“Luca Cavallo mengundurkan diri, Tuan Baltimore.”Tegukan cairan wine yang tadinya terdengar nikmat menggema dalam ruang makan megah di sebuah kediaman, pun terhenti seketika. Kekehan lembut menggantikannya bergema, sementara gelas berkaki jenjang itu diturunkan dari bibirnya ke atas meja.“Hanya masalah waktu, bukan?” suara pria yang terdengar parau itu membuat ruang remang itu bertambah mengerikan, walau tidak ada satupun orang yang bergidik di sana.Pria itu kembali bertanya, “Di mana Javier? Mad Dog?”Belum mendapat jawaban, ia kembali meraung girang, “Aku menginginkan mereka! Ha! Ha! Ha! Aku ingin melengkapi koleksiku, Gin!”“Dimengerti, Tuan Baltimore.”*** Sementara itu, dua pria yang tadi tengah dibicarakan saat ini sedang berjalan santai di dalam sebuah mall, menuju ke pintu keluar.Dante meminta Javier dan Visha untuk mengajaknya bermain dan saat ini mereka sudah selesai bermain. Visha berjalan di depan bersama Dante sementara Javier tengah bicara serius dengan Madoka
“Sial! Siapa itu?!” raung salah satu pengendara motor yang tertembak di bagian betisnya.Ketiga pengendara motor tadi sama-sama tertembak di bagian kaki, guna melumpuhkan gerakan mereka.“Berani juga terang-terangan mengganggu kakakku yang sedang berbadan dua, hm?!” raung Ernesto yang sudah tiba di dekat Javier.Sementara anak buahnya langsung mengamankan ketiga pengendara motor itu.“Tch! Kau tuan muda manja! Tidak akan lama bagi klan Cavallo yang agung untuk hancur di tanganmu! Ha! Ha! H—Argh!” Anak buah Cavallo yang menahannya langsung memelintir tangan si pengendara motor yang bicara kurang ajar pada Ernesto.Visha pun tak menyangka kalau sang adik menghadapi cemoohan seperti itu. Ia sebagai anggota inti keluarga Cavallo merasa tidak terima. Tanpa ia sadari kakinya sudah melangkah cepat ke arah si pengendara motor itu dan menendang perutnya dengan tenaga penuh.“Uargh!”“Astaga, Nana!” Javier segera menahan Visha untuk tidak lagi melayangkan tendangannya. Ia takut kalau gerakan be
“Tidak. Kuharap tidak perlu ada hal yang memaksa Papa pergi dari sisimu, Dante.” Javier tersenyum.Ia tidak terlalu yakin dengan naiknya Ernesto, kehidupannya akan lebih santai. Justru sebaliknya. Dan ia baru diberitahu oleh Damian, kalau ini adalah rencana Luca untuk menahannya agar tidak mundur dari klan.Sedikit banyak Javier menyadarinya, walau ia tak terlalu mengindahkan tebakannya itu.‘Yang terpenting saat ini, Tuan muda sudah naik menjadi pemimpin. Dan hal itu tidak bisa ditarik lagi. Aku setuju, Bos Luca kali ini ceroboh. Padahal ia bisa menanyakannya padaku,’ batin Javier.Tak disadari Javier, Dante sudah menghampiri sisi tempat tidur Visha dan berseru nyaring saat ia melihat rekaman kondisi kandungan Visha.“Lihat! Itu adik bayinya!”Mendengar teriakan Dante, Javier pun kembali sadar dari lamunannya. Ia segera berpindah supaya bisa ikut melihat rekaman kandungan sang istri.Dokter Dorothy pun terkekeh sambil menepuk-nepuk kepala Dante dengan pelan. “Yes! Kakak bisa lihat ya
“Sebelumnya, saya minta maaf, Bos. Kami—saya dan Madoka, tidak bermaksud menutupi keinginan Baltimore.” Javier memulai ceritanya.Ia sadar, dirinya berutang maaf pada Luca karena tidak melaporkan hal itu sejak awal. Seandainya ia melapor, jelas Luca akan lebih waspada terhadap keputusannya.Luca menghela napas panjang sebelum berkomentar dengan nada sedikit kecewa, “Aku tidak bisa tidak menyalahkanmu atas kejadian ini, Javier. Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mengubah masa lalu. Jadi, apa dia sudah menghubungimu?”Namun, Javier menggeleng. “Tidak, Bos. Baltimore tidak pernah menghubungi kami lagi. Hanya satu kali kesempatan itu, lalu kami menolak.”“Begitu. Makanya tidak ada yang mengira klan tua itu akan menyerang. Tch! Sudahlah. Yang terpenting Visha dan Dante tidak terluka. Kau harus perhatikan mental Dante, Jav. Di masa depan, dialah yang akan melanjutkan tongkat kepemimpinan Cavallo. Bagaimanapun, dia putra dari anak pertamaku.”Javier terkejut dengan perasaannya sendiri. I
