Semua ini pasti akan mengusik kepentingan banyak pihak.
Bukan hanya Keluarga Ravenclaw dan Keluarga Jorge, tapi juga keluarga-keluarga bela diri lain di ibu kota yang mungkin akan mengambil tindakan.Situasi akan semakin pelik jika Ryan berhasil mengalahkan Lucas Ravenclaw besok.Hasil seperti itu pasti akan mengguncang dunia seni bela diri Nexopolis.Tentu saja, kebanyakan orang mengira Ryan tidak akan menang. Jika dia kalah, tanah ini akan langsung menjadi incaran keluarga-keluarga tersebut."Ryan," Eleanor Jorge berkata dengan nada khawatir, "membangun kediaman Keluarga Pendragon memang mudah, tapi melindunginya adalah hal yang berbeda.""Tanah ini sudah lama diincar banyak keluarga karena diyakini bisa membawa keberuntungan dan kemakmuran. Kalau bukan karena pencegahan Larry Brave, keluarga-keluarga papan atas ibu kota pasti sudah memperebutkan tempat ini sejak dulu..."Ryan tersenyum menenangkan. "Ibu tidak perluKeluarga Helion telah mencoba berbagai cara untuk bernegosiasi dengan Larry Brave, bahkan menggunakan taktik kotor, namun selalu gagal. Mereka hanya bisa menghibur diri dengan fakta bahwa tidak ada keluarga lain yang berhasil mendapatkan tanah ini.Namun beberapa jam lalu, berita mengejutkan sampai ke telinga mereka–pembangunan di tanah ini telah dimulai dengan kecepatan yang mencengangkan. Tentu saja mereka tidak bisa tinggal diam.Jones Helion menatap tajam ke arah ahli Guild Round Table. "Apakah Larry Brave akhirnya menyerah atas tanah ini? Siapa yang ada di belakangmu? Keluarga mana?""Pindahkan mobilmu dulu," praktisi Guild Round Table itu menjawab tegas. "Dan minta maaflah pada pekerja yang terluka. Berikan mereka kompensasi yang layak. Jika tidak, kita bisa selesaikan ini lewat jalur hukum."Jones Helion tertawa mengejek. "Kau mengancamku dengan hukum? Yang benar saja!" Dia mendengus. "Jawab dulu pertanyaanku!"
"Oh? Beraninya kau meminta penjelasan pada kami? Kau tahu dengan siapa kau berhadapan?" Suara Tetua Yunho berubah dingin menusuk. Di belakangnya, erangan kesakitan Jones Helion semakin membuatnya geram. Tetua Yunho sadar betul, jika dia tidak bisa menangani situasi ini dengan baik, posisinya sebagai tetua tamu di Keluarga Helion bisa terancam. Jones Helion, yang kondisinya mulai membaik setelah meminum pil, berteriak dengan suara tertatih, "Kenapa kamu malah bicara dengan orang ini? Bawa saja dia ke..." "Baik, Tuan Muda." Tanpa menunggu perintah lengkap, Tetua Yunho dan Tetua Ken bergerak serentak. Dua bilah belati muncul di tangan mereka, berkilau dingin di bawah sinar matahari. Mereka menyerang titik-titik vital Ryan tanpa ragu! Eleanor Jorge hampir maju untuk membantu, namun ekspresi tenang di wajah Ryan menghentikannya. Sebagai seorang ibu, dia memilih untuk percaya pada putranya. "Kalian telah mengecewakanku," Ryan berkata datar. Mendengar nada suara itu, kedua tetua
