Nadya membalas, "Mulan, kamu nggak usah ikut campur masalah percintaanku. Kami berdua sudah sepakat bersama."Mulan menyergah, "Mana mungkin aku nggak ikut campur? Sebagai sahabatmu yang terbaik, aku nggak bisa biarkan kamu terpuruk! Cepat telepon pria simpanan itu, aku yang akan membantumu putus dengannya."Pada saat ini, pihak resepsionis menelepon kantor Nadya, "Bu Nadya, ada Bu Ambar dan Pak Gatot yang datang mencari Anda. Katanya ada sesuatu yang mau mereka sampaikan."Nadya mengerutkan alisnya. Kenapa mereka bisa tiba-tiba datang? Setelah berpikir sejenak, Nadya berkata, "Biarkan mereka masuk.""Baik."Tak lama kemudian, Ambar dan Gatot telah datang dengan aura yang menggebu-gebu. Bagaimanapun, mereka ini adalah mantan mertua dan adik ipar Yoga. Nadya masih bersikap segan terhadap mereka."Ada apa kalian mencariku?" tanya Nadya.Ambar berkata dengan nada menyalahkan, "Bu Nadya, kumohon Anda jaga pacar Anda dengan baik. Jangan biarkan dia sembarangan mencari wanita lain di luar sa
Saat ini adalah masa-masa yang penuh dengan kekacauan. Gadis Siluman muncul, Raja Naga melarikan diri dari penjara, Dewa Digdaya dan empat keluarga kultivator kuno akan berkumpul di Kota Pawana. Banyak sekali bahaya yang sedang mengintainya. Jika dia menikahi Nadya sekarang, bukankah itu hanya akan membuat Nadya menjadi sasaran musuh? Situasi ini sangat berbahaya.Sebelum Yoga selesai bicara, emosi Mulan sudah memuncak, "Apa yang kubilang? Dia nggak mau menikahimu, hanya mau main-main denganmu."Nadya juga merasa kecewa terhadap jawaban Yoga.Yoga buru-buru menjelaskan, "Nadya, aku benar-benar tulus mencintaimu. Hanya saja, aku punya alasanku tersendiri sekarang. Kalau menikahimu sekarang, sama saja dengan menempatkanmu dalam bahaya. Apa kamu percaya padaku?"Nadya menjawab dengan tegas, "Yoga, aku percaya padamu."Syukurlah! Yoga kembali melanjutkan, "Nadya, tenang saja. Setelah semua bahaya di sini sudah terselesaikan, aku akan persiapkan acara pernikahan yang mewah untukmu."Mulan s
Raka menoleh ke arah Yoga, "Pak Yoga, bagaimana menurut Anda? Pabrik senjatanya bernilai ratusan triliun. Kesempatan bagus nggak akan datang kedua kalinya."Yoga mengangguk.Raka berkata pada Anies, "Anies, rasanya agak sakit. Kamu tahan sedikit ya.""Aku sudah berperang di seluruh dunia, kesakitan apa yang belum pernah kurasakan? Kalaupun dia operasi aku sekarang, aku tetap akan bisa menahannya ...."Buk!Sebelum Anies selesai bicara, Yoga telah menendangnya hingga terbang. Setelah mendarat di lantai, Anies langsung muntah darah dan tidak bisa bicara sama sekali.Saat itu juga, bawahan Anies langsung meledak emosinya. Apa-apaan yang dilakukan si berengsek ini? Ini bukan mengobati orang, tapi sedang membunuh orang! Mereka semua hendak menerjang untuk melindungi Anies.Raka langsung menghentikan mereka, "Berhenti, jangan mendekat semua. Kalian nggak lihat Pak Yoga sedang mengobati Anies?"Bawahannya langsung memaki, "Obati apanya? Jelas-jelas dia sedang membunuh orang! Raka, kalau sampa
Anies benar-benar berdiri. Kakinya yang mati rasa sebelumnya kini dipenuhi energi. Penyakitnya sudah sembuh.Anies meneteskan air mata. Dia tidak menyangka mimpinya akan menjadi kenyataan. Anies sampai tidak sanggup mendeskripsikan perasaannya sekarang.Anies berlutut di hadapan Yoga dan berkata, "Pak, aku nggak akan pernah melupakan jasamu. Maaf karena sudah meragukanmu sebelumnya. Aku nggak seharusnya bersikap begitu."Demi mengungkapkan penyesalannya, Anies sampai menampar diri sendiri dua kali. Raka tersenyum sambil berujar, "Anies, minta maaf saja nggak bisa. Kamu harus memberi kompensasi.""Pak, aku bersedia memberi semua saham gudang senjataku kepadamu. Tolong diterima," kata Anies segera.Bagi orang seperti mereka, tidak ada yang lebih penting daripada pemulihan seperti ini. Jangankan saham, mereka bahkan rela memberikan 10 tahun hidup mereka kepada Yoga.Yoga sama sekali tidak tertarik pada saham itu. Dia membalas, "Sudahlah, aku nggak tertarik pada gudang senjata. Kalian seha
