Share

Bab 246

Penulis: Danira Widia
Janice mengetuk pintu dan masuk ke ruangan Amanda. Kebetulan, Bella juga ada di sini. Janice memandang Bella, lalu tidak berkata apa-apa.

Amanda berkata kepada Bella, "Kamu keluar dulu."

Bella terkejut sejenak, lalu berpamitan dengan sopan dan keluar. Setelah pintu ditutup, Janice berniat untuk menjelaskan situasinya.

Namun, Amanda sontak membanting dokumen ke meja dengan keras. "Janice! Kamu harus bertanggung jawab atas masalah ini! Studio nggak akan menanggung sedikit pun untukmu!"

Janice dikejutkan oleh suara keras itu dan termangu sejenak. Setelah beberapa saat, dia sadar kembali dan langsung menjelaskan, "Aku pasti akan menyelesaikannya dengan baik."

"Kuharap begitu," timpal Amanda dengan suara lantang.

Di luar, Bella mendekatkan telinganya ke pintu untuk menguping. Kemudian, dia tersenyum dan pergi. Amanda sekalipun tidak ingin membantu Janice. Tampaknya Janice sudah buntu kali ini.

....

Di pesta Grup Hariwan.

Dengan dikawal, Janice membawa brankas dan mengikuti Amanda memasuki r
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 247

    Janice menatap sejenak, lalu mengiakan. Keduanya tiba di area istirahat di lobi, lalu memesan dua gelas jus.Janice mengaduk jusnya dengan sedotan, sementara Malia terus membujuknya, "Janice, terima saja nasibmu. Kita nggak bakal bisa menang melawan orang-orang kaya seperti mereka. Kalau kamu kabur, dengan kekuasaan Keluarga Hariwan, mereka pasti akan mengejarmu sampai ke ujung dunia.""Harga batu safir itu puluhan miliar. Sekalipun kamu dijual, belum tentu dapat uang segitu. Kalau kamu bisa menebusnya sendiri, ini adalah cara terbaik."Di kehidupan lampau, Malia juga seperti ini. Dia berpura-pura peduli pada Janice dan memanipulasinya selangkah demi selangkah untuk membuat Janice merasa semakin rendah diri. Namun, sekarang ....Janice berhenti mengaduk jusnya, lalu mendongak menatap Malia. "Malia, kamu merasa menyerah dan mengorbankan diri itu nggak masalah ya?""Tentu saja, kita harus sadar diri. Masa kamu merasa dirimu lebih berharga daripada batu safir itu? Pak Howard sangat kaya.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 248

    Ternyata di dalam handuk itu berisi sebuah kartu kamar!Maria menarik napas dalam-dalam. Dia tidak bisa menahan rasa cemburu yang meluap di dalam hatinya. Kenapa semua pria terpesona kepada Janice? Bahkan, pria seperti Jason juga ingin memiliki Janice. Atas dasar apa?Janice memegang kartu kamar itu dengan ekspresi cemas. "Sepertinya Pak Jason tahu kesulitanku. Pak Norman suruh aku ke kamar ini untuk mencarinya. Katanya Pak Jason akan membantuku. Menurutmu, gimana aku harus memilih? Sepertinya siapa pun akan memilih Pak Jason, 'kan?""Tentu saja pilih Pak Howard!" Suara Malia terdengar melengking dan tajam. Dia membatin, 'Jalang sepertimu nggak pantas untuk Pak Jason! Kamu pantasnya dengan bajingan seperti Pak Howard!'Janice berpura-pura tidak mengerti. Dia bertanya, "Malia, kenapa aku harus pilih Pak Howard?"Malia terdiam sejenak sebelum menghasut, "Janice, aku bicara begini juga demi kebaikanmu. Kamu harus tahu, Pak Howard klien kita. Kalau kamu nggak bisa meredakan amarahnya, gim

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 249

    Hati Janice sontak terasa dingin. Dia langsung menghindari tatapan itu. Apa mungkin Jason mengetahui sesuatu? Seharusnya tidak.Ketika Janice berpikir demikian, suara Howard terdengar di tengah aula. "Terima kasih kepada semua yang hadir di pesta perayaan Grup Hariwan. Aku yakin Grup Hariwan akan semakin berkembang di masa depan."Semua orang mendongak untuk menatap Howard yang berdiri di tangga. Kini, mereka baru memahami makna sebenarnya dari menara sampanye itu. Ini bukan untuk menjamu tamu, tetapi untuk memamerkan kekuasaan.Sebagian besar tamu yang hadir adalah pebisnis. Mereka hanya menatap Howard yang tersenyum lebar di atas, tanpa menunjukkan ekspresi apa pun.Di bawah tangga adalah ahli strategi di balik Grup Hariwan, yaitu Yoshua. Yoshua memandang sekeliling. Tatapannya tidak lagi terlihat lembut, melainkan dipenuhi ambisi seorang pebisnis. Mungkin, ini baru wajah aslinya. Seorang pebisnis yang menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya.Di tengah kerumunan, Yoshua meli