"Keluargaku?" Ryan menyipitkan mata yang dipenuhi niat membunuh. "Karena kau ingin tahu, akan kuberitahu." "Mulai hari ini, tempat ini milik Keluarga Pendragon! Siapapun yang berani melangkah ke sini dengan niat jahat akan mati!" "Dan siapapun yang menghina ibuku," suara Ryan semakin dingin, "akan mati!" Suaranya bergema di telinga semua orang. Sebelum mereka sempat mencerna ancaman itu, kilatan dingin menyambar. Kepala Jones Helion terpisah dari tubuhnya. Ryan dengan santai melemparkan kepala itu ke arah pengikut-pengikutnya. "Jika Keluarga Helion ingin balas dendam, suruh mereka mencariku, Ryan Pendragon. Aku akan menunggu. Sekarang pergi!" Kaki para pengikut Jones Helion gemetar ketakutan. Tuan muda mereka mati! Dipenggal begitu saja! Apakah pemuda ini gila? Dan apa itu Keluarga Pendragon? Tidak ada keluarga bernama itu di Riverdale! Tiba-tiba salah seorang dari mereka teringat sesuatu–besok akan ada pertarungan di arena seni bela diri antara Ryan Pendragon dan Luc
Gerard Helion tidak menyangka ayahnya akan bersikap seperti ini. Ia ingin tetap tenang, tapi amarah membuatnya sulit berpikir jernih. "Ayah," Gerard menatap Simon, "anak itu kemungkinan besar akan mati di tangan Lucas Ravenclaw. Tapi bagaimana jika dia menang atau selamat?" Simon Helion terdiam sejenak sebelum tersenyum dingin. "Jika dia menang, justru lebih baik. Saat itulah kita menyerang!" "Peraturan arena seni bela diri memang ada, tapi pada akhirnya manusialah yang menjalankannya. Ryan sudah membuat banyak orang marah, bagaimana mungkin komunitas seni bela diri membiarkannya hidup?" "Dan meski Eleanor Jorge anggota Keluarga Jorge, konfliknya dengan Kepala Keluarga sudah terlalu dalam. Tidak mungkin dia bisa membantu Ryan." Di waktu yang sama, di kediaman megah Keluarga Jorge, sang kepala keluarga duduk dengan tenang sambil memainkan dua batu spirit di tangannya. Batu-batu itu memancarkan energi spiritual yang lemah namun stabil. Tiba-tiba gerakan tangannya terhenti. Bibir
Dari luar kamar Ryan, terdengar suara Ibunya yang sedang menyiapkan sarapan."Ryan, sarapannya sudah siap!" panggil Eleanor Jorge dengan nada ceria, berusaha bersikap senormal mungkin.Ryan beranjak dari posisi bermeditasinya dan bersiap-siap. Setelah mandi dan berganti pakaian, dia bergabung dengan yang lain di meja makan. Suasana terasa tenang, tidak ada yang membahas pertarungan yang akan terjadi hari ini. Eleanor Jorge, Adel, dan Rindy bersikap seolah ini adalah hari yang biasa.Tepat pukul delapan pagi, Ryan turun ke lobi apartemen. Sebuah Porsche putih sudah terparkir di depan pintu masuk."Tuan Ryan," Juliana Herbald menyapanya dengan hormat. Wanita itu tampak anggun dalam balutan blazer dan rok hitam formal.Tanpa banyak bicara, Ryan duduk di kursi depan samping pengemudi. Eleanor Jorge, Adel dan Rindy mengambil tempat di kursi belakang. Suasana di dalam mobil terasa hening.
Lucas Ravenclaw seketika melepaskan tekanan spiritual dan niat membunuh yang mengerikan. Ryan memejamkan mata, mengalirkan seluruh energi qi dalam dantiannya. Seluruh tubuhnya diselimuti aura pembunuh dan tampak dipenuhi cahaya merah!"Kau benar-benar sombong dan bodoh! Kau masih berusaha bersikap berani saat kau hampir mati!" Ekspresi Lucas Ravenclaw berubah garang saat melihat Ryan memejamkan matanya. Apakah sampah ini sedang meremehkannya sekarang? Dia benar-benar sudah bosan hidup!"Berlututlah dan kau akan ku beri kematian yang lebih mudah!"Lucas Ravenclaw tidak menunggu lebih lama lagi. Sambil meraung, dia menerkam Ryan dengan momentum dahsyat. Gelombang tekanan spiritual menyapu ke segala arah, membuat beberapa penonton mundur beberapa langkah.Dia akan membuat Ryan menyesali kesombongan dan ketidaktahuannya hari ini!Di belakangnya, bayangan seekor harimau dara
