Share

Bab 248

Penulis: Danira Widia
Ternyata di dalam handuk itu berisi sebuah kartu kamar!

Maria menarik napas dalam-dalam. Dia tidak bisa menahan rasa cemburu yang meluap di dalam hatinya. Kenapa semua pria terpesona kepada Janice? Bahkan, pria seperti Jason juga ingin memiliki Janice. Atas dasar apa?

Janice memegang kartu kamar itu dengan ekspresi cemas. "Sepertinya Pak Jason tahu kesulitanku. Pak Norman suruh aku ke kamar ini untuk mencarinya. Katanya Pak Jason akan membantuku. Menurutmu, gimana aku harus memilih? Sepertinya siapa pun akan memilih Pak Jason, 'kan?"

"Tentu saja pilih Pak Howard!" Suara Malia terdengar melengking dan tajam. Dia membatin, 'Jalang sepertimu nggak pantas untuk Pak Jason! Kamu pantasnya dengan bajingan seperti Pak Howard!'

Janice berpura-pura tidak mengerti. Dia bertanya, "Malia, kenapa aku harus pilih Pak Howard?"

Malia terdiam sejenak sebelum menghasut, "Janice, aku bicara begini juga demi kebaikanmu. Kamu harus tahu, Pak Howard klien kita. Kalau kamu nggak bisa meredakan amarahnya, gim
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Riki Putri
lanjut thor
goodnovel comment avatar
fun hospital kodamei
harus nunggu besok lagi
goodnovel comment avatar
Bun 3d
sampai bab berapakahhhhh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 249

    Hati Janice sontak terasa dingin. Dia langsung menghindari tatapan itu. Apa mungkin Jason mengetahui sesuatu? Seharusnya tidak.Ketika Janice berpikir demikian, suara Howard terdengar di tengah aula. "Terima kasih kepada semua yang hadir di pesta perayaan Grup Hariwan. Aku yakin Grup Hariwan akan semakin berkembang di masa depan."Semua orang mendongak untuk menatap Howard yang berdiri di tangga. Kini, mereka baru memahami makna sebenarnya dari menara sampanye itu. Ini bukan untuk menjamu tamu, tetapi untuk memamerkan kekuasaan.Sebagian besar tamu yang hadir adalah pebisnis. Mereka hanya menatap Howard yang tersenyum lebar di atas, tanpa menunjukkan ekspresi apa pun.Di bawah tangga adalah ahli strategi di balik Grup Hariwan, yaitu Yoshua. Yoshua memandang sekeliling. Tatapannya tidak lagi terlihat lembut, melainkan dipenuhi ambisi seorang pebisnis. Mungkin, ini baru wajah aslinya. Seorang pebisnis yang menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya.Di tengah kerumunan, Yoshua meli

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 250

    Napas panas Jason mengenai wajah Janice, membuatnya terasa seperti terbakar. Dia merasa agak bersalah sehingga langsung mengalihkan pandangannya. Ternyata, dia tahu segalanya.Janice menjauh dengan hati-hati. Dia berusaha menghindari napas Jason. Namun, begitu berbalik, sebuah lengan muncul di hadapannya. Janice terpaksa berdiri diam di tempat. Lagi pula, mereka akan segera tiba.Jason tampaknya tahu apa yang ada di dalam pikiran Janice. Dia membungkuk dan napasnya yang panas mengenai wajah Janice lagi.Janice bisa merasakan napas panas itu mengalir di bawah hidungnya. Jarak keduanya sangat dekat, membuatnya merasa gerah hingga berkeringat.Tiba-tiba, Jason mengangkat tangan dan menyentuh rambut Janice yang tergerai di wajah. Jason memegang pipi Janice dengan lembut. "Hm?" tanyanya dengan pelan."Aku ... aku ...." Janice merasa bingung dan tidak tahu harus mengatakan apa."Karena kamu sudah bilang aku memberimu kartu kamar, bukankah kita seharusnya melakukan sesuatu?"Janice mendongak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 251

