Maaf Baru rilis. tadi othor sedikit kesulitan waktu menghitung Gem, karena ternyata ada yang username-nya kembar, wkwkwkwk (≧▽≦) Terima Kasih Kak Bukhari dan Kak Anas atas hadiah Koinnya (. ❛ ᴗ ❛.) Terima Kasih juga kepada Kak Pengunjung5606, Kak Shraditul, Kak Zainol, Kak Agus, Kak Yudo, Kak Pengunjung6088, Kak Purwanto, Kak Avta, Kak Mira, Kak Jhonny, Kak Jaz, Kak Aiyub, Kak Hari, Kak Alam, Kak Jon, kak AdrenaJirar, Kak Bintang, Kak heru, Kak hishammuddin, kak Incog, KakSyafrudin, dan Kak Zulfadzli atas dukungan Gem-nya. (. ❛ ᴗ ❛.) Dengan ini, telah terkumpul 81 Gem, yang artinya ada 8 Bab Bonus (≧▽≦) Akumulasi Gem Bab Bonus: 27-11-2024 (malam): 1 Gem (reset) Bab Bonus Gem Hari ini: 5/5 Bab (komplit) Bab Bonus Gem Antrian: 52 Selamat Membaca (◠‿・)—☆
"Kesampingkan semuanya, aku ingin tahu apa yang sebenarnya dikatakan Ryan. Kalimat itu sepertinya bukan ucapannya. Lagipula, aku bisa tahu kapan kau berbohong, dan kau tahu itu," ujar Farid Askari. Mordred tampak bingung beberapa saat sebelum akhirnya menyerah. "Ayah, Ryan tidak ingin bertemu denganmu. Dia juga mengatakan bahwa kamulah yang memulai konflik ini, dan jika kita berani memprovokasi dia lagi, kita harus siap menanggung amarahnya." Ekspresi Farid Askari menggelap. "Menderita amarahnya? Sungguh arogan! Aku ingin melihat seberapa kuat dia!" ** Keesokan paginya pukul 9, sebuah Mercedes-Benz berhenti di depan kediaman Keluarga Herbald. Ryan melangkah keluar dan mendapati Juliana Herbald telah menunggu dengan senyum ramah. "Tuan Ryan, Anda akhirnya tiba. Saya sudah lama menunggu Anda." "Baiklah, bawa aku melihatnya." Ryan menjawab singkat. Ia bisa merasakan Pedang Suci Caliburn bergetar samar dalam genggamannya–seolah tidak sabar untuk ditempa ulang. Juliana membawa Ryan
"Tuan Ryan, tampaknya pedang ini mengenali asal usulnya," Juliana bergumam takjub sebelum bertanya, "Apakah Anda akan menempa ulang pedang ini sekarang?" "Ya." Ryan mengangguk mantap. Semakin cepat pedang ini ditempa ulang, semakin baik baginya. Juliana menepuk tangan, membuat salah satu dari enam pintu di ruangan itu terbuka. Api menyala terang dari dalam sebelum seorang lelaki tua berjubah hitam melangkah keluar dengan perlengkapan lengkap. Wajah tua itu dipenuhi kebanggaan saat ia menggenggam palu di tangannya. Jelas sekali ia bukan pandai besi biasa, terlebih dengan kekuatan yang menguar dari tubuhnya. "Juliana, kamu akhirnya di sini," sapa sang lelaki tua. "Tuan Ryan, ini adalah Tetua Helios, pandai besi pedang terbaik yang khusus saya undang dari Ibu Kota," Juliana menjelaskan dengan hormat. "Beliau adalah teman baik kakek saya, dan terkenal sebagai salah satu pandai besi pedang terbaik di Nexopolis." Tetua Helios membelai jenggotnya dengan senyum bangga. "Juliana, kau te
"Hmpf!" Tetua Helios akhirnya mendengus keras dan melambaikan lengan bajunya dengan kasar. "Aku tak punya kata-kata untuk bocah sombong sepertimu! Tapi ingat—tindakan bodohmu ini akan menghancurkan pedang yang tak ternilai harganya!" Juliana Herbald yang sejak tadi diam kini angkat bicara. Dia menggigit bibir bawahnya dengan cemas sebelum berkata, "Tuan Ryan, tidakkah sebaiknya Anda mempertimbangkan hal ini lagi?" Kekhawatirannya dapat dimengerti. Bagaimanapun, meski Pedang Suci Caliburn kini menjadi milik Ryan, pedang itu awalnya adalah harta paling berharga Keluarga Herbald. Jika sesuatu terjadi padanya, dia tak akan sanggup menghadapi arwah para leluhurnya. Ryan menggeleng mantap. "Tidak perlu membuang waktu dengan diskusi ini," ujarnya sambil merapikan lengan bajunya. "Aku akan menempa ulang pedang itu sekarang juga. Apakah semua yang kuminta sudah disiapkan?" "Tuan Ryan..." Juliana menghela napas pasrah. "Ya, semuanya sudah siap di balik pintu ketiga." "Bagus." Ryan
