Share

31. Guru Sihir Kegelapan

Penulis: Lucky Number 12
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-11 08:00:41

“Uwakh …!”

Tubuh wanita yang mengenakan pakaian berwarna merah muda itu bagai beradu dengan sesuatu di udara. Sontak, tubuhnya terpental kembali ke arah ia datang, lantas jatuh di atas tanah.

Bruk!

Xuanwu telah memberitahu Gao Tian seperti apa dampak dari ilmu-ilmu spiritual miliknya. Teknik yang baru saja ia kerahkan dapat digunakan untuk membuat lawan yang tak terlihat menjadi kelihatan. Atau, menampakkan wujud asli dari makhluk tertentu.

“Pengusir setan sialan …!”

Sembari bangkit berdiri, perempuan yang terkena serangan Gao Tian mengumpat. Suaranya menjadi parau. Pada sekujur tubuhnya dipenuhi asap tipis. Saat itulah Gao Tian bisa melihat wujud asli si wanita penghibur.

Rambut peraknya yang disanggul tergerai sebagian hingga melewati bokong. Pupil matanya kuning. Tubuhnya agak bungkuk. Kulitnya yang hijau dipenuhi kerutan. Kuku pada jari jemarinya pun panjang dan runcing.

“D-dia adalah &h

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   32. Kontrak Dengan Peri

    Zi Qi memotong perkataan musuh. Wanita yang terikat oleh syalnya itu mendelik sembari menekuk wajah pada dia.Penampilan perempuan berbusana hijau terang tersebut sudah tidak seperti sebelumnya. Selain kulitnya yang pucat dan rambutnya yang putih, bibirnya berwarna merah gelap. Namun tidak seperti Guru Sihir Kegelapan, wajahnya masih kelihatan cantik.Kelopak mata perempuan itu seperti dibubuhi dandanan hitam nan tipis dan terdapat guratan merah pada bagian bawahnya. Bukan karena dia merias diri. Wajah seorang peri memang sudah dari sananya seperti itu.“Sudah ku bilang tadi, semua ini karena guruku! Lepaskan saja aku, Tuan …, aku berjanji tidak akan macam-macam!” bujuk sang peri.Yang diajak bicara diam saja. Kemudian, terdengar suara Gao Tian memanggil-manggil Zi Qi. “Guru …, Guru …!”Sempat bertarung dengan tawanannya, Zi Qi dan lawannnya itu telah menjauh dari bagian belakang kedai. Mereka sedang ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   33. Demi Xiao Mei

    “… kamu sekarang adalah seorang pendekar hebat, Gao Tian. Kita tidak tahu siapa yang akan kita hadapi ke depannya. Kamu membutuhkan kawan lebih banyak. Kakak Pertama, Min Wu, Master Xue juga para guru dan murid-murid lain belum tentu bisa membantumu nanti.”Begitu kata Xuanwu pada Gao Tian. Dia melanjutkan, “Dan salah satu yang penting. Kamu juga akan memiliki kawan untuk melindungi Nona Su kalau-kalau dibutuhkan.”Si Raja Iblis memang pintar. Ia sengaja menyebut nama Xiao Mei. Dirinya tahu, meyinggung si putri Su pasti akan menggugah hati Gao Tian.Betul. Seketika itu Gao Tian merasa apa yang dititahkan oleh Xuanwu bukan untuk kepentingan dirinya. Melainkan, demi Xiao Mei.Membisu sejenak, Gao Tian berucap, “Baiklah. Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang, Xuanwu?”“Bilang saja pada peri ini, kamu ingin membuat kontrak dengannya. Dia akan langsung paham,” jawab Xuanwu.Peri yang bera

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   34. Para Wanita Kalian Ada di Tangan Kami

