Siang semua Akhirnya muncul juga harta karunnya. Kira-kira apakah Ryan dapat memilikinya? Selamat membaca (◠‿・)—☆ Bab Bonus: 1/3 Bab
Dua menit sebelum yang lain bergerak, Ryan telah tiba di tengah Gunung Seribu Puncak. Suara lelaki tua berjubah hitam kembali terdengar di benaknya, "Nak, majulah sepuluh langkah lagi." Ryan mengangguk dan melangkah maju. Saat kakinya menginjak tanah untuk kesepuluh kalinya, matanya terbelalak takjub. "Ini adalah... inti dari sebuah formasi!" serunya terkejut. Ia baru menyadari bahwa Gunung Seribu Puncak ternyata adalah sebuah formasi raksasa. Dan inti formasi itu berada tepat di bawah kakinya! Ryan mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Kini ia bisa melihat dengan jelas pola-pola rumit yang tak terhitung jumlahnya di setiap arah. Setiap pohon, setiap jalan setapak, bahkan Kuil Buddha Suci yang berdiri megah di kejauhan–semuanya merupakan bagian dari formasi misterius ini. Jika ada yang melihat dari atas, mereka pasti akan menyadari bahwa puncak Gunung Seribu Puncak kini dipenuhi coretan-coretan teks kuno yang membentuk pola rumit! "Nak, dulu ada formasi pembunuh kuno di
Pria itu menatap Ryan dengan sorot mata penuh minat. Senyum tipis tersungging di bibirnya saat dia berkata, "Ryan Pendragon, praktisi nomor satu di Provinsi Riveria, anak haram Eleanor Jorge dan William Pendragon. Kau benar-benar sesuai dengan reputasimu." Dia berhenti sejenak, matanya berkilat penasaran. "Tapi aku benar-benar penasaran... bagaimana kau bisa meramalkan bahwa benda itu akan mendarat di sini?" Ryan tercengang saat mendengar ini. Orang ini tidak hanya mengenalnya, tetapi juga tahu tentang hubungannya dengan Keluarga Jorge! Otaknya berputar cepat menganalisis situasi, namun tetap tak menemukan petunjuk tentang identitas pria berjas rapi di hadapannya. Dengan tenang Ryan mengamati lawan bicaranya. Pria itu memiliki pembawaan yang elegan, dengan wajah tampan khas keluarga bangsawan. Namun yang paling menarik perhatiannya adalah aura berbahaya yang menguar dari tubuh pria itu. 'Level kekuatannya pasti sangat tinggi,' Ryan membatin waspada. Meski ia telah mengh
Benturan dua kekuatan itu menciptakan gelombang kejut yang memekakkan telinga. Ryan merasakan mati rasa menjalar di lengannya. Tepat saat itu, suara familiar terdengar dalam kepalanya. "Ada sesuatu tentang sarung tangan itu," lelaki tua berjubah hitam memperingatkan. "Jangan gunakan energi qi-mu, gunakan esensi darahmu untuk memadatkan naga darah sebagai gantinya. Aku akan memberimu sebagian kekuatanku." Billy Jorge menyeringai kejam saat melayangkan pukulan berikutnya. Dalam benaknya dia telah membayangkan membawa kepala Ryan ke hadapan kepala Keluarga Jorge. 'Dengan jasaku membunuh anak haram ini dan mengamankan batu Spirit,' batinnya gembira, 'statusku di keluarga pasti akan meningkat pesat!' "Bajingan, sebaiknya aku beri tahu hal lain kepadamu," Billy Jorge mendesis dingin. "Saat kau lahir, aku sendiri yang merebutmu dari tangan ibumu. Pengemisan ibumu yang menyedihkan itu benar-benar menggelikan! Kau tahu, jika bukan karena kau, dia tidak akan meninggalkan Keluarga Jorge!"
