Tania mengerutkan keningnya.Aryo awalnya enggan menjawab, tetapi ia melihat Tania sangat serius dan tidak berhenti mendesaknya."Ibu ingin bertemu dengan cucunya." Mata Tania berbinar. "Dengan Cahaya?""Bukan, ibu kangen sama Arinna dan Charles," jawab Aryo."Apa?! Pasti itu alasanmu saja, Mas! Kamu yang mau bertemu dengan Indah, kan? Ibu juga gak pernah menganggap Cahaya sebagai cucu kandungnya," cecar Tania."Kenapa menuduhku seperti itu? Aku sama sekali gak punya keinginan untuk bertemu dengan Indah. Kalau kamu gak percaya, tanyakan sendiri sama ibu.""Ah alasan saja! Kemarin kamu bilang membenci I

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Mengantar Arinna dan Charles menemui neneknya

    "Aku akan pikirkan, Mas. Sekarang pergi dari sini dan jangan membuat keributan! Atau aku akan memanggil petugas keamanan untuk mengusirmu!" seru Indah."Aku tunggu kamu dan anak-anak di rumahku, Indah. Sepuluh menit pun gak masalah, yang penting ibuku bisa berjumpa dengan cucunya. Aku takut, ini adalah keinginan terakhir ibu. Aku akan merasa sangat berdosa kalau gak bisa mewujudkannya." Mata Aryo mulai berkaca-kaca.Indah menghela nafas panjang, ia melihat punggung Aryo menjauh meninggalkan restoran itu.Indah kembali ke ruang kerjanya dan duduk di kursinya. Namun perkataan Aryo terus terngiang di benaknya. Walaupun Aryo dan mantan mertuanya itu telah bersikap buruk padanya, tetapi Indah merasa tidak sampai hati.Sandy baru saja tiba dari kantor dan masuk ke ruangan Indah. Ia melihat istrinya itu sedang termenung memikirkan sesuatu."Sayang, kenapa melamun? Kata karyawan tadi Aryo datang kemari? Mau apa dia? Apa dia mengganggu atau menyakiti kamu lagi?"Indah mengangkat wajahnya menat

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Janin tidak berkembang

    "Sudah siap, Sayang?" tanya Sandy sambil memeluk Indah dari belakang."Iya, Mas. Aku sudah gak sabar melihat calon anak kita. Pasti dia sudah bertumbuh lebih besar." Indah mengusap perutnya yang masih rata.Pagi itu mereka akan memeriksa kembali kandungan Indah ke dokter. Indah sudah sangat menantikan momen berharga itu. Ia masih ingat benar, dulu saat mengandung Arinna dan Charles, Indah tidak bisa memeriksakan kehamilannya secara rutin. Indah hanya datang ke puskesmas saat awal kehamilan dan ketika usia kehamilannya sudah memasuki trimester ketiga."Ayo berangkat, Mas!" Indah mengambil tasnya dan sekali lagi menatap pantulan dirinya di cermin.Sandy sengaja meluangkan waktunya pagi itu untuk mengantar Indah ke dokter. Rencananya setelah periksa dan mengantar Indah kembali ke rumah, Sandy akan berangkat ke kantornya. Sandy menyetir mobilnya dengan hati-hati menuju rumah sakit itu.Indah mendaftar dan mengambil nomor antrian. Setelah itu ia dan Sandy duduk di kursi yang tersedia sambi

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Kuretase

    Pagi itu Indah bangun dan segera mandi. Sebenarnya semalam ia sama sekali tidak dapat tidur walau sesaat. Ia berbaring di tempat tidur dan berpura-pura menutup matanya ketika Sandy belum tidur. Namun setelah Indah mendengar dengkuran Sandy, ia membuka matanya dan berbalik badan. Ia menangis dalam diam sampai pagi menjelang.Sandy sudah berangkat untuk menjemput Ibu Indah di rumahnya. Ibu Indah akan menemani Arinna dan Charles di rumah selama Indah di rumah sakit."Indah.." Ibu Indah yang baru tiba masuk ke dalam kamar dan langsung memeluk Indah. Sandy sudah menceritakan semua yang terjadi pada Ibu Indah dan Bu Ratna.Indah memeluk ibunya dan tanpa ia sadari air matanya mengalir lagi."Ibu," bisik Indah."Sabar, Nak. Kamu harus kuat." Ibu Indah mengusap punggung Indah."Iya, Bu. Titip anak-anak selama Indah di rumah sakit, ya Bu. Besok pagi Indah sudah bisa pulang.""Iya, Nak. Jangan sedih terus! Ikhlaskan saja, Nak." Ibu Indah melepaskan pelukannya dan menghapus air mata putrinya.Ind

