Share

Bab 689

Author: Danira Widia
Kristin mengangguk, memanggul tas perlengkapan bayi di punggung, dan menggendong anaknya pergi ke toilet.

Janice menoleh ke arah tiga wanita lainnya dan menjelaskan, "Investasi bukan hal sepele, menurutku harus dipertimbangkan matang-matang. Lagi pula, ibuku juga kurang paham. Gimana kalau besok ibuku ajak Bibi Fenny buat jelasin semuanya?"

"Boleh juga."

Janice dan Ivy langsung menghela napas lega.

Selesai mengganti popok, Kristin keluar dari toilet. Dia beberapa kali mencoba membahas topik soal investasi, tetapi selalu berhasil dialihkan oleh Janice.

Akhirnya, pertemuan itu bubar dengan suasana tak menyenangkan.

Dalam perjalanan pulang, Ivy menggertakkan gigi. "Aku anggap dia teman baik, makanya cerita soal aku untung dari investasi. Apa maksud dia tadi?"

"Ibu, orang bisa berubah. Tadi Ibu juga lihat sendiri keadaannya. Kalau suaminya sayang dia, mana mungkin biarin dia bolak-balik ke dokter belasan tahun cuma buat punya anak laki-laki?"

"Hais ...." Ivy hanya bisa menghela napas panja
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (15)
goodnovel comment avatar
Honor Honor
bntr Janice yg tertindas,tp selalu tertindas tanpa BS membalas mereka yg LBH jahat,capek jg nih nunggu happy ending nya......
goodnovel comment avatar
Niken Mekar Wulan
lama lama cerita nya makin ngaco . Terlalu berbekit belit n nggak penting bangeet. Sengaja diulur ulur cerita nya , jd males baca nya . Hadeeewh .. Udah bisa ditebak dari bab ke bab semakin melambung aja jalan cerita nya Tinggalin ajalah , baca novel lain yg lbh bermutu n nggak komersial bgt .
goodnovel comment avatar
Dalin Ros
bab kali ni bosan...entah apa la yg penulis nak...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 690

    Dengan tatapan dingin, Janice melewati Jason dan langsung berjalan menuju pintu. Saat hendak mendorong pintu, Jason tiba-tiba mengulurkan tangan dan menutup pintu itu dengan kuat.Dalam sekejap, napas hangat pria itu menyapu tengkuk leher Janice. Sebelum dia sempat bereaksi, tangan pria itu sudah menggenggamnya dan mengangkatnya.Janice mencoba melepaskan diri, tetapi tidak bisa melawan tenaga pria itu. Akhirnya, dia hanya bisa mengepalkan tangannya erat-erat.Jason yang berada di belakang pun menghela napas. Kemudian, dia menempelkan obat ke telapak tangan Janice yang terkepal."Aku sudah tanya Arya, katanya efek obat maag ini nggak begitu kuat."Janice menunduk, menatap obat itu, menarik napas pelan. Suaranya gemetar, diselimuti amarah yang nyaris meledak. "Kenapa kamu harus begini?"Dia memutar tubuh dengan kuat, mencoba mendorong pria di depannya, tetapi tubuh Jason kokoh seperti tembok."Kenapa kamu harus memperlakukanku seperti ini?" Janice memukul dada Jason hingga terdengar sua

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 691

    Detik berikutnya, mangkuk di tangan Rachel terjatuh ke lantai dan pecah. Dia menopang meja sambil terengah-engah. "Kamu ingin semua orang tahu kalau kita pasangan baru, tapi hidup terpisah?"Jason mengangkat kepala dan menghabiskan sisa anggur di gelasnya, lalu menyahut dengan dingin, "Itu sudah kita sepakati sebelum menikah."Wajah Rachel pucat. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menjaga ketenangannya. "Aku tahu kamu sibuk. Kalau begitu, aku pergi dulu."Tanpa menunggu Jason bersuara, dia menghindar dari tatapannya dan pergi dari rumah itu seperti melarikan diri.Jason meletakkan gelas anggurnya tanpa ekspresi, lalu masuk ke kamar. Begitu masuk, tubuhnya seolah-olah kehilangan kendali. Dia ambruk ke tempat tidur dan keringat dingin membasahi kemejanya.Ketika dia perlahan-lahan membuka matanya kembali, matanya sudah merah penuh urat darah. Dengan tangan bergetar, dia merogoh ke bawah bantal untuk mengeluarkan sebuah foto, lalu menatapnya berulang kali sampai tenggorokannya terasa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 692