Pedang di leher Billy Jorge semakin dalam, membuatnya meringis menahan perih. Satu gerakan salah saja, dan pembuluh darahnya akan putus. Kematian yang menyakitkan menanti di ujung pedang itu. Terlebih lagi, naga darah ilusi masih melilit tubuh Ryan, menatapnya bagai predator mengawasi mangsa. Keringat dingin membasahi punggung Billy Jorge. Dengan panik ia mencoba mengaktifkan teknik rahasia Keluarga Jorge untuk melarikan diri. Namun sia-sia–kekuatan misterius telah menyelimuti dan menahannya di tempat! "Ryan, kamu adalah anggota Keluarga Jorge. Kamu tidak bisa membunuhku," ujarnya putus asa. Namun Pedang Suci Caliburn justru mengiris lebih dalam. Darah segar mengalir deras membasahi lehernya. "Kamu salah," Ryan menjawab dengan nada acuh tak acuh. "Aku bukan anggota Keluarga Jorge. Dulu, sekarang juga tidak, dan aku pasti tidak akan menjadi anggota Keluarga Jorge di masa mendatang." "Aku tidak bermaksud menidurkanmu," Ryan melanjutkan tanpa emosi. "Tapi karena kau mengakui
Juliana menggeleng dengan kening berkerut, kekhawatiran jelas terpancar di wajahnya yang cantik. Dia paham betul situasi ini jauh lebih rumit dari yang terlihat. Provinsi Greenery bukan Provinsi Riveria–Ryan tak bisa mengandalkan Eagle Squad di sini. Bagaimana mungkin dia menghadapi ratusan praktisi kuat sendirian? Namun Juliana juga tahu betul watak Ryan. Tak mungkin dia menyerahkan harta karun yang telah susah payah dia dapatkan begitu saja. Terlebih, Ryan telah meramalkan fenomena dan lokasi benda ini jauh sebelumnya. Jelas ida datang dengan tekad bulat membawa pulang harta karun itu. Sebuah ide mendadak terlintas dalam benak Juliana. Dia meraih pergelangan tangan Riselotte dengan tatapan serius. "Lotte, apakah kita teman baik?" Riselotte mengernyit bingung. "Omong kosong apa yang kau katakan? Bukankah kita sudah saling kenal lebih dari sepuluh tahun?" "Lotte," Juliana melanjutkan dengan nada memohon, "aku tidak pernah meminta apa pun padamu, tapi kali ini aku harap kamu
Semua orang tahu betapa berpengaruhnya Keluarga Anri di Provinsi Greenery. Bagi seorang pemuda tanpa nama untuk berani bersikap angkuh seperti ini–dia pasti sudah kehilangan akal sehatnya! "Haha, Pak Tua Sergei," sebuah tawa mengejek memecah ketegangan. Seorang pria berjubah abu-abu melangkah keluar dari kerumunan. "Sepertinya dia tidak menghargai tawaranmu." Matanya menatap Ryan dengan tatapan meremehkan. "Nak, sepertinya kamu masih belum mengerti situasimu. Kamu sendirian, dan kami memiliki perwakilan dari delapan keluarga besar dan dua puluh satu faksi Provinsi Greenery di sini." "Juga, Departemen Penanggulangan Bencana Supranatural Nexopolis ada di sini." Kalimat terakhir itu diucapkan oleh seorang lelaki tua berjubah panjang yang tampak menonjol di antara kerumunan. Begitu mendengar nama Departemen Penanggulangan Bencana Supranatural disebut, ekspresi si pria berjubah abu-abu berubah masam. 'Sial,' batinnya gusar. 'Mereka juga terlibat? Apakah harta karun ini akan direbut
