Share

Bab 46

"Wulan," ucap bibi.

"Enggak tahu, tadi sih katanya mau datang duluan," sahutku sambil tersenyum.

Bibi menganggukkan kepala dan berlalu.

Tak sengaja aku menatap Mila, kini wajahnya merah merona. Setelah kupandang ke belakangku, ternyata ada paman berdiri di sana.

"Hmm, pantes," gumamku.

Mila mengerti dengan gumammanku, wanita muda itu menyenggol lenganku, "Apaan sih, Mbak," ucapnya sambil meringis.

"Wulan, makasih loh, ya," ucap bibi saat membuka bingkisan dari Mila.

"Iya, Bik, wong cuman sedikit kok," sahut Mila sambil ngunyah.

"Sedikit, tapi ini lumayanloh. Daripada enggak bawa," celetuk bibi memandnag ke arahku.

Wulan tersenyum sinis menatapku, wanita gendut itu yakin aku tidak membawa apa-apa.

Bibi memang klub dengan Wulan, karena sebenarnya bibi enggak suka aku bermain sama Mila, mengingat Mila adalah mantan kekasih paman. Namun, aku tak bisa pungkiri kalau Mila adalah teman setia.

Dreett ...

Dreett ...

Gawaiku bergetar.

Kuambil gawai dari saku celana yang kukenakan, "Halo, Mas?"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status