Share

Bab 637

Penulis: Danira Widia
"Janice." Rachel menatapnya dengan tatapan penuh harap. "Ayolah, ikut ya?"

Janice hanya bisa menghela napas pasrah dan mengangguk. "Ya sudah."

Rachel masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi Arya segera menyela, "Waktunya hampir habis, kita urus prosedur keluar rumah sakit sekarang. Jangan sampai pasien berikutnya tertunda."

Landon mengangkat tas di samping tempat tidur tanpa banyak bicara. "Rachel, aku akan mengantar Janice pulang dulu. Hati-hati di jalan."

"Aku tahu." Rachel melambaikan tangan.

Setelah Landon dan Janice pergi, Arya memandang Rachel sambil memegang buket bunga di tangan. "Rachel, ikut aku sebentar."

Rachel mengikuti Arya ke ruangannya. Begitu masuk, Arya langsung melempar buket bunga ke atas meja dengan nada kesal. "Rachel, sebenarnya apa yang kamu inginkan? Jangan bilang padaku kalau kamu datang jauh-jauh hanya untuk membicarakan pernikahan."

Bibir Rachel sedikit bergetar. Kepalanya tertunduk, air mata berlinang. "Maaf, aku cuma ingin tahu dia ada di sini atau nggak. S
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Elizabeth euis Trianawati
Kapan ya bab yg hanya miat pembalasan janice ke anwar? Hancur dan modar tuh anwar. janice akan ungkap rahasia besar anwar wkwk...mampus lah kau
goodnovel comment avatar
Endah Wati
Heppy ending Jason Janice pokoknya lho Thor
goodnovel comment avatar
Sri u
hhaaaaiiihhhh son son
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 638

    Janice menghindari cahaya matahari, lalu mengangkat tangan dan memutar wajah Landon ke samping."Pak Landon, jangan-jangan kamu sedang mencari alasan untuk gagal?" goda Janice.Landon mengangkat alisnya. "Sepertinya hari ini aku harus mengenai semua target dengan sempurna."Dia memandang ke depan dan mengarahkan tembakan ke balon di rak. Dor! Dor! Dor! Sembilan tembakan tepat sasaran.Dengan pesonanya, Landon langsung menarik perhatian banyak orang untuk berhenti dan menonton.Pemilik lapak pun melihat peluang dan segera bertepuk tangan. "Anak Muda, kamu hebat sekali! Kalau kamu bisa mengenai target terakhir, aku akan memberimu hadiah spesial."Sambil berbicara, dia mengeluarkan boneka terbesar di belakang rak. Boneka kapibara berbulu.Tanpa menunggu jawaban, si pemilik lapak menyelipkan boneka itu ke tangan Janice. "Lucu, 'kan? Ini bukan barang murahan. Coba sentuh bulunya, pasti lembut banget."Janice membelai boneka itu. Sentuhan lembutnya membuatnya terpaku sejenak. Rasanya seperti

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 639

    Janice menggigit bibirnya, tidak tahu harus berkata apa.Pegawai lapak bersandar di meja kasir. "Masih ada yang bisa kubantu?" Sif kali ini sangat ramai dan buat stres.Menyadari tatapan pegawai yang agak kesal, Janice segera menggeleng dan buru-buru pergi.Landon mengikuti langkahnya, sekilas melirik ke arah tertentu di kejauhan.Setelah selesai berkeliling pasar malam, Janice dan Landon menukarkan kartu koleksi stempel mereka dengan seember deterjen.Dengan setelan jas yang rapi, Landon membawa seember deterjen besar. Ini benar-benar lucu.Mereka tertawa kecil sambil berjalan kembali ke mobil. Zion sedang bersandar di samping mobil sambil merokok. Saat melihat mereka datang, dia segera mematikan rokok dan membuka pintu.Begitu masuk ke mobil, Janice langsung terkejut melihat boneka di kursi belakang. Kapibara."Ini ...."Zion menjelaskan, "Tadi waktu jalan-jalan, aku lihat boneka ini lucu, jadi kubeli. Bu Janice, anggap saja hadiah untuk merayakan keluarnya kamu dari rumah sakit."Te

