Beranda / Rumah Tangga / Pembalasan Rita / Chapter 47 Akta Eshan

Share

Chapter 47 Akta Eshan

Penulis: Azeela Danastri
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-05 20:24:21

Hari beranjak senja dan Rita merasakan perubahan suhu pada tubuhnya membuatnya berkeringat dingin. Kejutan akhir-akhir ini rupanya mulai mempengaruhi fisiknya. Rita masih terbayang-bayang dengan keberadaan bocah kecil memiliki tompel seperti papanya itu sampai saat ini. Banyak dugaan berkecamuk di hati, banyak menduga tapi tak berani menjatuhkan sangka.

"Nggak mungkin dia anakku? Anakku sudah meninggal dan cuma satu saja," gumamnya. Lidahnya menolak tetapi dalam hati bersorak. Berseru lantang meyakini anak itu adalah si jantung hati.

Banyak hal harus segera ia bicarakan dengan Arka. Termasuk juga masa depan Eshan dan pendidikannya. Ia harus mencari Asmi untuk mendapatkan akte kelahiran anak itu atau mencari tahu keberadaan wanita bernama Heni yang selama ini lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan putranya.

Saat ini ia sedang duduk di teras depan menunggu Arka pulang kerja. Terlihat seperti seorang istri yang ideal, sudah cantik dan rapi pada sore hari menyambut kedatangan sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Rita    Chapter 48 Jangan Khawatir

    Eshan memperhatikan bagaimana Pribadi memeriksa keadaan Rita dan kemudian menuliskan resep untuk diberikan kepada Eli. "Anda harus banyak istirahat dan jangan terlalu berpikir yang berat-berat. Jika tidak Anda bisa mengalami vertigo nanti."Rita hanya mengangguk mengiyakan. Sementara Eshan yang mendengarkan hal itu, merasa ragu untuk menanyakan siapa orang tua kandungnya. Begitu melihat wanita yang ia panggil tante terbaring sakit. Eshan sedih melihatnya, walau mereka belum lama bertemu tetapi Eshan yakin jika ia menyayangi Rita. Mungkin malah lebih dari rasa sayangnya kepada wanita yang selama ini ia anggap sebagai mama kandungnya. Pantas saja mamanya yang itu tidak pernah ada waktu untuk Eshan, jika pun bertemu tidak ada hari tanpa wanita itu berbicara ketus kepadanya. Sedangkan dengan Rita, tidak pernah sekalipun wanita cantik itu meninggikan suaranya. Bahkan Rita selalu menyediakan masakan rumah untuknya. Suara deru mobil mengalihkan perhatian Eshan dan ia bergegas terlebih dahul

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-09
  • Pembalasan Rita    Chapter 49 PUPUS SUDAH

    Pribadi mengulurkan sebuah amplop berlogo Rumah Sakit tempatnya bekerja. "Hasil tes DNA sudah keluar. Kamu benar, dia memang anakmu."Senyum Arka mengembang sempurna, raut bahagia terpancar jelas di wajahnya. "Kamu memang Dokter terbaik," ujarnya seraya meremas bahu Pribadi.Pribadi meremas bahu Arka sekilas. "Kamu berhak mendapatkannya, mengingat dulu bagaimana depresinya kamu karena Rita menikah dengan Apri."Wajah Arka memucat dan melirik sekilas ke dalam rumah dengan raut cemas."Ada apa? Jangan khawatir dia tidak akan tahu jika kamu dulu hampir gila," tambah Pribadi lagi.Namun mereka tidak menyadari jika Rita berdiri di balik pintu. Wajahnya yang pucat semakin memucat mendengar dan jelas tak bisa membayangkan bagaimana penderitaan yang dialami Arka. Batal menikah, kecelakaan, pemulihan sekaligus depresi karena harus menerima kenyataan bahwa calon istri menikahi salah satu sahabatnya. Kehilangan harapan atas hak pada anak yang dikandung sang kekasih. Rita jelas tidak bisa membaya

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-10
  • Pembalasan Rita    Chapter 50 Merasa Depresi