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Pertemuan Aryo dengan Daisy

    Aryo berhasil menemukan jejak Daisy, pacar pertama Sandy. Daisy baru beberapa bulan pulang dari Australia. Ia tinggal di Jakarta dan belum menikah.Dengan bantuan seorang mantan karyawan yang sakit hati pada Sandy, Aryo berhasil mengetahui beberapa hal penting mengenai Daisy. Aryo membulatkan tekad untuk menemui gadis yang hanya pernah dilihatnya melalui foto itu.Dengan uang seadanya, Aryo tiba di Jakarta. Sesampainya di terminal bus, ia singgah sebentar di SPBU untuk mandi dan sarapan di warung kecil.Ia tersenyum licik sambil menggenggam secarik kertas bertuliskan alamat rumah dan kantor Daisy. Dari nama komplek perumahannya saja, Aryo sudah bisa mengetahui bahwa Daisy memang berasal dari keluarga kaya dan berkelas.Aryo segera menuju ke rumah Daisy. Jika ia ingin menemui gadis itu di kantor, maka akan semakin sulit baginya. Daisy mungkin akan menolak bertemu dengan orang yang sama sekali tidak ia kenal sebelumnya.Tepat seperti dugaan Aryo, ia sampai di depan sebuah rumah yang bag

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Daisy menolak bekerjasama

    "Lalu apa maksudmu menemui saya?" tanya Daisy."Nona, kita bisa bekerja sama. Kita punya tujuan yang sama, yaitu membalas Sandy dan Indah. Saat ini kita menderita karena perbuatan mereka, jadi mereka seharusnya tidak boleh bahagia," tegas Sandy."Siapa nama anda?""Saya Aryo.""Pak Aryo, dari mana anda bisa berpikir bahwa saya masih merasa sakit hati pada Sandy? Mengapa anda berharap saya membalas dan menghancurkan pernikahan mereka?" tanya Daisy."Saya bisa melihat dari mata Nona, bahwa Nona masih mencintai Sandy. Saya percaya, Nona lebih berhak merasakan kebahagiaan dengan Sandy, dan kalau Nona mau sedikit berusaha, Nona akan bisa meraihnya.""Maaf, Aryo. Anda tidak tahu apa-apa tentang hubungan kami di masa lalu. Sebaiknya kita tidak perlu lagi ikut campur dengan urusan mereka. Anda hanya membuang waktu datang kemari dan menemui saya, karena saya tidak akan mau bekerja sama dengan anda untuk melakukan hal memalukan itu." Daisy bangkit berdiri dan melangkah menuju mobilnya."Tunggu,

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Jatuh Tempo Hutang

    Tania tersentak ketika mendengar ketukan pintu yang keras dan bertubi-tubi."Siapa yang mengetuk pintu seperti itu? Mengganggu saja!" Ia segera bangkit dari tempat tidurnya.Aryo sejak pagi sudah pergi dari rumah. Di akhir pekan seperti sekarang ini dia juga sering pergi sejak pagi dan pulang larut. Ibu Aryo masih tinggal di rumah itu, tetapi kondisinya kini sudah jauh lebih baik. Ibu Aryo sudah bisa berjalan perlahan dan mandi sendiri.Tania membuka pintu dan terkejut melihat dua orang bertubuh kekar dan berjaket hitam."Cari siapa?""Mana Aryo?" tanya seorang pria dengan suara keras."Mas Aryo gak ada di rumah. Dia pergi sejak pagi.""Kemana dia? Sepertinya dia memang sengaja menghindar.""Katanya ada pekerjaan. Kalian ini siapa?" Tania memang belum pernah melihat mereka."Kami anak buah Pak Suroto," jawab pria lainnya."Ada urusan apa kalian kemari?""Kamu siapanya Aryo? Istrinya? Kamu pasti bersekongkol dengannya. Gak mungkin kalau kamu gak tahu bahwa Aryo punya hutang pada kami.

