Sambil berbicara, Jeje mengulurkan tangannya untuk menyeka air mata Yoga. Yoga merasa agak malu, sehingga dia juga menyeka air matanya sendiri. "Nggak apa-apa, tadi aku melihat hal yang nggak seharusnya kulihat."Jeje bertanya, "Oh ya? Benda apa yang nggak seharusnya dilihat? Kakak senior lainnya sedang mandi, ganti baju, atau masalah privasi kakak senior lainnya?"Yoga kehabisan kata-kata. Dia menjentikkan jarinya ke dahi Jeje. "Dasar, apa saja yang dipikirkan otakmu ini!"Jeje langsung kesal hingga berlinang air mata, "Sakit tahu! Pelan sedikit dong!""Hahaha!" Yoga tertawa terbahak-bahak. Adik juniornya ini masih saja sama seperti dulu, dia masih takut sakit dan mudah menangis.Yoga berkata, "Dik, bukannya kamu diculik pengkhianat Pulau Neraka, Arnos, lalu dikurung di Aula Digdaya? Kamu melarikan diri?"Jeje menjawab, "Orang itu mau menculikku? Mimpi! Sudah lama aku ingin menyelinap keluar untuk main-main, tapi Guru nggak izinkan aku. Jadi, aku pura-pura diculik Arnos dan kabur. Men
Di dalam rongga matanya yang kopong, terlihat ada beberapa ekor belatung yang menggeliat. Penampilannya ini sama persis seperti zombie yang ada di film-film! Mengawetkan leluhur mereka sendiri menjadi mayat hidup, sepertinya Keluarga Tanaka benar-benar kurang waras.Zahira memegang lonceng di tangannya dan mengayunkannya ke arah Yoga. "Mohon kepada Tetua untuk membasmi iblis demi Keluarga Tanaka. Keturunanmu ini pasti akan memberi imbalan besar kepada Anda!"Mayat Tetua itu menoleh ke arah Yoga, lalu melompat keluar dari petinya. Saat mendarat, lantai di bawahnya langsung muncul lubang besar. Seluruh aula bergetar sejenak. Dia melompat ke arah Yoga dengan penuh niat membunuh. Setiap langkahnya sangat berat sehingga menghasilkan lubang besar di lantai.Aura membunuh dari tubuhnya membuat Yoga merasa terancam. Dari pengalaman sebelumnya, Yoga tidak berani lagi meremehkan lawannya. Dia memutuskan untuk berusaha sekuat tenaga mengerahkan jurus andalannya, Teknik Guntur Surgawi Super.Tekni
Zahira berkata dengan suara gemetaran, "Aku ... nggak tahu. Aku benar-benar nggak tahu. Ketua yang bilang padaku, Gadis Siluman memiliki aura alami yang bisa mengintimidasi Keluarga Tanaka. Begitu Gadis Siluman itu menampakkan diri, di saat itulah akhir dari Keluarga Tanaka. Selebihnya aku nggak tahu lagi. Ketua kami yang tahu, dia pasti tahu asal-usulmu."Melihat ekspresi Zahira yang tidak terlihat seperti sedang berbohong, Jeje merasa sangat kecewa.Yoga bertanya, "Siapa ketua kalian?"Zahira menjawab, "Aku bisa memberitahumu, tapi kamu harus janji nggak akan membuatku menderita." Zahira paham bahwa dia telah banyak berbuat jahat, sehingga Yoga tidak mungkin akan membiarkannya hidup. Dia lebih memilih untuk mati daripada harus disiksa oleh Yoga.Yoga berkata, "Memangnya kamu merasa kamu berhak negosiasi denganku?"Zahira menjawab, "Yoga, jangan remehkan kegigihan murid Penyihir Hitam. Kalau aku nggak mau mengatakannya, bagaimanapun caranya kamu juga nggak akan pernah bisa tahu. Bahka
