Share

Bab 420

Author: Danira Widia
Wajah Jason menjadi sangat masam. Matanya menyipit, memancarkan hawa dingin. "Janice."

Janice menatap langsung ke matanya. "Kamu benaran nggak tahu apa yang dilakukan ayahmu hari ini? Melihatku dan Ibu berusaha keras, tapi nggak dihargai, rasanya menyenangkan ya? Aku nggak ingin bermain permainan ini dengan kalian lagi. Malam itu sudah lama berlalu, Paman."

Di antara mereka, hanya sapaan paman yang bisa menjadi batas. Tatapan Jason penuh dengan kilatan dingin. Tanpa berkata apa-apa, dia berbalik menuju tempat sampah.

Janice menatap punggungnya dengan perasaan campur aduk, tak tahu apakah dia berharap Jason mengambil kembali syal itu, atau justru membiarkannya pergi begitu saja.

Namun, setiap langkah Jason mendekati tempat sampah, hati Janice semakin tegang. Tepat ketika Jason hendak menghentikan pelayan, terdengar jeritan dari jalan kecil di taman.

Secara refleks, semua orang menoleh. Rachel yang memakai kaki prostetik, tampaknya tersandung batu dan jatuh.

Janice secara naluriah menole
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (25)
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Gt donk ja ice hrs tegas. Ga oerlu lah datang2 lg ke keluarga Karim. Hrs tau diri. kamu tuh ditindas. Dan jason tdk bs berbuat apah2 dgn penyelamat nya, walau dgn Vania atau Rachel. Pergi jauh lah ke LN , hidup mandiri. menemukan kebahagian mu. Msh banyak laki2 yg baik didunia. Ga usah peduli Jason
goodnovel comment avatar
Sulthana Moideen
ga ada kemajuan,ceritanya tetap muter" di situ.hadeeeuh
goodnovel comment avatar
Yani Anggraeni
Sebenarnya saya penasaran dengan bapaknya janice. Apakah kematiannya berhubungan dengan kecelakaan jason. Hehe berharap ada kejutan lagi deh thor. Lebih apik lagi ya thor.......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 421

    Mendengar itu, wajah Zachary tampak semakin serius. Dia memahami maksud tersembunyi di balik kata-kata Janice.Mulai sekarang, mereka bukan lagi keluarga, bahkan hubungan saudara jauh pun tidak dihitung."Janice, kamu pasti sangat tertekan.""Paman, tolong jaga ibuku dengan baik." Janice tersenyum, menitipkan pesan.Ivy ingin menegur Janice. Namun, mengingat mereka bertiga harus makan di dapur hari ini, dia akhirnya menyadari bahwa dirinya telah membebani putrinya.Dia yang membuat Janice harus kembali berkali-kali untuk menanggung penghinaan ini. Dia pun memasang senyuman. "Jaga dirimu baik-baik.""Aku pergi." Janice mengambil tasnya dan pergi tanpa menoleh ke belakang.....Beberapa saat kemudian, kepala pelayan datang ke dapur. "Tuan, Nyonya, Nona Rachel sudah mau pergi.""Hm, kami akan segera ke sana." Zachary merapikan pakaiannya dan menggandeng Ivy keluar.Kepala pelayan segera berkata, "Tuan Anwar minta Nona Janice ikut mengantar tamu.""Janice ada urusan, dia sudah pergi duluan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 422

    Jason sedang tidak fokus sehingga hanya mengiakan pelan sebelum berbalik pergi.Dari balik jendela mobil, Rachel menatap punggungnya yang semakin menjauh. Tiba-tiba, hatinya terasa hampa.Rachel mencengkeram dada dan mulai batuk. Melihat itu, Norman segera mengambil sebotol air untuk disodorkan. "Bu, kamu baik-baik saja?""Aku baik-baik saja, cuma terkena angin." Rachel menggenggam botol air mineral di tangannya dengan gelisah. "Apa aku mengatakan sesuatu yang salah tadi?"Norman tetap tenang. "Nggak, Pak Jason memang selalu sibuk dengan pekerjaannya.""Hmm."Setelah mengantar Rachel pulang, Norman mengemudikan mobil kembali ke rumah Jason di River Bay. Dia baru selesai merapikan dokumen yang dikirim dari kantor saat Jason kembali.Melihat pria yang baru masuk itu, Norman sontak terbelalak tidak percaya. "Pak, kamu ...."Jason meliriknya dengan dingin, lalu menyerahkan sesuatu di tangannya. "Bawa ke laundry.""Baik."....Peluncuran produk baru Amanda berlangsung sukses, bahkan wartawa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 423