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Terpaksa Korupsi

    "Pak, saya sedang butuh uang. Apa Bapak bisa meminjamkan uang untuk saya?" tanya Aryo pada temannya melalui sambungan telepon."Berapa?" "Cuma tiga puluh juta," jawab Aryo."Apa?! Dari mana aku uang sebanyak itu?" seru pria itu."Gak ada ya Pak?" Aryo mendengus kecewa.Ini adalah orang ketiga yang Aryo hubungi malam itu. Telepon lainnya bahkan tidak terjawab, karena mungkin sudah tahu apa tujuan Aryo menghubungi mereka."Mas, sudah dapat pinjaman?" Tania meletakkan secangkir teh di meja. Aryo menggelengkan kepalanya pasrah."Apa yang harus kita lakukan?" "Entahlah, aku pusing memikirkan semua ini. Belum lagi menghadapi kemarahan dan emosi ibu," jawab Aryo."Wajar ibu marah dan kaget. Mereka datang tiba-tiba dan membuat keributan. Mungkin semua tetangga sudah mendengar tentang hal ini. Apa aku harus minta tolong sama Indah?" "Indah? Kamu gak punya rasa malu, Mas? Jelas-jelas dia sudah menolak kamu dan memutuskan hubungan," cibir Tania."Lalu apa yang harus aku lakukan, Nia? Tolong b

Bab terbaru

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Akhir Kisah Ini

    Pagi itu Indah masih meringkuk menghadap ke dinding. Kepalanya berdenyut pening jika ia mencoba bangun dari tempat tidurnya. Ia mendengar ibu membuka pintu kamar dan menghampirinya."Nak, suamimu datang. Dia menunggumu di teras.""Mau apa dia, Bu? Kalau mau membuat keributan lagi, suruh saja dia pergi," jawab Indah dengan malas."Sepertinya gak begitu, Nak. Dia tadi sudah minta maaf sama Ibu. Ada sesuatu yang penting yang harus dia sampaikan padamu. Temui saja dulu, Nak!" kata Ibu Indah."Iya, Bu." Indah bangkit dan duduk di tempat tidurnya. Indah menatap dirinya di cermin, penampilannya sangat menyedihkan karena wajahnya pucat, pipinya tirus karena porsi makan berkurang, dan hanya mengenakan daster. Indah segera mengganti pakaiannya, menyisir dan mengikat rambutnya, dan memakai lipstik agar tidak terlihat seperti mayat hidup.Setelah itu ia menarik nafas dalam-dalam dan kembali melihat dirinya di cermin. Tak lupa ia memasukkan alat tes kehamilan di sakunya. Indah berpikir, seandainy

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Garis Dua

    "Masih mual, Nak? Bagaimana kalau ke dokter saja?" Ibu Indah menatap Indah yang berjalan perlahan keluar dari kamar mandi dengan cemas. Sudah lebih dari sepuluh kali Indah bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Wajahnya pucat, karena Indah tidak bisa menyantap makanan apapun. Ibu Indah sudah mencoba membuatkan sup ayam kampung kesukaan Indah. Namun baru saja Indah menyuapkan suapan kedua nasi dan sayurnya, ia kembali muntah. Begitupun dengan roti, buah, atau biskuit, Indah tidak sanggup menelannya. "Nak, apa mungkin.." kata Ibu Indah sambil berpikir."Apa, Bu?" tanya Indah.Ibu Indah menatap putrinya beberapa saat dan berkata, "Apa ini gejala hamil? Kemarin kamu juga mengalami gejala seperti ini, kan?" Mata Indah terbelalak, ia lalu mengambil ponselnya. Ia membuka kalender tempat ia mencatat tanggal terakhir datang bulannya. Ternyata memang tanggal itu sudah terlewat. Masalah yang terjadi bertubi-tubi membuat Indah lupa dan tidak curiga sama sekali pada gejala y

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Terbongkar!

