Valerie sudah berada di kantor untuk menunggu kedatangan Adelia. Dia juga sudah memerintahkan Emy untuk menyambut kedatangan Adelia dengan baik dan mengantarkan Adelia ke dalam ruangannya. Dia tidak ingin ada yang mendengar apa yang telah Adelia lakukan padanya. Biarkan itu menjadi rahasia mereka berdua karena dengan demikian, dia dapat mengirimkan teror terakhir untuk Adelia. Selama menunggu kedatangan Adelia, Valerie menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Lagi pula wanita itu mau datang atau tidak, dia tidak rugi apa pun karena yang memiliki kepentingan adalah Adelia. Batas waktunya hanya sampai jam makan siang karena setelah ini dia harus pergi untuk meninjau proyek bersama dengan beberapa rekan bisnisnya. Telepon yang ada di atas meja berbunyi. Valerie segera mengambil dan menjawab panggilan dari resepsionis yang hendak menyampaikan kabar pada dirinya. “Tamu yang kau tunggu sudah datang, Mam.” “Telepon Emy dan minta dia untuk membawa tamu itu ke atas!” Rupanya Adelia dat
“Tunggu!” Adelia mengejar Valerie yang telah keluar dari ruangan. Dia tidak akan membiarkan Valerie pergi begitu saja sebelum Valerei setuju untuk menghentikan teror mengerikan itu. Dia sudah berada di sana jadi dia akan memohon sampai wanita itu ia memaafkan dirinya karena dia tidak akan datang lagi untuk merendahkan diri sampai seperti itu. Adelia berlari secepat mungkin sebelum Emy datang untuk membawanya keluar. Tidak ada yang boleh mencegah dirinya untuk mengakhiri teror mengerikan itu. “Kau belum mengabulkan permintaanku untuk hentikan teror itu jadi kau tidak boleh pergi begitu saja!” Dia berteriak sekeras mungkin dan dia tidak peduli dengan orang-orang yang melihatnya. Dia akan membuat kekacauan sampai Valerie bersedia mengampuni dirinya. Dia akan mempermalukan Valerie seandainya wanita itu tidak bersedia memaafkan dirinya. “Kita belum selesai bicara, Valerie. Kau tidak boleh pergi begitu saja sebelum kita selesai berbicara!” Teriaknya lagi. “Pergi, Adelia. Jangan memper
Jonathan kembali setelah pergi menemui kedua pengusaha yang telah menghentikan kerjasama dengan mereka. Penyebabnya sudah pasti, kedua pengusaha itu kecewa jadi mereka tidak mau melanjutkan kerjasama yang telah terjalin.Dia juga sudah tahu penyebab barang-barang yang rusak. Semua itu murni kelalaian dan tidak ada campur tangan orang lain. Jonatan pergi ke rumah sakit untuk menyampaikan hal itu pada ibunya.Adelia tidak lagi berada di rumah sakit. Dia telah pulang karena dia ingin menenangkan dirinya. Dia juga ingin menyusun rencana sebab dia berniat membalas teror yang diberikan oleh Valerie.“Bagaimana, Jonathan?” Tanya ibunya setelah putranya kembali.“Mereka kecewa pada kita oleh karena itu mereka tidak mau lagi menjalin kerjasama dengan kita. Semua barang yang rusak itu, murni kesalahan kita, Mom.”“Tidak mungkin, Mommy tidak percaya!”“Apa maksud perkataan Mommy?”“Semua ini pasti ulah Valerie, Jonathan. Dia dan Nick Russel, bekerja sama untuk menghancurkan perusahaan kita!”“J