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 640

    Pada saat yang sama, hidung Janice mencium aroma parfum yang sangat khas. Aromanya samar, tetapi cukup untuk langsung menarik perhatian siapa pun.Ini adalah pertama kalinya Janice mencium aroma seperti ini. Bukan parfum yang biasa dijual di toko-toko, melainkan lebih seperti parfum yang diracik khusus.Namun ... apakah orang yang memakai parfum semahal ini, masih mau berbelanja di supermarket biasa?Dengan rasa penasaran, Janice menoleh sedikit ke samping. Wajah yang indah terpampang jelas di hadapannya. Wajah itu terlihat dingin dan tidak acuh.Saat mencicipi makanan sampel, wanita itu memegang tusuk gigi seolah-olah sedang memegang perhiasan mahal.Menyadari tatapan Janice, wanita itu menoleh dan mengangkat alis. "Ada perlu?" tanyanya dengan nada datar, sulit menebak emosinya.Janice segera tersadar, lalu tersenyum canggung. "Nggak ada."Wanita itu mencicipi roti di tusuk gigi. "Lumayan, beri aku beberapa."Melihat cara berpakaian wanita itu, pegawai toko langsung mengambil 3 kanton

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 641

    Norman mengangkat tangan untuk menghentikan Rensia, tetapi Jason melambaikan tangan dan berkata, "Biarkan dia pergi."Rensia tersenyum dan berkata, "Kak Jason, sampai jumpa besok."Setelah Rensia pergi, Norman segera maju dan berkata, "Aku sudah menambah orang untuk mengikuti Nona Janice."Jason tidak mengatakan apa-apa, hanya diam dan merokok.Pada saat itu, beberapa orang berlari masuk ke tempat parkir dengan cepat."Cepat pergi, ada tabrakan mobil di depan supermarket. Aku dengar ada dua wanita muda yang tertabrak.""Aku sudah melihatnya. Salah satu dari mereka sebenarnya bisa menghindar, tapi tangannya terluka. Jadi, dia nggak bisa bangun. Sayang sekali ...."Norman langsung menatap Jason saat mendengar percakapan itu, tetapi Jason sudah tidak ada di sana.....Saat Janice dan Naura keluar dari supermarket sambil membawa barang, ada sebuah mobil yang tiba-tiba melaju ke arah mereka. Mereka tidak sempat menghindar, tetapi orang di samping mereka yang juga ketakutan tidak sengaja men

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 642

    Janice menemukan Naura yang sedang menonton keributan di pintu utama supermarket."Janice, kamu baik-baik saja, 'kan? Tadi aku terdorong keluar dan nggak bisa keluar lagi," kata Naura sambil merapikan gaunnya yang kacau karena terdorong orang."Nggak apa-apa. Tadi aku keluar lewat pintu samping," jelas Janice."Kamu memang pintar. Ayo pergi, kita cepat pulang. Ini sudah hampir jam satu, kita naik taksi saja. Aku sengaja beli iga, nanti aku bikin sup untukmu," kata Naura sambil mengeluarkan ponselnya untuk melihat waktu."Kita makan yang simpel saja, nggak perlu repot-repot," kata Janice yang merasa hari ini Naura terlihat agak aneh. Naura biasanya agak cerewet, tetapi sekarang malah begitu perhatian.Setelah membantu Janice ke pinggir jalan untuk naik taksi, Naura mengomel, "Nggak boleh asal makan. Tanganmu masih terluka, kamu harus makan yang bergizi."Janice masih kebingungan, tetapi dia tetap ikut masuk ke dalam mobil bersama Naura. Dalam perjalanan pulang, Naura menunjuk sayur di d

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 643

    "Pak Jason masih belum datang?" tanya Landon."Belakangan ini dia sangat sibuk. Datang agak telat juga nggak apa-apa, aku akan menunggunya," jawab Rachel yang berusaha membela Jason.Melihat adiknya seperti itu, Landon merasa agak tidak tega. "Rachel, kalau ....""Aku nggak apa-apa, jangan berpikir sembarangan. Dia memang selalu sibuk. Nanti setelah menikah, kita akan punya lebih banyak waktu untuk bersama," kata Rachel yang bersikeras menyela.Melihat sikap Rachel, Landon juga tidak berbicara lebih banyak lagi.Pada saat itu, terdengar suara kepala pelayan dari arah pintu. "Pak Jason.""Ya," jawab Jason sambil melangkah masuk ke ruangan itu dengan tatapan yang dingin dan aura yang memancar dari tubuhnya membuat orang takut. Dia melirik wanita yang duduk di samping Anwar, lalu maju dengan tanpa ekspresi.Anwar berdiri dan berkata, "Karena semuanya sudah datang, aku akan memperkenalkan kalian dulu. Ini kerabat jauh Keluarga Karim, Rensia. Ibunya sudah lama tinggal di luar negeri. Sekara

