Share

Rumah Pertama Javier

Penulis: Lovely Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-20 23:36:54

“Ah ... Nata. Kau benar. Baiklah aku akan menemui Vasili setelah aku membersihkan diri.”

Nata mengangguk lalu pergi begitu saja, sementara Visha menolong Javier untuk bersiap. Dokter sudah memberitahu Visha untuk menghubunginya, kalau dalam 3 jam ke depan, Javier menunjukkan gejala yang tidak biasa.

Walau masa kritis sudah lewat, respon tubuh Javier setelah operasi masih belum stabil. Apalagi ia diminta segera menghadap Vasili.

Sembari menunggu Javier menghabiskan sarapannya, Visha pun berkata, “Kuharap kau sudah boleh pulang. Tidak mungkin dia tetap memintamu menjaga Dynee dengan kondisi seperti ini, kan?”

“Well ... aku berharap demikian, Nana. Apa ada yang kau inginkan setelah aku selesai bertugas?” tanya Javier dengan tatapannya yang teduh.

Entah kenapa, Visha merasa Javier terlihat lebih tenang. Biasanya, pria itu masih akan bersikap gugup di depan Visha.

Visha mencoba untuk menggodanya dengan mengusulkan, “Bulan madu kedua?”

Javier tertegun sesaat. Hanya sepersekian detik sebelum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Naik Ke Ranjang!

    “Nah ... tak ada. Jadi, apa kata Vasili?”Visha segera mengalihkan pembicaraan sementara dirinya menghampiri sang suami yang menyambut dengan tangan terbuka.“Dimitri akan menggantikanku. Well, sedikit ucapan terima kasih dari Nyonya Dynee. Itu saja. Tak banyak.” Javier mengangkat bahunya cuek.“Wah! Berarti—““Papa!” Pekikan suara Dante memotong ucapan Visha. Anak laki-laki itu baru saja terbangun dari tidurnya. Kemungkinan merasa kurang nyaman karena tidur di sofa.Menggantikan Visha, kini Dante sudah melompat ke dalam pelukan Javier.“Astaga! Kau tak apa, Jav?” tanya Visha yang tahu kalau dada Javier seharusnya tidak terkena benturan apapun. Tapi Dante malah menabrakkan dirinya ke tubuh Javier.Javier menggeleng, memberi isyarat pada Visha untuk tidak mengkhawatirkannya. Karena baginya, sambutan Dante adalah segalanya. Rasa sakit yang ia rasakan terbayar dengan kebahagiaan bahwa dirinya diinginkan oleh anak laki-lakinya itu.“Papa! Ayo pulang!” seru Dante tanpa tahu kejadian apapun

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Cavallo adalah Keluargaku

    “Jadi, kau mau memilih nama seperti apa untuk anak kita?” Javier mengecup punggung tangan Visha sementara istrinya itu bersandar padanya.Tiba di apartemen, Javier dan Visha memanfaatkan waktu yang ada untuk saling mengobati rindu yang lama menyakiti. Dante juga sedang berada di sekolah, jadi mereka hanya berdua.Visha bersikeras untuk menemani Javier beberapa hari ke depan, walau sang suami sudah memberitahunya kalau ia bisa mengurus dirinya sendiri.Karena urusan perusahaan juga sedang lenggang, makanya Visha berani mengambil hari untuk meliburkan diir.Dan saat ini Javier tengah berendam di bak mandi berisi air penuh yang ditutupi busa putih beraroma vanila. Visha memaksanya melakukan ritual yang sejak dulu sangat ingin dilakukan oleh wanita itu.Berendam bersama pria yang dicintainya sambil berbincang santai.“Aku belum tahu. Tapi aku sudah mendapatkan beberapa nama yang menurutku bagus. Seperti Darren, Delona, Deborah, Claresta, Junior ... ugh! Aku lupa siapa lagi. Sudah kucatat.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Konfrontasi Musuh

    “Luca Cavallo mengundurkan diri, Tuan Baltimore.”Tegukan cairan wine yang tadinya terdengar nikmat menggema dalam ruang makan megah di sebuah kediaman, pun terhenti seketika. Kekehan lembut menggantikannya bergema, sementara gelas berkaki jenjang itu diturunkan dari bibirnya ke atas meja.“Hanya masalah waktu, bukan?” suara pria yang terdengar parau itu membuat ruang remang itu bertambah mengerikan, walau tidak ada satupun orang yang bergidik di sana.Pria itu kembali bertanya, “Di mana Javier? Mad Dog?”Belum mendapat jawaban, ia kembali meraung girang, “Aku menginginkan mereka! Ha! Ha! Ha! Aku ingin melengkapi koleksiku, Gin!”“Dimengerti, Tuan Baltimore.”*** Sementara itu, dua pria yang tadi tengah dibicarakan saat ini sedang berjalan santai di dalam sebuah mall, menuju ke pintu keluar.Dante meminta Javier dan Visha untuk mengajaknya bermain dan saat ini mereka sudah selesai bermain. Visha berjalan di depan bersama Dante sementara Javier tengah bicara serius dengan Madoka

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Takkan Pergi Lagi, Papa?

