Share

Bab 44

Penulis: Vodka
Lili tidak memedulikan mereka dan lanjut berjalan maju dengan kesulitan. Dia terlihat seolah-olah akan ambruk begitu ditiup angin.

Setelah masuk ke ujung gang, seorang nenek tua berjalan keluar dari rumahnya dengan tertatih-tatih. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah roti polos dan memberikannya kepada Lili sambil berkata, “Lili, cepat makan. Jangan sampai kelihatan mereka. Kalau nggak, nanti kamu pasti dipukuli lagi.”

Lili buru-buru menolak, “Nenek Ani, nggak usah. Aku nggak lapar kok.”

Ani berkata, “Dasar gadis bodoh! Semalam, mereka pasti nggak kasih kamu makan, ‘kan? Mana mungkin kamu nggak lapar. Cepat makan! Mereka akan segera datang lagi.”

Berhubung tidak bisa menolak, Lili pun mengucapkan terima kasih dengan penuh haru dan mulai melahap roti polos itu. Dia menghabiskan roti besar itu hanya dalam lima suap sambil meneteskan air mata. Namun, ekspresinya terlihat puas.

Ani berdesah, lalu bergumam, “Haih, kasihan banget kamu, Nak.”

Tepat pada saat ini, ketiga preman yang mengerjai Lil
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 45

    Yoga menatap mereka dengan penuh amarah. Seluruh tubuhnya juga diselimuti dengan aura membunuh yang mengerikan. Hanya ada satu hal yang memenuhi benaknya saat ini, yaitu membunuh para bajingan ini.Seorang preman hendak menghantam Yoga dengan batu bata, tetapi perutnya malah ditendang oleh Yoga hingga dia melayang jauh. Setelah mendarat di lantai, perutnya pun meledak dan seluruh organ perutnya berceceran di lantai. Preman itu langsung tewas di tempat.Preman satu lagi mengangkat rotan di tangannya dan hendak menikam dada Yoga dengan bagian yang runcing. Yoga tidak menghindar dan membiarkan rotan itu menancap di dadanya. Namun, rotan itu sama sekali tidak melukai Yoga. Kemudian, Yoga mengubah rotan itu menjadi tombak dan melemparnya dengan kuat hingga menembus jantung preman itu. Preman itu langsung memuntahkan darah dan tewas di tempat.Setelah melihat situasi ini, preman terakhir yang tersisa sudah sepenuhnya ketakutan. Dia tidak tahu harus mendeskripsikan Yoga dengan kata orang gil

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 46

    Yoga melirik Nadya dengan tatapan penuh terima kasih. Sementara itu, Nadya malah langsung merasa sangat malu setelah mengucapkan kata-kata itu. Untungnya, kata-kata mereka akhirnya melahirkan secercah harapan bagi Lili. Detak jantung dan pernapasan Lili pun berangsur-angsur menjadi semakin bertenaga.Melihat situasi ini, Yoga akhirnya menghela napas lega. Kemudian, dia menuliskan resep obat dan menyerahkannya pada Nadya sambil berkata, “Tolong bantu aku kumpulkan obat-obat sesuai resep ini untuk pengobatan adikku. Dalam waktu 7 hari, aku pasti bisa memulihkan Lili kembali seperti semula.”“Serahkan saja padaku,” jawab Nadya sambil menerima resep obat itu. Setelah membaca sekilas isi resep obat itu, dia pun mengerutkan keningnya dan bertanya, “Yoga, apa itu Sisik Naga Ungu Keemasan? Aku nggak pernah dengar nama bahan obat itu.”Yoga menjawab, “Aku akan cari cara untuk menemukan bahan obat itu. Kamu hanya perlu mendapatkan bahan obat lainnya.”Sisik Naga Ungu Keemasan merupakan bahan oba

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 47

    Begitu mendengar perintah Heru, Reza langsung ketakutan dan buru-buru berseru, “Paman Heru, aku bersedia menebus kesalahanku dengan cara lain. Akan sangat disayangkan apabila Yoga dibunuh dengan begitu saja. Bagaimana kalau aku membuatnya hidup menderita?”“Coba katakan apa rencanamu!” tutur Heru.Reza menjawab, “Ibunya Yoga sedang berada dalam keadaan koma. Dia adalah satu-satunya keluarga Yoga yang tersisa. Jadi, Yoga sangat peduli padanya. Aku bisa membawa ibunya Yoga itu kemari dan menyiksanya sampai mati di hadapan Yoga. Hal ini akan membuat hidup Yoga menjadi lebih menderita daripada mati.”Heru tersenyum sinis dan berkata, “Ide bagus. Pergilah, kuserahkan misi ini padamu.”“Terima kasih! Terima kasih!” seru Reza dengan gembira.Kemudian, Heru memberi perintah kepada pengawalnya, “Pergi kumpulkan 30 murid, 18 arhat, 13 adipati, dan 8 wajra-ku. Malam ini, aku harus menghabisi orang bernama Yoga itu!”...Yoga telah menjaga Lili seharian, tetapi Lili masih belum menunjukkan tanda-t