Wajah Ryan mulai memucat. Energi qi dalam dantiannya terkuras dengan kecepatan mengkhawatirkan. Ternyata menempa ulang pedang spiritual membutuhkan energi jauh lebih besar dari perkiraannya. Keringat dingin membasahi punggungnya, namun tekadnya tak goyah. Tangannya terus membentuk segel demi segel tanpa henti, memaksa energinya mengalir deras ke dalam tungku yang membara. Tiba-tiba, sosok naga api muncul dari dalam tungku! Makhluk ilusi itu melingkari Batu Surgawi dengan gerakan anggun sebelum perlahan berubah wujud menjadi sebilah pedang. GROAAARRR! Raungan naga bergema memekakkan telinga, menciptakan gelombang kejut yang memaksa Juliana dan Tetua Helios mundur lebih dari sepuluh langkah. "Ba-bagaimana mungkin?!" Tetua Helios tergagap, matanya terbelalak menatap pedang yang mulai terkondensasi dalam api. Meski proses belum selesai, fakta bahwa tahap ini bisa tercapai membuktikan Ryan benar-benar mampu menempa ulang pedang spiritual! "Ini... mustahil!" Dia menggeleng tak
Setelah beberapa saat mengamati, Ryan mengulurkan tangannya. "Pedang!" panggilnya dengan suara lembut namun penuh otoritas. WUUUSH! Pedang Suci Caliburn seketika melesat keluar dari tungku bagai anak panah yang dilepaskan dari busurnya. Tanpa kendali sedikitpun, pedang itu bahkan menembus dinding ruangan dengan mudahnya, seolah-olah dinding batu itu tak lebih dari selembar kertas! 'Pedang ini... hidup!' batin Tetua Helios takjub. Beberapa detik kemudian, Pedang Suci Caliburn kembali melesat masuk, langsung menuju tangan Ryan yang terulur. Begitu jemarinya menggenggam gagang pedang itu... BOOM! Pilar cahaya keemasan mendadak melesat ke langit, menembus atap ruangan dan membumbung tinggi seolah hendak menusuk awan! "Fenomena pedang!" Tetua Helios dan Juliana berseru bersamaan, mata mereka terbelalak takjub. Fenomena pedang adalah kejadian langka yang hanya muncul saat pedang dewa sejati ditempa. Dalam sejarah Nexopolis, fenomena seperti ini mungkin hanya terjadi sekali dala
"Bukan hanya itu," tetua berjubah Tao menggeleng serius. "Jika hanya pedang suci biasa, pilar cahayanya tak akan sampai sejauh ini. Ini menandakan bukan hanya kemunculan pedang suci, tapi juga seorang praktisi bela diri atau kultivator kuat... atau mungkin juga seseorang dengan bakat yang menantang surga!" "Mereka yang menentang surga tak ditoleransi Dao Surgawi. Itulah sebabnya pilar cahaya ini muncul. Bisa dikatakan seseorang telah menentang Dao Surgawi, atau Dao Surgawi merasa terancam oleh orang ini!" Perkataan itu membuat ketiga tetua lainnya terkesiap. Menentang Dao Surgawi? Ancaman bagi Dao Surgawi? 'Mungkinkah monster seperti itu akan lahir di Nexopolis?' batin mereka ngeri. Ini masalah besar! Siapapun yang dapat mengendalikan orang ini akan mampu mengendalikan Nexopolis! "Pak Tua Yans, bisakah kau mencari tahu di mana orang ini?" tanya Xavi Jorge. Suaranya penuh dengan kegembiraan. Mata tuanya berkilat penuh harap menatap sosok berjubah Tao di hadapannya. Pak Tua
