Malam Semua ( ╹▽╹ ) Terima Kasih Kak Rubei', Kak Hari, Kak Aday Wijaya, Kak Eny Rahayu, Kak Alfi Ramadhan, Kak Pengunjung5804, Kak Roni Serasi, Kak Patricia Inge, dan Kak Steven Clief atas hadiah Koinnya (. ❛ ᴗ ❛.) Terima Kasih Kak Ricky Wenas telah memberi hadiah Kopi dan koinnya (. ❛ ᴗ ❛.) Terima Kasih Juga para pembaca yang telah memberikan Gemnya untuk mendukung novel ini (◍•ᴗ•◍) Malam ini, jumlah total koin sudah melebihi 5000, yang artinya ada Bab Bonus Hadiah malam ini. Ditunggu sekitar jam 8an ya, othor persiapkan dulu bab bonusnya (◠‿・)—☆ Bab Bonus: 3/3 Bab (Komplit) Bab Reguler: 2/2 Bab (Komplit) Bab Bonus Hadiah: 0/1
"Yang paling kukuasai bukanlah seni bela diri, melainkan keterampilan medis dan alkemis." Senyum dingin Ryan melebar. "Awalnya kupikir ilmu medis digunakan untuk menyelamatkan nyawa. Tapi tempat itu mengajariku bahwa keterampilan yang sama bisa digunakan untuk menyiksa dan membunuh." Saat berbicara, Ryan melepaskan enam sampai tujuh jarum perak yang langsung menancap di tubuh Aaron Ravenclaw. Jari-jarinya bergerak cepat membentuk segel, membuat jarum-jarum itu bersinar semakin terang. "Ini..." Sebelum Aaron Ravenclaw sempat bereaksi, rasa sakit luar biasa menghantam seluruh tubuhnya! Dalam sekejap, tubuhnya mengejang dan mendingin, seolah jutaan mulut sedang mengunyah dagingnya. "ARGHHHH!" Jeritan menyayat hati memenuhi aula. Rasa sakit yang dia rasakan semakin intens hingga jiwanya pun bergetar. Zend Bark menyaksikan dengan ngeri. Sebagai praktisi berpengalaman, dia tahu betul semakin kuat seorang praktisi seni bela diri, semakin tinggi toleransi mereka terhadap rasa sakit
"Apakah kau Ryan Pendragon?" tanya pemimpin mereka, seorang pria paruh baya bernama Yuji Fernando. Matanya menyipit mengamati deretan kepala yang tergantung di gerbang. Kedua adiknya, Yugi dan Yuanji Fernando, juga tampak terkejut. Mereka tak menyangka akan tiba terlambat dan mendapati seluruh Keluarga Ravenclaw telah dibantai. Yang lebih mengejutkan, ada orang yang berani menghancurkan keluarga papan atas Nexopolis! Ryan langsung mengenali mereka sebagai murid Zeke Fernando. Kebetulan sekali, dia memang ingin tahu lebih banyak tentang guru mereka. "Di mana Zeke Fernando?" tanyanya langsung. "Berani sekali kau! Nama Guru bukanlah sesuatu yang bisa diucapkan sembarangan oleh orang sepertimu! Berlututlah!" Tatapan Yuji Fernando mendingin. Alih-alih menggunakan pedang, dia melancarkan pukulan bertenaga penuh. Tinju yang diselimuti cahaya merah samar itu melesat di udara bersamaan dengan serangan kedua adiknya yang mengincar titik vital Ryan. "Tuan Ryan, biar saya bantu!" Zend
Yuji Fernando dan Yugi Fernando refleks menoleh ke belakang mencari pelaku, tanpa menyadari perubahan drastis pada ekspresi Ryan. Dengan gerakan kilat, Ryan menyambar belati dari mayat Yuanji Fernando. Energi qi mengalir deras ke dalam senjata itu, sementara naga darah melesat keluar dan melingkari lengannya. "Gawat!" Mereka baru menyadari bahaya, namun terlambat. Belati Ryan telah melesat dengan dingin membelah udara, mengincar leher Yugi Fernando. "Mati kau!" Yugi Fernando berusaha menghindar, tapi sia-sia. Senjata itu menembus penghalang energi qi-nya dengan mudah. Craaat! Cahaya dingin berkilat, dan kepala Yugi Fernando terpisah dari tubuhnya. Jasadnya ambruk ke tanah dengan suara berdebum yang memuakkan, darah menyembur bagai air mancur dari leher yang terputus. Kini hanya tersisa Yuji Fernando! Mata Ryan berkilat merah bagai serigala haus darah. Ia membuang belati dan mengulurkan tangan kanannya yang mencengkeram seperti cakar elang. Dengan akurasi mengejutkan, dia
