Gao Tian berhenti menikmati makanannya sejenak, lalu berkata-kata. Di tempat dirinya berada, Xuanwu agak merundukkan kepala.
Sayang Gao Tian tidak dapat melihatnya. Raja Iblis berparas tampan itu benar-benar melupakan sisi garangnya. Dia tengah tersenyum dengan tulus.
“Sejauh yang pernah aku rasakan …, jika itu yang bersarang dalam hatimu sekarang …, ya. Kamu sedang jatuh cinta,” jawab Xuanwu.
Tok, tok, tok …!
Pintu kamar Gao Tian diketuk. Ia menghabiskan makanannya, lalu buru-buru melangkah menuju pintu dan membukanya. Dia terkejut. Karena, yang berdiri di situ adalah Xue Zi Qi.
Sang wakil ketua sekte bertanya, “Sedang apa kamu?”
“Master Xue,” Gao Tian menyempatkan memberi hormat, barulah menjawab, “Ak-aku sedang mengudap sembari belajar, Master.”
“Ah, membosankan sekali hidupmu? Lebih baik kau ikut patroli malam bersamaku.”
“K-kita akan ber
Dari tempat mereka berada, Gao Tian dan Xue Zi Qi tidak dapat melihat. Mata orang itu terbuka sedengankan retinanya naik ke kelopak. Mulutnya menganga dan wajahnya pucat pasi. Betul. Pria tersebut sudah tidak bernyawa.“Tuan-tuan, dari mana kalian berasal?”Wanita berbusana merah jambu yang duduk di sebelah Gao Tian bertanya. Suaranya lembut namun nyaring. Kedua netranya menyorot manja pada pemuda yang berada tepat di sisinya. “Kami berasal dari Tanah Kuning, Nona,” jawab Zi Qi dengan gaya datarnya yang khas. Tanah Kuning merupakan kota tetangga yang letaknya di sebelah utara dari Lembah Merah.“Apakah kalian para pendekar?” tanya si pelayan lagi.“Tidak juga bisa disebut sebagai pendekar. Tetapi, kami mahir bela diri,” Zi qi kembali menjawab.“Apakah Tuan Muda juga adalah seorang ahli bela diri?”Sekarang, si perempuan berusia 20-an tersebut berkata pada Gao Tian seraya merapatkan tubuh pada sang tamu.“Euh …, aku …, ya. Lumayan …,” jawab Gao Tian agak ragu.“Aku suka laki-laki yang
Gao Tian mendengar titah Xuanwu, tapi terlambat. Perempuan yang duduk di pangkuannya sudah keburu meraup ujung mulut dia menggunakan bibirnya.Semuanya berlangsung dengan cepat. Si wanita bagai berusaha menghirup napas Gao Tian. Akan tetapi, dia merasakan ada sengatan yang layaknya menolak dirinya.Xuanwu yang bersemayam dalam diri Gao Tian juga menyadari. Telah terjadi sesuatu dengan tubuh hostnya. Semacam ada energi yang spontan dikerahkan Gao Tian, begitu perempuan pada pangkuannya sedang mengecup dia.“Ada apa …? Kenapa—, apa yang terjadi barusan? Apakah itu aku? Jelas bukan. Aku ingin Gao Tian mengerahkan kekuatan spiritualnya sendiri. Namun sepertinya terlambat,” batin Xuanwu terheran-heran.Sementara, wanita penghibur tersebut mendadak menodorong Gao Tian sekuat tenaga, hingga pendekar muda dari sekte Tujuh Bintang Kejora itu tersontong ke arah belakang.Beruntung, Gao Tian menguasai teknik bela diri yang tinggi. Dit
“Ah, Tuan bisa saja. Tidak juga begitu. Kami baru saja memulai usaha ini,” sang wanita penghibur menanggapi perkataan Zi Qi dengan merendah.“Kamu dan rekanmu itu cantik. Pasti sudah banyak pria yang kalian taklukkan,” puji Zi Qi lagi. Dia sudah tiba tepat di hadapan si perempuan berbaju hijau.“Bukan menaklukkan, Tuan. Kami hanya membuat orang-orang seperti Anda merasa …, nyaman dengan layanan kami.”“Kalau begitu, aku juga mau dibuat nyaman olehmu, Nona.”Seraya berucap, Zi Qi menjulurkan tangan. Jemarinya menyentuh simpul yang terdapat pada bagian pinggang busana pasangannya.Dalam sekali tarik, helaian tali kain tersebut terlepas. Kemudian, pakaian yang dikenakan oleh wanita yang berdiri sangat dekat didepannya terbuka.Setelahnya, Zi Qi meraih pinggang perempuan berkulit putih mulus yang memiliki sepasang dada menonjol besar itu. Ia membawa tubuh sintal si wanita penghibur berputar