Keadaan Valerie tiba-tiba saja memburuk setelah dia mandi. Tubuhnya menggigil, kepalanya justru semakin sakit. Valerie jadi malas keluar, dia lebih memilih bersembunyi di dalam selimut.Nick yang sudah selesai menyiapkan makan malam pergi mencarinya karena Valerie tidak juga keluar dari kamar padahal makanan sudah terhidang. Dia khawatir Valerie jatuh di kamar mandi karena dia sudah mengeluh sakit kepala sejak tadi. kondisinya pun semakin memburuk setelah mereka kembali dari rumah sakit.“Valerie,” Nick masuk ke dalam kamar dan memanggilnya.“Nick, jangan menunggu aku. Aku merasa semakin tidak sehat saja.”“Apa yang terjadi denganmu, Sayang?” Nick menghampiri Valerie dan naik ke atas ranjang. Dengan perlahan, Nick menyentuh dahi Valerie yang begitu panas.“Kau sakit, Sayang. Kenapa kedaanmu semakin parah saja?”“Badanku tiba-tiba menggigil setelah aku mandi, Nick. Pergilah makan, jangan menunggu aku.”“Ck, Kau pasti terlalu lelah karena banyak yang terjadi selama beberapa hari belaka
Jonathan kembali ke rumah, dia ingin berbicara dengan Adelia. Dia tidak suka Adelia menghasut ibunya. Meski Adelia tidak menyukai Valerie, tapi tidak seharusnya Adelia menyebarkan fitnah apalagi sampai membawa Nick Russel yang tidak ada sangkut pautnya.Adelia berada di dalam kamar. Dia berjalan mondar-mandir dan terlihat memikirkan sesuatu. Dia harus membalas perbuatan Valerie, tapi apa yang bisa dia lakukan?“Adelia, Aku ingin berbicara denganmu!” Jonathan masuk ke dalam dan menutup pintu kamar. Dia tidak ingin ada yang mendengar percakapan mereka.“Tidak ada yang perlu kita bicarakan, Jonathan. Aku sedang malas membahas sesuatu denganmu!” Melihat suaminya saja tidak karena dia sibuk memikirkan cara apa yang harus dia lakukan.“Jangan main-main denganku, Adelia. Kenapa kau menghasut ibuku dan mengatakan jika Valerie yang telah menyebar isu bahwa aku tidak bisa memiliki anak dan kenapa kau menyebut Nick Russel sebagai orang yang telah membuat perusahaan kami merugi? Apa kau memiliki
“Valerie,” panggilan Nick membangunkan Valerie. Bajunya sudah basah karena keringat. Nick membangunkan dirinya karena ingin mengganti pakaiannya.Valerie memandangi pria itu dengan tatapan sayu. Senyuman terukir di wajah, Valerie pun berbalik dan memeluknya.“Hei, bangunlah sebentar,” Nick mengusap dahinya dengan lembut, “Bajumu harus diganti dan kau harus meminum obat terlebih dahulu. Aku juga sudah menyiapkan sup untukmu jadi bangunlah,” selain memberikan usapan lembut, Nick juga memberikan ciuman lembutnya.“Jam berapa sekarang, Nick? Apa sudah pagi?” Valerie membuka kedua matanya yang terasa begitu berat.“Yeah, kau tidur semalaman gara-gara obat itu. Bagaimana dengan keadaanmu sekarang, bukankah lebih baik kita pergi ke rumah sakit?” Melihat keadaan Valerie justru membuatnya khawatir.“Tidak perlu, aku merasa lebih baik dibandingkan kemarin.”“Jika begitu bangunlah agar aku bisa mengganti pakaianmu. Kau juga harus minum obatnya lagi.”Valerie mengangguk. Keadaannya begitu membera
Setelah perkataan Jonathan, membuat hubungan mereka jadi merenggang. Mereka berdua tidak berbicara sama sekali setelah perdebatan yang telah mereka lakukan. Adelia begitu kecewa, dia tidak mau meminta maaf pada ibu mertuanya.Hatinya sakit setelah mendengar pernyataan dari suaminya. Rupanya hati Jonathan masih milik Valerie. Padahal dia sudah berusaha keras melakukan yang terbaik tapi kenapa Jonathan masih saja mencintai Wanita itu?Suasana rumah yang terlihat berbeda membuat Lidya kesal. Dia baru keluar dari rumah sakit tapi yang dia dapatkan justru suasana rumah yang dingin dan tak menyenangkan. Tidak ada keceriaan sama sekali, Jonathan dan Adelia tidak saling menyapa.“Sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian berdua?” Lidya menggebrak meja karena dia sudah tidak tahan dengan situasi yang ada.“Tidak ada,” jawab Jonathan.“Tidak ada, kau bilang?” Lidya memandangi putranya lalu memandangi menantunya, “Kalian berdua seperti orang yang sedang bertengkar. Sebenarnya apa yang terjadi de