    Sepekan telah berlalu, kesehatan Rita sudah semakin membaik dan anak-anak sudah memulai kegiatan belajar mengajar di Sekolah yang baru. Salah satu sekolah dengan sistem penjagaan keamanan terbaik yang ada di kota untuk Eshan dan ketiga anak Yesi. Sebagai orang tua mereka tentu berjaga-jaga dari kemungkinan terburuk mengingat masih harus berurusan dengan keluarga Suhardiman. Mereka tidak ingin Hendro atau siapapun mengganggu keempat anak yang masih berusaha beradaptasi dengan lingkungan yang baru ini.Disisi lain Rita tidak bisa mengesampingkan pikiran tentang keberadaan anak yang memiliki tanda lahir seperti papanya itu. Hati kecilnya tak bisa melupakan begitu saja keberadaan anak itu, walau seperti informasi yang diberikan oleh Eli, anak itu dirawat dengan baik dalam keluarga sederhana. Semakin ia berusaha melupakan dan menerima kenyataan atau bersyukur lebih tepatnya karena sudah menemukan salah satu buah hati masih dalam keadaan hidup tiada lain adalah Eshan, jauh di lubuk hatinya

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-19
  • Pembalasan Rita    Chapter 51 Pengakuan Narto

    "Katakan apa yang kamu pikirkan atau rasakan?" Begitulah pertanyaan yang dilontarkan oleh Arka setelah mereka memastikan Eshan sudah tidur semalam karena jelas pembicaraan mereka tidak untuk didengar oleh anak-anak."Sebelum aku jatuh sakit. Aku bertemu dengan seorang anak.""Anak?""Iya, anak kecil. Lebih muda dari Eshan dan dia memiliki tanda lahir, tompel seperti milik Papa. Dia tampan dan mirip Mas Apri," terang Rita dengan mata berkaca-kaca. "Aku yakin bukan hanya berhalusinasi," tambahnya cepat-cepat begitu Arka tampak tercengang dibuatnya.Arka segera merubah mimik wajah begitu bisa menguasai rasa terkejutnya atas informasi baru ini. Pantas saja Rita merasa depresi. Apakah semuanya mungkin jika anak Rita lagi-lagi tidak meninggal tetapi sengaja dipisahkan darinya.Arka berdehem sebelum berkata, "Aku sangat yakin kamu tidak berhalusinasi tetapi kita harus memastikan dulu jika Jabang Bayi Kliwon memang masih hidup, jikapun dia lahir umurnya masih belum cukup bukan?""Namanya Bia

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • Pembalasan Rita    Chapter 52 Rita Selingkuh

    Hendro menatap tajam ke arah ponselnya seakan hanya dengan pandangan matanya benda pipih itu bisa meleleh atau mungkin hancur berkeping-keping. Ia tahu dengan perkataan tidak sopannya terhadap Daya jelas tidak patut, tapi rasa tidak berdaya dan putus asa, lebih tepatnya Hendro merasa kesepian walau bayi Dio yang lucu ada bersamanya.Namun di rumah sebesar ini, tanpa kehadiran Yesi dan ketiga anaknya dari wanita itu. Atmosfer terasa berbeda, udara yang ia hirup tak lagi sama. Menyesal ia menunda untuk segera kembali begitu ada kesempatan hanya saja kantor Aprianto tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Hendro terpaksa harus menggantikan adiknya untuk sementara waktu hingga pecandu itu kembali menemukan pijakannya. Apriyanto nyaris bangkrut jika Hendro tidak muncul di kantor sehari setelah bayi mungil tak bersalah itu berada di pelukannya. Sungguh ternyata sangat repot mengurus makhluk kecil tak berdaya tetapi memiliki dampak yang sangat besar karena adanya dia membuat hidup Hendro diant

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-02
  • Pembalasan Rita    Chapter 53 Tidak Meninggal

    Hah ... hah ... hah!Rita terengah-engah di pagi yang sudah terasa sangat terik walau waktu masih menunjukkan pukul sembilan, tapi langit sangat cerah dan biru sementara di tanah kuburan ini tidak ada satupun naungan. Lebih tepatnya di bagian tanah sebelah selatan, tempat di mana kuburan untuk para bayi dan anak-anak berada. Sudah satu jam lamanya Rita hilir mudik membaca setiap nisan berkali-kali untuk memastikan bahwa ada nisan bertuliskan Jabang Bayi Kliwon dan itu adalah miliknya tetapi nihil. Saat matanya mulai berkunang-kunang Rita memutuskan untuk berpindah pada sisi utara dan duduk pada bangku beton tepat di bawah pohon mangga. Rita lantas menegak air dari botol yang ia bawa sebelum memeriksa ponselnya. Rita pergi sangat pagi sebelum Arka dan Eshan bangun sehingga kedua pria kesayangannya pasti akan menghubunginya walau Rita sudah meninggalkan pesan dan benar saya 15 panggilan tak terjawab dari Arka dan Eshan. Rita mengusap peluh yang mengalir di pelipisnya sebelum melakukan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-03
  • Pembalasan Rita    Chapter 54 Niat Hati