    “Sial! Siapa itu?!” raung salah satu pengendara motor yang tertembak di bagian betisnya.Ketiga pengendara motor tadi sama-sama tertembak di bagian kaki, guna melumpuhkan gerakan mereka.“Berani juga terang-terangan mengganggu kakakku yang sedang berbadan dua, hm?!” raung Ernesto yang sudah tiba di dekat Javier.Sementara anak buahnya langsung mengamankan ketiga pengendara motor itu.“Tch! Kau tuan muda manja! Tidak akan lama bagi klan Cavallo yang agung untuk hancur di tanganmu! Ha! Ha! H—Argh!” Anak buah Cavallo yang menahannya langsung memelintir tangan si pengendara motor yang bicara kurang ajar pada Ernesto.Visha pun tak menyangka kalau sang adik menghadapi cemoohan seperti itu. Ia sebagai anggota inti keluarga Cavallo merasa tidak terima. Tanpa ia sadari kakinya sudah melangkah cepat ke arah si pengendara motor itu dan menendang perutnya dengan tenaga penuh.“Uargh!”“Astaga, Nana!” Javier segera menahan Visha untuk tidak lagi melayangkan tendangannya. Ia takut kalau gerakan be

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Akibat Pensiunnya Luca

    “Tidak. Kuharap tidak perlu ada hal yang memaksa Papa pergi dari sisimu, Dante.” Javier tersenyum.Ia tidak terlalu yakin dengan naiknya Ernesto, kehidupannya akan lebih santai. Justru sebaliknya. Dan ia baru diberitahu oleh Damian, kalau ini adalah rencana Luca untuk menahannya agar tidak mundur dari klan.Sedikit banyak Javier menyadarinya, walau ia tak terlalu mengindahkan tebakannya itu.‘Yang terpenting saat ini, Tuan muda sudah naik menjadi pemimpin. Dan hal itu tidak bisa ditarik lagi. Aku setuju, Bos Luca kali ini ceroboh. Padahal ia bisa menanyakannya padaku,’ batin Javier.Tak disadari Javier, Dante sudah menghampiri sisi tempat tidur Visha dan berseru nyaring saat ia melihat rekaman kondisi kandungan Visha.“Lihat! Itu adik bayinya!”Mendengar teriakan Dante, Javier pun kembali sadar dari lamunannya. Ia segera berpindah supaya bisa ikut melihat rekaman kandungan sang istri.Dokter Dorothy pun terkekeh sambil menepuk-nepuk kepala Dante dengan pelan. “Yes! Kakak bisa lihat ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-25
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Cara Kotor

    “Sebelumnya, saya minta maaf, Bos. Kami—saya dan Madoka, tidak bermaksud menutupi keinginan Baltimore.” Javier memulai ceritanya.Ia sadar, dirinya berutang maaf pada Luca karena tidak melaporkan hal itu sejak awal. Seandainya ia melapor, jelas Luca akan lebih waspada terhadap keputusannya.Luca menghela napas panjang sebelum berkomentar dengan nada sedikit kecewa, “Aku tidak bisa tidak menyalahkanmu atas kejadian ini, Javier. Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mengubah masa lalu. Jadi, apa dia sudah menghubungimu?”Namun, Javier menggeleng. “Tidak, Bos. Baltimore tidak pernah menghubungi kami lagi. Hanya satu kali kesempatan itu, lalu kami menolak.”“Begitu. Makanya tidak ada yang mengira klan tua itu akan menyerang. Tch! Sudahlah. Yang terpenting Visha dan Dante tidak terluka. Kau harus perhatikan mental Dante, Jav. Di masa depan, dialah yang akan melanjutkan tongkat kepemimpinan Cavallo. Bagaimanapun, dia putra dari anak pertamaku.”Javier terkejut dengan perasaannya sendiri. I

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Jangan Menahan Diri, Jav!