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 250

    Napas panas Jason mengenai wajah Janice, membuatnya terasa seperti terbakar. Dia merasa agak bersalah sehingga langsung mengalihkan pandangannya. Ternyata, dia tahu segalanya.Janice menjauh dengan hati-hati. Dia berusaha menghindari napas Jason. Namun, begitu berbalik, sebuah lengan muncul di hadapannya. Janice terpaksa berdiri diam di tempat. Lagi pula, mereka akan segera tiba.Jason tampaknya tahu apa yang ada di dalam pikiran Janice. Dia membungkuk dan napasnya yang panas mengenai wajah Janice lagi.Janice bisa merasakan napas panas itu mengalir di bawah hidungnya. Jarak keduanya sangat dekat, membuatnya merasa gerah hingga berkeringat.Tiba-tiba, Jason mengangkat tangan dan menyentuh rambut Janice yang tergerai di wajah. Jason memegang pipi Janice dengan lembut. "Hm?" tanyanya dengan pelan."Aku ... aku ...." Janice merasa bingung dan tidak tahu harus mengatakan apa."Karena kamu sudah bilang aku memberimu kartu kamar, bukankah kita seharusnya melakukan sesuatu?"Janice mendongak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 251

    Janice yang panik menghindar karena ada 2 pelayan di dekat mereka. Jason berhenti dan wajahnya menegang."Nggak apa-apa," ucap Jason. Dia duduk tegak dan memandang ke luar."Iya," sahut Janice. Dia menyentuh bibirnya, lalu menjaga jarak dengan Jason dan memandang ke depan.Cahaya matahari terasa panas. Setelah Janice minum 2 cangkir teh, keramaian di lantai bawah pun dimulai.....Di aula acara, Yoshua dan Tracy menyapa para tamu. Setelah berkeliling cukup lama, mereka tetap tidak melihat Howard.Yoshua merasa ada yang tidak beres. Dia melihat Tracy seraya bertanya, "Bu, mana Paman? Ini hari yang penting, kenapa dia menghilang?"Tracy memegang gelasnya sambil mengamati sekeliling. Dia baru menyadari Howard tidak muncul lagi setelah keluar."Apa dia mabuk? Coba aku tanya bibimu," sahut Tracy. Dia mencari Ivana, tetapi Ivana tidak tahu apa pun.Tracy dan Yoshua bertatapan. Mereka mulai gelisah. Keduanya hendak mencari Howard setelah menyapa para tamu.Siapa sangka, Vania dan Bella datang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 252

    Saat Janice minum teh, muncul notifikasi siaran langsung dengan judul yang menghebohkan.[ Karyawan magang studio perhiasan terkenal bermarga Sinclair menggoda suami orang ]Kebetulan hanya Janice yang bermarga Sinclair di studio. Apa bedanya dengan mengekspos nama lengkapnya?Sayangnya, Vania terlalu terburu-buru. Dia sengaja menyuruh orang melakukan siaran langsung untuk menangkap basah Howard dan Janice. Namun, belum tentu siapa yang celaka.Dalam siaran langsung, situasi di kamar sangat kacau. Selain suara makian, samar-samar terdengar suara desahan. Lilin-lilin yang terletak di sudut tidak cukup untuk menerangi kamar, tetapi bisa membangkitkan hasrat seseorang.Janice menyiapkan lilin ini khusus untuk Howard dan pemeran utama wanita hari ini. Tiba-tiba, seseorang membuka tirai jendela. Situasi di kamar langsung terpampang jelas.Ivana tetap berniat menjaga martabatnya. Dalam situasi yang kacau ini, dia masih sempat menyuruh Howard memakai jubah mandi.Jadi, hanya ekspresi masam Ho