“Uhm ....”Kerutan di dahi Visha terbentuk spontan kala ia mendengar suaminya—Javier, mengeluarkan suara aneh dari bibirnya.“Kau kenapa, Jav?” tanya Visha sambil menepuk pelan punggung tangan suaminya.Javier mengerjapkan netranya dan menggeleng. ‘Rasanya tak enak. Seperti ada bahaya mengint—“Prang!Spontan Javier beranjak dari kursi makannya menuju ke arah teras apartemen, di mana sumber suara terdengar.“Nana, bawa Dante masuk ke kamar!” seru Javier sebelum menghilang menuju teras bersama Madoka.Pintu kaca yang memisahkan ruang dalam dengan teras luar sudah hancur berkeping-keping. Namun, tidak ada tanda seseorang menembak atau melemparkan batu.“Sial! Siapa yang melakukan ini?!” raung Javier sambil mengikuti Madoka yang langsung memeriksa ke luar.Javier tetap berada di balkon, sementara Madoka mengecek sekitar dengan lincahnya.Setengah jam kemudian, Madoka kembali ke teras sambil menggelengkan kepalanya.“Kalau ini ulah sniper, tidak ada pelurunya. Batu pun tak ada, Javier. Ap
“Apa ada info lanjut dari serangan kemarin, Damian?”Luca yang tengah beristirahat di teras lantai 2 kediamannya itu pun meletakkan gelas berisi minuman keras di atas meja bulat.Tapi gelengan Damian membuatnya mengambil lagi gelas itu dan menenggak hingga habis.“Shadow mencoba menembus data mereka, tapi tidak berhasil, Tuan. Sepertinya mereka memiliki orang selevel dengan Shadow.” Damian menambahkan penjelasan mengenai usaha apa yang sudah mereka lakukan sejauh ini.“Ha! Generasi muda!” rutuk Luca yang terlihat kesal dan tak sabaran. Ia kemudian memerintahkan, “Segera cari tahu siapa mereka, Damian! Aku tak suka berlama-lama ada di titik buta!”“Baik, Tuan.”Sepeninggalan Damian, Luca pun langsung menghubungi seseorang. Ketika ponselnya sudah terhubung dengan orang itu, Luca langsung bicara tanpa menyapa, “Kau punya utang denganku. Aku minta kau melunasinya sekarang.”*** Sementara itu Visha yang berada di kantor hari ini pun cukup tidak fokus dengan pekerjaan
“Ha! Siapa sangka pelakunya muncul sendiri, hm? Apa yang kau mau, hingga menerobos kantorku seperti ini?!”Visha menantang mereka tanpa takut. Ia sepertinya lupa kalau dirinya tengah hamil. Namun ketakutan Visha memang tak muncul menghadapi pria yang mengaku bernama Gale tersebut.Entah apa yang terjadi. Mungkin saja, ini yang disebut bawaan bayi.Namun sikap Visha itu membuat Gale kembali tertawa seperti maniak. Melihat Visha yang tangguh benar-benar membuat Gale lupa akan tujuan awalnya.Ia jadi menginginkan wanita yang belum setahun menjadi istri sah Javier, untuk berada di sisinya. Memimpin klan miliknya.“Aaah ... bagaimana ini?” rengek Gale sambil menatap Visha dengan pandangan penuh hasrat. Langkahnya semakin mendekat ke arah Visha yang berdiri dekat meja kerja.Dipandang dengan cara demikian, Visha pun mulai berpikir untuk membentengi diri. Dia tidak bodoh, sehingga tidak tahu arti pandangan itu. Dengan cepat ia menarik laci mejanya dan mengambil senjata yang diberikan Javier
“Baik, Dok.” Javier pun beranjak dari kursinya setelah pamit pada dokter psikolog yang berdiskusi dengannya tadi.Ia mengikuti Dorothy menuju ke ruang kerja dokter itu, sementara Visha sedang dipindahkan dari UGD menuju ke kamar perawatan. Luca dan Dante bersama dengan sang istri saat ini.Hatinya tak karuan karena ia pernah melihat adegan seperti ini di salah satu drama televisi. Dokter akan memberitahu berita buruk dan—“Jav! Kau kenapa bengong?!” protes Dorothy kesal, karena merasa pria itu mengabaikan ucapannya barusan.Netra Javier mengerjap bingung. Ia sama sekali tidak mendengar apa saja yang sudah dikatakan oleh Dokter Dorothy sementara pikirannya malah melayang teringat cerita Madoka setelah pria cantik itu menonton sinetron.“Maaf ... aku tidak fokus.” Javier terkekeh sambil menggaruk kepala belakang yang tiba-tiba terasa gatal. Ia tidak mungkin mengatakan dengan jujur kalau ia tengah mengingat plot cerita sinetron yang pernah didengarnya itu.Dorothy pun hanya menghela napa