Malam ini Hana pulang dengan dengan sangat bahagia, karena dirinya menjalin bisnis semakin hari semakin sukses. Bahkan sebelumnya Hana juga tak pernah berfikir jika dirinya akan bisa sesukses ini.Hana duduk diruang tamu menatap jam dinding disana. Melihat sang suami belum kunjung pulang."Kok tumben ya, mas Danang jam segini belum pulang!""Apa dia meeting lagi sama kelayen mangkanya belum pulang!"Hana masih saja bertanya-tanya dalam hatinya karena tak biasanya Danang belum pulang hingga pukul sembilan malam."Sebenarnya kemana kamu, mas. Kenapa kamu nggak pulang juga, aku jadi cemas kalau begini!" Gumam Hana yang masih duduk disofa ruang tamu, menunggu kedatangan sang suami."Sudah larut malam kamu tak kunjung pulang!""Aku jadi khawatir, apa meeting atau kemana ya, mudah-mudahan mas Danang nggak kenapa-kenapa!" Sambung Hana."Aku coba telfon sajalah." Hana mencoba menghubungi Danang.Triiingggggg....Suara telfon Danang berdering."Mas ada yang menelfon kamu?" Ucap Ica yang sedang
Hana pergi bersama sopir pribadi nya untuk mencari keberadaan sang suami. Namun tak kunjung bertemu. Hana pergi kekantor sang suami dan bertanya kepada kariawan kantor. Apakah Danang ada disana. Namun kariawan kantor berkata bahwa Danang tak ada dikantor sejak kemarin pulang, hingga kini Danang tak datang."Ya tuhan. Kenapa mas Danang. Kenapa dia nggak ada dikantornya. Apa mas Danang pergi kerumah ibu!"Hana termenung didalam mobil. Suara pak sopir menganggetkan Hana dan membuyarkan lamunannya."Bu, kita mau kemana? Setelah ini!" Tanya pak sopir."Kerumah ibu saja pak!""Baiklah Bu!" Ucap pak sopir kemudian langsung menuju kesana.Namun saat berhenti didepan rumah ibu mertuanya tak dilihat mobil sang suami disana."Kalau ada mas Danang seharunya ada mobilnya disini, tapi kenapa mobil mas Danang nggak ada, sebenarnya mas Danang kemana ya!" Batin Hana saat berhenti didepan rumah Bu Vina."Apa kita mau masuk kedalam Bu?" Tanya pak sopir."Kita tunggu disini saja pak, sekitar sepuluh meni
Saat Danang sudah masuk kedalam rumah. Danang ditanya oleh Bu Vina siapa sebenarnya pelaku yang melakukan ini semua kepada Ica dan danang.Ica menjawabnya, bahwa yang melakukan ini semua adalah perbuatan Hana istri dari Danang. Mata Bu Vina membulat sempurna saat mendengar nama Hana."Sialan! Hana berani sekali berbuat ini denganmu, sudah bosan hidup dia!" Ucap Bu Vina."Sudahlah Bu, lagi pula ini juga salah Danang, dia marah karena Danang ada bermain bersama Ica!" Jawab Danang."Ibu nggak rela Danang, kalau kamu dibuat seperti ini dengan Hana. Memangnya siapa Hana. Kenapa dia berani memperlakukan kamu dengan seenaknya. Dia itu wanita miskin dari kampung, nggak punya apa-apa!""Berani sekali dia dengan kamu Danang, sekarang juga kamu ceraikan Hana dan ambil semua aset kamu disana. Supaya Hana menjadi gelandangan!" Sambung Bu Vina."Nggak bisa Bu!" Jawab Danang.Bu Vina kemudian menoleh kearah Danang, dengan tatapan kaget."Nggak bisa bagaimana? Kamu pasti bisa danang, melakukan ini se
Danang mendekat dan langsung diberi bisikan oleh ibunya, mata Danang membulat sempurna saat mendengarkan bisikan ibunya yang saat ini."Apa kamu nggak mau Danang??" Ucap Bu Vina dengan raut wajahnya yang penuh dengan rencana. Dan menyunggingkan senyumnya."Bagaimana? Apakah kamu setuju dengan ide ibu!" Ucap Bu Vina dengan raut wajah tersenyum."Mau Bu, asalkan kita bisa melakukannya!""Bukan ibu yang akan melakukannya, tapi kamu, danang. Hahaha!" Bu Vina dan juga Danang tertawa bersama.Bu Vina sedang menyusun rencana yang akan ia siapkan untuk Danang dan juga Ica. Entah apa rencana Danang dan ibunya saat ini.---Pagi ini Hana pergi kerumah mertuanya untuk mengantar surat gugat cerai. Hana pergi seorang diri hanya ditemani oleh sang supir pribadinya. Hana melangkah masuk kedepan pintu rumah Bu Vina.Ting tong...Ting tong...Suara bel ditekan oleh Hana.Tak menunggu lama, danang keluar dan membuka pintu. Betapa terkejutnya Danang melihat siapa yang ada didepan dirinya saat ini."Han-