Harimau darah dan Telapak Membakar Bumi saling bertabrakan, menciptakan gelombang kejut yang membuat platform bergetar hebat! Dalam sekejap mata, harimau darah Lucas Ravenclaw tercabik-cabik tanpa ampun oleh badai api yang datang! "Bagaimana ini mungkin?" Lucas Ravenclaw terperanjat. Ketika Ryan menyerang, aura mengerikan yang meletus membuat mata Lucas Ravenclaw terbelalak. Aura yang terpancar dari Ryan jauh melampaui ekspektasinya. Dia telah menggunakan 60% kekuatannya dalam serangan ini, tetapi bukan saja dia tidak dapat membunuh Ryan, serangannya malah hancur berkeping-keping! Perbedaan kekuatan di antara mereka terlihat jelas! Dalam duel ini, dialah yang berada di posisi yang tidak menguntungkan! "Apakah ini yang membuatmu yakin untuk menantangku?" Ryan tersenyum mengejek. "Brengsek kau bajingan kecil!" Lucas Ravenclaw meraung murka dan dengan panik melancarkan serangan susulan. Namun terlambat, serangan telapak tangan Ryan telah mendarat telak! Kekuatan yang tampa
Melihat Ryan tetap diam tanpa berniat menjawab, Lucas Ravenclaw mendengus dingin. "Karena kau tak mau memberitahuku secara baik-baik, aku terpaksa harus melumpuhkanmu dan menggali rahasia-rahasia itu langsung dari mulutmu!" Aura membunuh mulai menguar dari tubuhnya. "Hidupmu berakhir di sini. Aku tidak akan memberimu kesempatan lagi!" Mata Lucas Ravenclaw dipenuhi dengan niat membunuh yang pekat. Namun Ryan justru tersenyum dingin menanggapinya. "Aku khawatir kaulah yang akan mati hari ini." "Hmph, matilah dalam keputusasaan!" Lucas Ravenclaw mengepalkan tangannya, dan sebuah pedang spiritual muncul di tangannya. Begitu pedang itu terhunus, aura Lucas Ravenclaw meningkat drastis! Sebagian besar ilmu bela diri yang dia pelajari dari gurunya di Sekte Hell Blood adalah keterampilan pedang tingkat tinggi. Dia tidak peduli peluang apa yang diperoleh Ryan dalam lima tahun terakhir. Di hadapan kekuatan absolut, semua itu tidak akan berarti apa-apa! Swiiish! Ryan tidak gentar sedik
Tampaknya pemuda dalam mural itu akan terluka dan berada dalam kesulitan berat. Namun, melihat senyum yang terukir di wajahnya, Ryan langsung paham apa yang akan terjadi selanjutnya. Senyum itu sama persis dengan ekspresi yang biasa ia tunjukkan saat tahu semuanya berada dalam kendali."Tuan Ryan, inilah alasan mengapa Anda akan menginjakkan kaki di Gunung Agios Oros besok," John Lux berkata dengan nada yakin. Matanya berbinar penuh antusiasme saat menjelaskan, "Saya sudah lama mempelajari mural ini. Awalnya saya mengira pemuda dalam gambar itu akan kalah atau mati, tapi jika Anda perhatikan dengan saksama, ada detail menarik yang tersembunyi."John Lux melangkah mundur beberapa langkah, memberi ruang bagi Ryan untuk melihat bagian lain dari mural tersebut. Di sana terlukis sebilah pedang yang melayang di depan sosok pemuda itu. Pada bilah pedangnya terukir dua kata yang membuat mata Ryan menyipit...Claiomh Solais!
