Home / Pendekar / Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding / 12. Kamu Memiliki Kekuatan Spiritual?!

Share

12. Kamu Memiliki Kekuatan Spiritual?!

last update Last Updated: 2024-03-01 14:10:41

“Ha …?!”

Benar apa yang dikatakan kakak kelas Gao Tian. Bakul yang dibawa oleh si adik angkatan jebol. Dengan polosnya, Gao Tian melongo memandangi bebatuan yang berserakan di tanah.

“Sudah ku bilang, jangan kau membawa terlalu banyak batu, Gao Tian … lihat, bakulmu sekarang rusak dasar anak bebal!”

Senior Gao Tian langsung bereaksi. Diiringi mimik gusar, ia melangkah mendekat pada Gao Tian yang kikuk karena melakukan kesalahan.

“Ma-maaf, Kak Hwan Ching. Biar aku mengambil bakul baru dan memasangnya lagi,” sambut Gao Tian.

“Kamu memang tidak berguna, Gao Tian! Kamu tidak layak untuk berada di sekte Tujuh Bintang Kejora. Untung saja Grand Master berbelas kasihan padamu. Keberadaanmu di sini seperti noda bagi sekte ini, tahu tidak …?!”

Xuanwu yang masih duduk di kursi kebesarannya memandang tajam ke arah pemuda yang berbicara pada Gao Tian tersebut.

Dia tidak tahu apa yang dirasakan Gao Tian. Tapi bahkan ia sendiri saja menilai kata-kata siswa tingkat akhir itu sangatlah berlebihan.

Tua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   13. Meminta Hukuman Diperpanjang

    Gaya bertarung Gao Tian sama dengan Tan Guan Ming. Sekira musuh belum mengerahkan teknik yang membahayakan, Gao Tian hanya mengelak dan menangkis. Tetapi begitu musuh lengah atau meninggalkan celah setitik saja … Dhuest, dhuest, dhuest! Melihat pertahanan Hwan Ching terbuka, Gao Tian melepaskan kombinasi pukulan. Badan Hwan Ching terkena dua serangan cepat Gao Tian, begitu juga pipi kirinya. Dia memlilih mundur. “Hanya segitu tenagamu, Gao Tian? Pantas saja kau tidak memiliki ilmu spiritual. Memukul saja lemah begitu!” ejek Hwan Ching. Padahal, dirinya was-was. Ia tidak mengetahui Gao Tian mewarisi cara bertarung guru besar mereka. “Aku tidak ingin bertarung denganmu, Kak. Sekali lagi aku minta maaf. Bagaimana kalau kita akhiri saja pertarungan kita sehingga aku bisa kembali bekerja,” ucap Gao Tian merendah. “Banyak cakap kau!” Keki karena Gao Tian berhasil mendaratkan serangan terhadap dia, Hwan Ching tidak mau mengalah. Dia segera me

    Last Updated : 2024-03-02
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   14. Menanti Kelahiran Kembali Sang Iblis

    Di tempat dirinya berada, Xuanwu yang duduk pada kursi kebesarannya menggerakkan sebelah tangan dengan telapak terbuka. Wajahnya membentuk ekspresi terkejut yang jenaka tanda riang.“Pintar juga kamu, Gao Tian. Betul, betul! Minta pada dewi kestaria ini untuk digojlok setiap hari. Sehingga, kamu menjadi lebih kuat lagi. Tidak lupa, kamu juga harus mencari masalah. Supaya aku bisa mengagumi kecantikan surgawinya setiap saat!” Xuanwu berceloteh.Permintaan Gao Tian itu mengundang Fenglei yang berdiri di belakang kiri dia memandang ke arahnya. Hwan Ching terheran-heran. Adik kelasnya itu terkena sangsi. Tapi, malah dengan suka hati melakukannya.Ga Bo tidak langsung bereaksi. Ia menatap Gao Tian seperti biasa. Penuh kasih sayang, namun tetap tegas. Ia tengah berpikir.“Anak manis ini malah meminta untuk menjalani sangsinya lebih lama. Apakah …, dia mendapati. Dengan bekerja keras dan olah fisik yang tinggi, kemampuan spiritualnya ban

