Terima Kasih Kak Jhonny, Kak Alberth, Kak Bagus, dan Kak Fatwa atas dukungan Gem-nya (. ❛ ᴗ ❛.) Terima Kasih juga kepada Kak Terik Mayoda yang telah memberi dukungan hadiah berupa koin (. ❛ ᴗ ❛.) Akumulasi Gem Bab Bonus: 25-11-2024 (malam): 9 Gem Bab Bonus Gem Hari ini: 3/3 Bab (komplit) Bab Bonus Gem Antrian: 40 Ini adalah bab terakhir hari ini. Selamat Membaca (◠‿・)—☆
Keheningan total menyelimuti ruangan. Keluarga Herbald yang legendaris berniat melindungi Ryan? Ini di luar dugaan semua orang! "Aku tidak mengerti mengapa Keluarga Herbald ingin melindungi pria ini..." Tang San menggeram dengan tatapan dingin. Juliana tersenyum misterius. "Karena dia memiliki sesuatu yang diinginkan Keluarga Herbald, sehingga kami merasa perlu untuk melakukannya." "Pertimbangkan kembali orang-orang di balik Keluarga Herbald-ku," lanjutnya dengan nada mengancam. "Jangan hancurkan masa depan dan kultivasimu yang hebat karena keinginan egoismu sendiri!" Wajah Tang San menggelap mendengar ancaman terselubung itu. Sementara Juliana melangkah anggun mendekati Ryan. "Aku akan membawamu pergi dengan selamat sekarang, dan kau harus memberikan benda itu kepadaku," ujarnya dengan senyum misterius. "Kesepakatan ini seharusnya memuaskan, bukan?" Juliana Herbald tersenyum penuh percaya diri. Dia yakin Ryan tidak punya pilihan! Saat ini, Keluarga Herbald adalah satu-
Tanpa membuang waktu, Ryan melompat ke dinding dan menekuk lututnya. Dalam satu gerakan eksplosif, ia mendorong tubuhnya ke arah tiga grandmaster yang tersisa. Pedang Suci Caliburn berpendar dingin di tangannya. Ketiga praktisi yang tersisa segera mengeluarkan senjata masing-masing. Namun sebelum mereka sempat menyerang, Ryan telah muncul di hadapan Wesly. Tak ada belas kasihan dalam gerakan Ryan saat Pedang Caliburn yang dipenuhi energi spiritual melesat membelah udara. Pedang Wesly hancur berkeping-keping oleh tebasan itu. Darah segar mengalir dari leher Wesly. Ia mencoba bicara namun tubuhnya tak lagi merespons. Dalam gerakan mulus yang mengerikan, kepalanya terpisah dari tubuh. Satu gerakan! Hanya butuh satu gerakan untuk membunuh seorang grandmaster! Seluruh ruangan menahan napas menyaksikan pembantaian itu. Juliana Herbald, Wilhem Herbald, Frederich Herbald, dan Herold Snowfield gemetar di tempat duduk mereka. Wajah mereka dipenuhi ketakutan dan ketidakpercayaa
Tang San yang hendak menyerang mendadak berhenti. Matanya terpaku pada bekas tebasan di lantai yang membelah aula perjamuan menjadi dua bagian sempurna. Kekuatan mengerikan macam apa yang mampu melakukan ini? Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Tang San merasakan ketakutan yang begitu nyata. Dia merasa begitu tidak berdaya menghadapi monster di hadapannya. "Ini..." Juliana Herbald menatap Ryan dengan mata terbelalak tak percaya. Seolah ribuan ombak menghantam jiwanya saat ia mengalihkan pandangan ke Pedang Caliburn. Pedang itu memang ditempa oleh pandai besi terhebat Keluarga Herbald, dan memang sangat kuat. Namun bahkan dalam kondisi utuh sekalipun, pedang itu tak mungkin mampu melancarkan serangan sedahsyat ini. Apalagi dalam keadaan rusak seperti sekarang! Realisasi menghantam Juliana–kekuatan sejati ini berasal dari Ryan sendiri! Selama ini dia lebih menghargai pedang daripada orangnya. Benar-benar kesalahan fatal! 'Sial!' batinnya getir. 'Aku salah besar! Rya