Raja Naga kabur dari penjara! Hati Yoga langsung tersentak mendengarnya. Kekuatan Raja Naga diakui oleh semua orang. Selain itu, keadaan mentalnya kurang bagus. Jika dia memulai pembantaian, kemungkinan seisi kota akan dihancurkannya!Raja Naga sedang menuju Provinsi Sadali saat ini, sedangkan semua keluarga dan teman Yoga ada di provinsi tersebut.Yoga langsung berkata dengan serius, "Dirga, begitu kamu bisa melacak posisinya, langsung laporkan padaku. Aku akan tangkap dia."Dirga menjawab, "Baik. Aku sudah menggunakan semua koneksiku untuk terus melacak keberadaan Raja Naga 24 jam. Begitu mendapat kabarnya, aku akan langsung menghubungimu.""Dirga, tadi kamu bilang Raja Naga menyebutkan sesuatu tentang Gadis Siluman saat kabur tadi. Seberapa banyak yang kamu tahu tentang 'Gadis Siluman' ini?"Jeje juga ikut mendengarkan dengan saksama. Bagaimanapun, hal ini berhubungan dengan latar belakangnya.Dirga menjawab, "Aku nggak tahu banyak tentangnya. Aku cuma tahu, dia adalah salah satu da
Yoga membawa Karina dan Jeje pergi dari tempat itu. Dia tidak membawa Karina pulang karena tidak ingin bertemu dengan keluarga Karina. Oleh karena itu, Yoga langsung membawanya ke Perusahaan Farmasi Hansa.Sebelum Karina terbangun, Yoga tidak berani meninggalkannya sendirian. Dia menunggu Karina bangun di lobi. Jeje sudah kelaparan sedari tadi. Yoga terpaksa memesan ayam goreng untuk mengganjal perutnya.Wangi ayam goreng itu langsung memikat Jeje. Dia mulai menyantap dengan lahap tanpa memedulikan penampilannya sama sekali. Saat tengah menikmati makanannya, Jeje tiba-tiba meneteskan air mata.Yoga mengerutkan alisnya, "Dik, kenapa? Nggak enak?"Jeje menggelengkan kepalanya, "Bukan, ini benar-benar enak. Ayam ini adalah makanan terenak di seluruh dunia. Guru selalu bilang ayam panggang buatannya adalah yang terlezat, ternyata dia membohongiku."Yoga tertawa terbahak-bahak, lalu mengambil sehelai tisu untuk menyeka bibir dan air mata Jeje. Yoga telah keluar dari pulau itu cukup lama, se
Cuih! Gatot memuntahkan seteguk darah. Dengan ekspresi yang menakutkan, dia berkata, "Yoga, berani-beraninya kamu memukul ibuku! Aku bersumpah akan membunuhmu!"Yoga membalas dengan nada dingin, "Kalau bukan karena beruntung, sekarang ini aku sudah mati diracuni oleh kalian."Ucapannya ini langsung membuat kedua orang itu menciut. Namun, tentu saja mereka tidak akan mengakuinya. Gatot menyergah, "Aku nggak ngerti apa yang kamu bicarakan!""Apa kamu benar-benar harus memaksaku mengatakannya dengan jelas? Sebelumnya, kalian berpura-pura mengunjungi rumahku. Tujuan kalian yang sebenarnya adalah mau meracuniku!"Gatot menyangkal, "Omong kosong! Siapa yang meracunimu? Jangan fitnah!"Ambar juga ikut memarahi, "Yoga, kalau kamu berani bicara sembarangan lagi, aku akan merobek mulutmu!"Yoga memberi peringatan, "Ini adalah terakhir kalinya aku memaafkan kalian. Kalau sampai hal ini terjadi lagi, jangan salahkan aku nggak berbelaskasihan. Vania, usir mereka keluar."Bagaimanapun, kedua orang i
Seorang wanita berpakaian setelan formal, mengenakan stoking hitam yang membalut kaki panjangnya, dan sepatu hak tinggi panjang, turun terlebih dahulu. Belasan pengawal berpakaian seragam jas hitam dan memakai kacamata hitam mengiringinya di sekeliling.Vania langsung mengenali orang itu, pendiri Perusahaan Farmasi Joran dari ibu kota, Mulan.Perusahaan Farmasi Joran adalah perusahaan yang masuk dalam daftar 500 perusahaan terbesar di dunia dan bahkan bisa masuk dalam 10 besar di Daruna. Mulan adalah sosok yang setara dengan Vania.Orang-orang yang berada di level yang setara seperti mereka, biasanya sudah sangat familier dengan informasi satu sama lain meskipun belum pernah berinteraksi. Vania merasa heran mengapa Mulan tiba-tiba berkunjung.Vania maju untuk menyapanya, "Selamat datang Bu Mulan."Mulan juga menyambut dengan antusias, "Bu Vania terlalu sungkan. Maaf telah merepotkan hari ini karena tiba-tiba berkunjung."Vania tersenyum, "Bu Mulan jangan bercanda. Kedatangan Anda adala
