Share

Bab 1100

Author: Vodka
last update Last Updated: 2024-11-21 18:00:20
"Kalian sedang mengancamku?" Winola menarik napas. Tubuhnya bergetar hebat.

Pada dasarnya, ibu Winola bukanlah seorang kultivator kuno. Oleh karena itu, ibunya sering dikucilkan oleh sesama anggota Keluarga Bramasta.

Kali ini, mereka bahkan meracuni ibunya demi mengancam Winola? Benar-benar sekelompok orang yang tidak punya hati nurani!

"Kalian nggak punya perasaan! Kenapa kalian berbuat begini? Apa salah ibuku?" ujar Winola dengan ketus.

"Dunia kultivator kuno hanya mengindahkan orang kuat. Orang yang punya kemampuan, dialah empunya segalanya. Ibumu cuma melakukan hal yang pantas dia lakukan demi Keluarga Bramasta."

"Nona, kamu sudah dimanjakan keluarga selama ini. Ini saatnya kamu mengupayakan yang kamu bisa demi keluarga kita!"

"Lagi pula, Keluarga Bramasta hampir dimusnahkan karena ancaman dari Keluarga Salim. Kalau diusut, itu karena kamu yang menyinggung Keluarga Salim!"

"Jadi, ada perintah lain dari keluarga. Di saat kamu melaksanakan kedua misi tadi, kamu juga harus menjalin hu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1101

    "Benar. Memangnya yang sebelumnya itu cuma kebetulan?" Nadya menatap mereka dengan marah.Ekspresi Jafar dan yang lainnya lantas menjadi kaku. Mereka tidak menyangkal. Yang dibilang Nadya memang fakta."Duh, kita ini sekeluarga, jangan berlarut-larut. Kami juga melakukannya supaya bisa memperbaiki kehidupan kelak, 'kan?" ujar Yuli sambil tersenyum tidak tulus. Kemudian, dia pun menarik Nadya untuk duduk."Langsung bilang saja, ada apa? Aku masih ada urusan." Nadya membuang muka dengan kesal."Kami dengar, empat keluarga besar itu sedang mendirikan grup. Semuanya punya keunggulan masing-masing, tapi yang paling hebat itu Grup Salim. Benar?" Yuli menarik tangan Nadya dengan penuh harap."Benar." Nadya menatap balik dengan penuh waswas.Tentu saja ibunya tahu tentang ini karena kabarnya sudah menyebar.Yuli segera berujar, "Ini kabar bagus! Kamu sudah bekerja sama dengan Keluarga Salim? Kalau belum, biar Ayah dan Ibu yang menjembataninya."Nadya membalas, "Belum dan nggak akan. Selain itu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1102

    Dalam sekejap, Yoga sudah tiba di mal.Setelah menemukan toko yang disebut, Yoga melihat Karina yang sedang menangis di tempat duduk. Begitu melihat Yoga, Karina langsung menerjang ke arahnya sambil terisak-isak."Hiks, hiks. Aku nggak tahu apa yang terjadi. Dia menghilang di kamar pas. Aku nggak menemukannya di mana-mana, dia nggak ada di mal ini!" Karina menangis tersedu-sedu di pelukan Yoga."Jangan khawatir. Aku sudah di sini, 'kan? Serahkan saja padaku." Yoga menghibur. Dia tidak percaya bahwa manusia dapat menghilang begitu saja di hadapannya."Um. Kamu harus menemukan Lili!" ujar Karina dengan merasa bersalah sambil mengusap matanya.Setelahnya, Yoga pun pergi ke kamar pas yang dimaksud dan mulai memeriksa tempat itu. Tidak ada bekas perlawanan, jadi adiknya pasti bukan diculik.Namun, Yoga merasa bingung harus memeriksanya dari mana karena kamar pas yang kosong melompong itu juga tidak memiliki kamera pengawas."Kamu sudah mencari di seluruh mal?" Yoga memastikan sekali lagi."

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1103

    Yoga menginjak pria itu sambil menatapnya dengan dingin. Jika dia mengerahkan sedikit tenaganya, tubuh orang ini akan luluh lantak di tanah."Aku datang sendiri, nggak ada yang mengutusku," ucap pria itu dengan gugup."Oke, mana adikku?" tanya Yoga lagi."Di parit sana, aku nggak menyentuhnya," jelas pria itu dengan cepat.Yoga mengangkat pria itu dengan satu tangan dan melangkah menuju parit. Tak lama, dia menemukan Lili di sana dalam keadaan terikat."Uhmm ... uhm!" Mulut Lili disumpal kain. Begitu melihat Yoga, dia terlihat sangat gembira."Jangan takut. Selama aku di sini, kamu nggak akan kenapa-kenapa," hibur Yoga sambil mengambil kain yang menyumpal mulut Lili dan melepas ikatan talinya."Kak, kukira aku nggak akan pernah bertemu denganmu lagi. Huhuhu ...," kata Lili sambil berlinang air mata.Yoga membelai rambut adiknya. Matanya berkilat dingin saat dia bertanya pada pria di tanah, "Katakan, apa tujuanmu?""Aku dengar kalau Pil Ketenangan Jiwa menyimpan rahasia untuk menguasai