    [ Kamu juga nggak tahu? Saat kuliah, banyak wanita yang mengejarnya, tapi dia sama sekali nggak peduli. ][ Setelah kecelakaan mobil, dia tiba-tiba berubah dan langsung mengatakan dia punya seseorang yang disukai. Saat itu, aku masih terbaring di ranjang rumah sakit. Aku merasa sedih untuk waktu yang lama. ][ Bukankah itu berarti kamu? ]Janice mengetik kalimat itu, tetapi segera menghapusnya. Perkataan seperti itu seharusnya keluar dari mulut Jason sendiri. Apa haknya untuk menyimpulkan sesuatu?Janice membalas dengan jujur.[ Kamu juga tahu hubungan ibuku dengan Paman Zachary. Saat Jason lulus kuliah dan kembali ke dalam negeri, aku baru pergi ke rumah Keluarga Karim. Aku benar-benar nggak tahu. ][ Aku lupa, maaf. ][ Aku ada pekerjaan yang harus diselesaikan, sudah dulu ya. ][ Oke. ]Setelah menaruh ponsel, Janice menatap layar laptop dengan tatapan kosong. Setelah waktu yang lama, dia tetap tidak bisa menggambar desain yang diinginkannya.Tepat saat itu, Amanda mendekat dan mene

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 424

    Suasana di meja makan terdiam cukup lama. Janice terpaku menatap pria di hadapannya, ingin memastikan apakah dia hanya bercanda.Namun, detik berikutnya, manajer restoran buru-buru datang. "Maaf, pelayan salah meletakkan nomor meja. Ini meja nomor 26."Janice langsung menoleh ke belakang, melihat pria di meja 27 yang ternyata sedang menunggunya.Dia menggigit bibir, merasa agak canggung, lalu menoleh kembali ke pria di depannya. "Maaf, Pak. Sepertinya aku salah meja. Semoga ... kencan butamu sukses."Dari cara pria itu berpakaian, Janice langsung tahu dia adalah seseorang yang kaya raya dan bukan orang yang bisa dia usik.Setelah berkata demikian, Janice segera bangkit dan pindah ke meja yang benar. Setelah meminta maaf kepada klien, Janice langsung duduk.Kebetulan, seorang wanita yang mengenakan koleksi terbaru dari peragaan busana musim ini baru saja duduk di meja 26.Begitu duduk, wanita itu langsung berkata, "Kamu cukup tampan. Tapi, banyak miliarder yang mengejarku. Tergantung be

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 425

    Paling tidak, wanita yang diperkenalkan harus lebih cantik dari Janice, 'kan? Sepertinya akan sulit untuk mencari wanita seperti itu.Janice dan Landon bertukar nomor telepon, lalu dia berdiri untuk pergi. Landon menawarkan dengan sopan, "Perlu aku antar?"Janice tersenyum sopan. "Kamu adalah klienku. Nggak pantas kalau kamu mengantarku. Aku bisa naik taksi sendiri. Sampai jumpa."Landon melihat punggungnya yang semakin menjauh, tanpa sadar tersenyum. Menarik juga.Saat itu, ponselnya berdering. "Kak, gimana calon pasangan kencan butamu?""Yang mana?" Landon mengingat Janice, senyuman di wajahnya semakin dalam."Kak, kamu tersenyum ya? Berarti berhasil.""Besok kamu akan tahu.""Baiklah. Tapi saat bertemu besok, kamu nggak boleh menyulitkannya ya? Aku nggak mau dia terikat cuma karena utang budi."Mendengar itu, ekspresi Landon menjadi agak dingin. Namun, demi tidak membuat adiknya sedih, dia tetap menyetujuinya. "Oke."....Keesokan paginya, Janice bangun lebih awal untuk bersiap. Sem

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 426

    Landon turun lebih dulu dari mobil, lalu mengulurkan tangannya ke arah Janice yang masih di dalam.Janice menyesuaikan posisi tubuhnya sambil berpegangan pada kursi. "Aku bisa sendiri."Landon tidak menurunkan tangannya. "Apa kamu lupa kalau hari ini kamu adalah pendampingku?"Mendengar itu, Janice tidak lagi menolak. Lagi pula, kontrak senilai 20 miliar sudah ditandatangani.Setelah Amanda mengetahuinya, dia bahkan menggandakan bonus Janice. Makanya, Janice harus lebih profesional.Janice meletakkan tangannya di telapak tangan Landon dan perlahan turun dari mobil. Namun, sepatu hak tinggi barunya terasa kurang nyaman. Tumitnya sedikit terpeleset, menyebabkan tubuhnya kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arah Landon.Landon langsung melingkarkan lengan di pinggang Janice. "Aku akan menyuruh Zion beli sepatu datar. Kamu juga nggak pendek, nggak perlu menyiksa diri sendiri.""Terima kasih." Janice tersenyum penuh rasa terima kasih.Saat itu, terdengar suara yang sangat familier dari arah