“Uwakh …!”Tubuh wanita yang mengenakan pakaian berwarna merah muda itu bagai beradu dengan sesuatu di udara. Sontak, tubuhnya terpental kembali ke arah ia datang, lantas jatuh di atas tanah.Bruk!Xuanwu telah memberitahu Gao Tian seperti apa dampak dari ilmu-ilmu spiritual miliknya. Teknik yang baru saja ia kerahkan dapat digunakan untuk membuat lawan yang tak terlihat menjadi kelihatan. Atau, menampakkan wujud asli dari makhluk tertentu.“Pengusir setan sialan …!”Sembari bangkit berdiri, perempuan yang terkena serangan Gao Tian mengumpat. Suaranya menjadi parau. Pada sekujur tubuhnya dipenuhi asap tipis. Saat itulah Gao Tian bisa melihat wujud asli si wanita penghibur.Rambut peraknya yang disanggul tergerai sebagian hingga melewati bokong. Pupil matanya kuning. Tubuhnya agak bungkuk. Kulitnya yang hijau dipenuhi kerutan. Kuku pada jari jemarinya pun panjang dan runcing.“D-dia adalah &h
Zi Qi memotong perkataan musuh. Wanita yang terikat oleh syalnya itu mendelik sembari menekuk wajah pada dia.Penampilan perempuan berbusana hijau terang tersebut sudah tidak seperti sebelumnya. Selain kulitnya yang pucat dan rambutnya yang putih, bibirnya berwarna merah gelap. Namun tidak seperti Guru Sihir Kegelapan, wajahnya masih kelihatan cantik.Kelopak mata perempuan itu seperti dibubuhi dandanan hitam nan tipis dan terdapat guratan merah pada bagian bawahnya. Bukan karena dia merias diri. Wajah seorang peri memang sudah dari sananya seperti itu.“Sudah ku bilang tadi, semua ini karena guruku! Lepaskan saja aku, Tuan …, aku berjanji tidak akan macam-macam!” bujuk sang peri.Yang diajak bicara diam saja. Kemudian, terdengar suara Gao Tian memanggil-manggil Zi Qi. “Guru …, Guru …!”Sempat bertarung dengan tawanannya, Zi Qi dan lawannnya itu telah menjauh dari bagian belakang kedai. Mereka sedang ber
“… kamu sekarang adalah seorang pendekar hebat, Gao Tian. Kita tidak tahu siapa yang akan kita hadapi ke depannya. Kamu membutuhkan kawan lebih banyak. Kakak Pertama, Min Wu, Master Xue juga para guru dan murid-murid lain belum tentu bisa membantumu nanti.”Begitu kata Xuanwu pada Gao Tian. Dia melanjutkan, “Dan salah satu yang penting. Kamu juga akan memiliki kawan untuk melindungi Nona Su kalau-kalau dibutuhkan.”Si Raja Iblis memang pintar. Ia sengaja menyebut nama Xiao Mei. Dirinya tahu, meyinggung si putri Su pasti akan menggugah hati Gao Tian.Betul. Seketika itu Gao Tian merasa apa yang dititahkan oleh Xuanwu bukan untuk kepentingan dirinya. Melainkan, demi Xiao Mei.Membisu sejenak, Gao Tian berucap, “Baiklah. Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang, Xuanwu?”“Bilang saja pada peri ini, kamu ingin membuat kontrak dengannya. Dia akan langsung paham,” jawab Xuanwu.Peri yang bera