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 253

    Kemudian, Howard yang bekerja sama dengan mereka berdua akan mendesak Janice untuk menyerah. Janice akan dianggap berinisiatif mengorbankan dirinya. Ditambah dengan siaran langsung ini, semua kesalahan akan dilemparkan pada Janice.Howard sudah puas dan bisa bersembunyi, sedangkan wanita yang berhubungan intim dengan Howard pasti celaka. Jadi, apa kali ini Malia tetap setia?Malia menggila saat menyadari ada yang melakukan siaran langsung. Dia menerjang paparazi dan berseru dengan mata memerah, "Bukan aku! Va ...."Sebelum Malia menyelesaikan ucapannya, siaran langsung dihentikan karena melanggar aturan. Janice mengernyit. Dia mendongak dan kebetulan melihat Jason mengetuk layar ponselnya.Janice langsung paham. Dia berujar, "Jason! Ternyata ini perbuatanmu!""Iya," sahut Jason. Dia meletakkan ponselnya, lalu meminum teh.Janice terpaku di tempat. Padahal dia hampir berhasil. Asalkan Malia menyebut nama Vania di depan umum, Vania pasti akan dihujat netizen biarpun tanpa bukti.Angin be

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 254

    Begitu melihat Janice datang, Howard yang sudah membuat persiapan mengeluarkan perhiasan dan menjelaskan, "Aku sudah menyuruh orang mengeceknya, batu safir di bros ini bukan batu safir yang kuberikan pada Janice. Aku punya sertifikat batu safir dan surat konfirmasi yang ditandatangani Janice waktu serah terima batu safir."Howard menambahkan, "Semua ini membuktikan Janice mengincar batu safirku sejak awal. Semua yang terjadi hari ini memang jebakan yang disiapkannya."Vania yang berdiri di tengah kerumunan menatap Malia dengan aura mengintimidasi. Tadi Malia hampir menyebut nama Vania di siaran langsung. Dia sudah berpesan kepada Malia saat mereka turun ke lantai bawah.Sementara itu, Malia juga tidak mengecewakan Vania. Dia yang memakai jubah mandi menatap Janice dengan ekspresi muram.Kemudian, Malia tiba-tiba menangis dan berteriak, "Bukan aku! Aku juga dicelakai Janice! Aku nggak tahu dia mencuri batu safir Pak Howard! Janice, kenapa kamu berbuat seperti itu kepada Pak Howard? Aku

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 368

    Janice merapikan gaunnya dan berbalik, lalu bertemu dengan ekspresi kaget Vania."Vania, masa kamu membuka tirai tanpa izinku? Gimana kalau aku masih sedang berganti pakaian?"Vania menatap Janice yang mengenakan gaun putih panjang. Rasa cemburu membuatnya tidak bisa berkata-kata.Meskipun desainnya sederhana, gaun itu justru membuat Janice terlihat semakin menawan dan memikat.Bahkan, staf butik yang sudah terbiasa melihat wanita cantik tidak bisa menahan kekaguman mereka.Vania mencengkeram tirai dengan erat, mencoba mempertahankan senyum di wajahnya. Namun, dia melihat bekas telapak tangan di cermin di belakang Janice.Senyuman di wajahnya perlahan memudar. Dengan nada sarkastis bercampur iri, dia berkata, "Gaun pendamping yang kamu pilih terlalu panjang, Janice. Kalau orang nggak tahu, mereka bisa mengira kamu pakai gaun pengantin yang sederhana."Janice tersenyum ringan. Tidak peduli apa yang dia kenakan, Vania selalu punya komentar. Ketika melihat raut wajah Anwar yang agak kesal

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 367

    Vania tidak mungkin sebaik itu.Seorang staf mendekati Janice dan berujar, "Silakan lewat sini.""Hm."Janice meletakkan cangkir tehnya dan langsung berdiri. Dia hanya ingin segera keluar dari ruangan yang membuatnya merasa tersiksa ini.....Janice melangkah masuk ke ruang ganti kecil yang terpisah. Dari balik tirai tebal, staf menunjuk rak pakaian dengan sikap dingin dan berkata, "Silakan dipilih."Janice membalik beberapa pakaian dengan santai. Hampir semua pakaian berwarna merah atau ungu, bahkan masih ada warna neon lainnya. Setiap gaun didesain dengan potongan punggung terbuka atau leher berbentuk V yang sangat dalam. Sepertinya semua gaun aneh dari merek ini sengaja dikumpulkan di sini.Dengan sabar, Janice bertanya, "Apa ada pilihan lain?"Staf itu memalingkan wajahnya, berpura-pura tidak mendengar, lalu memutar matanya dengan malas.Janice tertawa dingin dalam hati. Dia tahu Vania tidak mungkin membiarkannya begitu saja. Tanpa ragu, dia berucap, "Aku nggak akan pakai gaun di s