"Bagaimana ini mungkin?" Praktisi bela dkri Keluarga Liege yang hendak menendang Ryan terpaku dengan ekspresi tak percaya. Wajahnya seketika berkerut menahan rasa sakit yang membakar.Kaki kanannya seolah tercabik-cabik dari dalam!"MATI KAU!"Sebelum dia sempat pulih, tinju Ryan telah melesat ke arah tubuhnya. Energi qi terkondensasi membentuk inti padat yang mematikan.KRAK!Suara tulang remuk bergema memenuhi udara, disusul jeritan menyayat hati."ARGH!"Tubuh praktisi keluarga Liege itu terpental dan menghantam tanah dengan keras. Pria itu tewas seketika, matanya masih terbelalak penuh ketakutan.Rekannya yang tersisa terpaku melihat pembantaian itu. Namun sebelum dia sempat bereaksi, Ryan telah muncul di hadapannya bagai hantu.Tangan Ryan yang diselimuti energi qi meraih pedang sang praktisi dan mengayunkannya dengan gerakan brutal.SLASH!Kepala pria itu terlepas dari tubuhnya, darah menyembur bagai air mancur membasahi tanah. Tubuhnya ambruk ke tanah dengan suara berdebum y
Tubuh Ryan seolah menyatu dengan angin dingin pegunungan saat ia melesat maju. Dalam sekejap mata, ia telah berada di hadapan ketiga lawannya.Energi Qi mengalir deras ke lengannya saat ia mencabut Pedang Suci Caliburn. Ketiga lelaki tua itu terkesiap–tak seorang pun menduga Ryan akan menyerang lebih dulu!Dengan gerakan terlatih, mereka segera membentuk formasi segitiga untuk mengepung Ryan. Serangan bertubi-tubi mereka lancarkan, mengincar titik-titik vital lawannya.Namun Pedang Suci Caliburn jatuh bagai palu penghakiman dari surga–tak terbendung dan mutlak!Serangan Ryan datang bertubi-tubi bagai badai yang menghancurkan segalanya. Ketiga lelaki tua itu tak mampu berbuat apa-apa menghadapi teknik pedang yang begitu mengerikan."Teknik pedang macam apa ini?" salah satu dari mereka berseru ngeri."Mengapa bisa semengerikan ini?"Dalam hitungan detik, luka-luka menganga bermunculan di tubuh ketiganya. Darah segar mengalir deras bagai sungai, membuat mereka tak mampu bergerak.Per
"Muridku," suaranya bergema dalam kekosongan, "di dunia ini terdapat 3000 Dao Besar dan Dao Kecil yang tak terhitung jumlahnya! Sepanjang hidupku, aku menekuni Dao Pembantaian dan niat pedang."Pedang Suci Caliburn berdengung di tangannya, beresonansi dengan kata-katanya. "Pedang adalah raja dari segala senjata. Baik untuk menyerang maupun bertahan, tak ada yang menandinginya!""Pedang Pembelah Langit yang akan kuwariskan padamu memiliki tiga jurus. Setiap jurus mengandung hukum Dao Agung yang kusempurnakan. Jika kau memiliki kekuatan yang cukup, teknik ini mampu menghancurkan langit itu sendiri!""Itulah mengapa ia dinamakan Pedang Pembelah Langit!"Lelaki tua itu mengacungkan Caliburn tinggi-tinggi. Niat pedang yang terpancar darinya begitu pekat hingga membuat udara bergetar. Ryan bahkan bisa merasakan jantungnya berdegup kencang hanya dengan menatapnya."Jurus pertama–Naga Membelah Langit!" Pedang di tangannya bergerak bagai kilat, menciptakan bayangan naga raksasa yang meraung
Sebagai kultivator yang baru mengenal enam ranah–Body Tempering, Qi Gathering, Foundation Establishment, Golden Core, Nascent Soul, dan Heavenly Soul–Ryan paham betul besarnya kesenjangan kekuatan mereka.Setiap ranah terbagi menjadi sembilan tingkat. Dan kini, sebagai kultivator Foundation Establishment, ia harus menghadapi praktisi ranah Nascent Soul!'Bagaimana mungkin aku bisa menang?' batinnya frustrasi.Seolah membaca pikirannya, lelaki tua itu melepaskan sinar pedang ke arah kepala Ryan. Dalam sekejap ia telah muncul di hadapan pemuda itu."Kau ingin tahu mengapa aku menggunakan ranah yang jauh lebih tinggi?" suaranya dalam dan berat. "Akan kuberitahu!""Dao Pembantaian berada di ambang hidup dan mati," lelaki tua itu melanjutkan dengan nada serius. "Dengan teknik ini, kau bahkan bisa membunuh mereka yang jauh lebih kuat darimu!"Dia menghentakkan pedangnya, menciptakan gelombang tekanan yang membuat Ryan terhuyung. "Jika kau mampu bertahan dari seranganku, kelak saat menghadap