Bermaksud berpura-pura ditaklukkan oleh Ruogang, Gao Tian memejamkan mata. Hingga, Zi Qi mendekat pada dirinya.“Gao Tian …?”Menggunakan mimik heran, Zi Qi memandangi muridnya yang terkapar di atas rerumputan. Sedangkan Gao Tian bersuara.“Nona, kau memang cantik …”Kocak. Zi Qi diam saja. Dia menatap Gao Tian yang berpura-pura mengigau. Lalu, sang murid membuka mata dan menoleh pada gurunya.“Gu-guru …?!”Bersandiwara layaknya orang yang linglung, Gao Tian bangkit. Zi Qi yang memiliki pembawaan kalem menghela napas karena tingkah muridnya. Wakil pimpinan sekte Tujuh Bintang Kejora itu bertanya.“Mana peri itu?”Masih dalam rangka memainkan perannya, Gao Tian membuat gerak-gerik kebingungan. Lantas, dia memandang ke arah Ruogang berada sebelumnya.“A-astaga …! Guru, maafkan aku. Tadi, wanita itu seperti—, entahlah. Aku tidak ingat ap
“Kami melakukan ini karena ada pendekar sekte Tujuh Bintang Kejora yang lancang terhadap kami.”Begitu Ketua Bayangan Tengkorak menjelaskan, Hwan Ching mengepalkan tangan gemas. Gigi-giginya terkatup rapat. Ekspresi teman-temannya sesama murid tingkat akhir juga kelihatan geram.Ketua Bayangan Tengkorak melanjutkan. “Apabila kalian ingin dua perempuan ini selamat, murid sekte Tujuh Bintang Kejora yang mengganggu kami mesti datang ke bukit Xiniu. Ingat: pesan ini hanya berlaku bagi para Bintang Kejora, bukan pendekar-pendekar lain apalagi polisi!”Begitu kepala dari para penjahat musuh bebuyutan mereka memaparkan, Hwan Ching dan kawan-kawan silih bertatapan. Rasanya, mereka sudah ingin pergi ke bukit Xiniu sekarang juga. Ketua Bayangan Tengkorak belum usai dan berkata lagi.“Dia mesti bertanggungjawab atas perbuatannya. Jika ia tidak kunjung datang sebelum fajar menyingsing besok lusa, wanita-wanita ini akan pulang, tapi kami
“Sembarangan bagaimana maksudmu?!” balas si nenek cuek.Dia terlihat tersenyum lega malahan girang. Seolah, dia merasa puas. Karena, selesai melakukan tugasnya dengan baik. Sudah mulai bungkuk, dia masih berjalan penuh kepercayaan diri. Malahan, gagah walau lambat.“Nenek menyebut pendekar muda Bintang Kejora itu sebagai Tuan Muda Gao di hadapan Nona Su dan Tuan Muda Fang. Aku hanya khawatir, mereka berdua merasa tersinggung karena ada rakyat biasa yang disebut demikian,” ujar sang cucu lagi.“Rakyat biasa? Dia bukan warga sipil, cucuku. Tuan Muda Gao merupakan saudara sumpah mereka sejak ribuan tahun. Tak mungkin mereka merasa demikian. Lagi pula, anak itu memang adalah seorang Gao!”Walau merasa neneknya bertingkah agak aneh, sang cucu tersenyum jenaka. Menurut dia, neneknya memang melakukan hal yang lucu.“Bagaimana bisa Nenek merasa yakin bahwa dia adalah seorang Gao?” tanya si cucu. Wajahnya menjadi kocak karena ingin mencandai neneknya.“Wajahnya. Aku dapat memastikan. Pahatan t
Tiba-tiba kedengaran suara seorang ibu tua memanggil-manggil. Semestinya, orang yang pantas untuk dipanggil demikian adalah Fang Fenglei atau Lai Chun Ho.Akan tetapi secara mengejutkan, ibu tua yang mulai bongkok itu berjalan buru-buru mendekat pada Xiao Mei dan Gao Tian.“Tuan Muda …!”Sebetulnya Gao Tian juga Xiao Mei telah mendengar suara ibu tua tersebut memanggil-manggil. Akan tetapi, keduanya mengira ia memanggil si Kakak Pertama.Namun ternyata, ia mendatangi Gao Tian hingga meraih dan menarik baju murid Tujuh Bintang Kejora tersebut.“Tuan Muda Gao …!”Sontak, Gao Tian menoleh ke belakang. Wanita tua yang ia terka mungkin sudah berada di atas 80 tahun malahan mungkin 90-an itu menatap tersenyum padanya.Bukan senyum biasa. Dia memandang Gao Tian bak melihat cucunya sendiri, begitu penuh welas asih bahkan riang.“Tuan Muda Gao, aku sudah melihatmu dari kejauhan sejak tadi, ini