Ryan menoleh, menatap gadis yang masih gemetar itu dengan tatapan lembut. Meski dia terkenal dingin dan kejam terhadap musuh-musuhnya, Ryan selalu memiliki sisi hangat untuk orang-orang terdekatnya."Kau tidak perlu merasa bersalah," ucapnya sambil menepuk bahu Wendy. "Mereka yang memulai semua ini. Kita hanya membela diri."Wendy mengangguk pelan, berusaha menenangkan diri. Meskipun Ryan pernah bertarung di sekolah bela diri milik ibunya sebelumnya, dia telah diyakinkan bahwa Ryan tidak membunuh orang itu. Dia telah pergi terlalu jauh untuk melihat situasi dengan jelas saat itu juga."Ayo pergi dari sini," ajak Ryan. "Kau sudah tahu identitasku yang sebenarnya. Ini murni pembelaan diri, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.""Ya." Wendy mengangguk. Meski masih syok, dia percaya sepenuhnya pada Ryan. Selama ini Ryan selalu bertindak dengan perhitungan matang, tidak pernah sembarangan membunuh orang.Mereka segera meningg
Kembali ke apartemen, Ryan menuangkan segelas air untuk Wendy dan bertanya dengan nada lembut, "Apakah kamu merasakan sesuatu saat menggunakan pedang es tadi?"Wendy menggenggam gelas dengan kedua tangan, merasakan dinginnya air menyentuh kulit. "Aku tidak tahu. Perasaan ini aneh. Rasanya seperti..." Dia terdiam sejenak, mencari kata yang tepat. "Aku tidak bisa menjelaskannya dengan jelas."Frustasi terlihat jelas di wajahnya saat dia menggaruk kepala. "Apa yang harus kulakukan? Kurasa ada yang salah dengan diriku." Wendy menatap Ryan dengan tatapan cemas. "Mungkinkah aku menderita skizofrenia? Menurutmu aku perlu ke dokter?"Ryan mendengarkan dengan seksama. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi sejak Batu Earth Spirit mulai kehilangan kekuatannya."Ada suara... seperti orang lain di dalam diriku," lanjut Wendy dengan suara bergetar. "Dia bisa berbicara denganku. Dia mengaku sebagai Fisik Iblis Berdarah Dingin..."Wendy menunduk, tangan
Pesan itu berlanjut. [Sebenarnya aku harus berterima kasih pada Keluarga Ravenclaw. Berkat mereka aku punya waktu memikirkan semuanya.][Pertama, aku relatif aman. Ada kekuatan misterius dalam tubuhku yang melindungi. Saat Keluarga Ravenclaw mencoba menyerangku, mereka gagal dan malah terluka parah.][Kedua, Keluarga Ravenclaw menculikku untuk mendapatkan sesuatu dari kakekmu. Awalnya kukira mereka mengincar keluarga ibumu, tapi ternyata bukan.][Setelah mengingat-ingat, ada banyak hal mencurigakan. Sejak ibumu mengandungmu, kakekmu sudah mempersiapkan segalanya.] [Dia bahkan mengadakan upacara khusus setiap tahun dan membawamu ke tiga tempat sebelum usiamu tiga tahun–Kota Silverbrook, Gunung Langit Biru, dan satu tempat lain yang tidak pernah dia sebutkan.][Ingat batu giok yang kuberikan di ulang tahunmu? Itu juga perintah kakekmu, dengan waktu yang sangat spesifik.][Kakekmu juga punya hubungan dekat dengan seseoran