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 427

    Anwar sepertinya sengaja ingin mempermalukan Janice, sama sekali tidak peduli dengan para tamu di sekitarnya, termasuk kakak beradik Keluarga Luthan itu.Setiap kata yang diucapkannya bagaikan mengandung racun, menghantam Janice tanpa ampun.Di bawah tatapan banyak orang, Janice merasa sangat tertekan. Tiba-tiba, sebuah tangan merangkul pinggangnya, menariknya selangkah ke depan."Pak Anwar, apa kamu punya masalah dengan pasangan yang kubawa?""Pasangan?"Tatapan Anwar dipenuhi kecurigaan, bahkan bercampur dengan sedikit penghinaan. Benar saja, wanita tidak tahu malu ini sudah menggoda pria lain.Bagaimana mungkin Janice tidak memahami arti tatapan Anwar? Dari sudut matanya, dia melirik wajah dingin Jason. Hanya dalam beberapa saat, tenaganya terasa terkuras banyak. Bahkan, hawa dingin menusuk hingga tulangnya.Janice tersenyum sinis. "Kak Landon, kalau memang nggak memungkinkan, gimana kalau aku pergi dulu? Aku juga nggak ingin makan dengan suasana seperti ini."Begitu dia memanggil k

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 428

    Setelah keluar dari kamar mandi, Janice tidak segera kembali ke ruang privat. Dia merasa dirinya tidak cocok dengan suasana di dalam sana.Terutama karena Anwar selalu menatapnya dengan tatapan suram, seolah-olah mendesaknya untuk segera pergi.Janice berjalan menuju area istirahat di sisi lain koridor. Begitu membuka pintu kaca, angin dingin menerpa wajahnya. Dia menyusutkan lehernya, lalu memeluk diri sendiri dan bersandar pada pagar sambil memandang pemandangan di kejauhan.Setelah hatinya lebih tenang, Janice teringat akan tugas yang belum selesai dan bersiap untuk kembali. Namun, begitu dia berbalik, dia langsung menabrak dada pria yang keras dan dingin.Janice mendongak, lalu bertemu dengan tatapan pria yang dingin dan dalam. Dalam sekejap, hatinya terasa dingin, membuat giginya bergemeletuk.Janice mundur selangkah, berusaha tetap tenang saat menatap pria itu. "Paman, ada apa?"Jason tidak langsung menjawab. Dia maju selangkah demi selangkah, memojokkan Janice hingga punggungnya

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 737

    "Kamu tahu kamu sudah tidur berapa lama? Aku hampir saja mengira kamu sudah tiada, aku sampai berkali-kali pergi memeriksa napasmu," kata Naura."Hanya sedikit lelah," jawab Janice dengan lemah.Melihat wajah Janice yang agak pucat, Naura segera membantu Janice untuk duduk dan menyajikan semangkuk sup. "Aku terus menghangatkan sup ini di atas kompor agar kamu bisa meminumnya saat kamu bangun. Ayo coba."Setelah meminum seteguk supnya, seluruh tubuh Janice langsung terasa hangat. Tak lama kemudian, semangkuk penuh supnya sudah habis diminum. Setelah makan sepiring nasi dan beberapa potong iga yang kembali disajikan Naura, dia baru merasa lebih baik.Saat bangkit dan hendak membantu Naura membereskan piring, tas yang digantung Janice di belakang kursi tiba-tiba jatuh dan sebuah kotak berguling keluar. Itu adalah kotak yang diberikan Jason saat mengantarnya pulang dan menyuruhnya hari ini baru membukanya. Dia memungut kotak itu dengan curiga, lalu perlahan-lahan membukanya dan terlihat se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 736