    Rita merapikan penampilannya begitu sampai di halaman parkir sekolah Eshan. Sudah banyak orang tua atau wali murid yang menunggu jam pulang sekolah. Rita memeriksa jam pada pergelangan tangannya yang menunjuk pada pukul 12 lebih 55 menit masih ada waktu lima menit sebelum bell berbunyi. Ia segera meraih kartu identitas wali dan keluar dari mobil. Namun baru saja ia hendak menutup pintu di depannya telah berdiri seorang wanita yang lebih tua darinya, wanita biasa yang saat ini sedang menenteng tas berisi pakaian yang telah akan di laundry.Rita tertegun tak menyangka akan berhadapan langsung dengan wanita yang diduga adalah ibu dari Ambro yang kini membalas tatapannya dengan tanpa ekspresi. Rita yang masih merasa terkejut berusaha mengingat-ingat nama wanita ini sesuai dengan informasi dari Yuda.Belum juga Rita membuka suara wanita itu lebih dulu berkata, “Saya tahu siapa Anda. Anda majikannya Pak Yuda kan? Tolong jangan tanya-tanya tentang keluarga kami. Kami tidak ada hubungannya d

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-02
  • Pembalasan Rita    Chapter 55 Ada Ambro

    "Aku merasa tidak akan mudah sekarang ini untuk mendapatkan anakku," ujar Rita saat ini berada dalam pelukan Arka selepas makan siang."Kita belum bisa memutuskan hal itu Sayang. Masih banyak prosedur harus dijalani.""Kamu mematahkan semangatku?!""Tidak ... bukan begitu, hanya saja jangan terlalu berharap bagaimana jika bukan anak itu. Bisa jadi anakmu ada di panti asuhan dan kita harus memastikan bayi siapa yang dikubur Yesi.""Tapi aku yakin jika dia itu anakku," ujar Rita bersikukuh sampai matanya berkaca-kaca dan memerah, "maka dari itu aku ingin memberikan bantuan supaya Eros bisa melanjutkan kuliah dan nanti bisa bekerja di perusahaan. Boleh kan? Tolong jangan menolak."Rita kini memeluk pinggang Arka erat-erat seolah takut jika kekasihnya itu akan menolak permintaannya. Rencananya bisa berantakan tanpa ada dukungan dari Arka. Nathan Alsaki juga belum memberikan informasi apapun perihal kecelakaan yang menimpanya dulu.Mata Rita membulat begitu teringat dengan berita yang disa

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-02

Bab terbaru

  • Pembalasan Rita    PEMBALASAN RITA

    Arka terdiam di dalam mobil saat sebuah mobil polisi berhenti di belakangnya. Dadanya bergemuruh hebat, ia sungguh yakin tidak ada seorangpun yang menghubungi polisi. Nathan juga tadi sudah tidur di kamar tamu. Sorot senter mengenai kaca mobil hingga membuat matanya silau. Arka berusaha mengangkat kedua tangannya guna menghalau sinar senter tersebut agar bisa melihat siapa orang yang berada di luar sana.Kunci pintu terbuka tiba-tiba secara otomatis bersamaan dengan pintu belakang mobilnya terbuka tiba-tiba dan sosok serba hitam menjerat lehernya dengan kabel ulir.Arka berusaha meronta dan menghalau kabel tersebut, menahan dengan tangannya seraya tangannya yang lain berusaha meraih sosok yang berada di belakang. Saat ia berusaha meloloskan diri, tak berselang lama terdengar suara tembakan dari belakang mobilnya. Orang yang memegang senter menyilaukan itu roboh dan suara langkah tergesa yang sangat dikenalnya mendekat ke arah mobilnya."Lepaskan jerat itu atau a

  • Pembalasan Rita    KEBAKARAN PANTI

    "Engh … engh … engh …!" Deru napas Ambro menggebu dengan geliat tubuh yang terbatas. Ambro tahu ada suara mendesis hewan melata tak jauh darinya.'Jangan biarkan ularnya dekat-dekat Ambro, Tuhan! Ambro takut digigit!'Kaki dan tangan anak itu dalam keadaan telanjang dan menggigil terikat di sebuah kursi dengan mulut pun juga terikat. Ia tak bisa berteriak karena juga tak tahu di mana kini berada. Hanya terdengar tetes suara air dari keran yang tak tertutup rapat dan suasana di sini senyap, gelap dan sangat dingin, serta badan pun terasa nyeri ditambah lagi ia haus dan lapar.Sejak ia sadarkan diri lima jam yang lalu, dirinya sendirian. Takut pasti, tapi bagaimana lagi. Ia tahu sang ibu dan saudara-saudaranya pasti tak ada di sini.'Tuhan, Ambro takut. Mamak mana, Tuhan? Ambro nggak mau mati. Kasihan Mamak.'Sementara itu di luar bangunan gudang terbengkalai itu. Narto duduk di bawah pohon menatap kosong ke arah langit malam. Ra