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1104

    "Ini bukan hal baru. Dulu, ada banyak orang di dunia kultivator kuno yang menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, tapi mereka semua mati," ucap Yoga dengan tenang."Kalau begitu, mungkin rumor itu ada benarnya. Buktinya, orang-orang sudah menginginkannya sejak dulu," kata Sutrisno sambil menggeleng dengan sentimental.Yoga memikirkan masalah ini dengan ekspresi serius. Kemudian, dia bertanya dengan dingin, "Siapa yang menyebarkan rumor itu?"Jika informasi ini tersebar ke makin banyak kultivator kuno, mereka pasti akan terus mengusik Yoga dan orang-orang di sekitarnya. Ini jelas adalah sebuah potensi ancaman."Siapa yang tahu? Tapi, rumor nggak mungkin muncul tanpa alasan. Apa Pil Ketenangan Jiwa benaran menyimpan rahasia untuk menguasai dunia?" tanya Sutrisno. Dia menatap Yoga dengan antusias, berharap bisa mendengar kebenarannya."Apa kamu pernah lihat orang yang berhasil menguasai dunia?" balas Yoga sambil memelototinya. Pertanyaan Sutrisno terasa sangat menggelikan di telinganya.Sutrisn

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1105

    Di luar vila.Sutrisno yang baru masuk mobil tertegun sejenak saat melihat Yoga masih di kursinya."Sudah selesai?" tanya Yoga dengan datar."Ya. Ada yang aneh. Apa barusan kamu naik ke atas untuk mengobrol dengan Nadya?" tanya Sutrisno balik."Mengobrol apa?" tanya Yoga bingung."Aku merasa ada seseorang di atas. Terus juga ada suara-suara aneh, seperti ada yang bergulat sama Nadya. Kukira itu kamu," ujar Sutrisno sambil tersenyum canggung.Bibir Yoga berkedut-kedut. Dia lantas mendongak dan memandang ke lantai atas vila. Firasat buruk hinggap di hatinya.Bertepatan dengan itu, semua orang Keluarga Wibowo berlarian keluar. Mereka memandang sekeliling dengan panik."Nadya! Di mana kamu?""Jawab kami! Kamu di mana?""Nadya! Jangan marah. Jangan kabur dari rumah!"Orang-orang Keluarga Wibowo berteriak lantang dengan ekspresi gugup. Mereka menyadari Nadya menghilang setelah naik ke lantai atas dan tidak menemukan siapa pun di sana.Yoga menyipitkan mata. Kilat curiga melintas di sana. Jan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1106

    Sutrisno terdiam menatap Yoga. Apa pria itu ingin memperdaya dirinya? Yoga benar-benar tidak tahu malu. Dia berencana untuk membuat dirinya menanggung semua bahaya!Sutrisno berucap, "Kalau memang ada rahasia, katakan langsung padaku. Kalau nggak ada, jangan mempermainkanku begini.""Mungkin memang ada rahasianya. Kamu cari saja sendiri!" balas Yoga.Sutrisno terdiam. Yoga ini mudah saja bicara. Akhirnya, Sutrisno menghela napas dan berkata, "Baiklah ...."Satu masalah selesai. Namun, Yoga masih harus menyelamatkan Nadya. Yoga membalas pesan dari nomor asing tadi.[ Aku akan memberimu Pil Ketenangan Jiwa. Tapi, kalau Nadya sampai celaka, kamu akan mati! ]Balasan dari orang itu segera datang.[ Taruh Pil Ketenangan Jiwa itu di meja bar Hotel Okane. ]Yoga berkendara menuju hotel itu dan meletakkan Pil Ketenangan Jiwa di tempat yang ditentukan.Pesan lain masuk ke ponsel Yoga.[ Kamu bisa pergi sekarang. Nadya ada di kamar 301 Hotel Pater! ]Yoga tersenyum sinis saat membaca pesan itu.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1107