    Jason berkata dengan tenang, "Sehari sebelum Elaine menjebak Ivy, Landon berhasil melamar Janice. Landon masih belum memberi tahu orang lain tentang hal ini, hanya keluarga saja."Rachel pun cemberut. "Bibi Elaine juga keluargaku."Jason berkata dengan dingin, "Alasannya cukup masuk akal, tapi kamu nggak cocok melakukan hal seperti ini."Setelah terdiam sejenak, Rachel menundukkan kepala dan berkata, "Mana Bibi Elaine?"Jason berdiri dan menjawab, "Tenang saja, kalian akan segera bertemu."Mendengar perkataan itu, Rachel menatap Jason dengan bingung.....Beberapa jam sebelumnya.Melihat popularitas siaran langsung putra Fenny, Elaine merasa sangat senang. Dia yakin Ivy pasti dalam masalah dan Jason juga pasti akan menyesal. Namun, saat dia membuka pintu, asap yang memenuhi udara membuatnya langsung waspada. "Siapa itu? Berani-beraninya merokok di kantorku."Kursi di depan meja Elaine pun perlahan-lahan berputar dan terlihat wajah Jason dengan ekspresi yang tajam dan berbahaya. Dia ber

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 735

    Oleh karena itu, seluruh pihak kepolisian langsung memverifikasi semua bukti itu secepat mungkin. Saat petang, pernyataan resmi sudah dirilis di internet. Dalam sekejap, para netizen yang merasa ditipu pun langsung marah.[ Bocah yang baru berusia 15 tahun ternyata sudah punya target kecil di luar negeri, kita malah disuruh donasi untuk pengobatannya. Bagaimana kalau kasurnya itu kasih aku dulu. ][ Hari ini ada influencer yang bilang pencahayaan di siaran langsungnya sangat profesional, jelas ada tim di baliknya. Mana seperti anak yatim. ][ Rasa iri memang bisa buat orang berubah, sungguh mengerikan. Karena iri dengan kehidupan Pak Zachary dan Nyonya Ivy, jadi mati pun mau menghancurkan orang lain. ]Janice hanya membaca beberapa komentar saja. Saat melihat kata target kecil, dia langsung menyadari semuanya sesuai dengan perkataan Zachary. Karena takut dilacak, Elaine mengirim semua uangnya ke rekening Fenny untuk memutuskan hubungan mereka.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 734

    Melihat situasinya tidak beres, Naura segera menarik Janice untuk duduk. Dia berkata pada polisi sambil tersenyum dengan canggung, "Maaf. Dia terlalu khawatir dengan kondisi ibunya, jadi agak emosional."Setelah polisi itu memberi isyarat bisa memaklumi reaksi Naura, Zachary kembali berkata, "Orang yang mengumpulkan uang ilegal itu sebenarnya Fenny. Nggak ada aset atas namanya, tapi semuanya sudah dialihkan ke nama putranya. Dia bahkan sudah menyiapkan operasi transplantasi sumsum tulang untuk putranya, putranya juga tahu semuanya. Pengacaraku sudah menyerahkan semua buktinya.""Selain itu, putranya memanfaatkan usianya yang masih muda pun berbicara sembarangan di internet dan mencari simpati orang lain. Dia bahkan melakukan penipuan donasi dan sekarang jumlahnya sudah mencapai dua miliaran. Aku ingin putranya Fenny untuk minta maaf kepada publik di siaran langsungnya."Setelah mengatakan itu, Zachary membuka dokumen buktinya. Terlihat seorang pemuda bisa memiliki rekening bank luar ne

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 733

    Di antara orang-orang yang bersimpati pada pemuda itu, sebagian besar berasal dari Kota Pakisa. Kabar menyebar dengan cepat dari mulut ke mulut, sehingga kini kerumunan orang mulai berdatangan ke kantor polisi untuk menuntut penjelasan. Melihat tatapan mereka sangat mengerikan, Naura melindungi Janice saat masuk ke kantor polisi.Saat melihat Zachary yang sudah menunggu bersama asistennya, Janice segera maju dan bertanya, "Paman, bagaimana keadaan ibuku?""Ibumu baik-baik saja, tapi Fenny tiba-tiba mulai menyakiti dirinya sendiri. Kabar itu sudah tersebar keluar, jadi publik sangat marah," jelas Zachary."Paman, tolong selidiki putranya Fenny. Aku curiga ada yang sengaja membantunya membangun citra ini," kata Janice."Ini ...." Mendengar perkataan Janice, Zachary menggigit bibirnya dan tidak langsung menjawab.Pada akhirnya, asistennya Zachary berkata dengan tidak berdaya, "Nona Janice, Pak Zachary sudah diskors perusahaan dan semua dananya juga sudah dibekukan Keluarga Karim.""Ini ..