    Bermaksud berpura-pura ditaklukkan oleh Ruogang, Gao Tian memejamkan mata. Hingga, Zi Qi mendekat pada dirinya.“Gao Tian …?”Menggunakan mimik heran, Zi Qi memandangi muridnya yang terkapar di atas rerumputan. Sedangkan Gao Tian bersuara.“Nona, kau memang cantik …”Kocak. Zi Qi diam saja. Dia menatap Gao Tian yang berpura-pura mengigau. Lalu, sang murid membuka mata dan menoleh pada gurunya.“Gu-guru …?!”Bersandiwara layaknya orang yang linglung, Gao Tian bangkit. Zi Qi yang memiliki pembawaan kalem menghela napas karena tingkah muridnya. Wakil pimpinan sekte Tujuh Bintang Kejora itu bertanya.“Mana peri itu?”Masih dalam rangka memainkan perannya, Gao Tian membuat gerak-gerik kebingungan. Lantas, dia memandang ke arah Ruogang berada sebelumnya.“A-astaga …! Guru, maafkan aku. Tadi, wanita itu seperti—, entahlah. Aku tidak ingat ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   35. Diserahkan Pada Zi Qi

    “Kami melakukan ini karena ada pendekar sekte Tujuh Bintang Kejora yang lancang terhadap kami.”Begitu Ketua Bayangan Tengkorak menjelaskan, Hwan Ching mengepalkan tangan gemas. Gigi-giginya terkatup rapat. Ekspresi teman-temannya sesama murid tingkat akhir juga kelihatan geram.Ketua Bayangan Tengkorak melanjutkan. “Apabila kalian ingin dua perempuan ini selamat, murid sekte Tujuh Bintang Kejora yang mengganggu kami mesti datang ke bukit Xiniu. Ingat: pesan ini hanya berlaku bagi para Bintang Kejora, bukan pendekar-pendekar lain apalagi polisi!”Begitu kepala dari para penjahat musuh bebuyutan mereka memaparkan, Hwan Ching dan kawan-kawan silih bertatapan. Rasanya, mereka sudah ingin pergi ke bukit Xiniu sekarang juga. Ketua Bayangan Tengkorak belum usai dan berkata lagi.“Dia mesti bertanggungjawab atas perbuatannya. Jika ia tidak kunjung datang sebelum fajar menyingsing besok lusa, wanita-wanita ini akan pulang, tapi kami

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   36. Kedatangan Para Kesatria Bukit Elok

    Para murid Tujuh Bintang Kejora yang sedang berjaga-jaga terlihat mengenal lelaki berusia 20-an tersebut.Usai menjalani pemeriksaan dan bertegur sapa akrab, laki-laki itu melangkah masuk, menuju gazebo yang berada di atas kolam pada pekarangan belakang perguruan.Di sana, Zi Qi terlihat sedang berdiri dengan bersedekap. Melihat kedatangan tamunya, ia menoleh lalu menyapa. “Peng Peng, apakah kau menemukan sesuatu di sekitar kedai?”Pada saat Zi Qi dan Gao Tian selesai berhadapan dengan 2 iblis wanita lawan mereka, keduanya kembali ke kota Lembah Merah untuk menjumpai polisi.Sebelum ke markas polisi, Zi Qi mampir sebentar saja di sebuah rumah hiburan. Gao Tian sendiri tidak tahu dalam rangka apa Zi Qi singgah di sana. Karena, sang guru juga hanya mampir sekejap saja.“Aku membawa sesuatu untukmu, Master,” Peng Peng, kawan dari Zi Qi menunjukkan bungkusan kain berwarna merah.Sebagai seseorang yang berperan sebagai kep

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   37. Geram, Fenglei Diremehkan