    Last Updated : 2024-03-02
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   15. Ulah Para Bayangan Tengkorak

    Pekerja dengan jambang tebal pada sebagian wajahnya juga mengenakan topi bambu berkata pada Gao Tian.“Terima kasih atas pujiannya, Paman. Semua itu karena didikan para guru kami di sini,” ucap Gao Tian.Mungkin karena dirinya baru saja bisa mengerahkan ilmu spiritual tanpa bimbingan guru-gurunya, dia tidak menyadari.Agak mengeherankan apabila pekerja sipil seperti laki-laki itu membicarakan kekuatan spiritual. Karena, hanya mereka yang juga memiliki ilmu spirituallah yang mampu melihat pancaran energi spiritual orang lain.Berarti seharusnya dari kata-kata dia, ahli bangunan tersebut dapat melihat seperti apa pancaran kekuatan milik Gao Tian.“Apakah kamu mengetahui, mengapa ia disebut dengan: ‘kekuatan spiritual’?” si ahli bangunan bertanya.Saat itu, baik para pekerja maupaun Gao Tian sedang beristirahat. Sudah dari pagi mereka mulai bekerja. Ga Bo telah menyampaikan pada Gao Tian bahwa muridnya itu menggantikan peran murid yang biasanya menjadi pengawas pekerjaan secara bergantia

    Last Updated : 2024-03-03
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   16. Mengintip Gadis-gadis Mandi

    Suara obrolan juga cekikan itu berasal dari arah sungai. Karena, para murid perempuan sekte Tujuh Bintang kejora sedang mandi di sana.“Hebat sekali kamu bisa mengkresikan teknik tendangan itu, Ting Ting!”“Hati-hati, jangan kamu terlalu membuka kakimu lebar-lebar. Nanti selaput daramu jebol!”“Hihihihi …!”“Aku sangat segan pada Kakak Pertama. Tegasnya sudah seperti para guru …”“Mungkin dia perlu kita ajak mandi bareng supaya tidak terlalu serius …”“Hahaha …!”Setiap pagi, Gao Tian yang sebetulnya berstatus sebagai karyawan di Balai Riung Bintang Kejora bangun lebih cepat dari kawan-kawannya yang lain untuk membersihkan asrama. Selesai berlatih, ia akan menyimpan semua peralatan yang para murid gunakan usai mereka mengasah kemampuan mereka.Setiap selesai menggelar latihan, para siswa dan siswi memiliki waktu sekira 2 jam sebelum menghadiri sesi pembelajaran. Mereka memanfaatkannya dengan melancong. Pergi ke pasar, atau mandi di Sungai Kirmizi yang berada tidak jauh dari markas sek

    Last Updated : 2024-03-04
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   17. Xiao Mei Mencari Jodoh

    “Jika demikian, kau juga jangan memanggilku dengan: ‘Kakak Pertama’. Mulai sekarang, panggil saja aku Chun Ho.”Pemuda tampan yang bersama Xiao Mei tersenyum. Seringai tipisnya membuat wajahnya terlihat semakin menyenangkan.Sejak tadi, paras manis Xiao Mei selalu dihiasi senyum. Seolah-olah, berada di Institut Bukit Elok membuat dirinya merasa bahagia.“Baiklah kalau begitu, Chun Ho,” sambut Xiao Mei.“Apakah aku perlu mengantarmu pulang, Xiao Mei?”.“Tidak usah. Sudah ada pengawal dan dayangku.”“Mungkin lain kali …, aku bisa menggantikan peran mereka untuk mengantarmu pulang. Bahkan kalau kamu mau, aku dapat menjemputmu,” Chun Ho berkata dengan mimik serius.Perkataan Chun Ho membuat Xiao Mei tertawa ringan dengan singkat. “Jangan, Chun Ho. Aku kemari guna berlatih bela diri. Bukan ingin merepotkanmu.”Chun Ho melepas Xiao Mei di gerbang Institut Bukit Elok. Gadis cantik itu hengkang ditemani dua laki-laki yang membawa senjata tajam dan dua perempuan yang merupakan dayang-dayangnya