"Semua akan hadir dalam pertemuan ini?" tanya Ryan tiba-tiba. "Termasuk Zeke Fernando?""Seharusnya begitu..."Zend Bark mendadak terdiam, menyadari sesuatu. Dia mendongak menatap Ryan dengan wajah pucat. "Tuan Ryan, Anda tidak berencana pergi ke sana kan? Itu sama saja masuk ke sarang singa!"Seulas senyum dingin tersungging di bibir Ryan. "Aku tidak punya kesabaran menunggu Zeke Fernando datang kemari. Lebih baik aku yang mendatanginya." Dia berhenti sejenak. "Lagipula, masih ada urusan penting yang harus kuselesaikan di sana."Tiba-tiba instingnya menyala–bahaya mendekat. Tatapan Ryan langsung beralih ke arah pintu apartemen.BOOM!Pintu tertendang hingga lepas dari engselnya. Dalam sekejap, puluhan sosok berpakaian hitam menyerbu masuk dengan aura membunuh yang pekat. Tangan mereka menggenggam senjata-senjata canggih yang Ryan kenali–peralatan khusus untuk menekan kultivator yang pernah dia lihat
"Tuan Ryan, kasihanilah mereka!" Sammy Lein melangkah masuk dengan wajah serius. "Anda hanya perlu bekerja sama dan mengikuti prosedur. Tolong bebaskan orang ini demi saya!" Ryan melirik Sammy Lein sejenak. Setelah beberapa saat penuh ketegangan, tatapan tajamnya sedikit melunak. BRAK! Ryan melemparkan pria malang itu ke samping dengan kasar. Tubuhnya menghantam serpihan pintu di lantai, membuatnya memuntahkan darah segar. "Ryan, kau benar-benar..." pria itu hendak mengatakan sesuatu namun langsung menelan kembali kata-katanya saat bertemu tatapan sedingin es Ryan. Sammy Lein menghampiri Ryan dengan hormat. "Tuan Ryan, karena insiden dengan Keluarga Ravenclaw dan Guardian kemarin, mereka hanya ingin mengundang Anda untuk memahami situasinya." "Meski saya tidak tahu detailnya, ini seharusnya tidak akan merugikan Tuan Ryan," lanjutnya hati-hati. "Saya harap Anda bersedia pergi. Kalau tidak, orang itu dan Larry Brave akan berada dalam posisi sulit..." Ryan terdiam sejenak, mempert
Pemikiran itu segera terhenti. Bagaimanapun, baik Brandy Shroud maupun para pengikutnya tidak dianggap sangat kuat di Gunung Langit Biru. Terlalu banyak kultivator di sana yang jauh lebih mengerikan.Brandy Shroud hanyalah kepala cabang Paviliun Ivoryshroud di Nexopolis. Para kultivator di cabang lain di Gunung Langit Biru jelas tak akan semudah ini ditangani. Dan kali ini, Ryan tidak hanya menyinggung Sekte Hell Blood, tetapi juga Paviliun Ivoryshroud.Namun Ryan justru tersenyum tipis. Lalu kenapa? Jika orang-orang dari Gunung Langit Biru ingin mencari masalah, mereka akan mencari Arthur Pendragon. Dan setelah hari ini, yang akan mereka temui hanyalah Ryan.'Meski begitu,' pikirnya sambil merapikan jubahnya yang ternoda darah, 'nama Arthur Pendragon mungkin masih berguna sebagai jimat penyelamat nyawa di masa depan.'Mulai hari ini, nama itu akan mengguncang seluruh Gunung Langit Biru. Jika suatu saat dia perlu mengungkapkan identitasnya sebagai Arthur Pendragon, mungkin dia bis
"Dahan pohon bunga sakura menghancurkan formasi kuno dan membunuh Brandy Shroud!" seru seseorang tak percaya. "Pengungkapan kekuatan ini sendiri sudah cukup untuk mengguncang seluruh Gunung Langit Biru!"Tetua Juan dari Keluarga Jirk gemetar hebat. Sebagai anggota terkuat dari rombongan Keluarga Jirk, ini adalah pertama kalinya dia merasakan ketakutan yang begitu mencekam. Penyesalan memenuhi hatinya–dia tahu telah kehilangan kesempatan terbaik.'Jika saja aku mendengarkan nona muda dan berdiri di pihak Arthur Pendragon tanpa ragu,' pikirnya getir. 'Mungkin Keluarga Jirk masih bisa membangun hubungan dengannya.'Berkat bakat Shirly Jirk yang luar biasa, Keluarga Jirk terbiasa unggul dalam hal negosiasi dan perekrutan orang-orang jenius. Namun penampilan Ryan tampak bahkan melampaui kejayaan Shirly Jirk yang selama ini menjadi kebanggaan keluarga.'Selama dua puluh tahun terakhir, mengapa tidak ada berita di Gunung Langit Biru tentang seorang jenius seperti ini?' Tetua Juan bertanya