    “Uhm ....”Kerutan di dahi Visha terbentuk spontan kala ia mendengar suaminya—Javier, mengeluarkan suara aneh dari bibirnya.“Kau kenapa, Jav?” tanya Visha sambil menepuk pelan punggung tangan suaminya.Javier mengerjapkan netranya dan menggeleng. ‘Rasanya tak enak. Seperti ada bahaya mengint—“Prang!Spontan Javier beranjak dari kursi makannya menuju ke arah teras apartemen, di mana sumber suara terdengar.“Nana, bawa Dante masuk ke kamar!” seru Javier sebelum menghilang menuju teras bersama Madoka.Pintu kaca yang memisahkan ruang dalam dengan teras luar sudah hancur berkeping-keping. Namun, tidak ada tanda seseorang menembak atau melemparkan batu.“Sial! Siapa yang melakukan ini?!” raung Javier sambil mengikuti Madoka yang langsung memeriksa ke luar.Javier tetap berada di balkon, sementara Madoka mengecek sekitar dengan lincahnya.Setengah jam kemudian, Madoka kembali ke teras sambil menggelengkan kepalanya.“Kalau ini ulah sniper, tidak ada pelurunya. Batu pun tak ada, Javier. Ap

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Orang yang Merusak Pintu Apartemenmu

    “Apa ada info lanjut dari serangan kemarin, Damian?”Luca yang tengah beristirahat di teras lantai 2 kediamannya itu pun meletakkan gelas berisi minuman keras di atas meja bulat.Tapi gelengan Damian membuatnya mengambil lagi gelas itu dan menenggak hingga habis.“Shadow mencoba menembus data mereka, tapi tidak berhasil, Tuan. Sepertinya mereka memiliki orang selevel dengan Shadow.” Damian menambahkan penjelasan mengenai usaha apa yang sudah mereka lakukan sejauh ini.“Ha! Generasi muda!” rutuk Luca yang terlihat kesal dan tak sabaran. Ia kemudian memerintahkan, “Segera cari tahu siapa mereka, Damian! Aku tak suka berlama-lama ada di titik buta!”“Baik, Tuan.”Sepeninggalan Damian, Luca pun langsung menghubungi seseorang. Ketika ponselnya sudah terhubung dengan orang itu, Luca langsung bicara tanpa menyapa, “Kau punya utang denganku. Aku minta kau melunasinya sekarang.”*** Sementara itu Visha yang berada di kantor hari ini pun cukup tidak fokus dengan pekerjaan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29

Bab terbaru

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Epilogue

    10 tahun berlalu.Pemandangan gedung sekolah dasar yang ramai dengan hamburan murid pulang sekolah sudah menjadi kesenangan Dante sejak sang ibu—Navisha, menambah cabang Viensha Co. di negara lain.Tahun ini, putra pertama Visha tersebut sudah menginjak usia 18 tahun. Dan minggu ini, seorang gadis muda Italia yang berbeda dari minggu lalu, menempel lagi padanya.“Dante ... kapan kita pulang? Di sini panas sekali,” rengek gadis yang sudah mengekornya sejak dari gedung SMA.Dante menghela napas singkat. Netranya tak kuasa untuk tidak berputar lelah. “Aku sudah bilang akan menjemput adikku. Kau yang bersikeras untuk ikut Danny, jangan rewel.”“Kau pasti bohong! Kau—““Dante!” suara lantang yang memanggil Dante itu adalah milik seorang gadis kecil.Wajahnya mirip seperti Visha. Netranya yang biru pun persis seperti Dante dan ibu mereka.“Ammy!” seru Dante yang langsung meninggalkan teman perempuannya untuk menyambut kepulangan sang adik.Buk!Pukulan kecil dari sang adik pun mendarat di b

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Penantian Javier

    “Cantik sekali ....”Javier ternganga di depan kaca besar yang menampilkan puluhan tempat tidur bayi. Netranya terfokus pada satu kreatur mungil yang diletakkan paling dekat dengan kaca tersebut.Putrinya. Buah hatinya dengan Navisha.“Kau belum lihat matanya, Jav. Biru langit sepertiku!” seru Ernesto dengan nada bangga.Javier mendengkus geli. Tentu saja. Matanya pasti seperti sang ibu. Keturunan dari Luca yang matanya juga berwarna biru.Tiba-tiba wajah Javier mengkerut kesal. Ia berpaling pada Ernesto dan bertanya, “Kau sudah menggendongnya?!”Nada cemburu terselip di setiap kalimat tanya yang dilontarkan Javier barusan. Ernesto pun tergelak.“Cemburu?! Aku bahkan sudah melihatnya mandi!” ledek Ernesto dengan wajah tenang, sementara Javier terlihat kesal, merasa kalah.“Bohong lah!” seru Ernesto tiba-tiba. “Aku tadi diseret Papa ke sana ke mari. Mencari baju untuk cucu perempuannya. Belum lagi sepatu bulu-bulu dan banyak lagi.”Mendengar pengakuan Ernesto, Javier pun terkekeh. “Ter