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 48

    “Emm,” jawab Yoga dengan acuh tak acuh sebelum duduk.Karina dan Ambar terlihat agak canggung. Sementara itu, Chandra menegur dengan tidak senang, “Kamu bahkan nggak tahu cara menyapa orang! Apa ini caramu minta tolong sama orang lain?”“Ayah, jangan salahkan dia. Semua orang juga tahu mantan suami Kak Karina itu hanyalah seorang pecundang yang berwawasan sempit. Wajar saja dia nggak tahu sopan santun,” ejek Citra.Chandra mendengus, “Huh! Orang seperti ini mana bisa sukses!”Saat ini, Ambar buru-buru menuangkan teh untuk Chandra sambil tersenyum minta maaf dan berkata, “Benar, benar! Yoga memang kurang cerdas. Kakak jangan permasalahkan hal ini dengannya, ya.”Chandra menjawab, “Aku tahu. Kalau otaknya nggak bermasalah, mana mungkin dia berani melukai Satya! Nak, Karina bilang kamu sudah menendang Satya? Patahkan kaki yang kamu gunakan untuk menendangnya itu, lalu ikut aku pergi minta maaf padanya.”Mereka sepertinya masih tidak tahu bahwa Yoga sudah menghancurkan kedua ginjal Satya.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 49

    “Karina, kalian sekeluarga juga akan mati mengenaskan!” seru Chandra. Kemudian, dia memapah Citra untuk berdiri dan berjalan keluar.Citra benar-benar sangat marah. Meskipun sudah pergi jauh, dia masih tidak berhenti mengucapkan sumpah serapah bagaikan wanita gila.Melihat situasi ini, Ambar pun jatuh terduduk di lantai sambil berteriak sedih, “Ya Tuhan, dosa apa yang sudah kulakukan di kehidupan lampau hingga bisa bertemu dengan orang tak tahu berterima kasih seperti ini. Karina, dia itu orang yang bersikeras mau kamu nikahi dulu! Sekarang, keluarga kita akan celaka gara-gara kamu ....”Karina juga merasa sangat marah hingga seluruh tubuhnya gemetar. Dia berseru, “Yoga, ke ... kenapa kamu bersikap begitu! Dasar bajingan! Apa kamu tahu betapa besar pengorbanan yang sudah aku dan ibuku lakukan demi meminta tolong pada Paman Chandra? Kamu ... pergi sana!”Yoga melirik jam tangannya, lalu berkata, “Jangan khawatir, aku bisa menangani Heru kok. Waktu yang kuberikan pada mereka sudah habis.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 50

    Yoga menjawab, “Nggak perlu.”Setelah mendengar jawaban Yoga, hati Raja Kegelapan pun bergejolak. Kali ini, Raja Agoy yang Perkasa hendak turun tangan sendiri? Jika begitu, tamatlah riwayat Keluarga Lingga!Tidak lama kemudian, Chandra, Citra, dan Yoga tiba di Kediaman Lingga. Ini adalah sebuah rumah mewah dan megah bergaya kuno. Menurut rumor, rumah ini dulunya adalah tempat tinggal seorang pangeran dari zaman dahulu.Chandra melaporkan kedatangannya, lalu mereka bertiga dibawa masuk ke aula pertemuan. Begitu masuk ke rumah, Yoga langsung menyadari ada pergerakan rahasia yang sedang berlangsung di Kediaman Lingga yang tampak tenang ini. Di setiap sudut yang gelap, tiba-tiba muncul banyak orang yang diam-diam mengepung mereka tanpa suara. Namun, Yoga tetap berjalan masuk ke aula pertemuan dengan tenang. Di dalam aula, Heru yang sedang duduk tegak di kursi utama terlihat sangat berwibawa. Ada juga Satya yang berbaring di atas tandu dan mengandalkan alat-alat medis untuk mempertahankan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 51