    Last Updated : 2024-03-04
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   18. Penyergapan di Hutan Bambu

    Setelah membuntuti juga mengintai Xiao Mei dan kawan-kawan sejak tadi, akhirnya orang-orang misterius itu menyusul. Menggunakan ilmu meringankan tubuh, mereka menghadang rombongan sang putri Su.Tap!Tap!Tap!10 orang laki-laki bersetelan hitam-hitam mengelilingi Xiao Mei beserta para dayang dan 2 pengawalnya.Wajah para pria itu diriasi motif berbentuk tengkorak. Betul. Mereka merupakan para anggota Gerombolan Bayangan Tengkorak.“Apa mau kalian, Bayangan Tengkorak?”“Kami pikir kalian sudah tidak berani beraksi di kawasan ini lagi?”Dua pengawal Xiao Mei berkata menantang para penghalau mereka. 10 orang yang mengelilingi sekelompok kecil famili Su tersebut menyeringai. Salah satunya membalas perkataan pengawal Xiao Mei.“Kenapa, kalian ketakutan karena kami kembali muncul di sini?”“Jika kalian bertanya apa yang kami inginkan, tentu saja kami ingin kalian menyerahkan se

    Last Updated : 2024-03-05
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   19. Berhadapan Dengan Kekuatan Setan

    Terang saja Xiao Mei ingin tahu siapa orang yang datang untuk membantu mereka. Begitu ia membalikkan tubuh, di saat yang bersamaan orang itu juga memandang ke arahnya dan berkata.“Nona Su, apakah kau baik-baik saja?”Serta-merta Xiao Mei terkesiap. Lelaki muda yang berdiri dengan buntalan kecil pada punggung agak jauh dari tempat dia berada adalah Gao Tian.“G-ga-gao Tian …?!” kaget Xiao Mei membalas.“Hooo …, jadi ini cewek yang bernama Xiao Mei itu?” Xuanwu yang berada dalam diri Gao Tian ikut-ikutan bersuara. Seperti biasa ia duduk pada singgasananya dengan memangku kepala, bagai situasi yang dihadapi tuan rumahnya tidaklah penting.Singkatnya: hutan bambu itu memang merupakan jalan pintas menuju daerah kediaman para Su. Akan tetapi, orang sipil yang sama sekali tak menguasai ilmu bela diri tidak berani melintas ke sana.Yang menggunakan jalan itu kebanyakan adalah para anggota sekte, pen

    Last Updated : 2024-03-05
  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   20. Mengaku di Hadapan Xiao Mei

    Gao Tian bisa melihat dampak serangannya tadi. Seluruh anggota Gerombolan Bayangan Tengkorak yang ada di hadapannya ada yang pincang atau tangannya lunglai karena cedera.Malahan, dapat dipastikan ada yang menderita luka dalam. Dididik memiliki jiwa kesatria oleh Master Tan, ada sedikit rasa iba dalam dirinya. Ingin rasanya dia mengampuni orang-orang tersebut.“Ada roh jahat dalam diri mereka, Gao Tian. Hanya orang yang memberi mereka kekuatan yang bisa menariknya kembali. Selama orang tersebut membiarkan teman-temannya itu dirasuki, cecunguk-cecunguk ini tetap menjadi seperti yang kamu lihat.”Seolah tahu bahwa hostnya memiliki rasa welas asih, Xuanwu berkata-kata. Ia telah kembali duduk pada tahtanya, memangku kaki sembari menikmati anggur.Meski terbersit perasaan tidak tega dalam hatinya, Gao Tian belum dapat meredakan amarahnya. Sebab, dia tadi melihat sendiri bagaimana 2 orang dari kelompok penjahat itu mengejar Xiao Mei penuh nafsu.Xuanwu berucap lagi. “Kau pasti berhasil memb

    Last Updated : 2024-03-05

Latest chapter

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   100. Iblis Dalam Diri Penguasa Barat