    Jason butuh beberapa saat untuk tersadar kembali. Dia memandangi sekeliling ruang rawat, lalu bertanya, "Vega di mana?""Vega siapa?" Arya mengira Jason masih mengigau."Putriku," jawab Jason.Arya langsung merasakan firasat buruk. Dia menoleh ke arah Norman. "Gawat, otaknya rusak."Jason mengusap pelipisnya, lalu menarik bantal dari bawah kepalanya dan melemparkannya ke arah Arya.Arya menghindar. "Jangan gerak sembarangan! Kalau tadi Norman nggak nekat cari kamu, mungkin kamu sudah mati beku. Begitu bangun, yang kamu cari malah anak perempuan? Aku sama Norman nggak bisa buat anak untukmu lho!""Anak kecil yang ambil ginjal di mimpimu," ujar Jason sambil menyipitkan mata."Dia anakmu? Terus kenapa ambil ginjalku? Itu namanya salah sasaran!" Arya masih bercanda, tetapi dia tiba-tiba menyadari sesuatu. Matanya membelalak menatap Jason.Dia mendekat. "Tunggu ... kita berdua mimpi tentang gadis kecil yang sama saja sudah aneh. Kamu bahkan tahu nama dan identitasnya? Ini gimana ceritanya?"

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 693

    "Iya." Ivy mengangguk."Kalau begitu, kita daftar dulu biar nanti nggak buang-buang waktu isi-isi formulir."Pemuda itu memanggil seseorang untuk membawakan formulir kepada Ivy, sementara dia lanjut membagikan teh ke yang lain.Ivy dengan senang hati menerima formulirnya dan mulai menulis dengan sangat teliti.Janice melirik lembarannya, lalu berbisik, "Bu, ini nggak terlalu detail? Bahkan riwayat kesehatanmu waktu kamu lahirin aku juga ditanya. Bukannya dokter pengobatan tradisional cukup memeriksa denyut nadi?"Ivy tak terlalu peduli. "Mungkin dokternya sudah terlalu tua? Umurnya sudah 96 tahun. Kalau punya referensi, mungkin lebih aman supaya nggak salah diagnosa."Ada benarnya juga.Tak lama kemudian, pemuda tadi kembali untuk mengambil formulir. "Sudah diisi? Aku bawa masuk dulu.""Oke." Ivy menyerahkan formulirnya.Pemuda itu pun masuk ke rumah.Janice tiba-tiba merasa gelisah. Dia menyesap teh dan langsung memuntahkannya. "Aneh banget rasanya.""Masa?" Ivy mencicipi lagi. "Aku r

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 694

    Ketika melihat Ivy masih terpaku, Janice langsung mendorong pelan bahunya. "Bu, ditanya lho.""Itu ... ada dokter yang bilang waktu itu. Dia tunjukin hasil pemeriksaan juga, katanya rahimku rusak parah, sulit untuk hamil. Aku sampai minum obat lama banget, waktu itu juga sempat coba program hamil, tapi nggak berhasil dan akhirnya aku nyerah." Nada Ivy terdengar agak sedih."Obat? Semua obat itu ada efek sampingnya," kata dokter itu sambil mengangkat tangan satunya lagi. Dia memeriksa nadi Ivy dengan kedua tangan.Ivy tidak benar-benar memahami maksudnya, tetapi Janice langsung menangkap artinya. Mungkin penyebab Ivy susah hamil bukan karena kondisi tubuhnya, tetapi karena efek obat yang dikonsumsi.Ivy kebingungan. "Dokter, aku kurang ngerti maksudnya. Obatku itu ....""Bu, maksud Dokter kamu harus tetap tenang. Kamu 'kan pernah cedera, jadi obat hanya bisa membantu, nggak bisa kamu anggap seperti penyelamat." Janice segera menyela.Ivy menghela napas, tidak terlalu memaksakan diri. "Y

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 695

    "Terima kasih." Ivy menerima obat itu.Saat Janice mengangkat wajah, pemuda di seberang sedang menatapnya. Tatapan mereka bertemu, pemuda itu langsung tersenyum sopan. "Hati-hati di jalan."Janice berpura-pura tenang dan tersenyum tipis, lalu merangkul lengan Ivy sambil berjalan perlahan meninggalkan tempat itu.Begitu keluar dari halaman kecil, Janice mempercepat langkah sampai akhirnya keluar dari gang dan naik ke mobil. Setelah menyuruh sopir pergi membeli air, barulah dia berani menarik napas dalam-dalam.Saat itu juga, bagian bawah roknya sudah basah karena keringat dingin dari telapak tangannya. Di kehidupan lampau maupun sekarang, dia sudah menyaksikan sendiri kehebatan uang. Apalagi, orang yang ingin mengambil nyawanya punya uang dan kekuasaan.Ivy yang duduk di sebelahnya melepas sepatu hak tinggi, lalu mengelus kakinya dan bertanya dengan heran, "Janice, kamu kenapa sih? Kok misterius sekali?""Bu, kamu percaya sama aku nggak?""Jelas percaya. Memangnya ada apa?" tanya Ivy ya