"Nona, Ryan ini..." Wilhem Herbald tiba-tiba bersuara, menyadarkan Juliana dari lamunannya. Menatap sosok Ryan yang masih berdiri tenang, Juliana membuat keputusan. "Mulai sekarang, Keluarga Herbald akan memasok orang ini dengan sumber daya apapun!" "Nanti saat kita kembali, keluarkan bahan untuk Pedang Surgawi Excalibur dari ruang rahasia. Karena Ryan membutuhkannya, kita akan memberikannya tanpa syarat!" Wajah Wilhem Herbald seketika memucat. "Nona Muda, bahan untuk Pedang Surgawi Excalibur adalah..." "Nilai Ryan lebih tinggi dari pedang," Juliana memotong tegas, "dan bahkan lebih tinggi dari leluhur kita yang menempa pedang itu!" Wilhem Herbald tak mampu berkata-kata lagi meski ekspresinya masih dipenuhi keengganan. Sementara itu, Ryan melangkah santai mendekati peti mati. Dengan tangan terlipat di belakang punggung, ia menatap Tang San yang terbaring lemah di dalamnya. "Sepertinya aku memilih ukuran peti mati yang tepat untukmu," ujarnya dengan senyum dingin. Meski amarah m
Seluruh ruangan membeku dalam keheningan total. Mata semua orang terbelalak menatap Ryan dengan campuran ketakutan dan ketidakpercayaan. Gila! Orang ini benar-benar gila! Dia bahkan mengabaikan peringatan Departemen Penanggulangan Bencana Supranatural Nexopolis! 'Apakah dia berniat menjadikan seluruh dunia sebagai musuhnya?' batin para penonton ngeri. Ryan hanya tersenyum santai. "Aku benar-benar minta maaf," ujarnya tenang, "tanganku terpeleset..." Tangannya terpeleset? Para penonton nyaris tersedak mendengar alasan itu. Bahkan orang bodoh pun bisa melihat bahwa Ryan sengaja membunuh Tang San! Semua mata tertuju pada rombongan Departemen Penanggulangan Bencana Supranatural, menunggu reaksi mereka menghadapi penghinaan terang-terangan ini. Wajah sang lelaki tua dipenuhi amarah yang nyaris meledak. Bagaimana tidak? Tang San adalah muridnya selama beberapa dekade, bahkan doa menganggapnya seperti putra sendiri! Begitu menerima telepon Tang San kemarin, dirinya langs
Merasa suasananya tidak tepat, lelaki tua itu melangkah maju dengan aura mengancam. "Bocah, kau telah melangkah ke jalan yang tidak bisa kembali lagi. Kekuatanmu tidak sepadan dengan waktuku." Tatapannya dipenuhi penghinaan saat melanjutkan, "Begitu aku bergerak, kau akan mati. Berlututlah dan terimalah takdirmu!" Dalam hatinya, dia yakin Ryan hanyalah pemuda yang mengandalkan trik kotor tanpa kekuatan nyata. Ryan menyipitkan mata, niat membunuh yang dingin menguar dari tubuhnya. "Memangnya kau siapa, berani-beraninya memerintahku? Seharusnya kau yang berlutut!" Tanpa peringatan, Ryan melesat maju. Kekuatan dorongannya begitu dahsyat hingga membuat lantai bergetar. Tinju yang dipenuhi niat membunuh meluncur ke arah sang lelaki tua. Terkejut dengan serangan mendadak itu, lelaki tua itu mundur sambil melancarkan pukulan balasan. Senyum kejam merekah di bibirnya tepat sebelum kedua tinju mereka beradu. "Bajingan kecil, aku lupa memberitahumu bahwa aku ahli dalam Teknik Pukulan
"Jika aku memberimu sepuluh tahun lagi untuk berkembang, kamu mungkin bisa melampauiku!" Fuze berkata dengan nada mengejek, tatapannya meremehkan sosok Ryan yang berdiri tenang di hadapannya. Aula perjamuan yang megah itu dipenuhi ketegangan mencekam. Para tamu undangan telah lama meninggalkan ruangan, menyisakan Ryan yang berhadapan dengan Fuze dan beberapa praktisi bela diri di belakangnya. "Sayangnya, itu tidak akan terjadi," Fuze melanjutkan dengan dingin. "Kamu akan mati hari ini!" Ryan hanya tersenyum tipis mendengar ancaman itu. Ia telah menghadapi banyak ancaman kematian sejak kembali dari Gunung Langit Biru. Dan sejauh ini, mereka yang mengancam nyawanya justru telah mendahuluinya ke alam baka. Niat membunuh yang pekat menguar dari tubuh Fuze, menciptakan tekanan berat yang membuat udara terasa sesak. Namun Ryan tetap berdiri tegak, tak terpengaruh sedikitpun oleh intimidasi lawannya. Fuze baru hendak melancarkan serangan ketika suara tembakan menggelegar memecah ke