  • Pembalasan Rita    DOA AMBRO

    Pengintaian di beberapa titik dan rumah yang sering disinggahi oleh Narto masih tidak membuahkan hasil. Pria itu seperti tertelan bumi bersama dengan Ambro si bocah kecil."Bagaimana apa terlihat pergerakan di dalam rumah?" tanya Michael Alsaki pada anak buahnya."Tidak ada, Ndan. Sudah pasti anak itu dibawa pergi.""Geledah rumahnya.""Siap, laksanakan."🌺Arka duduk termenung di teras belakang rumah Daya. Malam semakin menua, seharian ini ia hanya di rumah menemani kekasih hati yang terguncang hebat. Selain Ambro yang belum diketahui keberadaannya, Arka juga harus menahan diri untuk mencari Narto yang sampai detik ini belum menghubungi entah apa maunya, sementara Entin dan anak-anaknya sekarang berkumpul di sini. Biarkanlah polisi yang bekerja walau hatinya tak tenang.Ingin ikut membantu pun, hati tak tega meninggalkan Rita dan Eshan yang sangat terpukul. Putranya tampak sangat kehilangan sang sahabat. Eshan mengurung diri di kama

  • Pembalasan Rita    AKHIR DARI RAKMI

    "Kamu tidak mengerti, tidak akan pernah bisa mengerti karena apa? Karena otakmu yang kecil itu hanya berisi tentang bule bangsat itu. Bisa-bisanya kamu masih memikirkan dia setelah jadi istriku. Kamu pikir aku nggak tahu, jika kamu sering menyebut namanya selama kita menyatu?! Hah!Jawab aku Rakmi! Kamu pikir aku nggak tahu kamu nggak pernah setia! Buktikan kalau aku salah. Aku yang sudah terzolimi di sini maka dari itu aku harus memiliki semuanya, aku sudah bekerja sangat keras untuk memajukan perkebunan ini. Dia hanya pemilik tanah. Kamu dengar itu Rakmi, laki-laki pujaanmu itu hanya pemilik tanah, aku akan hancurkan dia bahkan Daya dan anak keturunannya tidak akan mendapatkan apapun," tukas Yusuf Suhardiman."Mas, jangan begitu. Kasian dia, Mas.""Halah … sok aja kamu hanya mencoba menarik simpatinya saja. Dia tidak akan pernah berpaling kepadamu. Kalau bukan aku yang menikahi kamu, nggak ada orang yang mau sama kamu. Das

  • Pembalasan Rita    MATI DITANGANKU

    Satu hari sebelumnya"Aku mau kamu membawa pergi jauh Ambro. Jangan sampai Rita menemukan anak itu. Kalau perlu kamu matikan saja dia."Percakapan Rakmi yang membelakangi Apriyanto membuat pria itu yang awalnya melamun tentang penyesalan kedatangan Rita dan bagaimana akhir dari wanita yang dicintai malah berseteru dengan sang ibunda sadar dari lamunannya."Iya habisi saja dia. Seharusnya kamu sudah lakukan itu sejak dulu. Aku tidak mau punya cucu penerus dari rahim Rita.""Ibu apa maksudnya itu?" tanya Apriyanto yang kini duduk di bangku, "apa aku masih punya anak? Bukankah anakku sudah mati?""Iya anakmu sudah mati," jawab Rakmi tenang seraya menyimpan kembali ponselnya."Ibu bohong! Aku tahu anakku masih hidup. Maka dari itu aku akan membuat perjanjian dengan Rita.""Kamu sudah gila!" bentak Rakmi dengan mata melotot ke arah Apriyanto."Ibu yang gila," balas Apriyanto dengan gerakan."Lancang kamu Apri