    "Ini upah untukmu! Aktingmu cukup bagus, sampai berhasil membuat Sandy marah dan cemburu buta." Aryo menyerahkan satu amplop coklat di hadapan Hadi.Hadi membuka amplop itu dan menghitung sepintas isinya."Tambah donk, Bos! Lihat nih, aku sampai luka karena pukulan suaminya Indah itu. Aku butuh dana lebih untuk mengobati lukaku." Hadi mengelus pipinya yang masih lebam."Eh, enak saja! Itu sudah sesuai dengan perjanjian kita," tolak Aryo."Tapi kan kemarin pernjanjiannya gak ada adegan pukul-pukulan seperti ini, Bos. Kalau tahu akan luka begini, aku pasti minta tarif lebih tinggi," ujar Hadi."Sudah, terima saja dulu uangnya. Nanti aku lapor sama Nona Daisy dulu."Aryo dan Daisy sudah membuat sebuah siasat untuk membuat Sandy dan Indah salah paham. Aryo meminta Hadi untuk berpura-pura menjadi pengusaha yang ingin menjalin kerja sama dengan Indah. Hadi sebenarnya hanya seorang pengangguran yang biasa mengerjakan pekerjaan apapun, halal ataupun tidak.Setelah memberi upah untuk Hadi, Ary

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Indah hamil?

    "Apa?! Indah selingkuh? Itu gak mungkin, Sandy. Mama tahu Indah paling membenci perselingkuhan. Mana mungkin dia bisa melakukan itu, Nak?" seru Bu Ratna."Ma, apa yang gak mungkin di jaman sekarang ini? Indah itu sengaja membalas perlakuan Sandy. Indah menyangka Sandy sudah berselingkuh dengan Daisy. Mama lihat sendiri foto-foto ini!" Sandy menyodorkan ponselnya. "Sandy juga sudah melihat sendiri mereka sedang berduaan di rumah Ibu Indah. Hati Sandy sangat sakit melihatnya, Ma. Semua cinta dan ketulusan Sandy untuk Indah sudah gak ada artinya."Bu Ratna menatap foto-foto itu dengan mata terbelalak. "Ini gak mungkin! Mama tetap gak bisa mempercayai ini. Apa kamu sudah tanyakan baik-baik sama Indah? Siapa tahu pria itu saudaranya?""Ma, Indah saja gak menyangkal tuduhan Sandy. Dia hanya diam dan gak menjelaskan apapun. Sandy sudah mantap akan menceraikan Indah, Ma. Secepatnya Sandy akan mengurus proses perceraian ini." Sandy menatap nanar ke depan."Nak, kamu harus bicara baik-baik dan

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Jebakan

    "San, dimana Indah? Kenapa beberapa hari ini Mama gak lihat dia?" tanya Bu Ratna saat sarapan pagi itu.Sandy tak langsung menjawab, ia mengunyah makanannya perlahan sembari mencari jawaban yang tepat."Dia ada di rumah ibunya, Ma. Kasihan anak-anak, sudah beberapa hari mereka harus bersama neneknya, " jawab Sandy."Kenapa? Kalian bertengkar? Tolong jujur dan jangan menyembunyikan apapun dari Mama!""Gak ada apa-apa, Ma. Mama gak perlu cemas. Sekarang Mama fokus saja sama kesehatan Mama, jangan terus larut dalam kesedihan!" Sandy berusaha tersenyum.Perbincangan mereka terhenti ketika Daisy tiba-tiba datang dan langsung duduk di samping Sandy. Tanpa ragu Daisy langsung memegang lengan Sandy dan mencium pipinya. Sandy terlihat segan, tetapi ia membiarkan tindakan Daisy itu. Bu Ratna menatap Daisy dan Sandy bergantian. Ia mulai bisa membaca situasi itu."Ma, aku bawa makanan untuk Mama dan Sandy." Daisy meletakkan kantung plastik yang cukup besar di meja makan."Gak perlu repot-repot. B

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Kembali dikhianati

    Indah berlari keluar dari kantor itu dan masuk kembali ke mobilnya. Ia tidak menghiraukan tatapan para karyawan yang melihat reaksi dan air matanya yang terlanjur jatuh."Jahat kamu, Mas! Pantas saja kamu membela wanita itu mati-matian dan memaksa aku minta maaf padanya. Ternyata kamu masih menyimpan perasaan cinta untuknya. Lalu kamu anggap aku ini apa? Figuran? Pelampiasan?""Aku merendahkan diri, datang ke kantormu untuk membawakan makan siang dan memperbaiki hubungan kita. Tapi apa? Ternyata kamu malah menikmati waktu saat jauh dariku.""Bodoh kamu, Indah! Kenapa bisa jatuh kembali di lubang yang sama? Ternyata semua pria memang penipu!" rutuk Indah.Indah memukul-mukul setir mobilnya dan menangis. Setelah bisa sedikit menguasai diri, ia segera meninggalkan halaman kantor suaminya. 'Mas Sandy atau siapapun gak boleh melihat aku menangis. Aku gak akan menangis lagi untuk seorang pria.' Indah menghapus kasar air mata yang membasahi pipinya.Indah kembali ke restoran dan masuk ke ru