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 644

    Janice menemukan Landon dan wanita itu berada di bagian luka bakar di rumah sakit dan membelakangi pintu. Saat dokter dan perawat sedang merawat luka bakar itu, wanita itu langsung menyandarkan diri ke pelukan Landon."Sakit sekali, aku sangat takut," kata wanita itu.Janice merasa sangat familier dengan suara itu, tetapi dia tidak bisa mengingat di mana pernah mendengar suara itu.Namun, ada seorang perawat yang datang sambil membawa obat. "Nona, tolong minggir sebentar."Suara dari perawat itu membuat Landon dan wanita itu yang berada di dalam ruangan terkejut dan menoleh secara bersamaan.Landon terkejut dan memanggil, "Janice."Janice akhirnya bisa melihat jelas wajah wanita itu yang ternyata wanita di supermarket kemarin, Rensia. Ekspresi Rensia terlihat tetap tenang saat melihatnya, seolah-olah sudah memprediksi mereka akan bertemu lagi. Sepertinya, kebetulan bertemu di supermarket itu memang sengaja diatur. Rensia perlahan-lahan bersandar ke Landon dan tatapannya menantang saat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 645

    "Nona, Tuan Anwar ada di ruang kerja," kata kepala pelayan itu."Ya," jawab Rensia sambil tersenyum dingin, lalu berbalik dan mengikuti kepala pelayan itu masuk ke ruang kerja.Saat menutup pintu, kepala pelayan bahkan sengaja membanting pintunya dengan keras.Pada detik berikutnya, terdengar suara benda terjatuh ke lantai dan teriakan. "Dasar nggak berguna! Bisa-bisanya dikembalikan orang dalam keadaan utuh."....Di ruang terapi rumah sakit.Setelah mengenakan alat penyangga, Janice langsung merasa sangat sakit sampai seluruh tubuhnya penuh dengan keringat dingin. "Sakit sekali.""Tahan sebentar, ini untuk mencegah ototmu mengecil," kata dokter mengingatkan."Ya," jawab Janice sambil menahan rasa sakit dan menganggukkan kepala. Namun, begitu dokter pergi, dia langsung menggigit bibir karena tidak sanggup menahan rasa sakitnya lagi sampai mulutnya penuh dengan amis darah. Karena tidak ingin orang lain melihatnya dalam keadaan lemah, dia hanya bisa menundukkan kepala dan terus menahann

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 717

    Janice terus memanggil nama Yuri berulang kali.Yuri menutup telinganya dengan frustrasi, nyaris meledak, "Berhenti! Jangan panggil lagi! Aku paling benci namaku!"Setelah masuk sekolah, dia baru menyadari bahwa sejak lahir dia sudah punya seorang adik laki-laki yang tidak terlihat.Janice menatap gadis kecil yang menangis tersedu-sedu itu dan menyerahkan selembar tisu. "Nggak ada yang salah dengan namamu. Kamu adalah kamu. Aku tahu kamu punya banyak impian, jadi jangan biarkan siapamu mengekangmu."Yuri menutupi matanya dengan tisu dan akhirnya menangis keras. Setelah lelah, dia menatap Janice dengan mata yang bengkak dan merah. "Kak, maaf."Janice tersenyum lembut, mengelus kepalanya. Ternyata Yuri masih mengingatnya.Segalanya seperti kembali ke masa lalu. Mereka duduk di bangku taman sambil makan es krim. Saat itu Yuri masih kecil, duduk di samping Janice sambil memanggilnya "kakak".Di kehidupan sebelumnya, setelah Ivy meninggal, Janice benar-benar putus kontak dengan para bibi it

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 716

    Wajah Jason hanya sejengkal dari wajahnya. Janice menahan napas, tanpa sadar menarik erat syalnya.Agar Jason tidak menyadarinya, Janice mengalihkan pandangan, lalu melilitkan syal itu ke leher Jason dan menunjuk ke kerah bajunya."Masukkan, biar nutupin bagian bajumu yang basah."Jason menunduk, matanya tampak sedikit kecewa. Namun, dia tidak memaksa, hanya memperbaiki penampilannya sendiri.Sesaat kemudian, mereka berdua masuk ke Gedung 2 dan menemukan kelas SMA 3-3. Saat berdiri di dekat jendela, mereka bisa melihat isi kelas dengan jelas.Ada lima enam siswi yang duduk, mengobrol santai dalam kelompok kecil. Hanya satu siswi yang sedang serius mengerjakan lembar soal. Saat menyadari ada orang di luar jendela, dia mendongak melirik sekilas.Tatapan siswi itu bertemu dengan Janice selama dua detik, lalu dia cepat-cepat menunduk lagi, bahkan tangan yang memegang pena tampak bergetar.Saat Janice mengalihkan pandangan ke murid lain, gadis itu menarik dua lembar tisu dan pura-pura pergi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 715