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 696

    Setibanya di rumah sakit, Janice merasa penampilan Ivy terlalu mencolok, jadi dia menyuruh ibunya menunggu di mobil. Sementara itu, dia sendiri membawa obat itu ke bagian pengobatan tradisional.Janice sengaja mencari dokter perempuan, lalu berkata bahwa anggota keluarganya sedang dalam program hamil dan diberi resep oleh dokter pengobatan tradisional. Dia ingin tahu apakah obat ini aman untuk dikonsumsi atau tidak.Dokter perempuan itu sangat sabar. "Apa ini resep dari dokter pengobatan tradisional yang direkomendasikan keluarga?""Iya." Janice mengangguk."Obat tradisional memang sebaiknya diracik di tempat yang resmi." Setelah melihat resepnya, mata dokter itu sedikit berbinar. "Tapi, resep ini bagus kok dan juga ada cap resmi dari klinik pengobatan tradisional. Nggak masalah."Janice masih merasa gelisah. Dia langsung mengeluarkan satu bungkus obat untuk menunjukkannya. "Bisa bantu lihat langsung, apa ada yang aneh di dalamnya?"Dokter itu tersenyum. "Kamu sangat hati-hati ya. Yang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 697

    'Nggak boleh dipertahankan! Landon sangat baik, masa dia harus membesarkan anak orang lain?''Kalau memang nggak mau, kenapa kamu lari tadi? Gimana kalau itu Vega yang kembali?'Vega .... Begitu memikirkan putrinya, hati Janice langsung terasa nyeri.Mengonsumsi pil kontrasepsi dan melakukan aborsi adalah dua hal yang sangat berbeda. Apalagi kalau anak ini mungkin adalah Vega, Janice semakin tidak sanggup bersikap kejam.Pikirannya sungguh kacau sekarang. Dia duduk di bangku taman, meremas hasil pemeriksaan itu, menggenggamnya erat-erat.Angin musim semi bertiup lembut. Entah kenapa, dia seperti mendengar suara Vega. "Mama."Janice sontak berdiri dan menoleh ke belakang. Dia lalu melihat seorang gadis kecil seumuran Vega yang sedang manja-manjaan dengan ibunya."Mama, sakit sekali disuntik.""Mama tiup ya, biar nggak sakit. Kamu pasti ingin makan es krim lagi ya?"Ibu itu menyentil pelan kening anaknya dan berjongkok untuk meniup lengannya.Mata Janice mulai basah, pandangannya buram,

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 717

    Janice terus memanggil nama Yuri berulang kali.Yuri menutup telinganya dengan frustrasi, nyaris meledak, "Berhenti! Jangan panggil lagi! Aku paling benci namaku!"Setelah masuk sekolah, dia baru menyadari bahwa sejak lahir dia sudah punya seorang adik laki-laki yang tidak terlihat.Janice menatap gadis kecil yang menangis tersedu-sedu itu dan menyerahkan selembar tisu. "Nggak ada yang salah dengan namamu. Kamu adalah kamu. Aku tahu kamu punya banyak impian, jadi jangan biarkan siapamu mengekangmu."Yuri menutupi matanya dengan tisu dan akhirnya menangis keras. Setelah lelah, dia menatap Janice dengan mata yang bengkak dan merah. "Kak, maaf."Janice tersenyum lembut, mengelus kepalanya. Ternyata Yuri masih mengingatnya.Segalanya seperti kembali ke masa lalu. Mereka duduk di bangku taman sambil makan es krim. Saat itu Yuri masih kecil, duduk di samping Janice sambil memanggilnya "kakak".Di kehidupan sebelumnya, setelah Ivy meninggal, Janice benar-benar putus kontak dengan para bibi it