    Baru kali itu Gao Tian melihat ekspresi wajah Xiao Mei seperti merasa khawatir pada dirinya. Mata si gadis Su memandangi dia lekat-lekat. Matanya bergerak-gerak seolah menjelajahi seluruh sudut wajah pemuda yang berada di hadapannya.“Ya, begitulah,” sambut Gao Tian singkat.“Kamu itu—,” Xiao Mei berkomentar dengan mata yang membesar. “Gao Tian, tidakkah kamu merasa bahwa dirimu itu sepi ekspresi? Kamu hanya berucap: ‘ya, begitulah’, sementara situasi sedang genting seperti ini!”Cerocosan Xiao Mei disertai nada tinggi membuat Gao Tian mengangkat alis sedikit. Sudah pasti ia tidak menyadari bagaimana dirinya memang memiliki pembawaan yang dingin.Tidak sampai seperti Xue Zi Qi yang datar malah kadang kelihatan tak memiliki kepedulian memang. Yang jelas, seperti kata Xiao Mei barusan. Pembawaan Gao Tian selalu lurus-lurus saja di segala situasi.“Ma-maafkan aku, Nona. Aku—”

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   38. Keluargaku Terlalu Kaya

    Emosi Gao Tian malah mereda akibat mendengar perkataan Xuanwu. Dia sudah ingin tertawa rasanya. Mengapa entitas yang berada dalam dirinya itu selalu saja memprovokasi dirinya untuk melakukan hal-hal yang kejam?Jawabannya: pertumpahan darah membuat ilmu spiritual Gao Tian semakin lancar digunakan. Sehingga, apabila nanti Xuanwu terlahir kembali atau telah dapat menggunakan tubuh Gao Tian secara penuh, si Raja Iblis juga sudah kuat sama seperti 400 tahun yang lalu.“Hanya orang-orang jahat yang akan kita bantai, Xuanwu. Bukan para pendekar seperti mereka,” balas Gao Tian.“Awas saja jika kamu ingkar. Waktu lalu saja kau membiarkan orang-orang berdandanan tengkorak itu hidup. Lihat sekarang. Kebaikan hatimu telah berubah menjadi masalah yang menyeret Xiao Mei dan … entah siapa orang-orang itu. Aku tidak peduli.”Perkataan Xuanwu semakin menumbuhkan perasaan sesal dalam diri Gao Tian. Ia benar-benar ingin mencari jalan keluar y

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   39. Strategi Tujuh Bintang Kejora

    Para guru Tujuh Bintang Kejora kompak memandang pada Chao Min Wu. Mereka tahu. Putri dari Lord Chao Shu Hai itu memang agak Istimewa.Dibanding teman-temannya terutama para wanita, Min Wu memiliki ilmu bela diri juga kekuatan spiritual di atas rata-rata dan sangat pemberani. Dia sudah digadang-gadang bakal menjadi jenderal wanita dari wilayah barat kelak.Tak mengherankan memang jika sekarang, Min Wu memohon ingin membantu kakak-kakak angkatannya. Singkatnya, para guru menganggap apa yang ia utarakan wajar.“Karena …, daerah kekuasaan ayahku juga pernah bermasalah dengan gerombolan itu. Mereka menjarah sebuah desa di wilayah kami dengan keji. Sehingga terus terang, aku memiliki dendam sendiri terhadap mereka.”Ada seorang pemuda yang duduk di sebelah Min Wu. Lelaki menggunakan ikat kepala dengan rambut yang tidak terlalu panjang dan memiliki ikatan di atas kepala itu memandangi Xiao Mei.Dia adalah Ren Jialun, ketua murid tingkat

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   100. Iblis Dalam Diri Penguasa Barat