    Yoga menatap pria di depannya dengan alis berkerut dan ekspresi muram. Setelah beberapa saat, akhirnya dia menghela napas. Sepertinya pria itu tidak berbohong."Kalau kamu mendapatkan Pil Ketenangan Jiwa, apa kamu akan memberikannya ke Keluarga Kusuma?" tanya Sutrisno ingin tahu."Nggak, kebanyakan dari kami yang sudah mendengar kabar ini memutuskan untuk mendapatkan Pil Ketenangan Jiwa sendiri, baru mencari tahu rahasianya. Kami tahu Keluarga Kusuma nggak mungkin membagikan jawabannya," ujar pria itu dengan ekspresi kaku.Yoga mengernyit. Sepertinya semua masalah kali ini adalah ulah Keluarga Kusuma ...."Aku punya ide," bisik Sutrisno di telinga Yoga.Yoga tertegun sejenak usai mendengar ide Sutrisno. Keduanya saling memandang, memutuskan dalam diam bahwa ide itu cukup bagus."Karena kamu begitu menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, aku akan berikan padamu!" ucap Yoga sambil menyerahkan sebutir Pil Ketenangan Jiwa pada pria itu."Hah? Apa?" gumam itu sambil menatap Yoga dengan raut tidak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1108

    Pada saat yang sama, di Kediaman Kusuma."Jadi ini Pil Ketenangan Jiwa? Apa rahasia yang tersembunyi di dalamnya?" tanya Luna sambil menatap dingin pria yang berlutut di bawah."Aku juga nggak tahu. Dia hanya memberiku pil itu tanpa mengatakan apa-apa. Dia pasti ingin menjadikanku tumbal!" sahut pria itu dengan raut muram. Dia berlutut ketakutan di sana.Pria yang diberikan Pil Ketenangan Jiwa oleh Yoga ini baru mau pergi ketika orang-orang Keluarga Kusuma tiba-tiba mengadangnya. Dia seketika tahu bahwa situasinya tidak baik."Begitu banyak orang yang menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, tapi kenapa dia hanya memberikannya padamu?" tanya Luna lagi sambil mengernyit. Dia mengamati Pil Ketenangan Jiwa itu dengan ekspresi bingung."Aku benaran nggak tahu. Aku nggak bohong!" ucap pria itu dengan panik. Dia sudah berusaha menjelaskan semuanya, tetapi lawan bicara sama sekali tidak mau percaya.Situasi pria ini memang mencurigakan. Sebab, dia adalah orang pertama yang diberikan Pil Ketenangan J

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1116

    "Tuan Bimo lagi apa sebenarnya? Kenapa terus-menerus butuh barang-barang seperti itu?" tanya Sutrisno dengan raut wajah muram dan terlihat sedikit ragu. Dia merasa seperti ada sesuatu yang terjadi pada Bimo karena selalu meminta barang-barang itu."Apa Tuan Bimo perlu menjelaskan tindakannya padamu?" tanya Yoga sambil tersenyum dengan sikap angkuh. Apa pun yang dilakukan oleh Bimo, bukankah itu semua bisa diaturnya dengan mudah?"Ya sudah, aku bakal kasih tahu keluargaku biar mereka bisa segera menyiapkannya. Tolong kamu bantu atur pertemuanku sama Tuan Bimo!" ucap Sutrisno dengan nada mendesak. Dia takut empat keluarga besar lainnya akan lebih dulu bertindak.Setelah menutup telepon, Yoga tersenyum makin lebar. "Tuan Bimo, kamu benar-benar serakah. Kenapa terus menginginkan begitu banyak barang?" ucap Yoga sambil tertawa, seolah-olah merasa sangat puas dengan situasi ini.Namun di sisi lain, Bimo merasa geram dengan tindakan Yoga yang telah merusak reputasinya. Bimo memberi tahu, "Sud

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1115

    Ucapan kultivator prajurit itu terdengar lantang dan penuh semangat. Dia mengisyaratkan agar semua segera bergerak.Tak lama kemudian, anggota Keluarga Kusuma bergegas meninggalkan rumah. Di sisi lain, Keluarga Husin juga menerima kabar tersebut."Gara-gara Yoga, rencana kita hancur berantakan semua! Anak itu benar-benar kurang ajar!" maki Farel yang murka. Dia melempar benda-benda di sekitarnya untuk melampiaskan amarah.Beberapa kultivator prajurit lainnya pun ikut mengernyit. Raut wajah mereka penuh emosi. Mereka semua sangat kesal dan bingung dengan tindakan Yoga."Apa yang ada di pikirannya? Apa untungnya bagi dia dengan melakukan ini?""Ya, lokasi rahasia Pil Ketenangan Jiwa saja belum ditemukan. Tindakan ini cuma bakal bikin banyak orang mati karenanya!""Mungkin dia mau balas dendam. Sepertinya Yoga benar-benar sudah gila!"Mereka semua menggeleng karena tidak bisa memahami pikiran Yoga."Nggak peduli apa yang dia inginkan, sekarang Tuan Bimo sudah tahu rahasia ini. Kita nggak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1114

