Sutrisno memandang ke arah ketiga kultivator prajurit di depannya dengan perasaan yang rumit. Dia berpikir jika mereka adalah mata-mata, dia ini apa? Mereka membuatnya terasa seperti tokoh utama dalam cerita ini, tetapi dia memang tokoh utama itu. Namun, tidak peduli apakah dia tokoh utama atau bukan, dia hanya berharap identitasnya jangan terbongkar saja.Di sisi lain. Yoga merasa ada aura dari 16 orang di sekitarnya, yang berarti setiap keluarga mengirim empat orang untuk mengawasi pergerakannya.Saat melihat sebuah gua, Yoga memutuskan untuk masuk ke sana. Udara di dalam gua itu agak berbau busuk, sepertinya ada mayat di dalamnya. Setelah melambaikan tangannya untuk menghilangkan bau itu, dia tiba-tiba melihat sebuah kerangka yang mengenakan jas hujan tradisional sedang duduk di dalamnya. Dia mulai merasa curiga saat melihat ada yang pernah mengunjungi tempat ini sebelumnya.Saat mendekati kerangka itu, Yoga hanya menemukan sebuah gulungan bambu saja dan tidak ada barang lainnya lag
Pada akhirnya, Yoga menemukan tempat Keluarga Kusuma berada."Bibi!" teriak Yoga, lalu melompat turun. Kehadirannya membuat semua orang yang berada di tempat itu terdiam.Mendengar Yoga memanggilnya bibi, Luna bertanya-tanya sejak kapan bocah itu menganggap mereka keluarga. Ekspresinya menjadi muram dan sudut bibirnya berkedut.Namun, sebelum Luna sempat berbicara, Yoga sudah mendekat. "Kabar buruk. Lokasi harta sudah ditemukan dan tadi terjadi baku tembak. Kita kehilangan empat orang. Ternyata tiga keluarga lainnya berniat jahat dan punya rencana tersembunyi. Mereka sedang menuju tempat persembunyian harta itu, kita harus segera ke sana."Yoga terlihat sangat akrab, memegang tangan Luna dan hendaknya mengajaknya pergi ke tempat itu.Namun, begitu Yoga berbalik, tiga kultivator prajurit langsung mengadang Yoga. Ekspresi mereka terlihat dingin dan menatap Yoga dengan tajam dan penuh niat membunuh."Apa yang kamu katakan? Jelaskan!" tanya salah satu dari mereka dengan nada yang dingin."
"Jangan rebut benda milik bibiku!" teriak Yoga dengan keras, lalu langsung berdiri di depan Luna. Sikapnya itu seolah-olah ingin melindungi Luna.Mata Luna langsung membelalak, hampir percaya dengan Yoga."Bibi, harta karun apa itu?" tanya Yoga sambil menoleh."Berengsek, minggir! Ini urusan Keluarga Kusuma," kata seorang kultivator prajurit dengan kesal dan langsung menampar ke arah Yoga.Namun, Yoga bergerak sedikit untuk menyesuaikan posisi dan kekuatannya.Plak!Yoga yang terpukul di bahu terpental ke belakang.Puft!Yoga menyemburkan darah ke tanah. Setelah itu, dia mengangkat kepala dengan susah payah dan menatap Luna. "Bibi, cepat pergi! Mereka mungkin berniat jahat padamu."Luna langsung panik dan menatap ketiga kultivator prajurit itu, lalu bertanya dengan hati-hati, "Apa yang kalian lakukan?""Kamu dari Keluarga Kusuma, tentu saja ingin memeriksa harta karun itu. Apa kamu akan menolak?""Kamu hanya seorang wanita, nggak mungkin bisa menjaga harta karun itu. Cepat serahkan pad
Yoga bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Winola ini."Winola, kamu tetap mengawasi di sini dulu, kami akan mengejar harta karunnya," kata dua kultivator prajurit Keluarga Bramasta dengan antusias dan segera memimpin orang-orang untuk pergi. Mereka khawatir Keluarga Husin akan mendapatkan harta karun itu jika mereka terlambat.Melihat sikap itu, Yoga berpikir tindakan ini baru benar.Tak lama kemudian, hanya tersisa Winola dan Yoga di lokasi itu."Jangan mati, kamu jangan mati!" kata Winola. Dia tiba-tiba teringat sesuatu, lalu langsung mengeluarkan sebuah kantong aroma dari sakunya dan menyerahkan sebuah pil."Cepat telan Pil Penyelamat Hati agar kamu nggak mati," kata Winola sambil segera memasukkan pil itu ke dalam mulut Yoga.Yoga yang tidak sempat menjelaskan apa-apa hanya bisa menelan pil itu.Swish swish swish.Pada saat itu, ada sekelompok orang yang muncul lagi. Mereka adalah orang-orang dari Keluarga Salim."Di mana orangnya? Di mana harta karunnya?" tanya seorang kultiva