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 366

    Butik gaun pengantin itu adalah satu-satunya toko fisik di dalam negeri dari salah satu merek gaun pengantin ternama dunia.Hanya untuk membuat janji melihat gaun saja, pelanggan harus memesan setahun sebelumnya. Namun, bagi seseorang dengan status seperti Jason, aturan itu jelas tidak berlaku.Sebelum mereka melangkah masuk ke toko yang megah, manajer sudah mengosongkan toko dan menunggu kedatangan mereka."Pak, Bu," sapa manajer dengan ramah.Vania melirik Jason dengan malu-malu, seolah-olah menunggu Jason mengatakan sesuatu untuk memastikan identitasnya.Namun, Jason tidak memberi respons. Dengan wajah dingin, dia berkata, "Malam ini aku ada rapat daring dengan klien luar negeri."Yang berarti mereka tidak boleh membuang waktu. Manajer tampak bingung dan spontan melirik Vania.Vania juga termangu, tetapi segera tersenyum. Dia menjulurkan tangan untuk merapikan kerah mantel Jason, dan berkata, "Jangan kecapekan. Sebenarnya aku bisa datang sendiri. Aku lebih memilih kamu istirahat di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 365

    Namun, setelah dua minggu berlalu, kerja keras dan dedikasi Janice akhirnya diakui oleh semua orang. Rekan-rekannya pun menyadari bahwa sikap dingin mereka tidak memengaruhinya sama sekali sehingga suasana kerja kembali seperti semula.Hingga akhirnya, Vania muncul kembali. Saat itu, hanya tersisa dua hari sebelum pernikahannya dengan Jason. Penampilannya sudah mencerminkan status sebagai Nyonya Ketiga Keluarga Karim, bahkan mobil dan sopir yang mengantar sudah diganti dengan fasilitas dari Keluarga Karim.Di depan umum, Vania sengaja menghalangi jalan Janice, lalu berkata dengan ramah, "Janice, aku ingin kamu menjadi pengiring pengantin di pernikahanku."Janice tertegun sesaat. Ketika tersadar kembali, dia segera menepis tangan Vania dan menjawab, "Maaf, aku sedang sibuk akhir-akhir ini, nggak ada waktu untuk menjadi pengiring pengantin.""Janice, aku sudah jelasin kepada para penggemar kalau itu cuma kecelakaan dan aku nggak menyalahkanmu. Aku juga nggak ingin orang lain berpikir ada

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 364

    Jason tidak lagi mengirim pesan, sehingga Arya berpikir percakapan sudah selesai. Saat dia hendak meletakkan ponsel, tiba-tiba muncul sebuah gambar.[ Gimana kalau ini? ]Arya tidak tahu apa yang dilakukan Jason tengah malam begini, sampai-sampai meminta seseorang melukis potret. Namun, dia tetap membuka gambar itu dengan sabar.Hanya dengan sekali lihat, Arya langsung terpaku di tempat dan ketakutan. Terlebih lagi, dia sedang sendirian di lorong rumah sakit yang sunyi. Punggungnya sampai terasa dingin.Sambil mempercepat langkahnya, Arya membalas pesan.[ Persis. Awalnya aku kira itu Janice waktu kecil, tapi sekarang aku akhirnya melihat perbedaannya. Mata ini persis dengan matamu! ]Arya masuk ke kantor, lalu menutup pintu dan meneguk air untuk menenangkan diri. Dia selalu berpikir bahwa mimpi hanyalah sesuatu yang tidak nyata. Namun, sekarang dia mulai merasa ragu.[ Oke, aku sudah paham. ]Jason tidak lagi mengirim pesan setelah itu. Arya sampai tidak bisa tidur sepanjang malam kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 363