Menurut Xiao Mei, kehadiran Fenglei justru bakal menjadi penetralisir kencan dia dengan Gao Tian. Ia bisa menyembunyikan dari Chun Ho bahwa sebetulnya dia dan si Bintang Kejora sudah membuat janji makan siang bersama terlebih dahulu.Pengakuan Gao Tian membuat Xiao Mei tersenyum. “Tidak mengapa. Biar Kakak Pertama ikut bersama kita,” kata dia ceria.“Sebetulnya …, aku berjanji akan mentraktir dia. Karena, paman dan bibimu memberiku upah yang lumayan …”“Tidak perlu kau mentraktir Kakak Pertama. Biar aku saja yang membayarnya nanti!” Xiao Mei menyerobot kata-kata Gao Tian.“Ya sudah, berarti aku yang akan membayar bagianmu,” sambut Gao Tian mengusulkan dengan tersenyum cerah. Akan tetapi, Xiao Mei malah cemberut.“Aku yang mengajakmu untuk makan siang bersama sebagai imabalan kamu dapat memusnahkan roh jahat malam itu, Gao Tian. Jadi, tidak usah kau mengeluarkan uang buatku!” sergah Xiao Mei galak.Gao Tian hanya bisa menurut pada gadis bangsawan yang ada di hadapannya. Xiao Mei memand
Serasa melihat dewi yang turun dari langit, Chun Ho tersenyum pada Xiao Mei penuh keterkaguman, lantas dia berucap, “Kau cantik sekali hari ini.”Dipuji oleh Chun Ho, Xiao Mei malah agak kikuk. Nyaris saja dia menkuk wajah karena tak mampu menyembunyikan demi siapa dia tampil paripurna sedemikian rupa.Meski begitu, sang putri Su terpaksa tersenyum anggun, lalu membalas, “Aku adalah seorang putri Su. Sudah seharusnya aku tampil seperti ini.”“Xiao Mei …, apakah … kamu ada kesibukan?” tanya Chun Ho bagai ragu pada wanita yang tengah disanding-sandingkan oleh keluarganya dengan dirinya tersebut.Ingin rasanya Xiao Mei ‘mengusir’ Chun Ho dengan menyampaikan bahwa hari itu ia memiliki janji. Akan tetapi, Xiao Mei tahu. Diam-diam di ruang sebelah, ayah dan ibunya pasti menyimak.Memang benar. Su Yu Ping dan Liao Bi berusaha menyimak obrolan anak perempuan mereka dengan Chun Ho.Terpaksa, Xiao Mei menjawab pertanyaan si Kesatria Bukit Elok. “Sebetulnya, aku berencana untuk keluar memang …”
Begitu ucap Pendeta Fu setelah Zi Qi menyampaikan apa yang terjadi saat mereka berhadapan dengan Ruo Gang. Sang pendeta berkata lagi.“Namun setidaknya, ia tidak seperti ingin menunjukkan bahwa dirinya telah memiliki kekuatan spiritual atau juga tanda-tanda memberontak pada sekte atau apapun. Setidaknya, itu merupakan pertanda bahwa didikan kalian dipegang teguh dengan sangat baik oleh dia.”“Terpujilah para dewa apabila ajaran kami tertanam dalam dirinya,” sambut Tan Guan Ming. “Kemudian semalam, sepertinya ia sudah mengusir roh jahat dalam gua tersebut. Itu berarti, dia menggunakan kekuatan spiritualnya untuk kebajikan.”Semalam, Gao Tian telah melaporkan dan mendapat rekomendasi dari Xiao Mei. Bahwa, insiden supranatural Raja Kalajengking Iblis atau disebut ‘teror hantu kalajengking’ telah diselesaikan. Lucunya, Gao Tian mengaku bahwa ternyata, roh jahat itu takut pada jimat yang diberikan Zi Qi.Terang saja, para gurunya langsung tahu. Gao Tian yang berhasil mengalahkan kalajengki
“Ha…?”Lucu. Gao Tian yang berpembawaan kalem melongo melihat sosok wanita yang ada di hadapannya. Bukan apa-apa, Huanzu saat itu muncul tanpa berpakaian sedikitpun.Kulit putih dan tonjolan-tonjolan pada tubuhnya terekspos. Rambutnya tertata cantik dengan aksesoris indah pada kepalanya. Dia mengenakan anting-anting berbandul hijau.Bibirnya berwarna hijau cerah, bahkan kuku-kuku baik tangan maupun kaki Huanzu juga berwarna hijau.“Hai, adik kecil, bagaimana. Apakah kamu suka melihatku?” ucap Huanzu. Dia berpose dengan menekuk sebelah lutut, sementara berkacak pinggang.Sebagai laki-laki sejati, sudah barang tentu tubuh Gao Tian bereaksi melihat pemandangan indah yang ada di hadapannya.Akan tetapi, ia sadar. Yang dia lihat merupakan sosok roh jahat wanita. Selain itu hingga saat ini, mungkin hanya tubuh indah Xiao Mei yang merupakan wujud yang sangat ideal baginya.Terutama saat itu, Gao Tian sedang merasa riang. Nanti siang, dia akan makan bersama dengan Xiao Mei. Sehingga, dia tida