Tawa Fuze mendadak meledak memenuhi ruangan. "Sammy Lein, bagaimana kamu akan menyelamatkannya sekarang?""Fuze," Sammy Lein menghela napas, "sejak aku memasuki pintu, aku tidak berniat menyelamatkan Tuan Ryan. Aku menyelamatkanmu."Tawa Fuze semakin keras mendengar pernyataan itu. Perbedaan kekuatan antara dirinya dan Ryan terlalu jauh–ini benar-benar lelucon!Mengabaikan Sammy Lein, ia menatap Ryan dengan sorot mata tertarik. "Kamu adalah junior pertama yang berani menantangku dalam duel hidup dan mati. Menarik, sangat menarik!""Karena kaulah yang mencari kematian, aku akan memuaskanmu!" lanjutnya dengan nada final. "Lima hari kemudian, aku akan membuatmu terjerumus dalam ketakutan dan keputusasaan!"Mata Fuze berkilat berbahaya saat menambahkan, "Juga, aku lupa memberitahumu bahwa aku, Fuze, menduduki peringkat ke-99 dalam peringkat grandmaster Nexopolis!""Hahahaha!"Tawanya yang penuh kepuasan bergema di ruangan sa
Ryan mengamati perubahan lawannya dengan dahi berkerut. Aura Floridas Kennedy terus meningkat melampaui tahap Ranah Transcendence tengah. "Arthur Pendragon, ini adalah jalan terakhirku," teriak Floridas Kennedy. "Kaulah yang memaksaku ke dalam keadaan ini. Aku dan Sekte Hell Blood bukanlah sesuatu yang bisa dipermalukan oleh semut sepertimu!"Bibir Ryan melengkung membentuk senyum samar. Tanpa ragu dia mengaktifkan jurus andalannya."Teknik Pedang Tak Terbatas…"Suhu di arena mendadak turun drastis. Embun beku mulai menutupi tanah sementara kristal-kristal es berputar mengelilingi pedang spiritual Ryan."Tebasan Es Surgawi!"Dengan satu teriakan lantang, Ryan mengayunkan pedangnya. Wajah para penonton memucat melihat kekuatan serangan itu. Bahkan Brandy Shroud yang mengawasi dari ketinggian pun tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Mungkinkah Arthur Pendragon benar-benar seorang ahli Ranah Transcendence? Dan lebih mengejutkan lagi, dia bisa menggunakan kekuatan sedahsyat ini di
Di samping Shiki Seiho, Nona Muda Jirk bahkan lebih bersemangat. Matanya berbinar-binar mengamati sosok Ryan yang bergerak dengan elegan di arena pertarungan. Jantungnya berdegup kencang setiap kali melihat senyum tipis tersungging di bibir pemuda itu."Arthur Pendragon benar-benar memberi kejutan besar!" bisiknya pada diri sendiri. Baginya, semua harta di Paviliun Ivoryshroud tak ada artinya dibandingkan sosok menawan itu.Dalam hati, gadis itu telah memutuskan bahwa Keluarga Jirk harus memenangkan hati Ryan dengan cara apapun. Dia tidak akan membiarkan pemuda istimewa ini lepas begitu saja.Sementara itu, seratus meter dari arena pertarungan, tepatnya di lantai enam Paviliun Ivoryshroud, sekelompok tetua tengah mengamati dengan serius. Mereka semua adalah sosok yang sangat dihormati di paviliun tersebut.Di tengah kelompok itu, seorang lelaki tua berpakaian bordir berdiri dengan tangan terlipat di belakang punggung. Ekspresinya serius saat mengamati pertarungan di bawah. Diala
