Seolah masalah tak pernah selesai, kini masalah lain datang mengganggu ketenangan keluarga Hart. Masalah teror belum terselesaikan karena mereka belum menemukan pelaku yang telah mengirimkan jari-jari tangan itu tapi kini mereka harus dihadapkan dengan masalah lainnya. Isu tak sedap mulai merebak. Isu jika Jonathan dan Adelia tidak akan bisa memiliki anak tapi isu itu tidak menyerang Jonathan secara langsung tapi yang jelas, isu itu mulai ramai dibicarakan. Isu yang entah disebarkan oleh siapa, sudah didengar oleh Lidya. Hari itu dia begitu murka sehingga suasana rumah menjadi tidak tenang. “Siapa yang menyebarkan isu itu?!” Lidya berteriak dengan keras sambil menggebrak meja. Dia sudah meminta yang lainnya untuk menutupi berita itu tapi kenapa berita itu masih saja tersebar keluar? Apakah ada pengkhianat di rumahnya sehingga ada yang menjual berita itu keluar? Jangan-jangan salah satu pelayannya telah mengkhianati mereka atau jangan-jangan Adelia mengatakan isu itu pada keluargan
Lagi-lagi polisi memenuhi rumahnya ketika Jonathan kembali. Sebuah ambulans pun berada di depan rumah dan mereka terlihat sibuk mengevakuasi ibunya yang lagi-lagi jatuh pingsan karena paket mengerikan itu.Jonathan bergegas menghampiri istrinya yang sedang diinterogasi. Adelia terlihat ketakutan. Dia tampak gugup menjawab pertanyaan dari pihak berwajib.“Adelia!” Panggilan Jonathan membuat Adelia berpaling.“Jo-Jonathan,” Adelia pun bergegas menghampiri suaminya. Wajahnya terlihat pucat. Teror itu benar-benar menghantui dan membuatnya berada di dalam masalah.“Apa yang terjadi? Kenapa Mommy dibawa ke rumah sakit?”“Paket, seseorang kembali mengirimkan paket dan kali ini sebuah tangan dikirimkan untuk Mommy,” beruntungnya paket itu tidak menggunakan namanya. Dengan begini tidak akan ada yang curiga dengannya tapi bukan berarti dia harus senang.“Apa?” Jonathan tampak terkejut mendengar perkataannya. Jadi paket itu dikirimkan lagi untuk mereka? Siapa sebenarnya yang meneror keluarga me
Adelia mendatangi perusahaan Valerie untuk bertemu dengan wanita itu. Dia sudah tidak tahan lagi dengan segala teror yang dia dapatkan dari Valerie. Semua itu harus berhenti sebelum dia menjadi gila.Dia membuat sedikit keributan karena dia tidak dapat bertemu dengan Valerie. Dia diminta untuk membuat janji terlebih dahulu tapi Adelia yang panik dengan keadaannya tentu saja jadi kesal karena dia dihalangi.Keributan yang dia buat membuat Emy harus turun ke bawah. Padahal banyak pekerjaan yang sedang dia kerjakan tapi keributan itu tak bisa diabaikan sebab mengganggu para pekerja yang lain.“Nona, Pergilah. Jangan membuat keributan di sini,” seorang penjaga masih berusaha bersikap sopan.“Aku ingin bertemu dengan bosmu karena ada urusan penting yang hendak aku bicarakan dengannya. Jangan mempersulit aku jadi biarkan aku bertemu dengannya!”“Tidak bisa, Nona. Sesuai dengan prosedur yang ada, kau harus membuat janji terlebih dahulu barulah kau bisa bertemu dengan bos kami.”“Jangan berbi