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Was-was

    “Jav ... duduklah dulu. Kau membuatku ikut panik.” Luca menggeleng singkat sambil menghela napas pendek.“Ah! Sorry, Yah.”Javier kemudian duduk di samping Luca, tetapi tubuhnya tak berhenti bergerak. Kadang ia akan membungkuk, kadang bersandar. Bahkan pria muda itu tak berhenti menggerakkan kakiknya, seperti orang sedang menjahit pakaian dengan mesin manual.Ekor mata Luca menangkap gerakan berulang tersebut dan kembali menegur mantunya itu, “Jav.”“Ugh! Aku tak bisa tenang. Aku ingin masuk ke dalam sana, Yah. Aku khawatir apa kami terlambat. Air ketubannya keluar sangat banyak tadi. Kuharap tidak akan ada yang terjadi pada Visha.”Mereka tengah was-was menunggu proses c-section yang harus dilewati Visha. Kondisi bayinya tidak berada di jalur lahir, sementara air ketuban sudah pecah. Kalau dibiarkan terlalu lama, kemungkinan terburuk bisa menyapa sang jabang bayi.Akhirnya, Visha pun harus masuk ruang operasi. Walau ini adalah operasi Visha yang kedua, entah kenapa Javier merasa lebi

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Pecah

    183“Javier, kau ada waktu siang ini?” Luca, tak diduga Javier, menghubunginya tiba-tiba. Tentu saja, Javier menyanggupinya. Tugas menjemput Dante ia serahkan sementara pada Madoka. Biasanya Javier akan ikut ke sekolah untuk menjemput. Javier pun merespon, “Tentu, Ayah. Kau mau aku membawa Visha atau?”“Nah ... kau saja. Kuharap Visha tak perlu tahu aku mengajakmu bertemu, Jav.”Suami sah Visha tersebut tertegun sesaat sebelum menyetujui ucapan Luca. ‘Mungkin ini soal Ernesto.’Setelah sambungan telepon itu terputus, Javier segera pamit pada Visha dengan alasan akan menjemput Dante bersama Madoka.Dominic berjaga di apartemennya bersama dengan beberapa anak buah. Tentu saja, Javier sudah sedikit lega, karena berita Ernesto menghabisi Gale semalam sudah sampai di telinganya. Semua orang kini membicarakan pria muda itu.“Aku titip kue tart tiramisu,” pesan Visha saat mengantar Javier sampai di ambang pintu. Hamil keduanya ini membuat Visha menginginkan makanan manis. ia bisa menghabis

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Di Balik Dinginnya Hati

    Dhuar!Bang!Bang!Bang!“Ha! Ha! Ha! Mati kalian semua antek Cavallo!” raung Gale yang berdiri di atas kendaraan jeep terbuka.Mereka baru saja mengebom gerbang utama kediaman Luca dan melumpuhkan semua penjaga.Luca yang terbangun karena alarm dari gerbang utama pun langsung menyuruh semua staf rumah tangga membawa Bianca, bersembunyi di ruang bawah tanah.Ernesto dan Luca bersiap menghadapi mereka dengan anak buah yang ada. Tidak banyak mereka yang tinggal di dalam area Cavallo. Paling banyak mereka bisa mengumpulkan 50 orang untuk kejadian tak terduga ini.“Kau sudah memanggil anak-anak di luar sana?” seru Luca pada Ernesto, yang berjalan bersama menuju ke luar teras untuk melihat keadaan seperti apa yang menunggunya.“Beres, Pa. Mereka sudah dekat.”‘Andai ada Javier ... aku merasa lebih tenang. Kalau hanya Ernesto ... haaah ... aku harusnya bisa percaya pada anakku,’ batin Luca berkonflik.Luca tak punya muka untuk memanggil Javier, karena Ernesto dengan bodohnya sudah membuat C