    Setelah mengatakan itu, wanita itu mengeluarkan saputangan dari tasnya dan hendak menyeka dada Jason.Namun, Jason langsung menangkis tangan wanita itu, lalu berkata dengan dingin, "Nggak perlu."Setelah tertegun sejenak, wanita itu menggigit bibir dan merapikan rambutnya. "Pak Jason, aku pasti akan ganti rugi. Tapi, bajumu pasti sangat mahal, aku mungkin nggak bisa langsung membayarmu sekarang. Bagaimana kalau kamu berikan aku kontakmu ....""158 ribu." Jason langsung menyela perkataan wanita itu."Hah?" seru wanita itu yang langsung terkejut."Ada obral cuci gudang di ujung jalan, tunai atau transfer?" kata Jason dengan dingin.Saat itu, wanita itu baru mengerti maksud dari perkataan Jason. Ternyata, Jason sudah menyadari niatnya dan sedang menolaknya. Namun, pria di depannya ini adalah Jason. Meskipun hanya pakaian yang dijual di kaki lima, pakaian itu tetap akan terlihat seperti setelah bermerek di tubuh Jason. Dia segera mencari cara lain sambil tetap tersenyum. "Transfer saja, bo

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 714

    Mendengar suara itu, Janice langsung tersadar kembali dan mendorong pria di depannya. Namun, sebelum dia bisa berdiri dengan tegak, sekelompok siswa kembali mendorongnya sampai dia jatuh ke pelukan Jason.Jason langsung menopang Janice dan berkata dengan pelan, "Kamu yang mulai dulu."Janice menggigit bibirnya dan mencoba melepaskan genggaman Jason, tetapi Jason malah memeluk pinggangnya dengan erat. "Jangan bergerak. Orangnya terlalu banyak di sini, kita keluar dari sini dulu baru bicara lagi."Setelah mengatakan itu, Jason merangkul Janice dan berjalan ke depan.Janice berusaha melepaskan tangan Jason. "Lepaskan aku. Nanti kita akan ketahuan."Namun, Jason tetap tidak melepaskan genggamannya, melainkan menurunkan topi Janice dan menekan kepala Janice ke dadanya. "Ayo pergi."Setelah berusaha melawan sejenak, Janice yang benar-benar tidak bisa melepaskan diri pun akhirnya hanya bisa ikut pergi bersama Jason.Penampilan Jason terlihat sangat tidak ramah, sehingga tidak ada yang berani

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 713

    Janice berpikir Fenny yang sudah sekarat karena menderita kanker pasti akan berusaha memastikan kehidupan anaknya terjamin.Setelah terdiam cukup lama, Arya yang berada di seberang telepon perlahan-lahan berkata, "Apa yang ingin kamu lakukan?"Janice menjawab dengan jujur, "Ibuku dalam masalah. Anak laki-laki yang terkena leukemia itu adalah putra dari teman ibuku, dia pasti mengetahui sesuatu.""Baiklah, aku akan membantumu mencarinya," balas Arya."Terima kasih," kata Janice, lalu menutup teleponnya.Saat keluar dari apartemen, sebuah taksi kebetulan berhenti tepat di hadapan Janice. Setelah masuk ke dalam taksi, dia berkata pada sopir, "Ke SMA Chendana."Setelah taksi melaju, Janice memandang pemandangan di luar dari jendela. Dia sengaja menelepon Arya untuk mencari putra Fenny karena semua masalah ini terjadi untuk menjebaknya dan Ivy. Sebelum dia terperangkap, semuanya masih belum berakhir.Fenny adalah saksi dalam kasus ini, semua orang pasti akan mencari kelemahannya. Putranya y