Adelia tidak pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ibu mertuanya. Dia memilih kembali ke rumah ayahnya karena dia tidak mau mendapatkan teror mengerikan itu lagi.Kepulangannya membuat ibunya heran karena Adelia masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu dengan rapat. Dia juga menutup gorden. Jendela pun dikunci dengan rapat olehnya.Adelia meringkuk dibawah selimut dan dia mulai bergumam tidak jelas. Tidak. Dia tidak mau kembali ke rumah suaminya karena dia tidak mau mendapatkan paket mengerikan itu lagi.Dia juga takut mereka tahu perbuatannya jadi lebih baik dia di rumah ayahnya untuk sementara waktu sampai teror yang dikirimkan oleh Valerie berhenti meski dia tidak tahu kapan wanita gila itu akan berhenti.“Adelia, apa yang terjadi denganmu?” Ibunya mengetuk pintu kamar.Dia sudah mendengar, apa yang terjadi dengan besannya. Dia berniat mengajak Adelia untuk pergi ke rumah sakit karena dia harus pergi menjenguk besannya itu.“Mulai sekarang aku tidak mau bertemu dengan siapa pun!” T
Valerie bergegas pergi, dia berniat mencari Nick dan mengajaknya makan malam. Dia tidak mengatakan pada Nick jika dia akan datang karena dia ingin memberikan sedikit kejutan untuk pria itu. Lagi pula selama ini dia jarang mengunjungi Nick tentunya setelah dia mendirikan perusahaannya karena dia sibuk membangun bisnisnya dan sibuk dengan berbagai kegiatan. Para karyawan Nick sudah mengenal dirinya karena dia sempat bekerja di tempat itu beberapa saat untuk belajar bisnis dengan Nick. Tidak ada yang mencegah dirinya sehingga dia dapat menemui Nick dengan mudah. “Nona, Tuan tidak mengatakan jika kau mau datang,” dia disambut oleh sekretaris Nick. “Aku memang sengaja tidak memberitahu. Apa Nick berada di ruangannya?” “Tuan sedang kedatangan tamu. Aku harap Nona bersedia untuk menunggu.” “Tentu saja, aku akan menunggu. Siapa yang datang? Apakah tamu penting?” “Tidak. Tuan Aaron yang datang. Dia datang untuk melakukan protes karena dia tidak terima karena kerjasama yang dihentikan s
“Pergi Ruben, pergi. Jangan mengganggu aku, jadi pergilah!” Adelia mulai berhalusinasi. Dia melihat Ruben berdiri di depan jendela dengan kedua tangan yang sudah tidak ada lagi juga dengan kedua bola mata yang sudah tidak ada.Dia masih bersembunyi di dalam selimut. Dia tidak berani keluar karena setiap kali dia keluar maka dia akan melihat Ruben yang terlihat begitu mengerikan.“Kenapa kau membunuh aku, Adelia. Kenapa kau membunuh aku?!” Kini dia berhalusinasi seolah mendengar suara Ruben di telinganya.“Aku tidak membunuhmu. Bukan aku yang melakukannya!” “Kau yang membuat aku jadi seperti ini!”“Bukan aku. Pergi cari Valerie, dialah yang membunuhmu!” Adelia menutup kedua telinganya dengan rapat. Dia tidak mau mendengarnya lagi tapi suara itu, tidak mau hilang.“Kau yang membunuhku, Adelia. Kau yang menjebak aku!”“Tidak. Sudah aku katakan bukan aku!”Adelia berteriak dengan keras dan teriakannya didengar oleh ibunya dari luar.“Adelia. Apa yang terjadi denganmu ?”Ibunya tampak cemas
Jonathan mencari Adelia dan mendatangi rumahnya karena Adelia tidak pulang dari semalam. Tidak seharusnya Adelia tidak memberi kabar di tengah banyaknya masalah yang terjadi. Ibunya yang terbaring di rumah sakit pun mencari keberadaan Adelia karena ada yang hendak ibunya bicarakan tapi Adelia yang mereka tunggu, tidak juga datang. Hari ini Adelia sudah bertekad untuk menemui Valerie. Dia juga takut kembali ke rumah Jonathan karena dia takut ada paket mengerikan lagi yang dikirimkan oleh Valerie. Dia tidak boleh melupakan ancaman yang diberikan oleh Valerie padanya semalam. Kedatangan Jonathan disambut baik oleh ibu dan ayah mertuanya. Mereka meminta Jonathan untuk duduk sebelum mereka memanggil Adelia keluar. Kedatangan Jonathan mungkin dapat menghentikan kegilaan Putri mereka yang terus mengurung diri di dalam kamar."Apa yang sebenarnya terjadi dengan kalian berdua, Jonathan?" Tanya ayah mertuanya. "Tiak terjadi apa pun dengan hubungan kami, Dad. Kami berdua baik-baik saja dan k