    Janice yang panik menghindar karena ada 2 pelayan di dekat mereka. Jason berhenti dan wajahnya menegang."Nggak apa-apa," ucap Jason. Dia duduk tegak dan memandang ke luar."Iya," sahut Janice. Dia menyentuh bibirnya, lalu menjaga jarak dengan Jason dan memandang ke depan.Cahaya matahari terasa panas. Setelah Janice minum 2 cangkir teh, keramaian di lantai bawah pun dimulai.....Di aula acara, Yoshua dan Tracy menyapa para tamu. Setelah berkeliling cukup lama, mereka tetap tidak melihat Howard.Yoshua merasa ada yang tidak beres. Dia melihat Tracy seraya bertanya, "Bu, mana Paman? Ini hari yang penting, kenapa dia menghilang?"Tracy memegang gelasnya sambil mengamati sekeliling. Dia baru menyadari Howard tidak muncul lagi setelah keluar."Apa dia mabuk? Coba aku tanya bibimu," sahut Tracy. Dia mencari Ivana, tetapi Ivana tidak tahu apa pun.Tracy dan Yoshua bertatapan. Mereka mulai gelisah. Keduanya hendak mencari Howard setelah menyapa para tamu.Siapa sangka, Vania dan Bella datang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 252

    Saat Janice minum teh, muncul notifikasi siaran langsung dengan judul yang menghebohkan.[ Karyawan magang studio perhiasan terkenal bermarga Sinclair menggoda suami orang ]Kebetulan hanya Janice yang bermarga Sinclair di studio. Apa bedanya dengan mengekspos nama lengkapnya?Sayangnya, Vania terlalu terburu-buru. Dia sengaja menyuruh orang melakukan siaran langsung untuk menangkap basah Howard dan Janice. Namun, belum tentu siapa yang celaka.Dalam siaran langsung, situasi di kamar sangat kacau. Selain suara makian, samar-samar terdengar suara desahan. Lilin-lilin yang terletak di sudut tidak cukup untuk menerangi kamar, tetapi bisa membangkitkan hasrat seseorang.Janice menyiapkan lilin ini khusus untuk Howard dan pemeran utama wanita hari ini. Tiba-tiba, seseorang membuka tirai jendela. Situasi di kamar langsung terpampang jelas.Ivana tetap berniat menjaga martabatnya. Dalam situasi yang kacau ini, dia masih sempat menyuruh Howard memakai jubah mandi.Jadi, hanya ekspresi masam Ho

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 253

    Kemudian, Howard yang bekerja sama dengan mereka berdua akan mendesak Janice untuk menyerah. Janice akan dianggap berinisiatif mengorbankan dirinya. Ditambah dengan siaran langsung ini, semua kesalahan akan dilemparkan pada Janice.Howard sudah puas dan bisa bersembunyi, sedangkan wanita yang berhubungan intim dengan Howard pasti celaka. Jadi, apa kali ini Malia tetap setia?Malia menggila saat menyadari ada yang melakukan siaran langsung. Dia menerjang paparazi dan berseru dengan mata memerah, "Bukan aku! Va ...."Sebelum Malia menyelesaikan ucapannya, siaran langsung dihentikan karena melanggar aturan. Janice mengernyit. Dia mendongak dan kebetulan melihat Jason mengetuk layar ponselnya.Janice langsung paham. Dia berujar, "Jason! Ternyata ini perbuatanmu!""Iya," sahut Jason. Dia meletakkan ponselnya, lalu meminum teh.Janice terpaku di tempat. Padahal dia hampir berhasil. Asalkan Malia menyebut nama Vania di depan umum, Vania pasti akan dihujat netizen biarpun tanpa bukti.Angin be

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 254

    Begitu melihat Janice datang, Howard yang sudah membuat persiapan mengeluarkan perhiasan dan menjelaskan, "Aku sudah menyuruh orang mengeceknya, batu safir di bros ini bukan batu safir yang kuberikan pada Janice. Aku punya sertifikat batu safir dan surat konfirmasi yang ditandatangani Janice waktu serah terima batu safir."Howard menambahkan, "Semua ini membuktikan Janice mengincar batu safirku sejak awal. Semua yang terjadi hari ini memang jebakan yang disiapkannya."Vania yang berdiri di tengah kerumunan menatap Malia dengan aura mengintimidasi. Tadi Malia hampir menyebut nama Vania di siaran langsung. Dia sudah berpesan kepada Malia saat mereka turun ke lantai bawah.Sementara itu, Malia juga tidak mengecewakan Vania. Dia yang memakai jubah mandi menatap Janice dengan ekspresi muram.Kemudian, Malia tiba-tiba menangis dan berteriak, "Bukan aku! Aku juga dicelakai Janice! Aku nggak tahu dia mencuri batu safir Pak Howard! Janice, kenapa kamu berbuat seperti itu kepada Pak Howard? Aku