    “Sembarangan bagaimana maksudmu?!” balas si nenek cuek.Dia terlihat tersenyum lega malahan girang. Seolah, dia merasa puas. Karena, selesai melakukan tugasnya dengan baik. Sudah mulai bungkuk, dia masih berjalan penuh kepercayaan diri. Malahan, gagah walau lambat.“Nenek menyebut pendekar muda Bintang Kejora itu sebagai Tuan Muda Gao di hadapan Nona Su dan Tuan Muda Fang. Aku hanya khawatir, mereka berdua merasa tersinggung karena ada rakyat biasa yang disebut demikian,” ujar sang cucu lagi.“Rakyat biasa? Dia bukan warga sipil, cucuku. Tuan Muda Gao merupakan saudara sumpah mereka sejak ribuan tahun. Tak mungkin mereka merasa demikian. Lagi pula, anak itu memang adalah seorang Gao!”Walau merasa neneknya bertingkah agak aneh, sang cucu tersenyum jenaka. Menurut dia, neneknya memang melakukan hal yang lucu.“Bagaimana bisa Nenek merasa yakin bahwa dia adalah seorang Gao?” tanya si cucu. Wajahnya menjadi kocak karena ingin mencandai neneknya.“Wajahnya. Aku dapat memastikan. Pahatan t

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   99. Keturunan Terakhir Dinasti Gao

    Tiba-tiba kedengaran suara seorang ibu tua memanggil-manggil. Semestinya, orang yang pantas untuk dipanggil demikian adalah Fang Fenglei atau Lai Chun Ho.Akan tetapi secara mengejutkan, ibu tua yang mulai bongkok itu berjalan buru-buru mendekat pada Xiao Mei dan Gao Tian.“Tuan Muda …!”Sebetulnya Gao Tian juga Xiao Mei telah mendengar suara ibu tua tersebut memanggil-manggil. Akan tetapi, keduanya mengira ia memanggil si Kakak Pertama.Namun ternyata, ia mendatangi Gao Tian hingga meraih dan menarik baju murid Tujuh Bintang Kejora tersebut.“Tuan Muda Gao …!”Sontak, Gao Tian menoleh ke belakang. Wanita tua yang ia terka mungkin sudah berada di atas 80 tahun malahan mungkin 90-an itu menatap tersenyum padanya.Bukan senyum biasa. Dia memandang Gao Tian bak melihat cucunya sendiri, begitu penuh welas asih bahkan riang.“Tuan Muda Gao, aku sudah melihatmu dari kejauhan sejak tadi, ini

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   98. Untung Ada Fenglei

    Menurut Xiao Mei, kehadiran Fenglei justru bakal menjadi penetralisir kencan dia dengan Gao Tian. Ia bisa menyembunyikan dari Chun Ho bahwa sebetulnya dia dan si Bintang Kejora sudah membuat janji makan siang bersama terlebih dahulu.Pengakuan Gao Tian membuat Xiao Mei tersenyum. “Tidak mengapa. Biar Kakak Pertama ikut bersama kita,” kata dia ceria.“Sebetulnya …, aku berjanji akan mentraktir dia. Karena, paman dan bibimu memberiku upah yang lumayan …”“Tidak perlu kau mentraktir Kakak Pertama. Biar aku saja yang membayarnya nanti!” Xiao Mei menyerobot kata-kata Gao Tian.“Ya sudah, berarti aku yang akan membayar bagianmu,” sambut Gao Tian mengusulkan dengan tersenyum cerah. Akan tetapi, Xiao Mei malah cemberut.“Aku yang mengajakmu untuk makan siang bersama sebagai imabalan kamu dapat memusnahkan roh jahat malam itu, Gao Tian. Jadi, tidak usah kau mengeluarkan uang buatku!” sergah Xiao Mei galak.Gao Tian hanya bisa menurut pada gadis bangsawan yang ada di hadapannya. Xiao Mei memand

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   97. Acara Kencan Yang Terganggu