    Tidak lama kemudian, semua orang segera menyadari ada yang aneh.Orang-orang yang berada di bagian paling tengah mulai berjatuhan secara berkelompok dan darah mereka juga bercipratan ke sekeliling. Selain itu, ada juga orang yang akan tiba-tiba melayang keluar dari kerumunan dan tergeletak di lantai dengan berantakan.Sebelum ada yang sempat bereaksi, dari pasukan yang tadinya terdiri dari 50-60 orang itu, hanya tersisa 6-7 orang yang masih mampu memaksakan diri untuk berdiri. Yoga yang berdiri di paling tengah sedang menggenggam sebilah golok. Saat ini, seluruh tubuhnya berlumuran darah sehingga dia terlihat bagaikan iblis. Dia melintasi beberapa orang yang masih berdiri itu dengan kecepatan secepat kilat. Perut setiap orang yang dia lintasi akan terbelah dan memuncratkan darah. Dalam sekejap, 6-7 orang yang tersisa itu juga berhasil dihabisi oleh Yoga dengan santai.Saat melihat lantai yang dipenuhi dengan mayat dan darah, semua orang merasa tempat ini terlihat bagaikan neraka. Tida

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 52

    Melihat Duo Kembar yang masih diam saja, Heru mendesak, “Adelio, Adelia, kalian sudah boleh bertindak!”“Sialan!” maki Adelio dengan menggunakan bahasa Daruna yang kurang fasih. Sementara itu, Adelia malah langsung menampar Heru.Setelah menyaksikan situasi ini, semua orang pun tercengang. Ada apa ini?Pada detik selanjutnya, Duo Kembar buru-buru berlutut di hadapan Yoga dan berseru, “Hormat, Raja Agoy yang Perkasa! Kami adalah Duo Kembar dari Klub Gemini.”Duar!Situasi ini langsung mengejutkan semua orang yang ada di lokasi, terutama Heru. Dia hampir terkena serangan jantung dan langsung tewas di tempat saking terkejutnya.Raja Agoy yang Perkasa? Yoga ternyata adalah tokoh legendaris yang terkenal secara internasional itu? Mana mungkin? Mustahil! Jika begitu, bukankah tindakan Heru yang mengundang pembunuh dari web gelap untuk menghadapi bos mereka sendiri sangatlah bodoh?Pada saat ini, Chandra juga luar biasa ketakutan. Selama lima tahun pernikahan Yoga dan Karina, siapa saja bisa

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1255

    "Nggak perlu meminta maaf. Kalian masuk dulu, aku akan menyusul nanti," kata Yoga sambil tersenyum dengan tenang dan terlihat santai, seolah-olah hal ini sama sekali tidak memengaruhinya."Nggak perlu menghiburku. Ini mungkin terakhir kalinya kita bertemu, aku ...," kata Winola dengan mata yang berkaca-kaca dan hati yang terasa sangat sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri untuk mendekat dan mencium bibir Yoga dengan lembut.Seluruh tubuh Yoga langsung bergetar saat merasakan sentuhan yang lembut itu. Ini ....Orang-orang di sekitar yang melihat adegan itu pun terpesona dan iri. Winola adalah wanita yang terkenal kecantikannya di dunia kultivator kuno, malah diam-diam menaruh hati pada seorang pria dari dunia bela diri kuno.Beberapa saat kemudian, Winola melepaskan ciumannya dari Yoga dengan wajah yang memerah. Dia menatap Yoga dengan ekspresi tulus dan berkata dengan nada lembut, "Setelah berpisah, kita mungkin nggak akan bertemu lagi dan pertunangan kita juga m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1254

    Winola sudah menduga perjalanan mereka pasti akan menghadapi hambatan di sini. Bagaimanapun juga, semua penjaga gerbang ini adalah orang yang hanya mementingkan keuntungan saja. Sekarang dia membawa orang baru untuk kembali, para penjaga ini pasti akan mempersulitnya.Melihat isi dari bungkusan yang diberikan Winola, pemimpin itu akhirnya tersenyum dengan puas."Baiklah, silakan lewat," kata pemimpin itu sambil memberikan isyarat dengan menganggukkan kepala.Winola menghela napas lega, lalu menatap Yoga dan berkata, "Ayo pergi."Yoga pun merespons dan bersiap untuk pergi.Namun, ada seseorang tiba-tiba mendekat dengan terburu-buru dan berbisik di telinga pemimpin itu.Setelah itu, pemimpin itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Yoga. Dia tertegun sejenak, lalu matanya langsung membelalak."Berhenti!" teriak pemimpin itu dengan marah."Apa?" tanya Winola dengan terkejut dan secara refleks menatap pemimpin itu.Semua anggota Keluarga Bramasta pun langsung waspada, mengira akan terj