Valerie sudah berada di kantor untuk menunggu kedatangan Adelia. Dia juga sudah memerintahkan Emy untuk menyambut kedatangan Adelia dengan baik dan mengantarkan Adelia ke dalam ruangannya. Dia tidak ingin ada yang mendengar apa yang telah Adelia lakukan padanya. Biarkan itu menjadi rahasia mereka berdua karena dengan demikian, dia dapat mengirimkan teror terakhir untuk Adelia. Selama menunggu kedatangan Adelia, Valerie menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Lagi pula wanita itu mau datang atau tidak, dia tidak rugi apa pun karena yang memiliki kepentingan adalah Adelia. Batas waktunya hanya sampai jam makan siang karena setelah ini dia harus pergi untuk meninjau proyek bersama dengan beberapa rekan bisnisnya. Telepon yang ada di atas meja berbunyi. Valerie segera mengambil dan menjawab panggilan dari resepsionis yang hendak menyampaikan kabar pada dirinya. “Tamu yang kau tunggu sudah datang, Mam.” “Telepon Emy dan minta dia untuk membawa tamu itu ke atas!” Rupanya Adelia dat
Seorang pelayan menghampiri dengan segelas minuman hangat. Valerie masih berada di ruang tamu, dan diam termenung. Tetapannya kosong ketika pelayan itu meletakkan minuman untuk dirinya. Dia tidak menyesal, dia hanya merasa tidak seharusnya semua berakhir seperti ini. Seandainya Ibu Jonathan sedikit tahu diri dan tidak melewati batas maka dia pun tidak akan menghancurkan mereka. Kenangan yang telah dia lewati selama bersama dengan mereka tidak ada artinya sama sekali. Segala simpatinya untuk keluarga itu benar-benar telah sirna. "Sayang," panggilan Nick mengejutkan dirinya, "Kenapa kau termenung seperti ini, apa kau menyesal telah menolak membantu dan membiarkan pria itu pergi?" Nick duduk di sampingnya. Dia khawatir Valerie justru menyesali apa yang baru saja dia lakukan. "Apa yang kau katakan, Nick?" Valerie bersandar di dada suaminya, "Aku tidak mungkin menyesal dengan apa yang baru saja aku lakukan. Aku hanya tidak menyangka jika semua akan berakhir seperti ini.""Mereka yang m
Jonathan dipersilakan untuk masuk ke dalam. Dia menunggu di ruang tamu. Dia sangat berharap dapat bertemu dengan Valerie. Tatapan matanya tertuju pada foto pernikahan Valerie dengan Nick yang terpampang jelas di dinding.Tak bisa dipungkiri jika ada perasaan sedih ketika dia melihat foto itu. Valerie terlihat begitu bahagia dan tidak hanya itu saja, terdapat seluruh anggota keluarga pada difoto lainnya.Dulu mereka tidak melakukan hal itu karena ibunya tidak memberikan pernikahan yang pantas untuk Valerie bahkan dia hanya memiliki sebuah foto pernikahan saja yang sudah hilang entah ke mana.Dia bahkan tidak memberikan gaun terbaik seperti yang Valerie kenakan dalam foto itu. Ibunya bahkan tidak memberikan hadiah untuk Valerie tapi dia justru memberikannya kepada Adelia.Dia sadar, keluarganya begitu memandang rendah Valerie hanya karena Valerie berpura-pura berasal dari keluarga miskin. Apa yang terjadi benar-benar menjadi tamparan untuknya dan apa yang terjadi tak bisa diperbaiki la