"Astaga... Ini adalah petir Ilahi!""Bagaimana mungkin? Arthur Pendragon benar-benar memiliki kekuatan petir Ilahi!""Mungkinkah dahan pohon bunga sakura itu? Apakah itu harta karun yang dapat memicu petir Ilahi?""Kali ini Brandy Shroud akan mati!"Bisikan-bisikan ketakjuban memenuhi arena. Para anggota Keluarga Jirk yang hadir saling berpandangan dengan ekspresi tak percaya. Bahkan Tetua Juan dari Keluarga Jirk membelalakkan matanya lebar-lebar. "Dari mana Arthur Pendragon berasal?" gumamnya heran. "Kekuatan seperti ini... dia pasti bukan orang biasa!"Sementara itu, wajah Brandy Shroud semakin memucat. Dia bisa merasakan kematian mengintai dari balik petir ilahi yang menari-nari di sekeliling Ryan. Namun ego dan harga dirinya tidak mengizinkan dia mundur."Pergi kau ke neraka!" teriaknya sambil melancarkan serangan pamungkas.Pedang spiritualnya melesat bagai meteor merah yang siap menghancurkan segalanya. Namun Ryan hanya tersenyum dingin."Hari ini, aku akan mengajarimu kon
Dengan satu gerakan saja, bumi berguncang! Ryan mengayunkan dahan pohon bunga sakura di tangannya dengan gerakan ringan, namun dampaknya luar biasa. Tanah di bawah kakinya retak dan bergetar hebat, menciptakan gelombang kejut yang menyebar ke segala arah.Brandy Shroud yang tadinya berdiri angkuh terpaksa mundur beberapa langkah untuk menjaga keseimbangan. Matanya menyipit melihat kekuatan tak terduga ini.Dengan gerakan kedua, awan gelap menutupi langit!Dahan pohon bunga sakura kembali bergerak, kali ini membentuk pola rumit di udara. Dalam sekejap, langit cerah berubah gelap mencekam. Awan hitam bergulung-gulung menutupi matahari, menciptakan suasana yang membuat bulu kuduk merinding."Mustahil..." bisik salah seorang penonton. "Bagaimana bisa sebuah dahan pohon bunga sakura memiliki kekuatan seperti ini?"Dengan gerakan ketiga, bahkan ruang terasa terkoyak!Ryan tersenyum tipi
Wajah nona muda Jirk memucat seketika, seolah seluruh energinya tersedot habis. Dengan putus asa dia menoleh pada lelaki tua di sampingnya."Kakek Juan, izinkan aku melakukannya. Aku merasa Arthur Pendragon pantas mendapatkannya."Semua wanita di Keluarga Jirk memang memiliki bakat terpendam yang memungkinkan mereka merasakan hal-hal tertentu tentang masa depan. Shirly Jirk telah menyelamatkan Ryan empat tahun lalu berkat bakat itu. Dan kini, wanita lain dari Keluarga Jirk juga merasakan sesuatu yang serupa.Sayangnya lelaki tua di sampingnya sama sekali tidak tergerak. Para penonton mendesah tak henti-hentinya menyaksikan pertarungan ini. Mereka mengira akan melihat kelahiran seorang jenius, namun tampaknya takdir berkehendak lain. Sepertinya orang jenius memang ditakdirkan untuk mati muda.Bahkan Floridas Kennedy yang baru terbangun dari proses pemulihannya hanya bisa menghela napas panjang. Dia telah mele
"Ini adalah pertarungan antara para kultivator sejati!" seru salah seorang dari mereka."Niat pedang mereka benar-benar mengerikan!""Kudengar niat pedang Brandy Shroud berasal dari Dewa Pedang Alex Shroud seribu tahun lalu," ucap seorang tetua. "Tapi dari mana warisan Arthur Pendragon berasal..."Waktu seakan membeku saat kedua sosok itu saling menatap dalam diam. Meski tidak ada yang bergerak, tekanan di sana begitu mencekam hingga membuat para penonton kesulitan bernapas."MAJU!"Teriakan keras Brandy Shroud memecah keheningan bersamaan dengan ledakan auranya yang mencapai puncak."Pedang Pembelah Sembilan Provinsi!"Benda-benda di aula Paviliun Ivoryshroud mendadak tertarik ke arah Brandy Shroud, seolah ada kekuatan misterius yang menarik mereka. Dalam sekejap, semua benda itu hancur berkeping-keping!"Aura yang sangat kuat!""Gerakan ini... sungguh menakutkan!""Ya Tuhan, bahkan ahli Ranah Transcendence tingkat puncak biasa tidak akan memiliki aura semengesankan ini!" seru seora