  • Pembalasan Rita    PENCULIKAN

    Rita bersedekap duduk di kursi anyaman rotan yang berada di dalam kamar Arka. Pikirannya mengembara pada kejadian seharian kemarin yang sangat menguras fisik dan mentalnya sekaligus mengguncang batinnya dengan segala peristiwa yang terjadi. Perseteruan dengan Rakmi sampai pada pengakuan Yesi yang sudah ia perkirakan dan tetap membuat dirinya sangat kecewa serta berita baik yang membuktikan bahwa Ambro adalah buah hatinya dengan Apriyanto.Lalu kembalinya Arka dengan raut wajah letih walau terbalut dengan senyum tetapi hal itu tidak bisa menutupi kepekaan Rita, ia sudah berjanji untuk memberikan perhatian untuk pria tercintanya. Rita tak bisa tidur nyenyak, bahkan semalam ia hanya bisa memejamkan mata selama 3 jam setelah kembalinya Arka pada pukul 1 dini hari karena itulah pada jam 4 pagi ini ia duduk menyendiri di kamar Arka."Apa yang kamu lakukan di sini, Sayang? Kamu nggak tidur?" Suara serak Arka, ciri khas bangun tidurnya memenuhi malam yang hening.Rita y

  • Pembalasan Rita    RUMAH DAYA

    "Jika kamu memang masih ingin membantu Yesi dan anak-anaknya, tolong jauhkan mereka dari cucuku. Mama nggak mau sampai Eshan terpengaruh omongan yang tidak-tidak. Bagaimanapun ada gen Rakmi di tubuh mereka," tegur Daya begitu Rita selesai menemani Eshan tidur siang.“Cucuku masih sangat polos untuk direcoki urusan orang dewasa. Sebaiknya kamu pindahkan mereka atau Mama yang mencarikan tempat tinggal lainnya,” tambah Daya.Rita melirik ke arah dapur tempat Yesi berada sedang bercengkrama dengan Eli dan pengurus rumah tangga sebelum meraih tangan Daya dan mengajaknya masuk ke kamar mamanya.“Ma, sebelum Rita menjawab hal itu sebetulnya ada apa? Kenapa Mama meminta kami ke sini?”“Janu yang menyuruh.”“Abang Janu? Kenapa?”“Kamu tahu tidak di mana Arka?”“Sedang meninjau gudang yang terbakar bersama Abang Kenzo.”“Itulah sebabnya, Janu meminta kalian ke

  • Pembalasan Rita    KUMPUL KEBO

    "Brengsek! Bisa-bisanya Apri menuduhku sengaja kecelakaan. Otaknya memang sudah tidak beres," sungut Rita dalam perjalanan pulang dengan Erwin.Erwin tak mengucapkan sepatah katapun melihat sendiri kondisi Apriyanto memang bisa dikatakan demikian. Bisa jadi pria itu memang sudah mengalami depresi mendalam. Apalagi ada ibunya tadi datang, Apri sempat mematung tidak percaya jika sang ibu akan kembali berhadapan dengan Rita dan juga Rita yang ia ketahui selama ini sebagai wanita pengalah bisa begitu berani membalas Rakmi.“Apa yang akan kamu lakukan pada mertuamu itu?”“Kami masih mengumpulkan bukti dan sepertinya nanti Mama dan Abang yang akan turun tangan langsung.”Erwin mengangguk. “Ya, sebaiknya kamu berkonsentrasi dulu untuk masalah perceraian dan anak. Oh ya, bagaimana hubunganmu dengan si Arka?”Rita mendesah dan menunjukkan raut wajah bersalah. “Jujur aku sampai lupa waktu membangun kemesraan denganny

  • Pembalasan Rita    TAK ADA BEDA

    Deru napas semakin memburu, kedua tangan mengepal erat di samping tubuh."Siapa kaki tanganmu?" tanya Rita, dingin sedikit bergetar karena emosi yang semakin membumbung tinggi, sementara batinnya tidak karuan."Kaki tanganku? Yang menyingkirkan anakmu atau calon suamimu dulu?" balas Apriyanto tak kalah datar dan dingin.'Anak?!'Punggung Rita sudah lembab bukan gerah tetapi karena keringat dingin yang mengalir. Matanya melotot tajam terlihat jelas kecewa, sakit hati dan amarah hingga titik peluh menghiasi wajahnya."Jadi kamu tahu siapa yang menabrakku sampai anakku mati, hah?!"Gelegar tawa membahana dari kamar khusus di mana Apriyanto ditempatkan. Apriyanto yang awalnya memunggungi Rita segera berbalik tapi tidak beranjak dari tempatnya duduk bersila di atas ranjang.Seraya menunjuk ke arah Rita, ia berkata, "Kamu yang ceroboh sampai bisa tertabrak! Kamu yang sok mandiri supaya mendapatkan perhatian lebih dari ibuku, sengaja melakuk

DMCA.com Protection Status