Di kediaman Keluarga Herbald, Ryan sedang mengamati Pedang Suci Caliburn di tangannya dengan senyum puas. Pilar cahaya keemasan yang tadi muncul telah lenyap sepenuhnya. Usahanya tidak sia-sia. Ia bisa merasakan kekuatan luar biasa yang mengalir dari pedang spiritual di tangannya. Dengan senjata ini, kekuatannya telah meningkat drastis! "Tuan Ryan!" sebuah suara menginterupsi lamunannya. Ryan menoleh dan mendapati Tetua Helios telah berlutut di hadapannya dengan sikap hormat yang berlebihan. "Tolong jadikan saya murid Anda!" pintanya sungguh-sungguh. "Saya tadi juga tidak sengaja menyinggung Anda. Jadi, mohon maafkan saya, Tuan Ryan!" Ryan menggeleng dengan ekspresi acuh. "Aku tidak menerima murid. Bangunlah." Namun Tetua Helios tetap berlutut. Ia tahu, jika bisa mempelajari sedikit saja dari apa yang baru ia saksikan, ia bisa mati tanpa penyesalan. Ryan mengabaikan pria tua itu dan melangkah keluar ruangan. Saat ini tubuhnya terasa lemah setelah ritual tadi. Ia butuh temp
Juliana mengangguk penuh semangat. "Tuan Ryan, jangan khawatir. Tetua Helios dan saya tidak akan memberi tahu siapa pun tentang ini!" "Itu bagus." Ryan mengangguk puas sebelum berjalan keluar. Ia segera menghubungi Derick untuk menjemputnya. Tak lama kemudian, mobil mewah itu tiba di halaman Keluarga Herbald. Namun alih-alih kembali ke vila, Ryan meminta sopirnya mengantar ke kediaman Keluarga Wealth terlebih dahulu. 'Luka-luka Gawain Wealth seharusnya sudah membaik, tapi sebaiknya aku memeriksanya,' batinnya. Setibanya di sana, pemandangan mengejutkan menyambutnya. Gawain Wealth sedang berlatih keras, melancarkan kombinasi pukulan yang begitu kuat hingga menciptakan gelombang udara di sekelilingnya. "Dia pulih begitu cepat?" gumam Ryan takjub. Tampaknya efek pil penyembuhnya jauh melampaui ekspektasi. Mendengar suara tuannya, Gawain Wealth segera menghentikan latihannya dan bergegas mendekat. "Gawain Wealth memberi hormat pada Tuan Ryan," sapanya penuh hormat. "Berikan pe
"Ini adalah pertarungan antara para kultivator sejati!" seru salah seorang dari mereka."Niat pedang mereka benar-benar mengerikan!""Kudengar niat pedang Brandy Shroud berasal dari Dewa Pedang Alex Shroud seribu tahun lalu," ucap seorang tetua. "Tapi dari mana warisan Arthur Pendragon berasal..."Waktu seakan membeku saat kedua sosok itu saling menatap dalam diam. Meski tidak ada yang bergerak, tekanan di sana begitu mencekam hingga membuat para penonton kesulitan bernapas."MAJU!"Teriakan keras Brandy Shroud memecah keheningan bersamaan dengan ledakan auranya yang mencapai puncak."Pedang Pembelah Sembilan Provinsi!"Benda-benda di aula Paviliun Ivoryshroud mendadak tertarik ke arah Brandy Shroud, seolah ada kekuatan misterius yang menarik mereka. Dalam sekejap, semua benda itu hancur berkeping-keping!"Aura yang sangat kuat!""Gerakan ini... sungguh menakutkan!""Ya Tuhan, bahkan ahli Ranah Transcendence tingkat puncak biasa tidak akan memiliki aura semengesankan ini!" seru seora
Dari pinggir area pertarungan, tetua Keluarga Jirk yang tadinya berniat turun tangan mendadak menghentikan langkahnya. Dia memang berencana mengikat Ryan mengingat bakat dan teknik pedang menakjubkan yang dimiliki pemuda itu. Namun situasi telah berubah jauh lebih serius sejak Brandy Shroud memutuskan turun tangan secara pribadi.Ryan hanya mencibir mendengar ancaman itu. Dengan santai dia berkata, "Tidak ada yang pernah berhasil menghentikanku membunuh siapa pun yang kuincar. Albert Shroud harus segera belajar dari pengalaman pahit itu." Tatapannya berkilat berbahaya. "Kau ingin menghentikanku? Apa kau yakin punya hak untuk melakukannya?"Begitu kata-kata itu terucap, Ryan melepaskan niat membunuh yang pekat. Pedang spiritual yang dia peroleh dari Paviliun Ivoryshroud tiba-tiba muncul dan terbang keluar. Awalnya dia berniat memberikan pedang ini pada ibunya sebagai hadiah, namun sepertinya dia harus menggunakannya untuk menampar wajah Paviliun Ivoryshroud terlebih dahulu.BOOM!