Menghela napas pelan, Ryan mengalihkan perhatiannya pada Yeron Lux dan John Lux. Dengan gerakan santai, ia mengeluarkan dua butir pil dari sakunya dan melemparkannya pada mereka."Maaf atas kejadian tadi. Aku tidak bisa sepenuhnya mengendalikan diriku," ujarnya dengan nada tenang. "Pil ini akan sangat membantu pemulihan kalian."Kedua pria itu menangkap pil tersebut dan langsung bisa merasakan aroma obat yang begitu kuat menguar darinya. Tanpa ragu mereka menelan pil pemberian Ryan. Seketika warna wajah mereka yang pucat berangsur normal, bahkan tampak lebih segar dari sebelumnya."Terima kasih, Tuan Ryan!" ucap keduanya tulus. Dalam hati mereka semakin terkagum–pil dengan kualitas setinggi ini bahkan sulit ditemukan di seluruh Nexopolis. Namun Ryan memberikannya begitu saja seolah bukan barang istimewa. Jelas dia memiliki akses pada obat-obatan yang jauh lebih berharga.Ryan kembali menghadap mural, matanya
Melihat mural di depannya, Ryan bisa merasakan naga darah di tubuhnya bergerak. Seolah makhluk spiritual itu merespon sesuatu dari lukisan kuno tersebut. Geliat dan gejolaknya semakin kuat, membuat Ryan harus mengerahkan seluruh konsentrasinya untuk menahan agar naga darah tidak meledak keluar."Aneh sekali," pikir Ryan sambil mengamati detail mural itu lebih dekat. Sembilan naga raksasa dilukis dengan begitu detail, memancarkan aura yang bahkan masih terasa setelah ribuan tahun. Dan salah satunya tampak begitu familiar–seperti cerminan naga darah dalam tubuhnya.Di bawah cahaya obor yang remang, Ryan berdiri diam di sana selama lima menit penuh. Matanya terpaku pada sosok pemuda dalam mural yang memiliki kemiripan mencengangkan dengan dirinya. Keringat dingin mulai membasahi dahinya saat berusaha mengendalikan naga darah yang semakin liar.Yeron Lux yang berdiri tak jauh darinya mulai merasa heran. Beberapa kali dia melirik Ryan yang tampak begitu terpaku pada satu titik di mur
Tanpa ragu, Ryan mengeluarkan Pedang Suci Caliburn. "NAGA PEMBELAH LANGIT!"Raungan murka menggetarkan udara saat Ryan melancarkan serangannya. Aura naga darah berkobar di sekeliling pedang, menciptakan pemandangan mengerikan yang membuat Wendy mundur beberapa langkah.BOOM!Pedang Suci Caliburn menghantam Formasi Pelindung Kuno dengan dahsyat. Untuk pertama kalinya, riak-riak energi muncul di permukaan formasi yang tak kasat mata itu.Namun riak energi itu hanya bertahan sejenak. Alih-alih retak, formasi justru mulai berkilauan terang, memantulkan serangan Ryan dengan kekuatan berlipat ganda.Ryan yang sudah mengantisipasi ini segera melompat mundur. Rune kehidupan berpendar di telapak tangannya saat dia menangkis gelombang energi pantulan. Meski berhasil menetralkannya, Ryan bisa merasakan darah berdesir kencang dalam tubuhnya.'Formasi ini terlalu kuat,' pikir Ryan sambil menyarungkan kembali Pedang Suci Caliburn. Bahkan jurus pertama Pedang Pembelah Langit tidak mampu menggo
Satu jam kemudian, taksi yang membawa Ryan dan Wendy telah tiba di kaki Gunung Agios Oros. Sepanjang perjalanan, sopir taksi berkali-kali memperingatkan bahwa mereka hanya bisa melihat gunung dari jauh. Pendakian dilarang keras!Begitu turun dari mobil, Ryan langsung merasakan aliran energi spiritual yang luar biasa mengalir ke arah puncak gunung. Batu Giok Naga di sakunya bergetar semakin kencang, seolah merespon energi itu.Di depan mereka, tembok tinggi menghalangi akses ke gunung. Beberapa penjaga menatap tajam ke arah mereka. Namun setelah menerima telepon entah dari siapa, tatapan mereka langsung berubah ramah."Ayo pergi," ajak Ryan pada Wendy. Dia bisa merasakan keberadaan Yeron Lux yang mengikuti dari jauh. Jelas Keluarga Lux telah menghubungi para penjaga ini.Namun Ryan tidak peduli dengan bantuan mereka. Dia melangkah mantap mendekati gunung, meski tekanan spiritual semakin kuat terasa. Di sampingnya, wajah Wendy mulai memucat."Ryan, aku tidak sanggup lagi," keluh W