    Serasa melihat dewi yang turun dari langit, Chun Ho tersenyum pada Xiao Mei penuh keterkaguman, lantas dia berucap, “Kau cantik sekali hari ini.”Dipuji oleh Chun Ho, Xiao Mei malah agak kikuk. Nyaris saja dia menkuk wajah karena tak mampu menyembunyikan demi siapa dia tampil paripurna sedemikian rupa.Meski begitu, sang putri Su terpaksa tersenyum anggun, lalu membalas, “Aku adalah seorang putri Su. Sudah seharusnya aku tampil seperti ini.”“Xiao Mei …, apakah … kamu ada kesibukan?” tanya Chun Ho bagai ragu pada wanita yang tengah disanding-sandingkan oleh keluarganya dengan dirinya tersebut.Ingin rasanya Xiao Mei ‘mengusir’ Chun Ho dengan menyampaikan bahwa hari itu ia memiliki janji. Akan tetapi, Xiao Mei tahu. Diam-diam di ruang sebelah, ayah dan ibunya pasti menyimak.Memang benar. Su Yu Ping dan Liao Bi berusaha menyimak obrolan anak perempuan mereka dengan Chun Ho.Terpaksa, Xiao Mei menjawab pertanyaan si Kesatria Bukit Elok. “Sebetulnya, aku berencana untuk keluar memang …”

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   96. Berdandan Cantik Demi Seseorang

    Begitu ucap Pendeta Fu setelah Zi Qi menyampaikan apa yang terjadi saat mereka berhadapan dengan Ruo Gang. Sang pendeta berkata lagi.“Namun setidaknya, ia tidak seperti ingin menunjukkan bahwa dirinya telah memiliki kekuatan spiritual atau juga tanda-tanda memberontak pada sekte atau apapun. Setidaknya, itu merupakan pertanda bahwa didikan kalian dipegang teguh dengan sangat baik oleh dia.”“Terpujilah para dewa apabila ajaran kami tertanam dalam dirinya,” sambut Tan Guan Ming. “Kemudian semalam, sepertinya ia sudah mengusir roh jahat dalam gua tersebut. Itu berarti, dia menggunakan kekuatan spiritualnya untuk kebajikan.”Semalam, Gao Tian telah melaporkan dan mendapat rekomendasi dari Xiao Mei. Bahwa, insiden supranatural Raja Kalajengking Iblis atau disebut ‘teror hantu kalajengking’ telah diselesaikan. Lucunya, Gao Tian mengaku bahwa ternyata, roh jahat itu takut pada jimat yang diberikan Zi Qi.Terang saja, para gurunya langsung tahu. Gao Tian yang berhasil mengalahkan kalajengki

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   95. Sumpah Setia Huanzu

    “Ha…?”Lucu. Gao Tian yang berpembawaan kalem melongo melihat sosok wanita yang ada di hadapannya. Bukan apa-apa, Huanzu saat itu muncul tanpa berpakaian sedikitpun.Kulit putih dan tonjolan-tonjolan pada tubuhnya terekspos. Rambutnya tertata cantik dengan aksesoris indah pada kepalanya. Dia mengenakan anting-anting berbandul hijau.Bibirnya berwarna hijau cerah, bahkan kuku-kuku baik tangan maupun kaki Huanzu juga berwarna hijau.“Hai, adik kecil, bagaimana. Apakah kamu suka melihatku?” ucap Huanzu. Dia berpose dengan menekuk sebelah lutut, sementara berkacak pinggang.Sebagai laki-laki sejati, sudah barang tentu tubuh Gao Tian bereaksi melihat pemandangan indah yang ada di hadapannya.Akan tetapi, ia sadar. Yang dia lihat merupakan sosok roh jahat wanita. Selain itu hingga saat ini, mungkin hanya tubuh indah Xiao Mei yang merupakan wujud yang sangat ideal baginya.Terutama saat itu, Gao Tian sedang merasa riang. Nanti siang, dia akan makan bersama dengan Xiao Mei. Sehingga, dia tida

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   94. Roh Jahat Dalam Bambu