Di sebuah bangunan megah nan misterius di Ibu Kota, Lucas Ravenclaw duduk dengan tenang sembari menyeka pedangnya yang berwarna merah darah. Pedang itu berpendar dengan energi qi yang tak kalah kuat dari Pedang Suci Caliburn.Meski tak melepaskan aura apapun, kehadirannya saja sudah menciptakan tekanan berat yang membuat orang biasa kesulitan bernapas.Di hadapannya, seorang lelaki tua berambut putih berlutut dengan tubuh gemetar. "Tuan Lucas, saya telah menyelidiki orang-orang yang mengikuti Anda hari ini. Mereka berasal dari Provinsi Riveria, namun asal-usul sebenarnya masih belum jelas.""Heh," Lucas Ravenclaw mendengus dingin. "Sudah bertahun-tahun berlalu, belum ada yang berani berbuat kurang ajar seperti ini. Apakah mereka ingin mati?""Terus selidiki. Begitu tahu siapa yang mengirim mereka, bunuh semuanya. Jangan sisakan satu pun."Lelaki tua itu mengangguk patuh sebelum teringat sesuatu. "Tuan Lucas, mengapa Anda tiba-tiba kembali ke Ibu Kota kali ini?"Lucas Ravenclaw meleta
Ryan melepaskan pelukannya dari Rindy dan duduk di sofa. Ia tak ingin membuat kedua gadis itu khawatir dengan menceritakan pertarungannya melawan Sergei Anri dan Departemen Penanggulangan Bencana Supranatural."Hanya urusan bisnis biasa," jawabnya santai. "Beberapa masalah kecil yang harus diselesaikan."Meski ekspresi kedua gadis itu menunjukkan ketidakpercayaan, mereka memilih tidak mendesak lebih jauh. Jika Ryan memilih menyembunyikan sesuatu, pasti ada alasannya.Ryan bangkit untuk mengambil segelas air. Saat meneguknya, ia teringat sesuatu yang penting."Ada yang harus kuberitahu pada kalian," ujarnya serius. "Aku perlu berlatih dalam isolasi selama sepuluh hari ke depan untuk sebuah terobosan penting dalam kultivasiku."Ia meletakkan gelasnya sebelum melanjutkan, "Selama sepuluh hari ini, aku akan mengurung diri di kamar lantai tiga. Galahad dan beberapa praktisi dari Guild Round Table akan berjaga di luar. Jika kalian perlu keluar, mereka harus menemani kalian.""Pengasingan
"Tuan Ryan, kumohon lepaskan ayahku!" jeritnya serak. Jika sang ayah tewas, Keluarga Anri akan kehilangan pilar pendukungnya!Meski merasa kasihan pada temannya, Juliana tetap berkata tegas, "Tuan Ryan, Anda tidak perlu mempertimbangkan perasaan saya. Dia pantas mati."Jika Sergei Anri dibiarkan hidup, dia pasti akan mencari kesempatan membalas dendam. Dan saat itu terjadi, keluarga Herbald pasti akan terseret.Melihat Juliana tak berniat campur tangan, Riselotte semakin putus asa. "Tuan Ryan, aku bersedia melakukan apapun! Kumohon lepaskan ayahku!""Membiarkannya pergi?" tanya Ryan tenang.Mendengar nada lunak itu, harapan membuncah dalam dada Riselotte dan Sergei Anri. "Ya, ya!" Riselotte mengangguk penuh semangat.Namun detik berikutnya, kilatan dingin melesat–kepala Sergei Anri terpisah dari tubuhnya."Mengapa aku harus mendengarkanmu?" suara Ryan bergema dingin memenuhi ruangan. "Jika kulepaskan dia hari ini, siapa yang akan melepaskanku di masa depan?""Tidak membunuhmu sudah m