Tamu yang datang ke restoran ini semuanya adalah pekerja. Mereka sadar tidak bisa menyinggung tokoh besar seperti ini, sehingga memutuskan untuk langsung pergi. Hanya Yoga dan Jeje yang masih tetap duduk di tempatnya. Salah seorang pengawal berjas hitam menghampiri mereka dan membentak, "Nggak dengar apa yang kubilang? Cepat pergi. Makanan kalian nanti dibayar Nona kami."Yoga tidak mendongak sama sekali, "Kami yang datang duluan. Masih belum makan saja kamu sudah mengusir kami, logika macam apa itu?"Pengawal itu langsung marah, "Bocah, kamu jangan keterlaluan ya ....""Sudahlah." Mulan mendekat dan menghalangi pengawal yang hendak menyerang Yoga. Dia mengeluarkan setumpuk uang 20 juta dan menaruhnya di hadapan Yoga, "Kalian makan di tempat lain saja, uang ini sudah cukup untuk kalian membeli semua jajanan di sepanjang jalan ini."Yoga langsung merasa senang. Menggunakan uang untuk menyogok raja bisnis? Sepertinya cuma wanita ini yang bisa melakukan hal seperti itu. Dengan tanpa meras
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D
Seiring dengan tertidurnya Bimo, tidak ada jawaban sama sekali ketika Yoga memanggilnya dua kali. Dia benar-benar telah tertidur.Yoga bergumam dalam hati. Dia merasa sedikit tidak yakin. 'Satu bulan ... bisakah aku menemukannya?'Benda seperti itu, bahkan ketika Yoga sendiri masuk ke area terlarang, hanya bisa menemukan satu. Sementara dua benda yang tersisa ... dia sama sekali tidak memiliki petunjuk. Selain itu, kini dirinya juga telah menjadi target dari para penjaga gerbang.Setelah berpikir panjang, Yoga menyadari bahwa dia harus mempercepat langkahnya. Setelah melalui berbagai rintangan dalam perjalanan pulang, Yoga akhirnya kembali ke vila.Namun begitu masuk ke dalam, Yoga langsung melihat Sutrisno sudah duduk di ruang tamu. Dia sedang menunggunya dengan ekspresi penuh kegelisahan."Apa itu kamu? Sebenarnya kamu bukan? Apa kamu yang bunuh anggota Keluarga Husin?" tanya Sutrisno dengan nada cemas. Dia terus-menerus menekannya untuk memberikan jawaban.Yoga menghela napas. Dia m
"Benar! Kita harus rebut kembali obat-obatan. Besi hitam nggak boleh jatuh ke tangan mereka!""Tapi ... di mana manusia hantu lainnya? Bukannya yang ada di sini kebanyakan hanya orang-orang dari Keluarga Husin?" Di tengah kerumunan, seseorang tiba-tiba mengajukan pertanyaan itu.Sutrisno membalas dengan santai, "Apa pedulimu? Mereka memang nggak pernah akur satu sama lain. Mungkin mereka langsung kabur begitu keadaan menjadi genting!"Mendengar itu, orang-orang yang ada di sana pun mengangguk-angguk seakan menerima penjelasan tersebut tanpa banyak berpikir.Winola melirik Sutrisno sekilas. Pikirannya penuh dengan beban berat. Di tempat ini, hanya dia dan Sutrisno yang memiliki hubungan dekat dengan Yoga. Mereka berdua sangat memahami kepribadian Yoga. Kemungkinan besar, Keluarga Husin telah dijebak olehnya.Tak lama setelah itu, orang-orang mulai bergerak. Mereka berpencar untuk mencari keberadaan Keluarga Husin.Saat ini, Yoga duduk bersila dalam meditasi di kejauhan. Setelah beberapa