Valerie Sedang mencari gaun ketika ponselnya berbunyi. Dia segera mengambil benda itu karena dia pikir Nick yang sedang menghubungi dirinya. Rupanya bukan, tapi snyuman terukir di wajah karena yang menghubungi adalah sang nenek.Valerie segera menjawab, mungkin saja neneknya sedang mengkhawatirkan dirinya saat ini. Dia lupa memberi kabar gara-agar demam kemarin. “Nenek, apa Nenek sedang bertengkar dengan kakek?” Valerie menggoda neneknya dengan berpura-pura bertanya seperti itu.“Kami sudah tua jadi tidak pantas bertengkar lagi, Sayang. Nenek ingin berbicara serius denganmu dan semua ini mengenai hubunganmu dengan Nick.”“Ada apa dengan hubungan kami, Nenek? Hubungan kami berdua baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”“Justru karena hubungan kalian yang terlalu baik-baik saja sehingga membuat kalian berdua tidak berniat menikah.”“Apa maksud perkataan nenek?” Valerie melangkah menuju ranjang dan duduk di sisinya. Neneknya terdengar serius jadi dia ingin berbicara deng
Seorang pelayan menghampiri dengan segelas minuman hangat. Valerie masih berada di ruang tamu, dan diam termenung. Tetapannya kosong ketika pelayan itu meletakkan minuman untuk dirinya. Dia tidak menyesal, dia hanya merasa tidak seharusnya semua berakhir seperti ini. Seandainya Ibu Jonathan sedikit tahu diri dan tidak melewati batas maka dia pun tidak akan menghancurkan mereka. Kenangan yang telah dia lewati selama bersama dengan mereka tidak ada artinya sama sekali. Segala simpatinya untuk keluarga itu benar-benar telah sirna. "Sayang," panggilan Nick mengejutkan dirinya, "Kenapa kau termenung seperti ini, apa kau menyesal telah menolak membantu dan membiarkan pria itu pergi?" Nick duduk di sampingnya. Dia khawatir Valerie justru menyesali apa yang baru saja dia lakukan. "Apa yang kau katakan, Nick?" Valerie bersandar di dada suaminya, "Aku tidak mungkin menyesal dengan apa yang baru saja aku lakukan. Aku hanya tidak menyangka jika semua akan berakhir seperti ini.""Mereka yang m
Jonathan dipersilakan untuk masuk ke dalam. Dia menunggu di ruang tamu. Dia sangat berharap dapat bertemu dengan Valerie. Tatapan matanya tertuju pada foto pernikahan Valerie dengan Nick yang terpampang jelas di dinding.Tak bisa dipungkiri jika ada perasaan sedih ketika dia melihat foto itu. Valerie terlihat begitu bahagia dan tidak hanya itu saja, terdapat seluruh anggota keluarga pada difoto lainnya.Dulu mereka tidak melakukan hal itu karena ibunya tidak memberikan pernikahan yang pantas untuk Valerie bahkan dia hanya memiliki sebuah foto pernikahan saja yang sudah hilang entah ke mana.Dia bahkan tidak memberikan gaun terbaik seperti yang Valerie kenakan dalam foto itu. Ibunya bahkan tidak memberikan hadiah untuk Valerie tapi dia justru memberikannya kepada Adelia.Dia sadar, keluarganya begitu memandang rendah Valerie hanya karena Valerie berpura-pura berasal dari keluarga miskin. Apa yang terjadi benar-benar menjadi tamparan untuknya dan apa yang terjadi tak bisa diperbaiki la