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 255

    Semua ini adalah ucapan Malia. Kemudian, Malia yang menggila langsung berdiri dan berseru tanpa memedulikan lukanya, "Matikan! Semua itu palsu! Janice fitnah aku!"Janice menegaskan, "Aku bisa menyuruh ahli untuk mengidentifikasi rekaman suara ini. Jadi, kita bisa buktikan ini memang suara Malia atau bukan."Tiba-tiba, seseorang menceletuk, "Aku juga bisa buktikan ucapan Janice memang benar."Orang itu adalah Amanda yang sebelumnya mendesak Janice untuk menyanjung Howard. Amanda melirik Bella yang gemetaran, lalu mendengus. Dia maju dan melanjutkan, "Aku punya bukti Malia sudah mengincar Pak Howard sejak awal. Sekarang kita lihat layar."Rekaman kamera pengawas yang digunakan Malia untuk membuktikan dirinya tidak bersalah diputar di layar. Tampak jelas Malia sengaja jatuh di depan Howard dan dia memandang Howard dengan penuh cinta. Bahkan, bukti ini diserahkan Malia dan lainnya.Semua orang paham setelah melihat bukti. Mereka sama sekali tidak kasihan pada Malia lagi.Malia tertegun. D

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 256

    Seolah-olah baru melihat penyelamatnya, Howard buru-buru menimpali, "Iya, betul. Pantas saja aku nggak mengingat semua ini. Pasti Janice sengaja membuat aku mabuk saat acara makan itu dan memancingku berkata begitu. Mana bisa ini dijadikan bukti?"Hati Janice terasa berat. Bibirnya terbuka, tetapi tidak ada yang diucapkannya. Seolah-olah sesuatu yang tak terlihat sudah membekukan suaranya.Rencana Janice kurang matang. Dia sudah menduga Howard akan menyangkal, tetapi dia tidak menyangka pria itu akan menggunakan alasan seperti ini.Yoshua perlahan turun dari panggung dan menghampiri Janice. Dia mengulurkan tangan padanya dan berkata, "Janice, aku yakin kamu nggak mungkin mencuri. Pasti ada kesalahpahaman di sini. Percaya padaku, aku akan membantumu."Yoshua berpura-pura mengalah untuk menyerang. Janice memelototinya dengan marah, tetapi pria itu tetap tersenyum.Tatapan Yoshua menyapu wajah Janice. Ketika matanya akhirnya tertuju pada syal di leher gadis itu, dia sedikit mengernyit.Yo

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 324

    Janice terpaku sejenak. Saat dia mencoba menutup pintu lagi, Jason sudah melangkah masuk ke kamar. Bunyi pintu tertutup membangunkannya dari keterkejutan. Dia segera berdiri di hadapan Jason dan mencoba menghalangi langkahnya."Aku cuma pesan kamar dengan tempat tidur biasa. Nggak ada tempat untukmu tidur," katanya dengan nada tegas."Bukan pertama kalinya kita tidur bersama," balas Jason dengan nada santai, sambil memindahkan tangan Janice dari jalannya dan berjalan ke dalam kamar.Wajah Janice langsung memanas. Tiba-tiba dia teringat pakaian yang masih berserakan di atas tempat tidur. Dia segera berlari ke tempat tidur dan dengan panik menutupi semuanya dengan selimut.Sambil menekan selimut dengan tangannya, dia menunjuk ke sekitar kamar. "Paman, kamu lihat sendiri, ini kamar standar, sederhana sekali. Sebaiknya kamu kembali saja. Bukankah ada kehangatan yang menunggumu?""Kehangatan?" Jason menyandarkan tubuhnya ke lemari TV, memasukkan kedua tangannya ke saku, dan menatap Janice d

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 323

    Janice langsung menjawab, "Borgol itu harus sepasang."Baru saja kata-katanya selesai, pemilik stan langsung paham maksudnya. Dia mengambil satu gelang capybara lagi dan memasangkannya di pergelangan tangan Jason."Lihat! Sepasang! Kalau kalian bergandengan tangan, itu jadi seperti borgol."Saat itulah Janice menyadari bahwa sejak selesai menembak tadi, Jason terus menggenggam tangannya. Dia mencoba menarik tangannya beberapa kali, tetapi cengkeraman Jason tetap tak tergoyahkan. Dengan nada kesal, dia berkata, "Kamu sengaja, ya?"Jason tidak membalas, hanya menggenggam tangannya erat dan berjalan pergi sambil berkata, "Benda ini jelek sekali."Jelek, tapi kamu tetap membujuk pemilik stan untuk memakaikannya. Gelang murah seharga belasan ribu itu kini terlihat aneh berdampingan dengan jam tangan Jason yang harganya setara sebuah mobil mewah.Janice menoleh ke belakang, mendapati bahwa pria-pria yang tadi mengikutinya sudah menghilang. Dia menatap Jason dengan penuh curiga. "Mereka itu s