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1253

    Perasaan senang terpancar jelas di wajah Winola. Dia menatap Yoga dengan sangat bersemangat, lalu menganggukkan kepala. Dia segera mulai bersiap-siap dan membawa Yoga serta para bawahan dari Keluarga Bramasta di dunia bela diri kuno untuk berangkat.Berita tentang Keluarga Bramasta yang mengundang Bimo segera menyebar sampai ke telinga Sutrisno dan membuatnya merasa sangat iri. Dia segera menelepon Yoga dan bahkan menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam perjalanan itu. Setelah Bimo bertamu ke rumah Keluarga Bramasta di dunia kultivator kuno, dia akan mengundang Bimo bertamu ke rumah Keluarga Salim juga.Lagi pula, sudah bertamu ke satu keluarga, Yoga merasa tidak ada salahnya untuk bertamu ke satu keluarga lagi. Ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Salim juga, mungkin saja kelak mereka bisa bekerja sama untuk melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma. Dia pun setuju untuk bertamu, tetapi tidak bisa pulang bersama karena dia tidak ingin menambah masalahnya.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1252

    Bimo menegaskan, "Aku nggak akan pergi. Aku sudah lama berada di dunia bela diri kuno. Menurutmu, untuk apa aku di sini? Untuk meraih ambisi besar?""Kalau bukan itu, untuk apa lagi?" tanya Yoga.Bimo membalas, "Dunia kultivator kuno jauh lebih mengerikan daripada yang bisa kamu bayangkan. Ada banyak keberadaan di sana yang bahkan aku sendiri nggak berani hadapi. Sebaiknya kamu lupakan saja.""Tapi, aku punya alasan yang sangat penting untuk pergi ke sana!" ucap Yoga.Bimo menimpali, "Tapi, aku nggak mau pergi. Aku masih mau hidup. Seingatku, masih ada banyak pihak yang mau membunuhku di dunia kultivator kuno!"Yoga segera membalas, "Kalau begitu ... gimana kalau aku bantu membentuk kembali tubuhmu?"Bimo terdiam sejenak karena terkejut. Dia tidak menyangka Yoga akan menawarkan hal ini. Ini benar-benar di luar dugaannya. Setelah berpikir sesaat, dia akhirnya menjawab, "Oke!"Yoga berucap, "Kalau begitu, katakan saja gimana caranya. Aku akan segera mempersiapkannya!"Bimo memberi tahu,

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1251

    Selama ada sedikit saja tanda kehamilan, Yoga pasti bisa merasakannya lewat denyut nadi."Kamu!" Winola membelalakkan mata dan menatap Yoga dengan penuh keterkejutan. Orang ini benar-benar tidak bisa diluluhkan. Dia pikir Yoga akan menyatakan perasaannya, tetapi ternyata dia hanya memeriksa denyut nadi."Pergi sana!" Winola merasa malu dan marah. Dia langsung menarik tangannya dan berbalik untuk pergi. Dia tidak ingin berbicara lagi dengan Yoga.Yoga segera mengejarnya dan berucap dengan cemas, "Eh, tunggu sebentar! Aku masih punya hal penting yang mau dibicarakan!"Winola langsung menolak, tanpa memberi ruang untuk diskusi, "Aku nggak mau dengar!"Yoga jadi bingung. Apakah dia mengatakan sesuatu yang salah? Kenapa orang ini selalu berpikir terlalu jauh?Meski begitu, Yoga tetap mengikuti Winola sampai ke tepi sebuah danau buatan. Winola berdiri diam di atas sebuah platform dan memandang permukaan air yang tenang. Perlahan-lahan, suasana hatinya mulai tenang kembali. Namun ....Yoga co