Pak Broto langsung keluar dari dalam rumah dan langsung menuju kedalam mobil. Melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.Hana yang sedang merapikan rumahnya saat ini tak disangka mendapati tamu. Yaitu mertuanya pak Broto datang untuk bertemu dengan Hana.Tok... Tok..."Assalamualaikum!" Ucap salam pak Broto didepan pintu rumah Hana.Tok... Tok...."Assalamualaikum, Hana...!"Tok.... Tok...."Assalamualaikum!"Tak lama Hana mendengar suara orang mengetuk pintu didepan rumahnya. Hana langsung menghentikan aktivitasnya dan menuju kedepan untuk segera mengetahui siapa yang sedang bertamu disore hari ini.Tok.... Tok..."Assalamualaikum, Hana...!""Iya, tunggu sebentar!"Krekkk..Mata Hana membulat sempurna."Wa'alaikumsallam, pak." Hana langsung meraih tangan mertuanya dan langsung mencium punggung tangan pak Broto."Apa bapak boleh masuk, nak??" Ucap pak Broto dengan lirih."Iya pak, silahkan!" Jawab Hana dengan menyapa mertuanya dengan penuh hormat."Silahkan duduk pak!" Sambung Hana."H
Saat semua perpisahan telah diresmi Danang dan juga Hana berpisah secara agama maupun hukum. Sekarang Hana menjalankan hidupnya sebagai seorang janda. Walaupun Hana kini menjanda, tak membuat Hana menjadi sedih ataupun menjadi kesepian bahkan Hana saat ini menjadi wanita yang lebih tangguh dan juga kuat menghadapi semua cobaan yang Hana alami. Semua kenangan pahit yang dulu bersama suami dan mertuanya kini menjadi sebuah kenangan yang hanya mampu Hana buang jauh-jauh. "Bik. Sekarang bibi bisa bantu-bantu saya dirumah ini. Kerjaan bibi yaitu mengurus rumah dan masak!" Ucap Hana yang keluar rumah lalu kembali membawa seorang wanita paruh baya yang Hana bawa untuk menjadi asisten rumah nya. "Trimkasih nyonya. Sudah membawa saya kerumah nyonya dan saya diberikan pekerjaan!" "Iya bik. Sama-sama, oh iya Bik. Kalau boleh saya meminta bibik. Jangan panggil saya nyonya ya, karena saya merasa tidak pantas jika dipanggil nyonya!" Jawab Hana dengan tersenyum. "Lantas bibi harus memanggil ap
"mau kemana sayang??" Tanya Danang pada Ica istri kedua Danang. Ica menatap kearah Danang dengan tersenyum manja dan mendekati Danang dan merangkulnya. "Sayang, aku pengen banget makan diresto dimana tempat mantan istrimu!" "Kenapa kamu tiba-tiba ingin makan disana??" Tanya Danang. "Nampaknya, ini kemauan anak kita!" Ucap Ica dengan mengelus perutnya. "Tapi sayang, kenapa harus makan disana. Kenapa nggak cari makanan ditempat lain saja, mas males banget bertemu dengan Hana. Mas benci dengan dia!" "Kamu benci atau masih suka dengan mantan istri kamu itu mas?" "Yaampun sayang, mana mungkin aku cinta sama Hana. Kalau memang aku menaruh hati, pasti sudah lama aku memiliki rasa itu dengan Hana. Tapi nyatanya zoonk!" Ica tersenyum dan tertawa kecil. "Sayang, kenapa sih kamu begitu membenci Hana?? Bukannya dia itu wanita baik dan juga sangat berbakti dengan suami??" "Memang dia berbakti dengan suami dan keluargaku, bahkan dia juga mau diajak hidup sengsara!" "Lantas kenapa kamu me
Hana bertepuk tangan. "Maling teriak maling, itulah anda. Jika kamu wanita baik-baik. Kamu tidak akan Sudi merebut bekas orang lain, namun kenyataanya kamu itu. Murah!" Ucap Hana pada Ica. Ica mengepalkan tangannya. Ia benar-benar tak trima bila dipermalukan oleh Hana didepan mata umum. Hana melihat tangan Ica yang mulai mengepal dan wajah Ica mulai memerah akibat marah karena Hana berhasil membuatnya malu. "Kenapa? Kamu malu, seharusnya wanita jalang seperti kamu itu tidak punya rasa malu karena telah merebut suamiku!" Ucap Hana. "Kamu lihat saja, aku akan membuat perhitungan denganmu, Hana!" Ucap ica lalu kemudian pergi, dan disusul oleh Danang. "Baiklah. Akan aku tunggu permainanmu Ica!" Menjawab saat Ica pergi. Saat Ica sudah berada diluar, Ica benar-benar kesal disamping mobil Danang. Danang menghampiri Ica. "Kamu kenapa sih mas. Diam aja pas aku dipermalukan oleh wanita kampung itu. Kamu seneng aku dibuat begini oleh mantan istri kamu, aku ini sedang hamil mas. Anak kamu