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 322

    Melihat wajah Janice yang pucat, Amanda berusaha menenangkannya, "Istirahatlah lebih awal. Jangan terlalu mikirin apa yang terjadi hari ini."Namun, setelah kembali ke kamarnya, Janice tidak bisa tidur. Marco mengatakan bahwa dia telah "dijual".Siapa yang menjualnya?Lalu, ada Vania yang tampaknya tahu sesuatu ketika dia muncul. Namun, Vania terus bersama Jason sepanjang waktu. Yang paling membingungkan adalah potongan-potongan kenangan aneh yang muncul di pikirannya.Janice mencoba mengingat, tetapi dalam dua kehidupan yang diingatnya, tidak pernah ada memori seperti itu. Semakin dipikirkan, semakin rumit rasanya. Pada akhirnya, dia bahkan merasa lapar.Janice bangkit untuk mengambil menu di samping telepon dan membukanya. Semua harga makanan di hotel itu berjumlah puluhan juta ke atas.Meskipun Zachary telah memberinya kartu, Janice tahu dia harus mulai mengatur keuangannya untuk masa depan.Setelah berpikir sejenak, dia memutuskan untuk keluar. Dia pernah membaca bahwa jajanan mala

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 321

    Seorang polisi lain membuka tas yang ditemukan di samping Marco. Setelah melihat isinya, ekspresinya berubah serius.Dengan mengenakan sarung tangan, dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. Selembar kulit manusia yang telah diproses, tampaknya bagian punggung seseorang. Beberapa desainer yang melihatnya langsung merasa mual dan muntah di tempat.Polisi yang memimpin segera berdiri di depan para tamu untuk mencegah mereka mendekat dan berkata, "Jangan sebarkan kabar ini. Polisi akan meminta keterangan kalian nanti."Mendengar hal itu, ekspresi Vania menjadi tidak terkendali. Urat di pelipisnya terlihat menonjol dan dia mundur beberapa langkah dengan panik. Namun, gerak-geriknya itu tidak luput dari pengamatan polisi."Bu Vania, Anda juga perlu tinggal untuk dimintai keterangan.""Aku? Kenapa aku? Aku nggak tahu apa-apa ...." Vania belum selesai bicara saat tubuhnya menabrak seseorang.Ketika berbalik, dia melihat Jason. Matanya langsung dipenuhi rasa sedih dan tertekan. "Jason, aku cum

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 320

    Sebagian besar orang yang hadir di jamuan tersebut baru pertama kali melihat tes narkoba seperti ini, sehingga mereka memandang dengan rasa penasaran. Namun, hanya Vania yang tampak berbeda. Matanya memerah dan dia mulai menangis pelan."Pak, bisa nggak Anda kasih toleransi? Janice masih muda. Kalau masalah ini tersebar, reputasinya akan hancur," ujarnya dengan nada penuh belas kasihan.Polisi tetap menjaga ekspresi tegasnya. "Hukum adalah hukum, tidak seorang pun diizinkan untuk melanggarnya."Begitu mendengar hal itu, beberapa desainer yang sebelumnya berdiri di dekat Janice segera mundur karena takut ikut terseret.Janice mengangkat kepalanya memandang Vania dengan tenang, lalu berkata, "Bu Vania, hasilnya bahkan belum keluar. Kenapa kamu bisa yakin aku pasti bersalah? Kamu punya kemampuan meramal?"Vania sedikit terpaku, lalu buru-buru menghapus air matanya. "Aku cuma khawatir. Aku takut sesuatu terjadi padamu. Maafkan aku kalau aku terlalu ikut campur."Kerumunan mulai memandang J