"Yang aku inginkan adalah membuat Keluarga Husin benar-benar tunduk sepenuhnya! Rasa takut? Itu nggak ada dalam kamusku!" Suara Yoga penuh dengan keangkuhan dan keyakinan mutlak.Di tempat itu, para manusia hantu hanya bisa terdiam. Mereka semua menatapnya dengan ekspresi kosong. Namun, di mata mereka kini muncul kilatan kekaguman yang makin mendalam.Bagaimanapun juga, orang yang berani bersikap begitu arogan, yang berani berhadapan langsung dengan Keluarga Husin, bukanlah orang biasa. Keberanian seperti ini ... tidak dimiliki oleh semua orang!"Gawat! Ada orang-orang dari tiga kekuatan lain yang datang! Mereka adalah anggota dari tiga keluarga besar lainnya!" Tiba-tiba, suara seseorang menggema.Semua orang di sana langsung tersentak kaget. Mereka segera menoleh ke arah Yoga. Tiga keluarga besar lainnya ... datang juga?Prajna mengusulkan dengan nada tegang, "Apa yang harus kita lakukan? Sebaiknya kita segera pergi!"Yoga tersenyum licik. Sepasang matanya berkilat penuh arti ketika b
Kata-kata Yoga langsung membuat Girbet melihat secercah harapan. Dengan penuh kegembiraan, dia merangkak maju dalam posisi berlutut.Segera, Girbet sudah sampai di hadapan Yoga. Dia membenturkan kepalanya ke tanah berkali-kali dengan sekuat tenaga. Dia takut jika terlambat sedikit saja, Yoga akan berubah pikiran.Girbet berkata dengan penuh kegelisahan dan ketergesaan, "Makasih! Makasih banyak! Aku akan segera kembali dan mengambil uangku! Aku janji akan kasih semuanya padamu!"Setelah itu tanpa membuang waktu, Girbet berbalik dan hendak pergi. Namun, tiba-tiba terdengar suara Yoga. "Tunggu!"Hati Girbet seakan berhenti berdetak sejenak. Wajahnya menjadi pucat pasi. Dia ingin berpura-pura tidak mendengar dan terus melangkah pergi. Namun, pada saat berikutnya ... sosok-sosok aneh bermunculan di sekelilingnya.Mereka semua memiliki penampilan yang mengerikan. Ternyata itu adalah para manusia hantu dari area terlarang."Bos sudah menyuruhmu berhenti, apa kamu tuli?" Suara dingin Prajna me
"Kenapa bisa begini?" Ekspresi Alex menjadi makin tegang. Kegelisahannya juga makin menjadi-jadi.Meskipun Jam Penciptaan ini hanya sebuah tiruan, tetap saja seharusnya benda sehebat ini tidak mungkin bisa ditaklukkan dengan begitu mudah oleh pemuda itu."Nggak ada yang istimewa dari barang ini," ucap Yoga. Dia menatap Jam Penciptaan sambil merabanya ke atas dan ke bawah. Dalam sekejap, dia langsung melihat kelemahan jam tersebut.Jam ini memang dirancang dengan sangat cermat, bahkan kekuatannya melampaui senjata ajaib tingkat jumantara. Dari sini saja, bisa dibayangkan betapa luar biasanya kekuatan Jam Penciptaan yang asli. Namun pada akhirnya ... jam ini hanyalah barang tiruan!Seiring dengan suara yang tajam, Yoga langsung merobek Jam Penciptaan menjadi dua bagian. Dengan tubuh fisiknya yang luar biasa kuat, juga dengan kekuatan yang melampaui batas, benda palsu seperti ini baginya tidak berbeda dengan selembar kertas yang bisa dirobek kapan saja.Alex terperanjat. Matanya terbelala