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 732

    Saat keluar dari lift, Janice kebetulan bertemu dengan Naura.Naura menatap ke arah Janice terlebih dahulu, lalu melihat ke belakang Janice. "Eh? Mana abang pengawal itu?""Sudah pulang ke tempat Pak Landon," kata Janice dengan tenang.Naura berdecak, lalu mengeluh, "Hah? Mereka hanya menjagamu sehari? Pak Landon ini jadi pacar terlalu santai. Tapi, kalian benar-benar romantis, semalam juga nggak peduli aku yang ada di sebelah."Mendengar perkataan itu, ekspresi Janice terlihat curiga. Dia ingin menjelaskan pada Naura bahwa semalam dia tidak tidur di rumah, tetapi dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera mengeluarkan kunci untuk membuka pintu. Begitu pintu terbuka, dia dan Naura langsung tercengang karena hampir seluruh isi rumah Janice sudah diubrak-abrik dan hanya tinggal lantai saja yang utuh.Naura terkejut dan berkata, "Rumahmu dirampok? Jangan-jangan semalam .... Aku kira kalian sedang bermesraan. Kalau begitu, aku lapor polisi dulu."Setelah mengatakan itu, Naura mengeluarkan p

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 731

    Janice segera bangkit dari sofa, lalu merapikan pakaiannya sejenak setelah berdiri tegak. "Satu malam sudah berlalu."Mendengar perkataan itu, tangan Jason langsung terhenti dan tersenyum. "Sekarang kamu bahkan malas berbohong padaku."Melihat Janice hanya terdiam, Jason pun berdiri dan berkata, "Sarapan dulu baru pergi saja.""Nggak perlu, aku nggak lapar," jawab Janice.Namun, perut Janice tiba-tiba berbunyi sampai dia segera menutupi perutnya dengan tas karena malu.Pada saat itu, bel pintu berbunyi. Setelah berbunyi tiga kali, Norman baru membuka pintu dan masuk. Melihat dua orang yang berdiri di dalam, dia sempat tertegun sejenak dan bertanya-tanya apakah dia datang di waktu yang salah lagi. Padahal tadi dia sudah sengaja menekan bel terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam. "Pak Jason, Nona Janice, selamat ... pagi."Saat Janice tidak fokus, Jason langsung mengambil tasnya. Melihat Jason meletakkan tasnya di kursi, dia hanya bisa duduk dengan patuh.Norman meletakkan satu per satu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 730

    Masih pura-pura tidak tahu.Janice memejamkan mata rapat-rapat, bibirnya terkatup kuat.Beberapa detik kemudian, film langsung melompat ke bagian akhir yang penuh tarian dan nyanyian. Irama musiknya ceria dan menggembirakan.Janice diam-diam membuka satu mata, memastikan bahwa layar sudah aman. Kemudian, dia baru membuka matanya sepenuhnya.Harus diakui, adegan tarian dalam film musikal ini memang indah. Warna keemasan berkilau, air mancur yang menyala, kelopak mawar merah berserakan di tanah, dan para wanita cantik dengan pakaian mewah menari sambil menyanyi. Semuanya kontras dengan adegan sebelumnya.Janice refleks menoleh ke arah pria di sampingnya, tidak menyangka Jason masih menatapnya. Tatapan mereka bertemu dari jarak dekat. Sedikit saja dia bergerak, bibir mereka bisa langsung bersentuhan.Janice kaget. Saat dia mencoba menghindar dengan menyandar ke belakang, dia malah jatuh dari sofa.Jason langsung menangkapnya dan menariknya kembali. Gerakan itu membuat mereka berdua terjat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 729

    Namun, hal itu tetap tak bisa menyembunyikan pesona khasnya.Tangan Jason menyusuri rambut Janice dengan gerakan lembut, membuatnya merasa diperlakukan dengan penuh hati-hati.Tanpa sadar, Janice bahkan tidak tahu kapan suara pengering rambut itu berhenti. Saat pikirannya kembali, dia baru sadar Jason membawanya keluar dari kamar utama.Dia tak mengerti apa yang sedang direncanakan pria itu, sampai dia melihat tiga hidangan rumahan di atas meja makan.Jason menarik kursi untuknya, menyajikan sepiring nasi hangat di depan Janice. "Masakanku biasa saja, makan seadanya."Janice tidak tahu harus berkata apa, akhirnya hanya mengangguk pelan. "Hm."Dia tahu Jason bisa masak sedikit, tetapi dia hanya pernah mencicipi mie dan sandwich buatannya yang gagal.Hidangan di depan mata ini memang tak seindah buatan koki Keluarga Karim, tetapi tetap terlihat menggugah selera.Janice mencicipi telur orak-arik tomat. Ternyata enak. Tanpa sadar, dia memuji, "Enak.""Masih ada di panci.""Masih ada?" Jani

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status