Sutrisno benar-benar serius. Dia harus menyingkirkan tiga kultivator prajurit itu. Selama mereka masih ada, pergerakannya akan sangat terbatas.Mendengar ucapan tegas Sutrisno, Winola tidak lagi menyembunyikan apa pun dan mulai menceritakan bagaimana dirinya juga merasa ditekan.Keluarga Bramasta berkali-kali memanfaatkan Winola hanya untuk mendapatkan lebih banyak sumber daya dari tempat ini. Bagi Winola, hal ini adalah penghinaan besar.Adapun Yoga, dia tentu ingin segera membangun hubungan baik dengan keduanya. Tatapan pria itu penuh keteguhan saat menatap mereka dan berujar, "Dengan tujuan yang sama, mari kita berjuang bersama!""Oke!" balas Sutrisno segera sambil mengangguk dengan sorot mata mantap. Kini, dia dan Yoga sudah mencapai kesepakatan. Mereka akan bersama-sama melawan Keluarga Kusuma dan Keluarga Salim.Di sisi lain, Winola bertanya dengan penasaran, "Kalau gitu, gimana cara kita menghadapi mereka?"Sutrisno mengusulkan dengan yakin, "Tentu saja dengan memanfaatkan segal
Namun, mereka bukan orang bodoh. Bagaimana mungkin mereka tidak memahami maksud tersembunyi dari ucapan Luna? Jelas, dia ingin mereka saling membunuh. Nantinya, dialah yang akan diuntungkan. Itu sebabnya, tidak ada yang mau bergerak lebih dulu."Kalian!" Luna menggertakkan giginya erat-erat. Dia menyadari bahwa situasi sudah menjadi makin rumit. Dia tidak punya pilihan lain selain mengeluarkan pil yang sebelumnya dia peroleh, lalu meletakkannya di tanah.Luna benar-benar menyerah. Dia berniat untuk segera keluar dari masalah ini. Dia menjelaskan, "Inilah harta karun yang aku dapatkan. Aku menyerah. Aku nggak sanggup memperebutkannya!"Akhirnya, mata semua orang yang ada di tempat itu langsung berbinar-binar. Mereka menatap benda di tanah itu dengan penuh hasrat.Setelah saling bertukar pandang, mereka semua terdiam cukup lama. Tidak ada yang berani bertindak lebih dulu. Pengalaman Luna sebelumnya menjadi pelajaran bagi mereka tentang apa yang mungkin terjadi. Pemandangan ini membuat L
Pertarungan makin lama makin sengit. Namun, para kultivator prajurit itu tetap tidak terluka sedikit pun. Sepertinya mereka memang sengaja menyembunyikan kekuatan sebenarnya. Mereka membiarkan para kultivator biasa saling menyerang dan terus terkuras."Dasar orang-orang licik!" maki Yoga. Sudut bibirnya sedikit berkedut karena menahan kekesalan. Dia tahu jelas bahwa jika terus begini, rencana mereka tidak akan berhasil."Gimana caranya agar mereka benar-benar mati?" tanya Winola dengan dingin. Tatapannya penuh dengan kebencian murni. Dia sangat berharap para kultivator prajurit itu segera menemui ajalnya."Menyebalkan banget. Kenapa mereka nggak mati saja sih?" ucap Sutrisno sambil menggertakkan gigi. Tatapannya penuh kekesalan ketika melirik tiga kultivator prajurit dari Keluarga Salim. Rasa frustrasi mereka sudah makin memuncak.Yoga segera menangkap inti permasalahan itu. Dia berujar, "Masalahnya, mereka semua nggak berani saling bunuh!""Nggak berani saling bunuh? Jadi, apa yang me
"Ini cuma hal kecil," balas Yoga sambil menyeringai, lalu terus memandang ke arah depan. Yang perlu dilakukan sekarang hanyalah menunggu.Seiring dengan serangan gabungan tiga keluarga lainnya, ketiga kultivator prajurit dari Keluarga Salim akhirnya terbunuh.Semua orang menarik napas lega. Namun, tidak ada satu pun yang berani mengambil harta karun di tangan para kultivator prajurit Keluarga Salim yang telah mati."Rasanya lega banget. Dengan matinya tiga orang itu, sekarang semua sumber daya yang ada di Keluarga Salim adalah milikku!" seru Sutrisno. Matanya bersinar penuh semangat dan tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.Winola melihat Sutrisno dengan tatapan yang sedikit rumit. Dalam hati, dia bertanya-tanya apakah dia juga harus mulai memikirkan masa depan dirinya?Namun, pada saat itu Yoga berujar sambil menggeleng, "Kondisi sekarang masih belum ideal. Tiga keluarga yang tersisa ini harus saling bertarung!"Sutrisno bertanya dengan penuh harap, "Kamu punya rencana lain?""Ten
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D