"Arthur Pendragon, pergilah ke neraka!" raung Floridas Kennedy dengan ekspresi ganas yang nyaris gila. Matanya memerah penuh kebencian. Mengapa semuanya menjadi seperti ini? Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa seorang junior berani mempermalukannya!Namun Floridas Kennedy tidak akan menyerah tanpa perlawanan. Di tengah suara siulan tajam pedang, sinar dingin melesat menembus udara menuju organ vital Ryan. Niat membunuh yang mencekam membuat para penonton menahan napas."Tuan Arthur, hati-hati!" Shiki Seiho berteriak panik sambil bersiap mengambil tindakan.Ryan melirik sekilas ke arah Shiki Seiho. "Kamu tidak perlu melakukan apa pun," ucapnya tenang.Beberapa bulan lalu, Ryan mungkin akan berada dalam bahaya menghadapi serangan mendadak seperti ini. Namun keadaan sekarang sudah sangat berbeda.KLIK!Dengan satu gerakan halus, Ryan menghunus pedang spiritual yang dimenangkannya dalam pelelangan. Dalam hal teknik pedang, bagaimana mungkin Sekte Hell Blood bisa dibandingkan deng
"Dia mungkin tidak takut pada Arthur Pendragon, tetapi pada lelaki tua di sampingnya dan nona muda dari Keluarga Jirk. Dia mungkin tidak bisa menghadapi mereka bertiga sendirian," salah seorang kultivator berkata sambil menyipitkan mata menganalisis situasi."Begitu ya! Namun, Arthur Pendragon baru saja menerobos, dan auranya mungkin masih belum stabil. Apakah sesuatu akan terjadi padanya?""Arthur Pendragon juga tidak mudah dihadapi. Akan ada pertunjukan yang bagus." Kultivator lain menambahkan dengan nada antusias. "Namun, karena mereka berdua telah meninggalkan Platform Konsentrasi Spirit, apakah Paviliun Ivoryshroud akan ikut campur jika mereka bertarung di sini?"Para penonton menghirup udara dingin dengan mata melebar antisipasi saat merasakan aura dahsyat yang menyebar dari kedua petarung. Arthur Pendragon jelas dalam bahaya!Jika kebanyakan kultivator tampak gembira menyaksikan pertarungan ini, suasana hati Shiki Seiho dan nona muda Jirk justru sebaliknya. Meski bakat Ryan s
"Lihat! Floridas Kennedy ingin melarikan diri!""Floridas Kennedy melarikan diri!""Sepertinya Floridas Kennedy ketakutan!"Ketika Ryan berbalik, teriakan-teriakan kaget memenuhi udara. Sosok Floridas Kennedy telah melesat ke arah pintu keluar!Dia sudah merasakan betapa berbahayanya situasi ini sejak Ryan menunjukkan kekuatan sejatinya. Meski Floridas Kennedy cukup kuat, Ryan masih memiliki Shiki Seiho dan nona muda Keluarga Jirk di sisinya. Keputusan paling bijak adalah melarikan diri!Memanfaatkan momen kekacauan, sosok Floridas Kennedy melesat cepat menuruni Platform Konsentrasi Spirit. Dia harus bertahan hidup untuk berjuang di hari berikutnya!Para kultivator yang menyaksikan merasakan hati mereka mendingin. Kesan mengerikan macam apa yang ditinggalkan Ryan pada Floridas Kennedy? Yang lebih mengkhawatirkan, tak seorangpun tahu seberapa kuat Ryan sekarang. Ketakutan akan hal yang tidak diketahui terkadang merupakan ancaman terbesar."Hmph! Apa kau benar-benar berpikir semuda
Platform Konsentrasi Spirit mendadak sunyi senyap. Semua orang terpana–anak ini benar-benar banyak bicara untuk seseorang yang baru menjadi ahli Ranah Nascent Soul sejati tingkat ketiga tiga hari yang lalu! Seorang kultivator Ranah Nascent Soul sejati berani menantang seluruh Sekte Hell Blood? Jika orang-orang dari Gunung Langit Biru mendengar ini, mereka pasti akan mencibir dan tertawa terpingkal-pingkal. Namun bagi semua yang hadir di sini, pernyataan itu terasa cukup meyakinkan. Bagaimanapun, mereka telah menyaksikan sendiri kekuatan mengerikan yang ditunjukkan Ryan. Setelah keheningan mencekam, keributan pun pecah. "Jadi namanya Arthur Pendragon! Apakah ada kultivator seperti itu di Gunung Langit Biru?" "Arthur Pendragon, orang ini benar-benar berani. Dia bahkan menantang Sekte Hell Blood secara terbuka!" "Dengan bakatnya yang menantang surga, asalkan dia tidak mati sebelum waktunya, dia pasti akan mengguncang Gunung Langit Biru dalam sepuluh tahun!" "Mungkin hanya Shir