Pengemis tua itu terlihat seperti pengemis pada umumnya. Wajahnya tampak lugu dan sorot matanya tampak tenang. Namun, Yoga justru bisa merasakan aura jahat dari tubuhnya. Aura ini pun sangat unik. Hanya orang yang sering membunuh yang bisa memilikinya.Dinilai dari aura jahat ini, pengemis ini seharusnya sudah membunuh sangat banyak orang. Mungkin sudah mencapai ribuan orang atau di atas itu?Yoga langsung memastikan bahwa pengemis ini bukan orang biasa. Pengemis ini tidak ada bedanya dengan bom waktu. Jika membuatnya gusar, dia akan meledak kapan saja.Yoga menyimpan auranya supaya tidak terkesan memprovokasi pengemis itu. Kemudian, dia berkata dengan tenang, "Pak Tua, lagi main catur?"Pengemis itu melonggarkan kewaspadaannya. Dia bertanya, "Anak Muda, apa kamu tahu langkah selanjutnya harus gimana supaya nggak kalah?"Yoga melirik papan catur itu, lalu merasa berminat sehingga berkata, "Aku bisa mencobanya."Yoga duduk di depan pengemis itu dan mulai mempelajarinya. Ketika berada di
Hagi bertanya dengan terkejut, "Jangan-jangan, kamu juga nggak bisa mengatasi pengemis itu?""Masalah nggak sesederhana yang kamu bayangkan," ujar Yoga."Siapa sebenarnya pengemis tua itu?" tanya Hagi lagi."Menurutmu, apa mungkin dia Raja Naga yang kabur dari penjara?" tanya Yoga balik sesudah ragu-ragu sesaat.Raja Naga? Sekujur tubuh Hagi bergetar. Ekspresinya membeku. Dia menyahut, "Kalau dia memang Raja Naga, aku akan merasa sangat terhormat karena telah dipukulnya hari ini."Yoga melambaikan tangannya dan membalas, "Ini hanya dugaanku. Kita belum tahu kenyataannya seperti apa. Lagian, ada cukup banyak ahli bela diri yang bisa bersanding dengan Raja Naga."Saat ini, Nadya tiba-tiba menelepon Yoga. Yoga menerimanya, lalu terdengar suara Mulan. "Yoga, aku mau kamu tiba di Kelab Aurum dalam 30 menit. Kalau nggak, jangan harap kamu bisa berhubungan dengan Nadya lagi. Aku akan memperkenalkan pria yang lebih hebat kepadanya.""Oke, aku ke sana." Setelah mengakhiri panggilan, Yoga langsu
"Diam, diam!" Mulan terkejut mendengarnya. "Ucapanmu ini sama saja dengan mempermalukan Jenderal Anies. Kalau dia mendengarnya, kepalamu bisa dipenggal!""Aku nggak mempermalukannya kok. Yang kubilang fakta. Anies memberiku gudang senjatanya," timpal Yoga.Mulan menatap Yoga seperti menatap seorang idiot. Dia bertanya, "Kamu nggak merasa ucapanmu terdengar nggak masuk akal?""Tentu saja nggak," balas Yoga."Sudahlah. Jenderal Anies punya prestasi hebat, jangan mengolok-olok dia," sela Nadya."Nadya, tapi yang kukatakan adalah fakta ...." Sebelum Yoga selesai berbicara, tampak rombongan mobil mewah berhenti di sekitar mereka.Begitu pintu dibuka, terlihat sekelompok orang turun. Mereka semua sangat berkarisma. Jelas sekali, orang-orang ini berasal dari kalangan atas.Mulan segera berpesan, "Bintang utama acara malam ini sudah tiba. Yoga, sebaiknya kamu jangan sembarangan bicara. Kalau nggak, kamu tanggung sendiri konsekuensinya."Nadya melihat beberapa wajah familier di kerumunan. Dia b
Nicky yakin tidak akan pernah bertemu wanita yang lebih memesona dari Nadya lagi. Dia segera menjulurkan tangan untuk berjabat dengan Nadya. "Ternyata, Bu Nadya jauh lebih cantik daripada yang dikatakan Mulan."Ucapan ini terdengar seperti rayuan. Nadya bisa merasakannya sehingga langsung memperkenalkan, "Pak Nicky, biar kuperkenalkan dulu. Ini pacarku, Yoga."Pacar? Ekspresi Nicky langsung membeku. Mulan buru-buru menjelaskan, "Pak Nicky, jangan salah paham dulu. Hubungan mereka nggak seperti yang kamu bayangkan. Nadya sangat cantik, pasti ada pria yang mengejarnya."Nicky mengangguk. "Ya, ya, aku mengerti. Pak Yoga, kamu bekerja di mana?""Aku membuka perusahaan kecil, Perusahaan Farmasi Sehat Abadi," jawab Yoga.Perusahaan Farmasi Sehat Abadi? Orang-orang bertatapan karena tidak pernah mendengar nama ini. Mulan berkata, "Perusahaan ini cukup hebat kok. Perusahaan ini termasuk dalam 100 perusahaan teratas di Kota Pawana. Nilai pasar mereka setidaknya mencapai 1 miliar."Nicky tertawa