Albert Shroud yang tadinya percaya diri kini dipaksa mundur langkah demi langkah. Keringat dingin membasahi tubuhnya saat merasakan tekanan mengerikan dari pemuda di hadapannya. Bahkan dengan kultivasi Ranah Transcendence-nya, dia benar-benar ditekan tanpa mampu melawan!"Ya Tuhan... Apakah aku sedang bermimpi?"Salah seorang penonton mengucek matanya berulang kali, tak percaya dengan pemandangan di hadapannya. Bagaimana mungkin seorang junior bisa mendominasi pertarungan melawan ahli sekaliber Albert Shroud?"Aku tidak bermimpi!" seru praktisi lain dengan suara bergetar. "Albert Shroud benar-benar bukan tandingan Arthur! Ini kenyataan!"Diskusi seru pecah di antara para penonton. Mereka yang tadinya mencemooh Ryan kini terpaksa menelan ludah melihat dominasinya yang mencengangkan."Dua jurus! Hanya butuh dua jurus!" seorang tetua menggeleng takjub. "Jurus pertama mengalahkan teknik pedang Albert Shroud, dan jurus kedua mengalahkannya. Dalam pertempuran ini, Arthur menekan Albert S
"Muridku, aku akan memberimu gelombang kekuatan lagi. Kekuatan itu seharusnya bisa bertahan beberapa menit!""Ada beberapa orang di sini yang merupakan ancaman besar bagimu. Satu-satunya hal yang perlu kau lakukan adalah membunuh lelaki tua di depanmu dan serahkan sisanya padaku!"Ryan tertegun mendengar ini. "Guru, bukankah Anda mengatakan bahwa Anda tidak dapat mengendalikan tubuhku?""Dulu aku mungkin tidak bisa melakukan hal itu," Lex Denver tersenyum misterius, "Tapi sekarang, aku punya Pil Ilusi Archaic.""Baiklah, jangan banyak bicara. Meski aura orang tua ini kuat, dengan kekuatan yang kuberikan padamu dan hal-hal yang diajarkan penghuni kuburan pedang lainnya kepadamu, itu sudah cukup untuk menghancurkannya!"Ryan kembali fokus, matanya berkilat dengan cahaya berbeda. Dengan dukungan Lex Denver, apa yang perlu ditakutkannya?"Ilmu pedangmu tidak buruk. Sayangnya, aura pedangmu lemah dan belum menyentuh Dao Pedang!" ejek
Nona muda dari Keluarga Jirk melirik Ryan dan menghela napas dalam-dalam. Detik berikutnya, dia pergi. Saat ini, yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu dan melihat. Bagaimanapun, jika tindakannya merugikan kepentingan Keluarga Jirk, dia tidak akan bisa memikul tanggung jawab.Shiki Seiho memandang situasi dengan wajah serius. Dia tahu bahwa anak panah sudah terpasang di busur dan harus ditembakkan. Tanpa ragu dia melangkah ke sisi Ryan."Tuan Arthur, saya akan menangani ini. Anda sebaiknya pergi dulu."Dengan begitu banyak kultivator di sini, dia tidak punya pilihan lain selain melindungi Ryan! Jika terpaksa, dia akan mengungkapkan identitasnya. Toh Brandy Shroud hanyalah seorang pemimpin paviliun cabang–apa yang perlu ditakutkan? Dia yakin Paviliun Ivoryshroud tidak akan berani berperang melawan Sekte Myriad Sword hanya demi Brandy Shroud. Bagaimanapun, Sekte Myriad Sword bukanlah faksi yang bisa dianggap
Paviliun Ivoryshroud bukanlah faksi sembarangan–mereka adalah salah satu faksi utama di Gunung Langit Biru. Jika Ryan bergabung dengan mereka, dia akan mendapat akses ke sumber daya tak terbatas. Dalam waktu singkat, dia bisa menjadi salah satu jenius paling berpengaruh di sana.Tawaran yang sungguh menggiurkan! Namun sungguh ironis, mengingat beberapa saat lalu Albert Shroud mencoba memaksa Ryan berlutut, dan kini berusaha menjerat pemuda itu. Sungguh tindakan yang memalukan!Nona Muda Jirk menggigit bibir dengan ekspresi cemas. Di satu sisi, dia ingin Ryan bergabung dengan Keluarga Jirk. Namun semua keputusan ada di tangan pemuda itu. Dia tidak memiliki kualifikasi untuk membuat keputusan untuknya.Pada saat itu, banyak sekali tatapan mata tertuju pada Ryan sambil menunggu jawabannya. Dari sudut pandang semua orang, ini adalah hal yang wajar-+tawaran bergabung dengan Paviliun Ivoryshroud bukanlah kesempat