Kabar jika ibunya jatuh sakit sudah didengar oleh Jonathan. Dia bergegas pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan ibunya. Akibat kabar buruk yang didapatkan secara bertubi-tubi dan permasalahan yang datang silih berganti membuat Lidya mengalami stroke. Kedua putrinya menangis sedangkan Putra pertamanya terduduk lesu. Permasalahan yang mereka dapatkan benar-benar begitu banyak dan mereka belum menemukan jalan keluarnya untuk menyelesaikan permasalahan itu. Jonathan menghampiri ketiga saudaranya dan ketika melihat kedatangannya, Kedua saudara perempuannya menghampiri dirinya dengan perasaan kecewa. "Gara-gara kau, semua gara-gara kau Jonathan!""Untuk apa kau datang? Apa kau senang setelah melihat keadaan Mommy?" Kedua saudara perempuannya tampak kecewa pada dirinya karena Jonathan tidak peduli dengan apa yang terjadi dan setelah ibunya jatuh sakit barulah dia datang. Bukankah semua itu tidak ada gunanya? "Jangan berbicara seperti itu. Aku peduli dengan Mommy dan aku sayang padan
Sudah jatuh tertimpa tangga, itu perumpamaan yang pantas untuk Lidya. Di saat perusahaannya sedang berada di dalam masalah, kerjasama yang dia rebut dengan susah payah dari Valerie rupanya juga mengalami masalah. Tadinya dia pikir, meskipun perusahaan berada dalam masalah tapi dia masih memiliki proyek yang menguntungkan sehingga dia tidak akan terlalu hancur tapi sekarang semuanya jadi berubah. Dia sudah berusaha menghubungi Axel puluhan kali tapi pria itu tidak menjawab sama sekali. Rasa cemas dan takut menyelimuti hati. Kini dia mulai khawatir jika dia telah tertipu oleh pria itu. "Kurang ajar!" Lidya melempar ponselnya karena dia gagal menghubungi Axel. "Ada apa, Mom? Apa kau sedang berusaha menghubungi Valerie?" Tanya putrinya. Ibu dan kakaknya telah kembali dan tentunya mereka kembali dengan tangan kosong. Mereka pikir ibunya sedang menghubungi Valerie karena bisa saja ibunya mendapatkan nomor telepon Valerie dari Emy. "Sial. Kenapa masalah datang secara bersamaan?" Lidia t
“Biarkan aku bertemu dengan Bosmu!” Lidya memaksa seorang penjaga yang sedang menahan dirinya dan tidak membiarkan dirinya masuk.Dia tidak memiliki pilihan selain pergi ke rumah Nick. Emy telah memberitahu jika Valerie tidak datang ke kantor jadi mau tidak mau dia harus mencari Valerie di rumahnya.Dia datang bersama putranya setelah mereka memutuskan untuk datang ke tempat itu karena mereka pikir, Valerie tidak akan bisa mengelak dan tidak bisa menolak kedatangan mereka.“Tuan tidak berada di tempat, Nyonya. Kau bisa kembali lagi nanti,” dia sudah mendapat perintah untuk tidak membiarkan siapapun masuk jadi dia tidak akan membukakan pintu walaupun Nyonya rumah ada di dalam.“Apa dia pergi dengan istrinya?”“Tidak, Nyonya ada di dalam.”“Jika begitu bukakan, kebetulan aku memang ada urusan dengan istrinya!”“Maaf, Nyonya sedang beristirahat. Jika Nyonya memang ada urusan penting, tunggulah Tuan kembali.”“Aku tidak bisa menunggu. Tidak perlu memberikan izin untuk masuk, panggilkan i
Lidya semakin terlihat depresi. Antara menyelamatkan perusahaan dan membuang harga diri, dia benar-benar di dalam dilema. Sumpah demi apa pun, dia tidak mau menemui Valerie lalu merendahkan diri untuk memohon kepada dirinya.Valerie pasti akan menertawakan dirinya dan bisa saja, Valerie mengembalikan segala penghinaan yang selama ini dia berikan. Rasanya belum bisa mempercayai apa yang terjadi karena semua terjadi secara tiba-tiba.“Bagaimana ini, Mom? Para karyawanku sudah mulai protes!” Setidaknya tidak dia sendiri yang harus menanggung semua itu karena Putra dan putrinya juga menanggungnya kecuali Jonathan yang tidak ingin ikut campur.“Jangan bertanya karena Mommy sendiri tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Bukan kau saja yang mengalami masalah, kita semua berada di dalam masalah!”“Lalu bagaimana? Tidak ada cara lain selain menemui Valerie dan aku rasa kita memang harus membuang segala ego untuk mencari dirinya!”“Jika begitu pergilah, kalian bisa pergi menemui dirinya dan m