“Oh, itu …, anu … euh …”Pertanyaan Xiao Mei membuat Gao Tian gugup. Saat itulah si putri Su menyadari. Gao Tian kemungkinan ingin menyampaikan sesuatu. Akan tetapi, hambanya di Balai Riung Kejora Merah tersebut kemungkinan merasa kikuk dengan para anak buahnya yang ada di sana.“Hhhh…!” Xiao Mei menghela napas halus, kemudian meraih tangan Gao Tian dan membawa pengawalnya itu menjauh dari yang lain. “Apa yang mau kau katakan kepadaku?” tanya Xiao Mei pada Gao Tian dengan ekspresi galaknya.“Ak-aku baru saja bertarung dengan roh jahat, Xiao Mei,” ungkap Gao Tian.Dia tidak bisa berbohong pada Xiao Mei, terkeculai mengenai Xuanwu yang berada dalam dirinya. Sehingga sekarang, Gao Tian menyampaikan yang sejujurnya pada Xiao Mei tentang apa yang dirinya alami.Sedangkan Xiao Mei terang saja tertegun dengan apa yang dikatakan oleh Gao Tian. “K-kamu … dapat bertarung dengan roh jahat?!” Xiao Mei berusaha memastikan.“Begitulah, Xiao Mei,” Gao Tian menjawab lugu.Sekarang Xiao Mei tertegun.
Dari salah satu benteng kastil kelaurganya, Xiao Mei hanya bisa melihat samar-samar. Ada hewan yang menurutnya mirip dengan kalajengking. Ia tidak mengetahui, orang yang sedang berhadapan dengan makhluk tersebut adalah Gao Tian.“Siapkan 1 regu pasukan untuk ikut denganku ke atas sana. Tidak usah terburu-buru. Karena sepertinya, ada orang yang sedang menghadapi … entah sosok apa itu,” titah Xiao Mei pada para anak buahnya.“Siap, Nona Su!” sambut bawahan sang putri.Kembali pada Gao Tian. Menaklukkan Raja Kalajenging Setan sesuai keinginan Xuanwu tidaklah mudah. Dia harus bersabar. Pengerahan kekuatan spiritualnya pun mesti sangat terukur.Sebab salah-salah, bisa saja kalajengking jadi-jadian itu malah musnah. Jika sudah demikian, Xuanwu tidak akan bisa lagi menyerap roh jahat itu.“Lantas kapan kalajengking ini mulai menyerah? Yang mererpotkan adalah serangan tembakan energi yang berasal dari buntutnya itu. Tampak berbahaya!” batin Gao Tian.Berusaha untuk sabar, Gao Tian terus mengg
Sambil terkaget-kaget karena sepertinya dia bertemu dengan junjungannya, wanita serba hijau bernama Huanznu itu terus melangkah menuju tahta Xuanwu.“Aku … aku sendiri tidak tahu. 10 tahun yang lalu, aku disegel di sini menggunakan sebuah batang bambu oleh Pendeta Fu. Konon aku baru dapat lepas 5 tahun lagi. Tapi barusan, anak ini …”Huanzu tidak meneruskan kata-katanya. Ia memikirkan sesuatu yang sepertinya juga terlintas dalam pikiran Xuanwu.“Gao Tian. Anak itu mampu melepaskan segel dengan hanya menyentuhnya? Bagaimana mungkin?” batin Xuanwu. Lantas, dia berkata pada Huanzu. “Barusan … kekuatan spiritual yang ia kerahkan … berasal darimu, bukan?”“Aku rasa begitu, Tuan Xuanwu,” Huanzu terus berjalan. Sekarang ia meniti tangga platform tempat pimpnannya berada.“Kamu sama sekali tidak mengerahkannya, bukan?”“Tentu tidak, Tuan. Dia dapat mengambilnya sendiri, untuk apa aku repot-repot?”Sementara bertanya jawab dengan Huanzu, Xuanwu terus berpikir. “Tunggu, tunggu. Ada yang salah d