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 712

    Landon bisa melihat perubahan suasana hati Janice. Kebetulan saat itu dia melihat Naura keluar dari dapur sambil membawa segelas air, dia pun berkata, "Kalau begitu, kamu tinggal di rumah Kak Naura dulu untuk sementara ini. Para pengawal akan tetap melindungi kalian di sini.""Ya," jawab Janice sambil menghela napas lega.Setelah menyerahkan air itu ke tangan Janice, Naura berkata sebagai jaminan, "Pak Landon, tenang saja, aku pasti akan menjaga Janice dengan baik.""Maaf merepotkanmu," kata Landon dengan sopan.Setelah mengatakan itu, Landon menerima pesan dari Zion. Setelah membaca pesan itu, dia berkata dengan tenang, "Janice, kamu istirahat dulu. Aku ada urusan lain yang harus segera ditangani."Janice langsung merespons perkataan Landon.Setelah mengantar Landon pergi, Naura langsung membawa Janice ke rumahnya.Beberapa menit kemudian, pengawal yang dikirim Landon mengetuk pintu. "Nona Janice, kalau ada apa-apa, langsung panggil kami saja. Nanti petugas kebersihan juga akan datang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 711

    Janice yang dalam keadaan putus asa ditemani Landon untuk kembali ke apartemen. Saat pintu lift terbuka, bau yang menyengat membuatnya yang sensitif terhadap bau karena hamil langsung terbatuk-batuk.Landon segera berdiri di depan Janice untuk melindunginya dari bau, lalu keluar dari lift terlebih dahulu.Namun, pada detik berikutnya, terdengar suara dari Naura. "Pak Landon? Mana Janice?"Janice segera menutupi hidung dan mulutnya dengan lengan bajunya, lalu keluar dari lift. Namun, sebelum sempat berbicara dengan Naura, dia tertegun karena melihat pemandangan di depan matanya. Pintu rumahnya disiram cat merah dan tertulis kata untuk membayar utang di dindingnya. Cat di tulisannya menetes seperti darah karena masih belum kering, terlihat sangat mengerikan.Naura yang apartemennya juga terkena imbasnya pun menggulung lengan bajunya dan memakai masker, lalu membersihkan cat dari dinding dengan alkohol seperti yang dipelajarinya dari internet. Bau cat bercampur dengan alkohol membuat loro

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 710

    Janice menyadari orang di dalam ruangan itu adalah Fenny yang duduk dengan tenang dan riasannya tetap terlihat muda serta anggun seperti saat meninggalkan Kota Pakisa. Namun, entah mengapa dia merasa orang ini terkesan berbeda dengan Fenny di ingatannya yang sangat pandai berbicara.Mungkin karena menyadari ada yang sedang memperhatikannya, Janice melihat Fenny mengangkat kepala dan menatapnya yang berada di luar pintu. Tatapan Fenny terlihat sangat kelelahan dan tidak bersemangat untuk mencari banyak uang seperti yang pernah diceritakan Ivy. Padahal Ivy pernah bergaul dengan banyak ibu-ibu kaya, tidak mungkin mudah ditipu ekspresi Fenny yang seperti ini.Saat Janice hendak memperhatikan Fenny dengan lebih jelas, polisi itu langsung menutup pintu. Dia pun hanya bisa segera menyusul Zachary. "Paman, tunggu sebentar.""Kenapa?" tanya Zachary yang agak tergesa-gesa."Paman, bisakah kamu menyelidiki Bibi Fenny ini? Maksudku, kehidupannya sebelum dia kembali ke Kota Pakisa," kata Janice. Di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 709

    Ivy merasa agak emosional, sedangkan ekspresi Janice dan Zachary menjadi jauh lebih muram.Saat itu, Janice akhirnya mengerti mengapa Kristin berani menuduh Ivy menipu uang mereka di hadapan polisi karena tidak ada bukti yang jelas apakah yang itu diminta atau diberi. Selain itu, Fenny sudah menyerahkan diri dan mengakui kesalahan, sehingga Ivy terkesan seperti dalangnya. Sementara itu, bukan hanya tidak menyadari hal itu, Ivy juga tidak mampu membantah.Namun, Janice bertanya-tanya mengapa Kristin dan Fenny harus melakukan ini? Dia pun melirik Zachary dan terlihat jelas Zachary juga memiliki pemikiran yang sama dengannya.Setelah menenangkan Ivy terlebih dahulu, Zachary baru bertanya dengan nada lembut, "Kenapa Fenny bisa menghubungimu?"Ivy perlahan-lahan merasa tenang setelah mendengar nada bicara Zachary, lalu mencoba mengingat kembali saat pertama kalinya dia bertemu dengan Fenny. "Saat itu aku ikut acara minum teh sore yang diadakan Nyonya Linda, kebetulan dia ada janji dengan pe

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status