Dari asal suara terdengar, berdiri seorang pemuda tampan berpakaian rapi. Dia adalah Yeron Lux!Putra John Lux, pemimpin keluarga terkuat di Silverbrook. Kekuatan dan pengaruh Keluarga Lux merasuk ke setiap sudut kota ini, jauh melampaui wewenang kepolisian."Tuan Yeron!" Perwira itu buru-buru memasang senyum ramah. "Mengapa Anda ada di sini? Ah, saya lupa Anda juga punya saham di hotel ini. Maaf mengganggu bisnis Anda. Saya akan segera menangkap tersangka ini!"Namun Yeron mengabaikannya sepenuhnya. Dia malah berjalan mendekati Ryan dengan sikap hormat yang mengejutkan semua orang."Tuan Ryan, saya benar-benar minta maaf atas insiden ini. Biar saya yang menanganinya," ujarnya sopan sebelum berbalik menghadapi para petugas dengan wajah dingin yang dipenuhi amarah."Dengar baik-baik. Tuan Ryan adalah tamu kehormatan Keluarga Lux. Apapun yang terjadi, kalian tidak boleh menyentuhnya. Semua konsekuensi akan ditanggung Keluarga Lux sepenuhnya."Matanya berkilat berbahaya. "Saya beri wakt
"Anda pasti Ryan Pendragon," sapa seorang perwira paruh baya yang tampak paling senior."Benar," jawab Ryan tenang. Matanya dengan cepat mengamati keempat petugas itu. Tak ada aura bela diri yang menguar dari tubuh mereka–hanya petugas kepolisian biasa.Pria paruh baya itu menunjukkan lencana kepolisiannya. "Tuan Ryan, kami dari Departemen Kriminal Kepolisian Silverbrook. Dari rekaman CCTV, kami melihat Anda berada di atap dini hari tadi."Ryan menyipitkan mata. Apakah fenomena Kuburan Pedang sempat terekam kamera? "Tuan Ryan, mohon bekerja sama dalam penyelidikan kami," lanjut petugas itu dengan nada tegas."Ya, aku memang ke sana. Apa ada masalah?""Kalau begitu, ikut kami ke kantor polisi!" perintah sang petugas. "Kami menemukan mayat seorang pria di atap. Waktu kematiannya bertepatan dengan keberadaan Anda di sana. Kami membutuhkan keterangan Anda."Ryan mendengus dalam hati. Dia memang ke atap tadi malam, tapi dia yakin tidak ada mayat di sana. Kalaupun dia membunuh seseoran
Meski hanya duduk tenang, aura yang menguar dari tubuh John Lux cukup untuk membuat orang-orang di sekitarnya merasa tertekan. Di permukaan, John Lux dikenal sebagai pengusaha sukses. Namun sangat sedikit yang tahu bahwa dia pernah membantai seratus orang di Silverbrook hanya dengan satu tebasan pedang.Setelah beberapa saat hening, seorang pria paruh baya berbaju formal berdiri. "Ayah, jika video ini asli, kekuatan anak ini sungguh luar biasa. Dia layak direkrut menjadi sekutu kita."John Lux mendengus dan membanting setumpuk dokumen ke meja. "Video ini sudah dipastikan asli. Para praktisi Silverbrook tidak bodoh–mereka mengalah karena sadar tidak mampu melawannya." Dia mengambil salah satu berkas. "Dalam waktu setengah tahun, dia berkembang dari praktisi terkuat di Golden River menjadi yang terkuat di Provinsi Riveria. Bahkan mengalahkan Lucas Ravenclaw di arena dan membunuh seorang Guardian. Kekuatannya setara atau mungkin melampaui peringkat pertama di ranking grandmaster."Bisi
"Anak Keluarga Pendragon itu datang ke Silverbrook?" gumam lelaki tua itu heran. "Kupikir masalah ini sudah selesai bertahun-tahun lalu saat lelaki tua itu menjadi debu, William Pendragon dan Eleanor Jorge dikurung di Penjara Catacomb, dan anak ini menghilang.""Rupanya semua orang sedang menari di papan catur yang telah disiapkan Pak Tua dari Keluarga Pendragon itu!""Dia menggunakan langit dan bumi sebagai formasi, mempertaruhkan takdir dirinya dan keluarganya untuk menyembunyikan rahasia ini dari Dao Surgawi demi melindungi Keluarga Pendragon.""Saat itu aku menertawakannya dan mengatakan semua usahanya itu sia-sia, tapi dia justru menertawakanku yang tidak bisa memahami." Lelaki tua itu tersenyum samar. "Aku sangat penasaran apakah anak bernama Ryan Pendragon itu benar-benar dapat mematahkan formasi kuno ini."Orang tua itu mengambil botol labu dari pinggangnya dan menyesapnya. Sedetik kemudian, ia jatuh dari ketinggian 100 meter dan menghilang dari pandangan.**Di atap, Ryan h