Kabar jika ibunya jatuh sakit sudah didengar oleh Jonathan. Dia bergegas pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan ibunya. Akibat kabar buruk yang didapatkan secara bertubi-tubi dan permasalahan yang datang silih berganti membuat Lidya mengalami stroke. Kedua putrinya menangis sedangkan Putra pertamanya terduduk lesu. Permasalahan yang mereka dapatkan benar-benar begitu banyak dan mereka belum menemukan jalan keluarnya untuk menyelesaikan permasalahan itu. Jonathan menghampiri ketiga saudaranya dan ketika melihat kedatangannya, Kedua saudara perempuannya menghampiri dirinya dengan perasaan kecewa. "Gara-gara kau, semua gara-gara kau Jonathan!""Untuk apa kau datang? Apa kau senang setelah melihat keadaan Mommy?" Kedua saudara perempuannya tampak kecewa pada dirinya karena Jonathan tidak peduli dengan apa yang terjadi dan setelah ibunya jatuh sakit barulah dia datang. Bukankah semua itu tidak ada gunanya? "Jangan berbicara seperti itu. Aku peduli dengan Mommy dan aku sayang padan
Sudah jatuh tertimpa tangga, itu perumpamaan yang pantas untuk Lidya. Di saat perusahaannya sedang berada di dalam masalah, kerjasama yang dia rebut dengan susah payah dari Valerie rupanya juga mengalami masalah. Tadinya dia pikir, meskipun perusahaan berada dalam masalah tapi dia masih memiliki proyek yang menguntungkan sehingga dia tidak akan terlalu hancur tapi sekarang semuanya jadi berubah. Dia sudah berusaha menghubungi Axel puluhan kali tapi pria itu tidak menjawab sama sekali. Rasa cemas dan takut menyelimuti hati. Kini dia mulai khawatir jika dia telah tertipu oleh pria itu. "Kurang ajar!" Lidya melempar ponselnya karena dia gagal menghubungi Axel. "Ada apa, Mom? Apa kau sedang berusaha menghubungi Valerie?" Tanya putrinya. Ibu dan kakaknya telah kembali dan tentunya mereka kembali dengan tangan kosong. Mereka pikir ibunya sedang menghubungi Valerie karena bisa saja ibunya mendapatkan nomor telepon Valerie dari Emy. "Sial. Kenapa masalah datang secara bersamaan?" Lidia t
“Biarkan aku bertemu dengan Bosmu!” Lidya memaksa seorang penjaga yang sedang menahan dirinya dan tidak membiarkan dirinya masuk.Dia tidak memiliki pilihan selain pergi ke rumah Nick. Emy telah memberitahu jika Valerie tidak datang ke kantor jadi mau tidak mau dia harus mencari Valerie di rumahnya.Dia datang bersama putranya setelah mereka memutuskan untuk datang ke tempat itu karena mereka pikir, Valerie tidak akan bisa mengelak dan tidak bisa menolak kedatangan mereka.“Tuan tidak berada di tempat, Nyonya. Kau bisa kembali lagi nanti,” dia sudah mendapat perintah untuk tidak membiarkan siapapun masuk jadi dia tidak akan membukakan pintu walaupun Nyonya rumah ada di dalam.“Apa dia pergi dengan istrinya?”“Tidak, Nyonya ada di dalam.”“Jika begitu bukakan, kebetulan aku memang ada urusan dengan istrinya!”“Maaf, Nyonya sedang beristirahat. Jika Nyonya memang ada urusan penting, tunggulah Tuan kembali.”“Aku tidak bisa menunggu. Tidak perlu memberikan izin untuk masuk, panggilkan i
Lidya semakin terlihat depresi. Antara menyelamatkan perusahaan dan membuang harga diri, dia benar-benar di dalam dilema. Sumpah demi apa pun, dia tidak mau menemui Valerie lalu merendahkan diri untuk memohon kepada dirinya.Valerie pasti akan menertawakan dirinya dan bisa saja, Valerie mengembalikan segala penghinaan yang selama ini dia berikan. Rasanya belum bisa mempercayai apa yang terjadi karena semua terjadi secara tiba-tiba.“Bagaimana ini, Mom? Para karyawanku sudah mulai protes!” Setidaknya tidak dia sendiri yang harus menanggung semua itu karena Putra dan putrinya juga menanggungnya kecuali Jonathan yang tidak ingin ikut campur.“Jangan bertanya karena Mommy sendiri tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Bukan kau saja yang mengalami masalah, kita semua berada di dalam masalah!”“Lalu bagaimana? Tidak ada cara lain selain menemui Valerie dan aku rasa kita memang harus membuang segala ego untuk mencari dirinya!”“Jika begitu pergilah, kalian bisa pergi menemui dirinya dan m