    Arya sontak berdiri. "Nggak boleh! Lukamu baru saja sembuh. Sejak kembali dari Kota Gunang, kamu hampir nggak pernah istirahat. Tubuhmu nggak bakal tahan!""Kamu pulang saja. Malam ini aku sudah tukar jadwal malam dengan dokter lain. Aku yang akan membantumu berjaga. Lagi pula, bukankah orang-orangmu juga mengawasi secara diam-diam?" Sambil berbicara, Arya mendorong Jason dengan pelan.Jason mengusap pelipisnya sambil mengangguk pelan. Pada akhirnya, dia berbalik dan keluar dari kantor.....Larut malam, Jason duduk di ruang kerjanya. Kedua tangannya menopang dagunya. Rokok di jarinya perlahan-lahan habis terbakar, sementara asap yang membubung menyembunyikan ekspresinya.Di meja, ponselnya terus memutar ulang rekaman yang didapat dari Malia."Jadi, kamu diam-diam ingin menikah dengan Jason! Bahkan ingin punya anak dengannya! Kamu ingin anak perempuan atau laki-laki?""Anak perempuan.""Anak perempuan ....""Anak ...."Ketika pertama kali mendengar rekaman ini, Jason merasakan perasaan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 362

    Saat cairan dalam jarum suntik sepenuhnya masuk ke selang infus, dokter itu menunjukkan senyuman puas di matanya.Namun, detik berikutnya, matanya terbelalak tak percaya. Dia bahkan tidak sempat menoleh, tubuhnya seperti robot yang kehilangan daya dan langsung terjatuh ke lantai.Setelah dokter itu terjatuh, sosok pria di belakangnya pun terlihat. Wajahnya tampan, tetapi memancarkan aura membunuh yang samar.Jason mengelap tangannya. "Bawa dia pergi."Norman melangkah maju, lalu menyeret pria itu keluar dengan mudah.Akhirnya, ruangan itu kembali sunyi. Jason duduk di tepi ranjang. Dengan hati-hati, dia membuka selotip di punggung tangan Janice. Jarum infus itu ternyata tidak benar-benar menembus kulitnya, hanya trik untuk mengelabui.Jason mengusap punggung tangan Janice perlahan, menatap wajahnya yang pucat dan tenang saat tidur. Matanya yang dalam menyimpan emosi yang sulit dibaca. Pada akhirnya, dia menunduk untuk menyembunyikan emosinya. Namun, dia menggenggam tangan Janice semaki

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 361

    Sosok Jason menyihir perhatian orang, tetapi sekaligus membuat mereka takut. Jason telah datang.Dia mendekati Janice, tetapi Vania tiba-tiba memutar kursi rodanya dan memeluk Jason. "Jason, aku baik-baik saja. Jangan salahkan Janice. Aku cuma ingin berbicara dengannya. Lagi pula, sebulan lagi kita akan menikah.""Nggak ada yang perlu dibicarakan dengannya." Jason berbicara dengan dingin sambil membantu Vania duduk dengan baik di kursi roda.Vania mengerutkan alisnya, bersandar pada Jason. "Jason, jangan begini. Bagaimanapun, dia juga keluarga.""Bukan," jawab Jason dengan tatapan tanpa emosi sedikit pun."Bukan keluarga? Jadi, dia orang luar?" tanya Vania sambil menatap Janice dengan wajah bingung yang dibuat-buat.Sekujur tubuh Janice terasa dingin. Suara yang datang dari kehidupan lain tiba-tiba terngiang di pikirannya."Janice, kamu bersama Jason 8 tahun, tapi nggak bisa menandingiku. Begitu aku kembali, dia langsung ingin kamu menyerahkan tempatmu untukku dan anakku. Dia bahkan bi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 360

    Ketika Janice kembali sadar, dia sudah mengenakan pakaian bersih dengan bantuan Ivy dan suster, bahkan darah di kepalanya sudah dicuci bersih.Rambutnya yang setengah kering terurai di pipinya, memberikan kesan indah yang rapuh. Namun, matanya benar-benar hampa, membuatnya seperti boneka kayu yang digerakkan dengan tali.Arya menunduk sambil memotong kulit mati di jarinya dengan hati-hati. Saat melihat jari Janice bergerak sedikit, dia segera menenangkan, "Sebentar lagi selesai, tahan sedikit."Janice mengangguk dengan bengong, lalu bertanya, "Gimana dengan Vania?""Keguguran, pendarahan hebat, tapi sekarang sudah stabil," jawab Arya dengan nada canggung.Mendengar itu, Janice menggertakkan giginya dan mencengkeram tepi ranjang. Dia mengangguk, lalu menggeleng. "Aku nggak mendorongnya."Arya mendongak dengan kaget. Dia menatap mata suram itu dan merasa kasihan. "Sebenarnya ...."Sebelum dia selesai bicara, pintu bangsal dibuka. Vania masuk dengan kursi roda, didorong oleh Risma. Dia me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status