"Berlutut dan bersiaplah untuk mati!" Ryan meraung murka. Naga darah melesat keluar dari tubuhnya, memancarkan niat membunuh yang mencekam.BRUK!Beberapa orang langsung berlutut ketakutan. "Grandmaster Ryan, masalah hari itu..."Namun sebelum kalimat mereka selesai, beberapa bilah angin telah melesat dari tangan Ryan. Darah berceceran saat tiga kepala menggelinding ke lantai–salah satunya bahkan sampai ke kaki Sergei Anri!"Situasinya gawat!" Sergei Anri dan kepala Keluarga Liege berteriak pada anak buah mereka. "Semuanya serang bersama! Hari ini dia mati, atau kita yang mati!"Tujuh hingga delapan praktisi menyerbu Ryan serentak. Namun Ryan kini berbeda dari kemarin–ia telah menerobos dan memakan Mutiara Spirit Domain. Siapa yang bisa menghentikannya?Tanpa menghunus Caliburn, Ryan menerobos ke tengah kerumunan. Dalam hitungan detik, daging dan darah berceceran di antara teriakan dan jeritan mengerikan.Tak seorang pun mampu menahan serangannya! Ke mana pun Ryan melangkah, kema
Ryan melambaikan tangannya dan berjalan menuruni gunung. Pria tua berjubah hitam di Kuburan Pedang tidak punya banyak waktu lagi, jadi ia harus segera kembali ke Provinsi Riveria.Setelah itu, ia akan mengasingkan diri selama sepuluh hari untuk mewarisi Dao Pembantaian dari sang lelaki tua. Ryan yakin setelah itu, ia akhirnya bisa pergi ke Ibu Kota.Master Samadhi menatap sosok Ryan yang menjauh sebelum menggeleng pelan. Pintu kuil kembali tertutup rapat–siapa tahu berapa lama akan tetap begitu kali ini. Jika terbuka lagi, kemungkinan besar untuk membantu Ryan sekali lagi.Kembali ke ruang kultivasi, Master Samadhi meletakkan kotak pemberian Ryan di atas meja. Dia hendak melanjutkan kultivasinya namun entah mengapa merasa penasaran dengan isi kotak itu."Anak ini tidak mungkin memberiku ginseng biasa, kan?" gumamnya sambil mengepalkan tangan. Kotak itu melayang ke tangannya.Begitu tutupnya terbuka, aroma obat yang kuat menguar memperlihatkan enam butir pil di dalamnya. Mata Maste
Master Samadhi menelan keterkejutannya dan tersenyum tipis. "Sepertinya aku meremehkanmu. Kau pasti punya banyak rahasia untuk bisa pulih secepat itu."Ryan menangkupkan tangan dan membungkuk hormat. "Terima kasih telah menyelamatkanku, Master Samadhi. Jika bukan karena Anda kemarin, saya pasti sudah tewas.""Itu tidak benar," Master Samadhi menggeleng. "Meski mengurung diri di kuil, aku tahu persis apa yang terjadi di luar. Kau telah menekan begitu banyak praktisi kuat sendirian–jelas bukan orang biasa. Tidak semudah itu membunuhmu."Dia tersenyum bijak. "Bahkan tanpa bantuanku, kau pasti masih bisa meloloskan diri.""Aku sudah memerintahkan orang menyebarkan berita bahwa akulah mengambil harta karun yang kau dapatkan semalam," Master Samadhi melanjutkan. "Dengan begitu, masalahmu ke depan akan lebih sedikit. Para bajingan itu hanya tahu menindas yang lemah dan takut pada yang kuat. Mereka tak akan berani menggangguku soal ini. Hanya ini yang bisa kulakukan untukmu sekarang."Ryan t
Sang lelaki tua membuka mulut hendak menjawab, namun kata-katanya tertahan di tenggorokan. "Lupakan saja," dia menggeleng. "Yang lain akan memberitahumu nanti. Dengan level kultivasimu saat ini, pengetahuan itu tak ada gunanya. Alih-alih membantu, itu justru akan mempengaruhi hati Dao-mu.""Dalam sepuluh hari ini, aku akan berusaha sekuat tenaga membantumu memahami Dao Pembantaian yang sesungguhnya."Selesai berkata, dia mengarahkan jarinya ke dahi Ryan sebelum mengulurkan tangan ke langit. Mutiara Spirit Domain melayang turun ke telapak tangannya yang keriput."Kita telah menyerap sebagian besar kekuatan mutiara ini," jelasnya. "Konsumsilah sekarang. Ini akan sangat bermanfaat bagi tubuh dan kultivasimu. Cobalah mencapai level berikutnya."Dia berhenti sejenak sebelum menambahkan, "Setelah membereskan urusan di Provinsi Greenery, segeralah kembali ke Provinsi Riveria. Waktuku tak banyak lagi.""Baik, Senior!"Ryan membuka mata,