Dari pinggir area pertarungan, tetua Keluarga Jirk yang tadinya berniat turun tangan mendadak menghentikan langkahnya. Dia memang berencana mengikat Ryan mengingat bakat dan teknik pedang menakjubkan yang dimiliki pemuda itu. Namun situasi telah berubah jauh lebih serius sejak Brandy Shroud memutuskan turun tangan secara pribadi.Ryan hanya mencibir mendengar ancaman itu. Dengan santai dia berkata, "Tidak ada yang pernah berhasil menghentikanku membunuh siapa pun yang kuincar. Albert Shroud harus segera belajar dari pengalaman pahit itu." Tatapannya berkilat berbahaya. "Kau ingin menghentikanku? Apa kau yakin punya hak untuk melakukannya?"Begitu kata-kata itu terucap, Ryan melepaskan niat membunuh yang pekat. Pedang spiritual yang dia peroleh dari Paviliun Ivoryshroud tiba-tiba muncul dan terbang keluar. Awalnya dia berniat memberikan pedang ini pada ibunya sebagai hadiah, namun sepertinya dia harus menggunakannya untuk menampar wajah Paviliun Ivoryshroud terlebih dahulu.BOOM!
Albert Shroud yang tadinya percaya diri kini dipaksa mundur langkah demi langkah. Keringat dingin membasahi tubuhnya saat merasakan tekanan mengerikan dari pemuda di hadapannya. Bahkan dengan kultivasi Ranah Transcendence-nya, dia benar-benar ditekan tanpa mampu melawan!"Ya Tuhan... Apakah aku sedang bermimpi?"Salah seorang penonton mengucek matanya berulang kali, tak percaya dengan pemandangan di hadapannya. Bagaimana mungkin seorang junior bisa mendominasi pertarungan melawan ahli sekaliber Albert Shroud?"Aku tidak bermimpi!" seru praktisi lain dengan suara bergetar. "Albert Shroud benar-benar bukan tandingan Arthur! Ini kenyataan!"Diskusi seru pecah di antara para penonton. Mereka yang tadinya mencemooh Ryan kini terpaksa menelan ludah melihat dominasinya yang mencengangkan."Dua jurus! Hanya butuh dua jurus!" seorang tetua menggeleng takjub. "Jurus pertama mengalahkan teknik pedang Albert Shroud, dan jurus kedua mengalahkannya. Dalam pertempuran ini, Arthur menekan Albert S
"Muridku, aku akan memberimu gelombang kekuatan lagi. Kekuatan itu seharusnya bisa bertahan beberapa menit!""Ada beberapa orang di sini yang merupakan ancaman besar bagimu. Satu-satunya hal yang perlu kau lakukan adalah membunuh lelaki tua di depanmu dan serahkan sisanya padaku!"Ryan tertegun mendengar ini. "Guru, bukankah Anda mengatakan bahwa Anda tidak dapat mengendalikan tubuhku?""Dulu aku mungkin tidak bisa melakukan hal itu," Lex Denver tersenyum misterius, "Tapi sekarang, aku punya Pil Ilusi Archaic.""Baiklah, jangan banyak bicara. Meski aura orang tua ini kuat, dengan kekuatan yang kuberikan padamu dan hal-hal yang diajarkan penghuni kuburan pedang lainnya kepadamu, itu sudah cukup untuk menghancurkannya!"Ryan kembali fokus, matanya berkilat dengan cahaya berbeda. Dengan dukungan Lex Denver, apa yang perlu ditakutkannya?"Ilmu pedangmu tidak buruk. Sayangnya, aura pedangmu lemah dan belum menyentuh Dao Pedang!" ejek