Tidak ada cara untuk menghentikan semua yang sedang terjadi. Lidya sudah terlihat depresi karena semuanya semakin tak terkendali. Putra dan putrinya pun tak dapat melakukan apa pun walaupun mereka sudah berusaha keras mencari cara untuk menghentikan semuanya.Setiap detik, kerugian yang mereka tanggung semakin bertambah dan mereka tak bisa menghentikan apa pun. Para pengusaha pun tak henti menghubungi mereka. Mereka seperti diteror dan kerugian yang mereka tanggung semakin banyak saja.“Aku tidak bisa tinggal diam lagi, aku harus menghubungi Jonathan!” Kabar itu harus segera mereka bagikan pada Jonathan. Apakah semua itu terjadi karena tidak adanya Jonathan di perusahaan?Apakah mereka telah mengambil tindakan yang salah sehingga mereka mengalami kejadian seperti itu?“Jangan coba-coba, tidak ada yang boleh memberitahu dirinya sekalipun aku mati!” Lidya justru melarang. Jonathan tidak perlu tahu hal seperti ini karena dia tidak mau putranya jadi keras kepala lalu menganggap jika dia
“Apa sebenarnya yang telah terjadi?” Lidya berteriak kepada para karyawannya setelah melihat apa yang terjadi dengan perusahaannya. Bukannya perusahaan Valerie dan Nick yang hancur, yang berada di dalam masalah justru perusahaannya.Telepon tidak berhenti berdering, semua karyawan berusaha menangani panggilan dari para pengusaha yang mulai menuntut atas apa yang sedang terjadi karena mereka mengalami kerugian dan tidak sedikit dari mereka yang mulai meminta ganti rugi.Lidya semakin panik dibuatnya. Semua rencana berubah total. Menghilangnya Ana yang dia percaya sebagai ahli IT di perusahaannya semakin membuatnya seperti kehilangan satu kaki kanannya.Entah kenapa dia begitu bergantung dengan Ana. Dia begitu mempercayai wanita itu dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi dengan perusahaannya. Seolah ada yang mempermainkan dirinya, saham perusahaan semakin terjun bebas dan tak terkendali. Itu bukanlah hal baik bagi dirinya.Jika dia tidak segera bertindak dan menghentikan s
Hari yang dinantikan oleh Lidya datang karena hari ini adalah hari kehancuran bagi Valerie dan Nick. Dia pastikan mereka berdua pasti hancur karena dia telah mempersiapkan semuanya dengan matang.Hari pembalasan pun tiba dan Valerie tidak akan pernah menyadari jika bisnis yang dia bangun akan hancur dalam sekejap mata. Itu adalah ganjaran bagi orang yang telah begitu berani menantang Lidya Hart.Kepercayaan diri tinggi yang dia miliki tentu saja membuatnya merasa jika dia sudah menang. Dia percaya sepenuhnya dengan Ana karena Wanita itu telah memberikan bukti yang begitu nyata pada dirinya.Hari masih pagi jadi Lidya belum pergi ke kantor. Dia menikmati paginya, mencoba menghirup aroma kemenangan yang akan semakin terasa. Sambil menikmati sarapan, dia juga membaca berita.Tiba-tiba dia jadi ingat dengan Jonathan. Entah apa yang putranya lakukan saat ini tapi dia jadi ingin menghubunginya untuk memberitahu jika wanita yang berusaha dia bela selama ini, sebentar lagi akan hancur.Tidak