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1250

    Ayu menatap Yoga. Dia tetap merasa khawatir meskipun sudah menyetujuinya. Di dalam hati, dia terus berdoa agar Bimo dapat membantu dan melindungi Yoga.Setelah itu, Yoga mulai berpamitan dengan orang-orang terdekatnya, termasuk Lili dan lainnya. Setelah semua ini selesai, Yoga merasa tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Dia pun mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kultivator kuno.Langkah pertama Yoga adalah menemui Winola. Saat itu, Winola sedang berbicara di telepon dengan raut wajah serius, bahkan terlihat marah. Setelah menutup telepon, dia terdiam cukup lama dan terjebak dalam pikirannya.Melihat itu, Yoga bertanya dengan penasaran, "Ada apa?"Winola membalas dengan kesal, "Mereka benar-benar keterlaluan. Mereka suruh aku mengundang Tuan Bimo pergi ke dunia kultivator kuno. Kalau aku gagal, mereka akan memaksaku nikah sama orang lain!""Nikah sama siapa?" tanya Yoga dengan santai.Winola meliriknya sekilas, lalu berucap dingin, "Kamu nggak kenal, jadi nggak ada gunanya aku

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1249

    Wenny menjelaskan dengan tegas, "Kita punya ikatan pertunangan. Kalau bukan karena Kakek, kamu pikir aku akan datang?"Yoga bertanya dengan alis terangkat, "Jadi, ini ide Pak Dirga?"Wenny menjawab dengan nada dingin, "Ya. Kamu punya banyak jasa untuk Daruna, disebut pahlawan pun nggak berlebihan. Aku cuma merasa kasihan padamu, makanya setuju."Wenny menyilangkan tangan di depan dada dengan ekspresi sombong. Sepertinya dia telah melakukan banyak pertimbangan hingga akhirnya mau menerima keputusan ini. Hanya saja, kalau pria ini benar-benar keras kepala dan tidak terpengaruh, itu akan menjadi penghinaan besar baginya.Yoga membalas, "Sudahlah, kalian pergi saja. Aku pasti akan kembali kok.""Kamu!" Hilda dan Wenny benar-benar terkejut mendengar jawabannya. Mereka tidak menyangka akan benar-benar ... ditolak. Yoga sungguh membuat mereka merasa terpukul.Wenny pun berseru, "Lihat saja, kamu akan menyesal nanti!"Hilda menoleh dengan cepat, lalu bertanya dengan penuh harap, "Kalau dia per

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1248

    Hilda dan Wenny tertegun setelah menerima kabar tersebut. Ekspresi mereka penuh keterkejutan, seolah-olah tidak percaya apa yang baru saja mereka dengar.Wenny bertanya, "Apa maksud mereka? Apa ada makna tersembunyi di balik ini?"Hilda tersenyum samar ketika menjawab, "Yoga sudah mau pergi ... apa kita diminta untuk meninggalkan keturunannya?"Wenny bertanya dengan kaget, "Apa? Meninggalkan keturunan?"Hilda mengangguk pelan sambil tersenyum malu-malu. Rona merah mulai muncul di wajahnya. Dia membalas, "Ya .... Kalau aku memanfaatkan kesempatan ini, kurasa aku akan berhasil dengan mengandalkan pesonaku!"Wenny bertanya dengan bingung sambil mengernyit, "Kamu nggak serius, 'kan?"Setelah mendengar kata-kata terakhir Hilda, Wenny benar-benar terguncang. Begitu memikirkan pertunangannya dengan Yoga dan kemungkinan hubungan lebih jauh, dia pun merasa makin canggung. Ini ... tidak akan menjadi kenyataan, bukan?Hilda berujar dengan nada tegas, "Aku beri tahu dulu, aku nggak akan setuju kal

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1247

    Prajna mengusulkan, "Bos, kamu bisa bicara dengan Keluarga Bramasta untuk mencari jalan masuk. Dengan begitu, nggak akan ada masalah. Kalau kamu masuk secara diam-diam, cepat atau lambat akan ketahuan."Prajna menambahkan, "Saat itu, statusmu akan dianggap ilegal dan nggak akan diterima di dunia kultivator kuno. Pada akhirnya, nasibmu sama seperti kami yaitu diasingkan ke sekitar area terlarang, lalu menjadi orang seperti kami ...."Semua manusia hantu menunduk. Ekspresi mereka menunjukkan kesedihan yang mendalam, seolah-olah mengingat kembali pengalaman pahit yang pernah mereka alami hingga menjadi seperti sekarang."Aku akan mempertimbangkannya. Sekarang, kalian kembalilah!" ucap Yoga sambil melambaikan tangan. Sikapnya menandakan bahwa pembicaraan telah selesai, lalu dia pun meninggalkan semua manusia hantu.Tak lama kemudian, Yoga kembali ke vila. Dia menceritakan rencananya untuk pergi ke dunia kultivator kuno kepada Karina dan Nadya. Karina bertanya dengan terkejut, "Apa? Kamu m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status