    “Sembarangan bagaimana maksudmu?!” balas si nenek cuek.Dia terlihat tersenyum lega malahan girang. Seolah, dia merasa puas. Karena, selesai melakukan tugasnya dengan baik. Sudah mulai bungkuk, dia masih berjalan penuh kepercayaan diri. Malahan, gagah walau lambat.“Nenek menyebut pendekar muda Bintang Kejora itu sebagai Tuan Muda Gao di hadapan Nona Su dan Tuan Muda Fang. Aku hanya khawatir, mereka berdua merasa tersinggung karena ada rakyat biasa yang disebut demikian,” ujar sang cucu lagi.“Rakyat biasa? Dia bukan warga sipil, cucuku. Tuan Muda Gao merupakan saudara sumpah mereka sejak ribuan tahun. Tak mungkin mereka merasa demikian. Lagi pula, anak itu memang adalah seorang Gao!”Walau merasa neneknya bertingkah agak aneh, sang cucu tersenyum jenaka. Menurut dia, neneknya memang melakukan hal yang lucu.“Bagaimana bisa Nenek merasa yakin bahwa dia adalah seorang Gao?” tanya si cucu. Wajahnya menjadi kocak karena ingin mencandai neneknya.“Wajahnya. Aku dapat memastikan. Pahatan t

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   99. Keturunan Terakhir Dinasti Gao

    Tiba-tiba kedengaran suara seorang ibu tua memanggil-manggil. Semestinya, orang yang pantas untuk dipanggil demikian adalah Fang Fenglei atau Lai Chun Ho.Akan tetapi secara mengejutkan, ibu tua yang mulai bongkok itu berjalan buru-buru mendekat pada Xiao Mei dan Gao Tian.“Tuan Muda …!”Sebetulnya Gao Tian juga Xiao Mei telah mendengar suara ibu tua tersebut memanggil-manggil. Akan tetapi, keduanya mengira ia memanggil si Kakak Pertama.Namun ternyata, ia mendatangi Gao Tian hingga meraih dan menarik baju murid Tujuh Bintang Kejora tersebut.“Tuan Muda Gao …!”Sontak, Gao Tian menoleh ke belakang. Wanita tua yang ia terka mungkin sudah berada di atas 80 tahun malahan mungkin 90-an itu menatap tersenyum padanya.Bukan senyum biasa. Dia memandang Gao Tian bak melihat cucunya sendiri, begitu penuh welas asih bahkan riang.“Tuan Muda Gao, aku sudah melihatmu dari kejauhan sejak tadi, ini

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   98. Untung Ada Fenglei

    Menurut Xiao Mei, kehadiran Fenglei justru bakal menjadi penetralisir kencan dia dengan Gao Tian. Ia bisa menyembunyikan dari Chun Ho bahwa sebetulnya dia dan si Bintang Kejora sudah membuat janji makan siang bersama terlebih dahulu.Pengakuan Gao Tian membuat Xiao Mei tersenyum. “Tidak mengapa. Biar Kakak Pertama ikut bersama kita,” kata dia ceria.“Sebetulnya …, aku berjanji akan mentraktir dia. Karena, paman dan bibimu memberiku upah yang lumayan …”“Tidak perlu kau mentraktir Kakak Pertama. Biar aku saja yang membayarnya nanti!” Xiao Mei menyerobot kata-kata Gao Tian.“Ya sudah, berarti aku yang akan membayar bagianmu,” sambut Gao Tian mengusulkan dengan tersenyum cerah. Akan tetapi, Xiao Mei malah cemberut.“Aku yang mengajakmu untuk makan siang bersama sebagai imabalan kamu dapat memusnahkan roh jahat malam itu, Gao Tian. Jadi, tidak usah kau mengeluarkan uang buatku!” sergah Xiao Mei galak.Gao Tian hanya bisa menurut pada gadis bangsawan yang ada di hadapannya. Xiao Mei memand

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   97. Acara Kencan Yang Terganggu