    "Kalian ... dengar ini dari mana?" tanya Luna. Dia langsung tertegun begitu mendengar rahasia yang disampaikan oleh Winola dan Sutrisno. Dia menatap kedua orang itu lekat-lekat dengan ekspresi penuh keterkejutan.Dalam hatinya, perasaannya sudah tak karuan. Rahasia yang dia dapatkan dengan susah payah, kenapa bisa sampai di telinga mereka? Apakah mereka mendengar ini dari Yoga juga? Namun, itu sepertinya tidak mungkin.Luna tersenyum canggung dengan ekspresi putus asa. Dia akhirnya membalas dengan ragu-ragu, "Sebenarnya aku sendiri juga nggak begitu tahu. Kalau nggak ada lagi yang perlu dibicarakan, kalian bisa pergi sekarang."Sutrisno dan Winola saling memandang dan langsung menangkap keganjilan itu. Mereka makin yakin bahwa rahasia Pil Ketenangan Jiwa yang dikatakan Yoga pasti benar."Oke. Kalau begitu, kami permisi dulu," ujar Winola sambil tersenyum, lalu berbalik dan pergi. Tiba-tiba terdengar suara keras."Lapor!" Seorang bawahan masuk dengan wajah cemas, lalu memberi tahu, "Bar

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1113

    "Ya sudah, aku akan memberitahumu!" balas Yoga. Dia tanpa ragu-ragu langsung menyampaikan rahasia yang sama dengan suara yang sengaja diperkeras agar Winola juga mendengarnya."Apa ... ini benar?" tanya Winola sambil menatap Yoga. Dia terlihat sangat terkejut dan tidak percaya. Semudah itukah untuk mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa? Namun, Winola tetap merasa tidak yakin.Yoga melihat mereka dengan tatapan tajam, lalu memberi tahu, "Jangan bicara omong kosong lagi. Kalian berdua sudah tahu rahasia Pil Ketenangan Jiwa, jadi segeralah pergi dari sini. Inilah yang kukatakan pada Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin.""Percaya atau nggak, terserah kalian. Kalau nggak percaya, kalian bisa langsung pergi ke rumah Keluarga Husin atau Keluarga Kusuma untuk tanyakan pada mereka!" tegas Yoga.Winola dan Sutrisno saling bertatapan. Mereka merasa bingung, tetapi tidak punya pilihan lain selain pergi.Di sisi lain, Yoga terlihat sudah mulai marah. Kalau terus mendesak, mereka juga tidak yakin a

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1112

    "Sebaiknya kamu pikirkan baik-baik. Ini adalah terakhir kalinya aku menawarkan kesempatan padamu!" ucap Winola sambil menatap Yoga dengan dingin.Sorot matanya sangat tajam. Dalam hatinya, Winola sebenarnya merasa sangat muak. Dia enggan mengorbankan kebahagiaannya sendiri demi mengetahui rahasia Yoga."Mau berapa kali pun tawaranmu, aku nggak peduli. Kalau nggak ada hal penting, segera pergi," usir Yoga dengan nada jengkel."Kamu tahu nggak? Sekarang, ada banyak orang mengincar rahasia Pil Ketenangan Jiwa. Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin sudah tahu tentang rahasia itu!" ujar Winola dengan marah."Oh ... terus kenapa?" tanya Yoga yang mengangkat alis dan terlihat bingung.Keluarga Husin memang tahu rahasianya, tetapi sekarang Keluarga Kusuma juga tahu. Kemungkinan mereka sudah bersekongkol atau mungkin ada yang membocorkannya."Kenapa? Mereka adalah keluargamu, tapi terus-menerus memanfaatkanmu. Apa kamu nggak marah? Lebih baik kamu kasih tahu aku juga, biar aku bisa ikut bersaing m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1111