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 319

    Tak ingin memprovokasi pelaku, polisi tidak menyebutkan langsung soal narkoba. Namun, semua orang di ruangan itu mengerti maksudnya.Mendengar itu, Amanda terkejut dan langsung menggeleng keras. "Nggak mungkin! Pasti ada kesalahan."Sebelum polisi sempat menjelaskan lebih jauh, sebuah suara tiba-tiba menyela, "Ada apa ini? Kenapa ribut sekali?"Itu suara Vania.Begitu masuk, dia tampak terkejut melihat Amanda. "Bu Amanda, ternyata Anda juga di restoran ini. Eh? Di mana Janice? Ke mana dia?"Polisi yang mendengar bahwa ada orang yang tidak hadir langsung merasa khawatir. Mereka tahu bahwa pengguna barang terlarang sering bertindak di luar kendali, dan jika orang tersebut pergi, itu bisa membahayakan orang lain.Salah satu polisi segera bertanya dengan tegas, "Siapa lagi yang nggak ada di sini? Sekarang dia ada di mana? Kalau kalian nggak jujur, kalian akan dianggap melindungi pelaku dan itu adalah tindak pidana."Amanda mengerutkan alisnya dengan kesal dan melirik ke arah Vania.Vania b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 318

    Janice terdiam, bingung dengan maksud Jason. Kata-katanya terdengar seperti sedang meminta pengakuan atau status hubungan. Namun, mana mungkin ada status seperti itu di antara mereka?Orang yang paling dicintai Jason adalah Vania, sedangkan Janice hanyalah alat yang dia gunakan. Bagi Jason, Janice adalah seseorang yang bisa dia korbankan kapan saja.Hati Janice terasa sesak. Dengan suara dingin, dia berkata, "Aku lupa, kamu adalah pamanku."Mendengar itu, mata Jason menyipit, emosinya bergolak seperti gelombang yang dalam. Akhirnya, dia kehilangan kesabaran. Dia menekan belakang kepala Janice dan kembali mencium bibirnya dengan kasar.Napas mereka bertaut dan dia sepenuhnya kehilangan kendali. Dia tidak memberi Janice sedikit pun ruang untuk melawan. Sampai Ketika Janice kehilangan seluruh tenaganya dan hanya bisa pasrah membiarkan Jason mengambil alih, suara lirih keluar dari tenggorokannya."Mm ...."Jason terengah-engah memeluk pinggang Janice erat-erat. Dengan suara serak, dia berk

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 317

    Melalui jaket yang menutupi tubuhnya, Janice mendengar suara pukulan yang menghantam tubuh, diikuti oleh suara tulang yang patah atau terpelintir.Klang! Pisau bedah jatuh ke lantai.Marco bahkan tidak sempat mengeluarkan suara sebelum tubuhnya ambruk ke lantai. Tali yang mengikat keempat anggota tubuh Janice segera dilepaskan. Tubuhnya yang lemas diangkat dalam pelukan seseorang.Saat tubuhnya digerakkan, jaket yang menutupi wajahnya melorot. Akhirnya, Janice melihat wajah pria yang memeluknya.Jason.Wajahnya sama seperti bayangan di pikirannya ... dingin tanpa ekspresi, tetapi mata itu penuh dengan amarah yang membara dan menyiratkan aura membunuh yang pekat.Dengan sisa kekuatannya, Janice perlahan mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah Jason. Dia berkata dengan suara lemah, "Kamu datang menyelamatkanku ...."Sebelum kata-katanya selesai, tangannya jatuh lemas, dan dia pingsan.Jason merasakan sesuatu menyusup ke hatinya, tetapi auranya tetap dingin dan tajam. Dia menatap Marco

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 316

    Melihat Marco yang semakin mendekat, Janice berusaha keras untuk meronta. Namun, tubuhnya tetap tak dapat digerakkan. Bahkan ketika dia mencoba menjatuhkan dirinya dari kursi, tubuhnya tetap tak bergeser sedikit pun.Tanpa tergesa-gesa, Marco berhenti di depannya, lalu berjongkok. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh wajah serta punggung Janice dengan penuh kesadaran."Benar-benar kulit yang sempurna. Nggak heran hargamu jauh lebih mahal daripada yang lain. Tenang saja, aku akan berhati-hati."Kulit?Janice terkejut dan matanya membelalak. Dengan susah payah, dia membuka mulut dan tergagap, "Ku ... kulit apa? Ha ... harga apa?"Setelah mengatakan itu, rasanya dia telah menghabiskan seluruh tenaganya. Tubuhnya langsung terkulai di lantai, tak mampu bergerak lagi.Mendengar pertanyaannya, Marco sepertinya teringat sesuatu yang membuatnya semakin bersemangat. Tangannya bergerak dengan gelisah, sulit menahan kegembiraannya. Tiba-tiba, dia membungkuk lebih dekat ke Janice, dengan senyum yan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status