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Tenang Sebelum Badai

    "Uncle Madoka!" seru Dante yang baru saja keluar dari kelasnya.Tuan muda kecil Cavallo tersebut baru saja menyudahi proses belajarnya hari itu. Dari wajah Dante, Madoka bisa menebak kalau permintaan maaf dari Simon tadi sudah menghilangkan air muka sedihnya."Tuan Muda! Apa mau makan dulu di kantin? Dengan Simon?" tanya Madoka tanpa basa basi.Dante yang memang sudah terbiasa mengamati orang-orang dewasa itu di sekitarnya pun paham, bahwa ada hal yang ingin dibicarakan Madoka dengam Simon."Tentu! Akan kupanggilkan Simon." Dante tersenyum riang sambil berbalik kembali ke kelas untuk menghampiri anak tersebut."Simon, mau makan siang denganku? Kau sering lama menunggu di kelas, kan?" ajak Dante dengan senyum ramahnya.Simon sedikit tertegun mendapat perlakuan baik dari Dante. Walau ia sudah minta maaf, baginya tidak serta merta mereka menjadi teman. "Tidak ada alasan aku makan siang denganmu! Jangan urusi aku!" sentak Simon.Suara Simon yang keras sudah tentu membuat Madoka memunculk

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Konsekuensi

    "Saya sudah katakan pada Anda, bahwa Dante adalah keluarga Cavallo. Tapi Anda tidak menggubrisnya." Moses mengingatkan pria yang meneleponnya sambil mengamuk.Setelah kedatangan Javier yang sia-sia kemarin, hari ini ayah Simon—Richard Countesc, menghubungi sang kepala sekolah dan mengamuk.Richard menebak kalau orang yang sudah mengganggu bisnisnya pastilah orangtua Dante. Karena dalam pesan yang diterimanya, mereka menginginkan permintaan maaf dari Simon."Brengsek! Padahal Javier itu tidak ada urusannya dengan anak itu! Dari berita yang kudengar, anak itu hasil pemerkosaan! Tch! Keluarga berantakan!" raung Richard yang masih tidak paham dengan posisinya.Lagi, Moses menghela napas panjang. Ia tahu bahwa Richard adalah donatur terbesar di sekolah tersebut, tapi kalau selalu keras kepala seperti ini, tidak mungkin sang kepala sekolah mau pasang badan.Moses pun akhirnya berkata, "Tuan Richard, sebaiknya Anda selesaikan dengan baik-baik. Mau bagaimanapun masa lalu Dante, tidak akan per

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Amarah Sang Kakek

    “Well ... apa kau sudah siap untuk minta maaf pada temanmu? Dante?”Dante menelan ludah. Tidak siap untuk melakukan apa yang ditanyakan sang ayah. Javier sedikit was-was menantikan jawaban dari Dante. Ia cukup takut kalau-kalau putranya itu menolak dan memilih untuk mengabaikan saja masalah ini.“Ehem! Si—siap!” seru Dante dengan terbata.Kini mereka sudah berada di depan ruang kepala sekolah untuk membicarakan mengenai perkelahian Dante dengan temannya kemarin.Javier terkekeh pelan sementara buku jarinya mulai menghantam lembut pintu ruang kepala sekolah yang masih tertutup rapat.“Masuk!” Seruan dari dalam terdengar samar, sebagai izin untuk Javier menggeser terbuka pintu itu.“Selamat pagi, Mr. Moses,” sapa Javier dan Dante hampir berbarengan.Mendengar sapaan itu, pria tua bernama Moses itu pun segera berdiri dan membalasnya, “Ah ... selamat pagi, Tuan Javier, Dante. Ayo duduk dulu.”Masing-masing mereka pun mengambil posisi duduk berhadapan. Dante duduk di samping Javier dengan

  • Pembalasan Pelayan Kaya Raya   Bukan Papaku

    “Ada apa?”Belum juga Javier membuka pintu ruang kerja Visha, sang istri ternyata sudah lebih dulu mempertanyakan percakapan telepon barusan.Padahal Javier masih butuh waktu untuk mengatur kata-katanya agar Visha tidak langsung marah karena Dante berkelahi.“Nana ... kau sudah selesai bekerja?” tanya Dante sambil mendorong Navisha kembali ke dalam dan mendudukkan sang istri di sofa.Yang didorong pun menurut saja. Ia duduk sementara manik matanya mengikuti tubuh Javier yang bergerak menyusulnya duduk di sisi kanan.Alih-alih menjawab pertanyaan Javier, Visha malah balik bertanya, “Kudengar kau seperti panik. Siapa tadi, Jav?”Javier masih butuh waktu lebih untuk memutuskan dari sisi mana ia akan mulai menjelaskan apa yang terjadi pada Dante.Kalau ia mulai dengan kalimat bahwa Dante dirundung di sekolah, jelas Visha akan mengamuk dan segera menuju ke sekolah.Namun, kalau dijelaskan bahwa Dante berkelahi, ia pasti akan marah pada Dante.‘Ugh! Sejak kapan membuat kalimat saja sulit bu

DMCA.com Protection Status