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Daisy menggoda Sandy

    "Argh.. kenapa pernikahanku jadi kacau seperti ini?" Sandy menjambak rambutnya sendiri dan duduk di sofa ruang tamu.Bi Ijah menatapnya prihatin dan menggelengkan kepalanya. Dalam sekejap rumah tangga yang harmonis menjadi retak dan nyaris hancur."Sabar, Nak, setiap rumah tangga harus melewati ujian. Coba tenangkan diri dan jangan mengedepankan emosi!" saran Bi Ijah."Bi, apa kurangnya aku selama ini? Aku selalu berusaha menerima, menyayangi, dan mendukung Indah. Aku juga menerima Indah apa adanya meskipun dia sudah pernah menikah dan menyayangi anak-anaknya seperti anakku sendiri. Dengan mudahnya dia pergi dari rumah saat kami ada masalah kecil seperti ini. Aku masih berduka karena papa, Bi. Pikiranku kalut, seharusnya dia bisa mengerti dan memahami aku."Bi Ijah menghela nafas panjang. "Jangan mengambil keputusan saat sedang marah, Nak! Nanti kalau emosi kalian sudah membaik, bicaralah dengan lebih tenang dan jangan saling menyalahkan!""Iya, Bi. Aku akan mencoba mengikuti saran Bi

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Pulang ke rumah Ibu

    Indah mengemudi mobilnya sambil menangis. Ia tidak pernah menyangka jika hal buruk yang pernah terjadi dalam pernikahannya terdahulu akan terulang kembali. Indah meraba pipinya yang terasa sakit, ia melihat ke cermin dan menemukan tanda merah di sana. Tak henti Indah bertanya dalam hatinya, apa kegagalan kisah cintanya dengan Aryo membuatnya trauma dan sangat sensitif seperti sekarang ini?Saat berhenti di lampu merah, Indah mengambil ponselnya, ia melihat tidak ada pesan atau permintaan maaf dari Sandy padanya.'Bukannya mencegah aku pergi, dia malah berteriak dan marah seperti itu! Baiklah, aku gak akan kembali ke rumah itu!' ucap Indah dalam hatinya.Indah tak habis pikir, kenapa ada orang bermuka dua seperti Irene dan Daisy, yang terlihat sangat manis di luar, tetapi hatinya licik dan berbisa.Tanpa ia sadari, Indah tiba di depan rumah ibunya. Ia menghapus air matanya dan memakai masker untuk menutupi bekas tamparan Sandy di wajahnya. Indah mengerti, tidak mungkin ia bisa menyemb

  • Pembalasan untuk Suamiku dan Selingkuhannya   Pertengkaran

    Dua jam berlalu, Indah tetap berada di kamar dengan perasaan tak menentu. Bayangan Sandy sedang berbincang dan berpegangan tangan dengan Daisy tak pernah bisa hilang dari benaknya. Tak biasanya Sandy membiarkannya kesal dan marah seperti ini. Biasanya, Sandy akan kembali ke kamar dan memeluk Indah sampai amarahnya surut. Indah duduk sambil memeluk bantal. Sekalipun beberapa hari ia lelah dan mengantuk karena kurang tidur, ia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya.'Apa aku yang keterlaluan? Terlalu sensitif dan cemburu di saat yang gak tepat?''Tapi bagaimana bisa Mas Sandy berbuat seperti itu padaku? Dia seolah gak menghargai perasaanku?'Indah menarik nafas dalam-dalam, ia mencuci mukanya dan berpikir untuk pulang dahulu ke rumahnya.'Seandainya Mas Sandy masih ingin menemani mama, biar saja dia di sini dulu,' pikir Indah.Indah keluar dari kamar, tak disangka, Daisy masih ada di ruang tamu dan sedang berbincang dengan Irene. Sementara Sandy sedang tertidur di lantai beralaskan

DMCA.com Protection Status