WHUUSH! Ryan sama sekali tidak menghunus pedangnya. Alih-alih, dia melancarkan serangan telapak tangan yang tampak sederhana namun mematikan–Telapak Membakar Bumi! Sekarang, hanya dengan lambaian tangan santai, Ryan mampu melepaskan Telapak Membakar Bumi hingga batas maksimalnya. Api spiritual keemasan membungkus telapak tangannya saat dia menyerang. BOOM! Di tengah ledakan teredam, Kultivator Sekte Hell Blood itu bahkan tak sempat berteriak atau bereaksi. Matanya terbelalak menatap dadanya yang kini cekung ke dalam. Ekspresinya dipenuhi keterkejutan saat merasakan organ dalam dan jiwa primordialnya hancur seketika. "Mati kau!" Ryan benar-benar mendominasi pertarungan! Semburan energi qi meledak dari telapak tangannya, memadamkan sisa-sisa terakhir kehidupan kultivator malang itu. BRUK! Tubuhnya ambruk ke tanah dengan suara berdebum yang memekakkan telinga. Keheningan mencekam menyelimuti Platform Konsentrasi Spirit. "Hah?" "Dia benar-benar mati?" "Bagaimana dia mel
"Terima kasih, Senior, karena telah melindungiku selama ini," Ryan mengangguk sopan pada Shiki Seiho. Mendengar panggilan 'senior' itu, Shiki Seiho nyaris berlutut karena panik. "Tu-tuan Ry… maksud saya Tuan Arthur, senioritas tidak bisa diganggu gugat! Anda adalah Master... Jika ketua sekte mengetahui hal ini, dia akan membunuh saya!" Ryan tersenyum tipis sebelum menoleh pada nona muda Keluarga Jirk. Meski dia menghargai bantuan gadis itu, Ryan tak berniat menyerahkan urat Ular Piton Ledakan Hitam begitu saja. "Terima kasih," ucapnya tulus. Nona muda Keluarga Jirk menyimpan busurnya sambil tersenyum. "Sama-sama. Aku senang menambah teman. Kita seharusnya bisa dianggap sebagai teman sekarang." Ryan menimbang sejenak sebelum mengangguk. Namun tiba-tiba tatapannya menajam saat melirik ke arah tertentu. Aura membunuh menguar pekat dari tubuhnya. "Ada beberapa hal yang perlu diselesaikan!" Selama berkultivasi, Ryan tentu menyadari upaya pembunuhan yang dilakukan Sekte Hell Blood
Kesabaran para kultivator mulai menipis. Bahkan Floridas Kennedy dan kelompoknya yang tadinya menunggu Ryan mati tersedak energi spiritual kini tampak semakin muram. "Sialan, setengah hari sudah berlalu. Mungkinkah dantiannya lubang tanpa dasar?" "Aku tidak bisa membiarkan anak ini melanjutkan ini! Bagaimana kita bisa berkultivasi?" "Tuan, kita harus menghentikan bocah nakal ini!" Mereka hanya punya tiga hari di Platform Konsentrasi Spirit. Setengah hari telah terbuang sia-sia dan situasi tidak menunjukkan tanda-tanda membaik. Bagaimana mungkin mereka tetap tenang? Yang lebih mengkhawatirkan, jika terjadi pertarungan di Platform Konsentrasi Spirit, Paviliun Ivoryshroud tidak akan ikut campur! "Sialan! Bocah, pergilah ke neraka!" Akhirnya seorang praktisi Sekte Hell Blood kehilangan kendali. Dengan raungan ganas dia melesat bagai elang, menyerbu masuk ke dalam pusaran energi spiritual! Jika Ryan tidak dibunuh sekarang, entah berapa lama mereka harus menunggu. Wajah seluru