    “Oh, itu …, anu … euh …”Pertanyaan Xiao Mei membuat Gao Tian gugup. Saat itulah si putri Su menyadari. Gao Tian kemungkinan ingin menyampaikan sesuatu. Akan tetapi, hambanya di Balai Riung Kejora Merah tersebut kemungkinan merasa kikuk dengan para anak buahnya yang ada di sana.“Hhhh…!” Xiao Mei menghela napas halus, kemudian meraih tangan Gao Tian dan membawa pengawalnya itu menjauh dari yang lain. “Apa yang mau kau katakan kepadaku?” tanya Xiao Mei pada Gao Tian dengan ekspresi galaknya.“Ak-aku baru saja bertarung dengan roh jahat, Xiao Mei,” ungkap Gao Tian.Dia tidak bisa berbohong pada Xiao Mei, terkeculai mengenai Xuanwu yang berada dalam dirinya. Sehingga sekarang, Gao Tian menyampaikan yang sejujurnya pada Xiao Mei tentang apa yang dirinya alami.Sedangkan Xiao Mei terang saja tertegun dengan apa yang dikatakan oleh Gao Tian. “K-kamu … dapat bertarung dengan roh jahat?!” Xiao Mei berusaha memastikan.“Begitulah, Xiao Mei,” Gao Tian menjawab lugu.Sekarang Xiao Mei tertegun.

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   93. Penyerapan Roh Jahat

    Dari salah satu benteng kastil kelaurganya, Xiao Mei hanya bisa melihat samar-samar. Ada hewan yang menurutnya mirip dengan kalajengking. Ia tidak mengetahui, orang yang sedang berhadapan dengan makhluk tersebut adalah Gao Tian.“Siapkan 1 regu pasukan untuk ikut denganku ke atas sana. Tidak usah terburu-buru. Karena sepertinya, ada orang yang sedang menghadapi … entah sosok apa itu,” titah Xiao Mei pada para anak buahnya.“Siap, Nona Su!” sambut bawahan sang putri.Kembali pada Gao Tian. Menaklukkan Raja Kalajenging Setan sesuai keinginan Xuanwu tidaklah mudah. Dia harus bersabar. Pengerahan kekuatan spiritualnya pun mesti sangat terukur.Sebab salah-salah, bisa saja kalajengking jadi-jadian itu malah musnah. Jika sudah demikian, Xuanwu tidak akan bisa lagi menyerap roh jahat itu.“Lantas kapan kalajengking ini mulai menyerah? Yang mererpotkan adalah serangan tembakan energi yang berasal dari buntutnya itu. Tampak berbahaya!” batin Gao Tian.Berusaha untuk sabar, Gao Tian terus mengg

  • Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding   92. Kekuatan Bambu Sakti

    Sambil terkaget-kaget karena sepertinya dia bertemu dengan junjungannya, wanita serba hijau bernama Huanznu itu terus melangkah menuju tahta Xuanwu.“Aku … aku sendiri tidak tahu. 10 tahun yang lalu, aku disegel di sini menggunakan sebuah batang bambu oleh Pendeta Fu. Konon aku baru dapat lepas 5 tahun lagi. Tapi barusan, anak ini …”Huanzu tidak meneruskan kata-katanya. Ia memikirkan sesuatu yang sepertinya juga terlintas dalam pikiran Xuanwu.“Gao Tian. Anak itu mampu melepaskan segel dengan hanya menyentuhnya? Bagaimana mungkin?” batin Xuanwu. Lantas, dia berkata pada Huanzu. “Barusan … kekuatan spiritual yang ia kerahkan … berasal darimu, bukan?”“Aku rasa begitu, Tuan Xuanwu,” Huanzu terus berjalan. Sekarang ia meniti tangga platform tempat pimpnannya berada.“Kamu sama sekali tidak mengerahkannya, bukan?”“Tentu tidak, Tuan. Dia dapat mengambilnya sendiri, untuk apa aku repot-repot?”Sementara bertanya jawab dengan Huanzu, Xuanwu terus berpikir. “Tunggu, tunggu. Ada yang salah d

DMCA.com Protection Status