    Serasa melihat dewi yang turun dari langit, Chun Ho tersenyum pada Xiao Mei penuh keterkaguman, lantas dia berucap, “Kau cantik sekali hari ini.”Dipuji oleh Chun Ho, Xiao Mei malah agak kikuk. Nyaris saja dia menkuk wajah karena tak mampu menyembunyikan demi siapa dia tampil paripurna sedemikian rupa.Meski begitu, sang putri Su terpaksa tersenyum anggun, lalu membalas, “Aku adalah seorang putri Su. Sudah seharusnya aku tampil seperti ini.”“Xiao Mei …, apakah … kamu ada kesibukan?” tanya Chun Ho bagai ragu pada wanita yang tengah disanding-sandingkan oleh keluarganya dengan dirinya tersebut.Ingin rasanya Xiao Mei ‘mengusir’ Chun Ho dengan menyampaikan bahwa hari itu ia memiliki janji. Akan tetapi, Xiao Mei tahu. Diam-diam di ruang sebelah, ayah dan ibunya pasti menyimak.Memang benar. Su Yu Ping dan Liao Bi berusaha menyimak obrolan anak perempuan mereka dengan Chun Ho.Terpaksa, Xiao Mei menjawab pertanyaan si Kesatria Bukit Elok. “Sebetulnya, aku berencana untuk keluar memang …”

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   96. Berdandan Cantik Demi Seseorang

    Begitu ucap Pendeta Fu setelah Zi Qi menyampaikan apa yang terjadi saat mereka berhadapan dengan Ruo Gang. Sang pendeta berkata lagi.“Namun setidaknya, ia tidak seperti ingin menunjukkan bahwa dirinya telah memiliki kekuatan spiritual atau juga tanda-tanda memberontak pada sekte atau apapun. Setidaknya, itu merupakan pertanda bahwa didikan kalian dipegang teguh dengan sangat baik oleh dia.”“Terpujilah para dewa apabila ajaran kami tertanam dalam dirinya,” sambut Tan Guan Ming. “Kemudian semalam, sepertinya ia sudah mengusir roh jahat dalam gua tersebut. Itu berarti, dia menggunakan kekuatan spiritualnya untuk kebajikan.”Semalam, Gao Tian telah melaporkan dan mendapat rekomendasi dari Xiao Mei. Bahwa, insiden supranatural Raja Kalajengking Iblis atau disebut ‘teror hantu kalajengking’ telah diselesaikan. Lucunya, Gao Tian mengaku bahwa ternyata, roh jahat itu takut pada jimat yang diberikan Zi Qi.Terang saja, para gurunya langsung tahu. Gao Tian yang berhasil mengalahkan kalajengki

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   95. Sumpah Setia Huanzu

    “Ha…?”Lucu. Gao Tian yang berpembawaan kalem melongo melihat sosok wanita yang ada di hadapannya. Bukan apa-apa, Huanzu saat itu muncul tanpa berpakaian sedikitpun.Kulit putih dan tonjolan-tonjolan pada tubuhnya terekspos. Rambutnya tertata cantik dengan aksesoris indah pada kepalanya. Dia mengenakan anting-anting berbandul hijau.Bibirnya berwarna hijau cerah, bahkan kuku-kuku baik tangan maupun kaki Huanzu juga berwarna hijau.“Hai, adik kecil, bagaimana. Apakah kamu suka melihatku?” ucap Huanzu. Dia berpose dengan menekuk sebelah lutut, sementara berkacak pinggang.Sebagai laki-laki sejati, sudah barang tentu tubuh Gao Tian bereaksi melihat pemandangan indah yang ada di hadapannya.Akan tetapi, ia sadar. Yang dia lihat merupakan sosok roh jahat wanita. Selain itu hingga saat ini, mungkin hanya tubuh indah Xiao Mei yang merupakan wujud yang sangat ideal baginya.Terutama saat itu, Gao Tian sedang merasa riang. Nanti siang, dia akan makan bersama dengan Xiao Mei. Sehingga, dia tida

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   94. Roh Jahat Dalam Bambu