    "Sekarang, rahasianya sudah kuberi tahu. Sebaiknya kamu cepat pergi. Jangan ganggu kami lagi. Kami cuma mau hidup tenang," ujar Ayu sambil menyeka air mata. Raut wajahnya penuh dengan kesedihan dan keputusasaan."Oke!" jawab Farel. Dia bangkit dan hendak pergi, tetapi malah tiba-tiba berhenti dan berbalik.Farel menatap Yoga sambil mengernyit, lalu bertanya, "Kalau begitu, kenapa kamu sendiri nggak mencari nadi naga dan kunci untuk menyatukan negeri?""Apa gunanya bagiku? Negeri ini sudah bersatu, makmur, dan kuat. Untuk apa aku mencari rahasia yang nggak lagi relevan?" balas Yoga dengan tenang."Hmph! Dasar sok suci!" maki Farel sebelum pergi.Setelah kembali, Farel tidak langsung memberi tahu Keluarga Kusuma, melainkan menuju rumah Keluarga Husin dan merencanakan cara untuk menemukan nadi naga.Kemudian, Farel memanggil kultivator-kultivator prajurit yang masih ada di sekitar dan memberitahukan rahasia itu kepada mereka.Informasi ini langsung menghebohkan Keluarga Husin. Mereka sege

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1110

    Setelah menerima telepon, Yoga langsung datang ke tempat di mana Ayu berada. Ketika melihat Farel ada di sampingnya, dia langsung terlihat kesal. Apa yang dilakukan orang itu di sini?"Nak, kamu jelaskan saja rahasia Pil Ketenangan Jiwa padanya," ucap Ayu dengan suara kecil sambil menunduk. Ada rasa sedih dan keraguan di dalam hatinya."Kamu dengar, 'kan? Yoga, lebih baik kamu kasih tahu rahasianya. Kalau nggak, akan ada lebih banyak orang yang terseret karena hal ini," ujar Farel dengan nada dingin. Tatapannya penuh ejekan dan ketidakpedulian terhadap Yoga."Kamu ... mau tahu rahasia Pil Ketenangan Jiwa?" tanya Yoga dengan ekspresi agak berubah. Aura membunuh mulai terpancar dari dirinya.Rahasia Pil Ketenangan Jiwa memang diinginkan oleh banyak orang. Selain Keluarga Kusuma, sekarang bahkan Keluarga Husin juga ingin ikut campur?Farel membalas dengan angkuh, "Cepat kasih tahu, supaya aku nggak perlu cari Lili lagi.""Apa?" tanya Yoga. Dia langsung terlihat sangat marah dengan mata be

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1109

    Ucapan Farel mengejutkan semua orang di sana."Apa? Kenapa dia bisa nggak tahu? Apa ayahnya juga nggak tahu?" tanya Luna dengan kaget."Aku nggak yakin Arjuna tahu atau nggak, tapi Yoga sudah pasti nggak tahu. Masalah ini sudah pernah menggemparkan dunia bela diri kuno sebelumnya. Biarpun begitu menghebohkan, tetap nggak ada yang tahu rahasianya," jelas Farel sambil menggeleng."Sial, sepertinya satu-satunya jalan adalah mencari Arjuna. Gimana kita bisa mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa ini?" gumam Luna sambil mengernyit."Nggak ada yang bisa memastikan apakah Arjuna masih hidup atau sudah mati. Keberadaannya juga menjadi misteri. Gimana kita bisa mencarinya?" ucap Farel dengan cuek sambil mengangkat bahunya. Dia sudah pernah memikirkan berbagai kemungkinan yang ada sebelumnya."Sialan! Gimana sekarang?" ucap Luna sambil menghela napas frustrasi."Tenang, serahkan saja padaku. Tapi, aku punya syarat. Kalau rahasia Pil Ketenangan Jiwa benaran didapatkan, 70% manfaatnya harus diber

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1108

    Pada saat yang sama, di Kediaman Kusuma."Jadi ini Pil Ketenangan Jiwa? Apa rahasia yang tersembunyi di dalamnya?" tanya Luna sambil menatap dingin pria yang berlutut di bawah."Aku juga nggak tahu. Dia hanya memberiku pil itu tanpa mengatakan apa-apa. Dia pasti ingin menjadikanku tumbal!" sahut pria itu dengan raut muram. Dia berlutut ketakutan di sana.Pria yang diberikan Pil Ketenangan Jiwa oleh Yoga ini baru mau pergi ketika orang-orang Keluarga Kusuma tiba-tiba mengadangnya. Dia seketika tahu bahwa situasinya tidak baik."Begitu banyak orang yang menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, tapi kenapa dia hanya memberikannya padamu?" tanya Luna lagi sambil mengernyit. Dia mengamati Pil Ketenangan Jiwa itu dengan ekspresi bingung."Aku benaran nggak tahu. Aku nggak bohong!" ucap pria itu dengan panik. Dia sudah berusaha menjelaskan semuanya, tetapi lawan bicara sama sekali tidak mau percaya.Situasi pria ini memang mencurigakan. Sebab, dia adalah orang pertama yang diberikan Pil Ketenangan J

DMCA.com Protection Status