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 716

    Wajah Jason hanya sejengkal dari wajahnya. Janice menahan napas, tanpa sadar menarik erat syalnya.Agar Jason tidak menyadarinya, Janice mengalihkan pandangan, lalu melilitkan syal itu ke leher Jason dan menunjuk ke kerah bajunya."Masukkan, biar nutupin bagian bajumu yang basah."Jason menunduk, matanya tampak sedikit kecewa. Namun, dia tidak memaksa, hanya memperbaiki penampilannya sendiri.Sesaat kemudian, mereka berdua masuk ke Gedung 2 dan menemukan kelas SMA 3-3. Saat berdiri di dekat jendela, mereka bisa melihat isi kelas dengan jelas.Ada lima enam siswi yang duduk, mengobrol santai dalam kelompok kecil. Hanya satu siswi yang sedang serius mengerjakan lembar soal. Saat menyadari ada orang di luar jendela, dia mendongak melirik sekilas.Tatapan siswi itu bertemu dengan Janice selama dua detik, lalu dia cepat-cepat menunduk lagi, bahkan tangan yang memegang pena tampak bergetar.Saat Janice mengalihkan pandangan ke murid lain, gadis itu menarik dua lembar tisu dan pura-pura pergi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 715

    Setelah mengatakan itu, wanita itu mengeluarkan saputangan dari tasnya dan hendak menyeka dada Jason.Namun, Jason langsung menangkis tangan wanita itu, lalu berkata dengan dingin, "Nggak perlu."Setelah tertegun sejenak, wanita itu menggigit bibir dan merapikan rambutnya. "Pak Jason, aku pasti akan ganti rugi. Tapi, bajumu pasti sangat mahal, aku mungkin nggak bisa langsung membayarmu sekarang. Bagaimana kalau kamu berikan aku kontakmu ....""158 ribu." Jason langsung menyela perkataan wanita itu."Hah?" seru wanita itu yang langsung terkejut."Ada obral cuci gudang di ujung jalan, tunai atau transfer?" kata Jason dengan dingin.Saat itu, wanita itu baru mengerti maksud dari perkataan Jason. Ternyata, Jason sudah menyadari niatnya dan sedang menolaknya. Namun, pria di depannya ini adalah Jason. Meskipun hanya pakaian yang dijual di kaki lima, pakaian itu tetap akan terlihat seperti setelah bermerek di tubuh Jason. Dia segera mencari cara lain sambil tetap tersenyum. "Transfer saja, bo

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 714

    Mendengar suara itu, Janice langsung tersadar kembali dan mendorong pria di depannya. Namun, sebelum dia bisa berdiri dengan tegak, sekelompok siswa kembali mendorongnya sampai dia jatuh ke pelukan Jason.Jason langsung menopang Janice dan berkata dengan pelan, "Kamu yang mulai dulu."Janice menggigit bibirnya dan mencoba melepaskan genggaman Jason, tetapi Jason malah memeluk pinggangnya dengan erat. "Jangan bergerak. Orangnya terlalu banyak di sini, kita keluar dari sini dulu baru bicara lagi."Setelah mengatakan itu, Jason merangkul Janice dan berjalan ke depan.Janice berusaha melepaskan tangan Jason. "Lepaskan aku. Nanti kita akan ketahuan."Namun, Jason tetap tidak melepaskan genggamannya, melainkan menurunkan topi Janice dan menekan kepala Janice ke dadanya. "Ayo pergi."Setelah berusaha melawan sejenak, Janice yang benar-benar tidak bisa melepaskan diri pun akhirnya hanya bisa ikut pergi bersama Jason.Penampilan Jason terlihat sangat tidak ramah, sehingga tidak ada yang berani

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 713

    Janice berpikir Fenny yang sudah sekarat karena menderita kanker pasti akan berusaha memastikan kehidupan anaknya terjamin.Setelah terdiam cukup lama, Arya yang berada di seberang telepon perlahan-lahan berkata, "Apa yang ingin kamu lakukan?"Janice menjawab dengan jujur, "Ibuku dalam masalah. Anak laki-laki yang terkena leukemia itu adalah putra dari teman ibuku, dia pasti mengetahui sesuatu.""Baiklah, aku akan membantumu mencarinya," balas Arya."Terima kasih," kata Janice, lalu menutup teleponnya.Saat keluar dari apartemen, sebuah taksi kebetulan berhenti tepat di hadapan Janice. Setelah masuk ke dalam taksi, dia berkata pada sopir, "Ke SMA Chendana."Setelah taksi melaju, Janice memandang pemandangan di luar dari jendela. Dia sengaja menelepon Arya untuk mencari putra Fenny karena semua masalah ini terjadi untuk menjebaknya dan Ivy. Sebelum dia terperangkap, semuanya masih belum berakhir.Fenny adalah saksi dalam kasus ini, semua orang pasti akan mencari kelemahannya. Putranya y