Tidak ada cara untuk menghentikan semua yang sedang terjadi. Lidya sudah terlihat depresi karena semuanya semakin tak terkendali. Putra dan putrinya pun tak dapat melakukan apa pun walaupun mereka sudah berusaha keras mencari cara untuk menghentikan semuanya.Setiap detik, kerugian yang mereka tanggung semakin bertambah dan mereka tak bisa menghentikan apa pun. Para pengusaha pun tak henti menghubungi mereka. Mereka seperti diteror dan kerugian yang mereka tanggung semakin banyak saja.“Aku tidak bisa tinggal diam lagi, aku harus menghubungi Jonathan!” Kabar itu harus segera mereka bagikan pada Jonathan. Apakah semua itu terjadi karena tidak adanya Jonathan di perusahaan?Apakah mereka telah mengambil tindakan yang salah sehingga mereka mengalami kejadian seperti itu?“Jangan coba-coba, tidak ada yang boleh memberitahu dirinya sekalipun aku mati!” Lidya justru melarang. Jonathan tidak perlu tahu hal seperti ini karena dia tidak mau putranya jadi keras kepala lalu menganggap jika dia
“Apa sebenarnya yang telah terjadi?” Lidya berteriak kepada para karyawannya setelah melihat apa yang terjadi dengan perusahaannya. Bukannya perusahaan Valerie dan Nick yang hancur, yang berada di dalam masalah justru perusahaannya.Telepon tidak berhenti berdering, semua karyawan berusaha menangani panggilan dari para pengusaha yang mulai menuntut atas apa yang sedang terjadi karena mereka mengalami kerugian dan tidak sedikit dari mereka yang mulai meminta ganti rugi.Lidya semakin panik dibuatnya. Semua rencana berubah total. Menghilangnya Ana yang dia percaya sebagai ahli IT di perusahaannya semakin membuatnya seperti kehilangan satu kaki kanannya.Entah kenapa dia begitu bergantung dengan Ana. Dia begitu mempercayai wanita itu dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi dengan perusahaannya. Seolah ada yang mempermainkan dirinya, saham perusahaan semakin terjun bebas dan tak terkendali. Itu bukanlah hal baik bagi dirinya.Jika dia tidak segera bertindak dan menghentikan s
Hari yang dinantikan oleh Lidya datang karena hari ini adalah hari kehancuran bagi Valerie dan Nick. Dia pastikan mereka berdua pasti hancur karena dia telah mempersiapkan semuanya dengan matang.Hari pembalasan pun tiba dan Valerie tidak akan pernah menyadari jika bisnis yang dia bangun akan hancur dalam sekejap mata. Itu adalah ganjaran bagi orang yang telah begitu berani menantang Lidya Hart.Kepercayaan diri tinggi yang dia miliki tentu saja membuatnya merasa jika dia sudah menang. Dia percaya sepenuhnya dengan Ana karena Wanita itu telah memberikan bukti yang begitu nyata pada dirinya.Hari masih pagi jadi Lidya belum pergi ke kantor. Dia menikmati paginya, mencoba menghirup aroma kemenangan yang akan semakin terasa. Sambil menikmati sarapan, dia juga membaca berita.Tiba-tiba dia jadi ingat dengan Jonathan. Entah apa yang putranya lakukan saat ini tapi dia jadi ingin menghubunginya untuk memberitahu jika wanita yang berusaha dia bela selama ini, sebentar lagi akan hancur.Tidak