    “Oh, itu …, anu … euh …”Pertanyaan Xiao Mei membuat Gao Tian gugup. Saat itulah si putri Su menyadari. Gao Tian kemungkinan ingin menyampaikan sesuatu. Akan tetapi, hambanya di Balai Riung Kejora Merah tersebut kemungkinan merasa kikuk dengan para anak buahnya yang ada di sana.“Hhhh…!” Xiao Mei menghela napas halus, kemudian meraih tangan Gao Tian dan membawa pengawalnya itu menjauh dari yang lain. “Apa yang mau kau katakan kepadaku?” tanya Xiao Mei pada Gao Tian dengan ekspresi galaknya.“Ak-aku baru saja bertarung dengan roh jahat, Xiao Mei,” ungkap Gao Tian.Dia tidak bisa berbohong pada Xiao Mei, terkeculai mengenai Xuanwu yang berada dalam dirinya. Sehingga sekarang, Gao Tian menyampaikan yang sejujurnya pada Xiao Mei tentang apa yang dirinya alami.Sedangkan Xiao Mei terang saja tertegun dengan apa yang dikatakan oleh Gao Tian. “K-kamu … dapat bertarung dengan roh jahat?!” Xiao Mei berusaha memastikan.“Begitulah, Xiao Mei,” Gao Tian menjawab lugu.Sekarang Xiao Mei tertegun.

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   93. Penyerapan Roh Jahat

    Dari salah satu benteng kastil kelaurganya, Xiao Mei hanya bisa melihat samar-samar. Ada hewan yang menurutnya mirip dengan kalajengking. Ia tidak mengetahui, orang yang sedang berhadapan dengan makhluk tersebut adalah Gao Tian.“Siapkan 1 regu pasukan untuk ikut denganku ke atas sana. Tidak usah terburu-buru. Karena sepertinya, ada orang yang sedang menghadapi … entah sosok apa itu,” titah Xiao Mei pada para anak buahnya.“Siap, Nona Su!” sambut bawahan sang putri.Kembali pada Gao Tian. Menaklukkan Raja Kalajenging Setan sesuai keinginan Xuanwu tidaklah mudah. Dia harus bersabar. Pengerahan kekuatan spiritualnya pun mesti sangat terukur.Sebab salah-salah, bisa saja kalajengking jadi-jadian itu malah musnah. Jika sudah demikian, Xuanwu tidak akan bisa lagi menyerap roh jahat itu.“Lantas kapan kalajengking ini mulai menyerah? Yang mererpotkan adalah serangan tembakan energi yang berasal dari buntutnya itu. Tampak berbahaya!” batin Gao Tian.Berusaha untuk sabar, Gao Tian terus mengg

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   92. Kekuatan Bambu Sakti

    Sambil terkaget-kaget karena sepertinya dia bertemu dengan junjungannya, wanita serba hijau bernama Huanznu itu terus melangkah menuju tahta Xuanwu.“Aku … aku sendiri tidak tahu. 10 tahun yang lalu, aku disegel di sini menggunakan sebuah batang bambu oleh Pendeta Fu. Konon aku baru dapat lepas 5 tahun lagi. Tapi barusan, anak ini …”Huanzu tidak meneruskan kata-katanya. Ia memikirkan sesuatu yang sepertinya juga terlintas dalam pikiran Xuanwu.“Gao Tian. Anak itu mampu melepaskan segel dengan hanya menyentuhnya? Bagaimana mungkin?” batin Xuanwu. Lantas, dia berkata pada Huanzu. “Barusan … kekuatan spiritual yang ia kerahkan … berasal darimu, bukan?”“Aku rasa begitu, Tuan Xuanwu,” Huanzu terus berjalan. Sekarang ia meniti tangga platform tempat pimpnannya berada.“Kamu sama sekali tidak mengerahkannya, bukan?”“Tentu tidak, Tuan. Dia dapat mengambilnya sendiri, untuk apa aku repot-repot?”Sementara bertanya jawab dengan Huanzu, Xuanwu terus berpikir. “Tunggu, tunggu. Ada yang salah d

DMCA.com Protection Status