Ryan menatap dingin pedang yang melesat ke arahnya. "Pedang Dawnbringer, keluarlah!"Meski tak bisa menggunakan Pedang Claiomh Solais, dia masih memiliki saudara kembarnya yang tak kalah hebat! Pedang Dawnbringer akan menjadi senjata pamungkasnya.Ryan memejamkan mata erat, senyum samar tersungging di bibirnya. Angin menderu kencang di sekelilingnya saat auranya terus meningkat. Setiap hembusan angin mengandung jejak niat pedang yang mematikan.WUSHHH!Pedang Dawnbringer seolah merasakan tekad tuannya, berubah menjadi seberkas cahaya merah yang membelah langit. Ryan harus melumpuhkan Floridas Kennedy–ini semua demi ayahnya yang masih terjebak di Markas Besar Sekte Hell Blood!JLEB!Dalam sekejap mata, Pedang Dawnbringer menembus tubuh Floridas Kennedy tepat di bagian dantian. Darah segar mengucur deras membasahi tanah. Dengan hancurnya dantian, kehidupan Floridas Kennedy sebagai k
Ryan mengamati perubahan lawannya dengan dahi berkerut. Aura Floridas Kennedy terus meningkat melampaui tahap Ranah Transcendence tengah. "Arthur Pendragon, ini adalah jalan terakhirku," teriak Floridas Kennedy. "Kaulah yang memaksaku ke dalam keadaan ini. Aku dan Sekte Hell Blood bukanlah sesuatu yang bisa dipermalukan oleh semut sepertimu!"Bibir Ryan melengkung membentuk senyum samar. Tanpa ragu dia mengaktifkan jurus andalannya."Teknik Pedang Tak Terbatas…"Suhu di arena mendadak turun drastis. Embun beku mulai menutupi tanah sementara kristal-kristal es berputar mengelilingi pedang spiritual Ryan."Tebasan Es Surgawi!"Dengan satu teriakan lantang, Ryan mengayunkan pedangnya. Wajah para penonton memucat melihat kekuatan serangan itu. Bahkan Brandy Shroud yang mengawasi dari ketinggian pun tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Mungkinkah Arthur Pendragon benar-benar seorang ahli Ranah Transcendence? Dan lebih mengejutkan lagi, dia bisa menggunakan kekuatan sedahsyat ini di
Di samping Shiki Seiho, Nona Muda Jirk bahkan lebih bersemangat. Matanya berbinar-binar mengamati sosok Ryan yang bergerak dengan elegan di arena pertarungan. Jantungnya berdegup kencang setiap kali melihat senyum tipis tersungging di bibir pemuda itu."Arthur Pendragon benar-benar memberi kejutan besar!" bisiknya pada diri sendiri. Baginya, semua harta di Paviliun Ivoryshroud tak ada artinya dibandingkan sosok menawan itu.Dalam hati, gadis itu telah memutuskan bahwa Keluarga Jirk harus memenangkan hati Ryan dengan cara apapun. Dia tidak akan membiarkan pemuda istimewa ini lepas begitu saja.Sementara itu, seratus meter dari arena pertarungan, tepatnya di lantai enam Paviliun Ivoryshroud, sekelompok tetua tengah mengamati dengan serius. Mereka semua adalah sosok yang sangat dihormati di paviliun tersebut.Di tengah kelompok itu, seorang lelaki tua berpakaian bordir berdiri dengan tangan terlipat di belakang punggung. Ekspresinya serius saat mengamati pertarungan di bawah. Diala