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 712

    Landon bisa melihat perubahan suasana hati Janice. Kebetulan saat itu dia melihat Naura keluar dari dapur sambil membawa segelas air, dia pun berkata, "Kalau begitu, kamu tinggal di rumah Kak Naura dulu untuk sementara ini. Para pengawal akan tetap melindungi kalian di sini.""Ya," jawab Janice sambil menghela napas lega.Setelah menyerahkan air itu ke tangan Janice, Naura berkata sebagai jaminan, "Pak Landon, tenang saja, aku pasti akan menjaga Janice dengan baik.""Maaf merepotkanmu," kata Landon dengan sopan.Setelah mengatakan itu, Landon menerima pesan dari Zion. Setelah membaca pesan itu, dia berkata dengan tenang, "Janice, kamu istirahat dulu. Aku ada urusan lain yang harus segera ditangani."Janice langsung merespons perkataan Landon.Setelah mengantar Landon pergi, Naura langsung membawa Janice ke rumahnya.Beberapa menit kemudian, pengawal yang dikirim Landon mengetuk pintu. "Nona Janice, kalau ada apa-apa, langsung panggil kami saja. Nanti petugas kebersihan juga akan datang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 711

    Janice yang dalam keadaan putus asa ditemani Landon untuk kembali ke apartemen. Saat pintu lift terbuka, bau yang menyengat membuatnya yang sensitif terhadap bau karena hamil langsung terbatuk-batuk.Landon segera berdiri di depan Janice untuk melindunginya dari bau, lalu keluar dari lift terlebih dahulu.Namun, pada detik berikutnya, terdengar suara dari Naura. "Pak Landon? Mana Janice?"Janice segera menutupi hidung dan mulutnya dengan lengan bajunya, lalu keluar dari lift. Namun, sebelum sempat berbicara dengan Naura, dia tertegun karena melihat pemandangan di depan matanya. Pintu rumahnya disiram cat merah dan tertulis kata untuk membayar utang di dindingnya. Cat di tulisannya menetes seperti darah karena masih belum kering, terlihat sangat mengerikan.Naura yang apartemennya juga terkena imbasnya pun menggulung lengan bajunya dan memakai masker, lalu membersihkan cat dari dinding dengan alkohol seperti yang dipelajarinya dari internet. Bau cat bercampur dengan alkohol membuat loro

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 710

    Janice menyadari orang di dalam ruangan itu adalah Fenny yang duduk dengan tenang dan riasannya tetap terlihat muda serta anggun seperti saat meninggalkan Kota Pakisa. Namun, entah mengapa dia merasa orang ini terkesan berbeda dengan Fenny di ingatannya yang sangat pandai berbicara.Mungkin karena menyadari ada yang sedang memperhatikannya, Janice melihat Fenny mengangkat kepala dan menatapnya yang berada di luar pintu. Tatapan Fenny terlihat sangat kelelahan dan tidak bersemangat untuk mencari banyak uang seperti yang pernah diceritakan Ivy. Padahal Ivy pernah bergaul dengan banyak ibu-ibu kaya, tidak mungkin mudah ditipu ekspresi Fenny yang seperti ini.Saat Janice hendak memperhatikan Fenny dengan lebih jelas, polisi itu langsung menutup pintu. Dia pun hanya bisa segera menyusul Zachary. "Paman, tunggu sebentar.""Kenapa?" tanya Zachary yang agak tergesa-gesa."Paman, bisakah kamu menyelidiki Bibi Fenny ini? Maksudku, kehidupannya sebelum dia kembali ke Kota Pakisa," kata Janice. Di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 709

    Ivy merasa agak emosional, sedangkan ekspresi Janice dan Zachary menjadi jauh lebih muram.Saat itu, Janice akhirnya mengerti mengapa Kristin berani menuduh Ivy menipu uang mereka di hadapan polisi karena tidak ada bukti yang jelas apakah yang itu diminta atau diberi. Selain itu, Fenny sudah menyerahkan diri dan mengakui kesalahan, sehingga Ivy terkesan seperti dalangnya. Sementara itu, bukan hanya tidak menyadari hal itu, Ivy juga tidak mampu membantah.Namun, Janice bertanya-tanya mengapa Kristin dan Fenny harus melakukan ini? Dia pun melirik Zachary dan terlihat jelas Zachary juga memiliki pemikiran yang sama dengannya.Setelah menenangkan Ivy terlebih dahulu, Zachary baru bertanya dengan nada lembut, "Kenapa Fenny bisa menghubungimu?"Ivy perlahan-lahan merasa tenang setelah mendengar nada bicara Zachary, lalu mencoba mengingat kembali saat pertama kalinya dia bertemu dengan Fenny. "Saat itu aku ikut acara minum teh sore yang diadakan Nyonya Linda, kebetulan dia ada janji dengan pe

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status